BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang. pentingnya pendidikan seperti pada ayat berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. ini, tentu memberikan pengaruh yang tidak sedikit terhadap segala aspek. bioskop, entah itu film anak, remaja atau dewasa.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. Islam telah memberikan dorongan agar manusia menuntut ilmu, itu

BAB I PENDAHULUAN. kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

BAB 1 PENDAHULUAN. globalisasi yang melanda dunia termasuk bangsa Indonesia. Lewat perubahan itu,

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sebagaimana hadist Rasulullah S.AW yang berbunyi: Artinya : Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju.pada Al-qur an surah ar-ra d ayat 11 Allah SWT berfirman:

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

Materi Halaqah Tarbawiyah Tamhidi TAFSIR SURAT AL-IKHLAS. Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah kemahiran memecahkan masalah yang merupakan. meningkatkan kemahiran pemecahan masalah matematika membuat siswa

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. logis, dan sikap kemandirian dalam diri peserta didik. Proses pendidikan,

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan anak yang lahir dalam keadaan fitrah atau suci :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan kehidupan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat. mengerti dan untuk dapat memecahkan suatu masalah.

PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis

BAB I PENDAHULUAN. awalnya tidak berkompeten akan menjadi manusia yang lebih berkompeten dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang dapat bersaing di zaman modern yang

Syarah Istighfar dan Taubat

PERBANDINGAN KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MUHAMMAD ABDUH DAN MUHAMMAD QUTHB SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM MODERN

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. secara eksak berbagai ide dan kesimpulan. 1 Matematika tidak lepas dari. sebagaimana yang ada dalam QS. Mujadilah ayat 11 :

BAB 1 PENDAHULUAN. rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di masa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya banyak orang beranggapan bahwa matematika itu pelajaran yang sangat sulit untuk dipelajari. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. 1 Ini dikarenakan matematika sangat diperlukan pada kehidupan sehari-hari dan untuk menghadapi kemajuan IPTEK, sehingga perlu dibekalkan kepada peserta didik sejak dini. Sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sekarang ini mendorong pada peningkatan mutu pendidikan. Karena dengan pendidikan dapat membantu mengentaskan manusia dari kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh pola yang digunakan dalam mengajar, karena pola yang digunakan dalam proses belajar mengajar dapat berpangaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Peningkatkan hasil belajar peserta didik merupakan salah satu tujuan pendidikan yang akan dicapai. Guru dan peserta didik adalah faktor dominan dalam kegiatan belajar mengajar, maka untuk mencapai tujuan pendidikan itu, peserta didik melakukan belajar sedangkan guru melaksanakan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran selalu dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mencapai standar kompetensi, kompetensi dasar dan penguasaan materi pembelajaran yang telah ditentukan. Secara garis besar kesulitan dimaksud dapat berupa kurangnya pengetahuan, kesulitan memahami materi pembelajaran, maupun kesulitan dalam mengerjakan tugastugas latihan dan menyelesaikan soal-soal ulangan. Secara khusus, kesulitan yang dijumpai peserta didik dapat berupa tidak dikuasainya kompetensi dasar mata pelajaran tertentu, misalnya operasi bilangan dalam matematika. 1 Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang: Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang, 2001), edisi revisi, hlm. 40. 1

2 Menghadapi peserta didik dengan berbagai pribadi dan beragam kesulitan belajar, menuntut guru untuk memilih metode yang tepat untuk menyampaikan materi sesuai dengan perbedaan kemampuan otak peserta didik dan berusaha keras didalam menjelaskan permasalahan dan menyajikan kata-kata dengan ungkapan yang jelas dan dapat dipahami sesuai dengan tingkatan para peserta didiknya, hal ini diterapkan oleh Rasulullah dalam mengajar para sahabat yang terdapat dalam hadis diantaranya yang diriwayatkan oleh al-bukhari di dalam shahihnya dari Ali bin Abi Thalib r.a dia berkata: 2 3 ح د ث وا الن اس بم ا ي ع ر ف ون أ تح ب و ن أ ن ي ك ذ ب الل ه و ر س ول ه Hendaklah berbicara kepada manusia sesuai dengan yang mereka ketahui; apakah kalian mau Allah dan Rasul-Nya didustakan? Guru adalah orang yang sangat berperan dalam mengatur alur skenario pembelajaran yang akan berlangsung di dalam kelas dengan berbagai kepribadian dan kemampuan peserta didik yang beraneka ragam, E. Mulyasa menjelaskan bahwa: 4 Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian informasi kepada peserta didik. Sesuai kemajuan dan tuntutan zaman, guru harus memiliki kemampuan untuk memahami peserta didik dengan berbagai keunikannya agar mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan belajar. Dalam pada itu, guru dituntut memahami berbagai model pembelajaran yang efektif agar dapat membimbing peserta didik dengan optimal. Dalam hal ini seorang guru dituntut untuk memiliki keahlian untuk tidak hanya sekedar memberikan materi saja, akan tetapi juga keahlian untuk menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan. Jabatan guru tidak bisa dikerjakan oleh sembarang orang tanpa memiliki keahlian sebagai seorang guru. Rasulullah SAW bersabda: 2 Sriyono, dkk., Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hlm. 45. 3 Imam Abi Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn al-maghirah Bardizbah al- Bukhari al-ja fi, Shahih al-bukhari, Beirut Libanon: Darul Kitab al-alamiah, 1992, hlm. 42 4 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional,( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008) Hal.21.

3 5 إ ذ ا و س د الا م ر إ لى غ ير أ ه ل ه ف ان ت ظ ر الس اع ة Suatu pekerjaan yang diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah suatu kehancuran Berdasarkan hal itu maka tugas guru bukanlah memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi yang memotivasi anak untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri. Di lain pihak umumnya jumlah peserta didik pada suatu kelas terlalu besar, kurangnya alat pelajaran dan peserta didik perlu mendapat kesempatan untuk bekerja dalam kelompok, serta memperoleh umpan balik padahal waktu guru terbatas. Seorang guru yang baik dapat menciptakan iklim belajar dan mengajar yang sehat dan menyenangkan kelasnya sehingga bisa memberikan dorongan kepada para peserta didik agar mempunyai motivasi yang tinggi, dan memberikan dorongan yang positif. Karenanya guru harus mengetahui modelmodel pembelajaran sebagai bagian dalam perencanaan mengajarnya, agar siswa dapat memahami yang berikan oleh gurunya secara seksama Salah satu model pembelajaran yang masih berlaku dan sangat banyak digunakan oleh guru adalah model pembelajaran konvensional. Memang, model pembelajaran kovensional ini tidak serta merta kita tinggal, dan guru mesti melakukan model konvensional pada setiap pertemuan, setidak-tidak pada awal proses pembelajaran di lakukan. Atau awal pertama kita memberikan kepada peserta didik sebelum kita menggunakan model pembelajaran yang akan kita gunakan. Menurut Djamarah metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran. 6 Dalam pembelajaran sejarah metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. 5 Imam Abi Abdillah Muhammad, op.cit., hlm. 26 6 Isdjoni, Pembelajaran Konvensional, http://xpresiriau.com/teroka/artikel-tulisanpendidikan/pembelajaran-konvensional/, diakses 19 September 2009.

4 Model ini sebenarnya sudah tidak layak lagi kita gunakan sepenuhnya dalam suatu proses pengajaran, dan perlu diubah, karena pembelajaran yang dilakukan kurang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi peserta didik untuk aktif mengkonstruksi pengetahuannya. Tapi untuk mengubah model pembelajaran ini sangat susah bagi guru, karena guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan menggunakan model pembelajaran Salah satu model pembelajaran yang dimungkinkan mampu mengantisipasi kelemahan model pembelajaran konvensional adalah dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil. Pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran diharapkan dapat membantu peserta didik di dalam memahami materi pelajaran. Penyampaian materi dalam model pembelajaran tutor sebaya ini dilakukan oleh peserta didik dengan menggunakan bahasanya sendiri, sehingga peserta didik akan lebih mudah untuk menerima pelajaran dan juga tidak merasa takut untuk bertanya hal-hal yang kurang dimengerti. Pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil merupakan model pembelajaran dimana peserta didik yang bertindak sebagai guru, tetapi sebelumnya peserta didik sudah berdiskusi tentang materi yang akan disampaikan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM KELOMPOK KECIL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA POKOK BAHASAN FUNGSI KUADRAT B. Penegasan Istilah Pembahasan tentang penegasan istilah ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman terhadap arti dari judul yang digunakan, sehingga pengertiannya menjadi lebih jelas. Beberapa istilah dan pembatasan masalahnya adalah sebagai berikut:

5 1. Efektifitas berasal dari kata efektif yang berarti efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya). 7 Efektivitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai. 2. Model Pembelajaran adalah suatu pembelajaran yang mengimplementasikan suatu strategi, pendekatan, metode dan atau teknik tertentu dengan segala kelengkapannya. 8 Model Pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien. 9 3. Tutor Sebaya yang dimaksud adalah seorang teman atau beberapa peserta didik yang ditugaskan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Tutor Sebaya diambil dari peserta didik yang prestasi belajarnya lebih baik. 10 4. Kelompok kecil yang dimaksud adalah kumpulan peserta didik yang hanya terdiri dari 3-5 orang peserta didik 11 yang dibentuk untuk menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan Fungsi Kuadrat secara gotong royong. 5. Hasil belajar merupakan objek evaluasi dari proses belajar. Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dari dari proses mengajar guru dan belajar peserta didik. 12 7 W.J.S. Poerdarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), Cet. 3, hlm. 311. 8 Isti Hidayah dan H. Suhito, Modul matematika TOT, Pembentukan dan pemanfaatan media pembelajaran MIPA Bagi guru pamong KKG provinsi Jateng, MDC Kanwil Depag Jateng dan LAPIS, 2007, hlm. 12. 9 Amin Suyitno, Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah, Makalah Bahan Pelatihan bagi Guru-guru Pelajaran Matmatika SMP se Jawa Tengah, (Semarang: FMIPA Jurusan Matematika UNNES, 2006), hlm. 1, t.d. 10 Tim MKPBBN Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung, JICA-UPI, 2001), hlm. 234. 11 Sriyono, op.cit., hlm. 98. 12 Cathariana Tri Anni, dkk., Psikologi Belajar, (Semarang: Universitas Negeri Semarang Press, 2006), hlm. 5.

6 6. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. 13 7. Materi Pokok Fungsi Kuadrat adalah salah satu materi pokok matematika yang diajarkan di kelas X semester I yang dijadikan bahan penelitian. C. Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian dan pokok-pokok pemikiran tersebut di atas, maka permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil dengan model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan fungsi kuadrat? 2. Lebih baik manakah hasil belajar model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil dengan model pembelajaran konvensional? D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru a. Adanya inovasi model pembelajaran matematika dari penelitian pada guru yang menitikberatkan penerapan model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil. b. Dengan adanya penelitian ini maka diperoleh pengalaman mengajar matematika dengan model pembelajaran yang baik. c. Diharapkan guru tidak takut lagi untuk menerapkan model-model pembelajaran 2. Bagi Peserta Didik a. Dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil diharapkan adanya saling membantu sesama teman dalam belajar. 13 Tim Redaksi Nuansa Aulia, Himpunan Perundang-undangan Republik Indonesia tentang Guru dan Dosen, (Bandung: Nuansa Aulia, 2006), hlm. 98.

7 b. Mampu memberikan sikap positif terhadap mata pelajaran matematika. 3. Bagi Sekolah a. Diperoleh panduan inovatif model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil yang diharapkan dapat dipakai untuk kelas-kelas lainnya di MAN Semarang 1. b. Diharapkan dapat meningkatkan kualitas akademik peserta didik khususnya pada pelajaran matematika c. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan berharga bagi sekolah dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran Matematika yang lebih efektif 4. Bagi Peneliti a. Mendapat pengalaman langsung pelaksanaan pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil untuk mata pelajaran matematika di MAN Semarang 1, sekaligus sebagai contoh yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan di lapangan. b. Sebagai bekal peneliti sebagai calon guru matematika agar siap melaksanakan tugas di lapangan