III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 sampai Januari 2017 bertempat

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

III. METODE PENELITIAN. Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

METODE. Materi. Rancangan

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016.

BAB III METODE PENELITIAN

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

III. BAHAN DAN METODE

Bab III Bahan dan Metode

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. laboraturium Nutrisi Peternakan, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE I II III BKK1 U1 U2 U3 BKH2 U1 U2 U3 BKK3 U1 U2 U3 BKH4 U1 U2 U3 BKK5 U1 U2 U3 BKH6 U1 U2 U3 BKHKK7 U1 U2 U3 BKHKK8 U1 U2 U3

I. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi. 2.1 Uji Kadar Air 35

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI A.

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang pada bulan April 2015-Agustus 2015.

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Produksi Kelanting MT,

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu. 3.2 Bahan dan Alat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan

III BAHAN DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

METODE. Bahan dan Alat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

BAB III METODE PENELITIAN. pertama terdiri dari jenis pati bahan edible coating dan faktor kedua terdiri

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen di Bidang Teknologi Pangan

III. METODOLOGI PENELITIAN

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

METODE. Waktu dan Tempat

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai Aplikasi Asap Cair dalam Pembuatan Fillet Belut

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 sampai Januari 2017 bertempat di Laboratorium dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Peternakan dan Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan analitik merk pioneer ohaus, blender merk panasonic, oven, pisau, panci, loyang, spatula, cetakan kue wingko, sendok, kompor, baskom, telenan, kuas, parutan kelapa, saringan santan, tanur (Vurnace 48000), cawan porselen, alat titrasi, seperangkat alat destilasi, mortal-martil, tabung reaksi, labu ukur, baskom, kuas, pipet, desikator merk glaswek wertheim 6132, gelas ukur, pendingin balik, soxhlet, lemari asam, labu kjedhal, lemari asam, hot plate merk Dolan US, water batch merk Digital Tesmotat, pipet hisap, Soxhlet, labu kjedhal, erlenmeyer, colourider, alat Scanning Electron Microscopy (SEM), pnetrometer yang diperoleh dari laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. 3.2.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam pembuatan kue wingko ini adalah rumput laut jenis Eucheuma cottonii yang diperoleh dari pasar Paciran, Kab. Lamongan, Jambu biji merah dengan tingkat kematangan cukup (tidak terlalu matang,tidak terlalu mentah, yang dapat dilihat dari tingkat keempukan buah, warna kulit buah yang kekuning-kuningan serta bau wangi), tepung ketan merk rosebrand, kelapa 21

22 parut, gula pasir merk gulaku, garam dapur merk cap S, vanilli bubuk merk kapal layar, margarin merk blue band, yang diperoleh dari Pasar Merjosari, Kabupaten Malang, aquades, H2SO4 pekat, NaOH, katalisator, larutan iodium, asam borat, amilum 1%, HCl 0,02 N, NaOH 50%, petroleum benzene, kertas saring, K2SO4 10%, Ph universal, yang diperoleh dari Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang disusun menjadi 2 faktor. Faktor 1 yaitu komposisi bubur rumput laut dengan persentase 10%, 15%, dan 20%, sedangkan faktor 2 yaitu penambahan puree jambu biji merah dengan konsentrasi 10%, 15% dan 20%. Setiap sampel dilakukan pengulangan tiga kali sehingga total sampel 27. Secara rinci pelaksanaan penelitian sebagai berikut : Faktor I : Konsentrasi substitusi bubur rumput laut pada pembuatan kue wingko (A) A1 = 10% A2 = 15% A3 = 20% Faktor II : Konsentrasi substitusi puree jambu biji merah pada pembuatan kue wingko (B) B1 = 10% B2 = 15% B3 = 20%

23 Tabel 10. Kombinasi perlakuan penambahan bubur rumput laut dan penambahan puree jambu biji merah Konsentrasi Bubur Konsentrasi Puree Jambu Biji Merah Rumput Laut B1 B2 B3 A1 A1B1 A1B2 A1B3 A2 A2B1 A2B2 A2B3 A3 A3B1 A3B2 A3B3 Keterangan rancangan : A1B1 = Bubur rumput laut 10% : Puree jambu biji merah 10% + Bahan baku 80% A1B2 = Bubur rumput laut 10% : Puree jambu biji merah 15% + Bahan baku 75% A1B3 = Bubur rumput laut 10% : Puree jambu biji merah 20% + Bahan baku 70% A2B1 = Bubur rumput laut 15% : Puree jambu biji merah 10% + Bahan baku 75% A2B2 = Bubur rumput laut 15% : Puree jambu biji merah 15% + Bahan baku 70% A2B3 = Bubur rumput laut 15% : Puree jambu biji merah 20% + Bahan baku 65% A3B1 = Bubur rumput laut 20% : Puree jambu biji merah 10% + Bahan baku 70% A3B2 = Bubur rumput laut 20% : Puree jambu biji merah 15% + Bahan baku 65% A3B3 = Bubur rumput laut 20% : Puree jambu biji merah 20% + Bahan baku 60% 3.4 Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penelitian 3.4.1 Pembuatan Bubur Rumput Laut Pada proses pembuatan bubur rumput laut, yang pertama dilakukan adalah mencuci rumput laut segar hingga bersih. Rumput laut yang telah bersih kemudian dimasukkan dalam baskom yang terisi air hingga terendam semua bagian rumput laut. Proses perendaman dilakukan selama 36 jam yang bertujuan mendapatkan tekstur rumput laut yang lebih lunak untuk mempermudah dalam proses penghalusan. Rumput laut yang sudah direndam kemudian dibilas dengan air bersih. Rumput laut yang sudah dibilas kemudian ditiriskan untuk mengurangi sisa air pada pembilasan, setelah itu rumput laut dipotong kecil-kecil dan dimasukkan

24 ke dalam blender. Rumput laut kemudian dihaluskan dengan blender selama 5-6 menit (sambil diaduk) hingga rumput laut menjadi bubur. Bubur rumput laut harus dipastikan benar-benar halus agar mempermudah saat proses pengulenan dan membuat adonan menjadi halus. 3.4.2 Pembuatan Puree Jambu Biji Merah Pembuatan puree jambu biji merah diawali dengan menyortasi jambu biji merah berdasarkan tingkat kematangan yang sama. Setelah itu, buuah dicuci, dikupas dan dipotong kecil agar memudahkan saat penghancuran dengan blender. Setelah hancur, bubur jambu biji kemudian disaring untuk memisahkan bijinya. 3.4.3 Pembuatan Kue Wingko a. Tahap persiapan bahan : Bahan yang digunakan dalam pembuatan kue wingko antara lain : 1. Bahan baku kue wingko yaitu tepung ketan dan kelapa parut dengan perbandingan 1:1 disubstitusi dengan bubur rumput laut dan puree jambu biji merah dengan konsentrasi yang berbeda. Tabel 11. Proporsi Bahan Baku Kue Wingko Perlakuan Tepung Ketan (gram) Kelapa Parut (gram) A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 A3B1 A3B2 A3B3 30 27,5 25 27,5 25 22,5 25 22,5 20 30 27,5 25 27,5 25 22,5 25 22,5 20 2. Gula 19,9 gram 3. Garam 0,05 gram 4. Vanili bubuk 0,05 gram

25 Tabel 12. Proporsi Substitusi Bubur Rumput Laut dan Puree Jambu Biji Merah Perlakuan (%) Konsentrasi (gram) A1 (10%) 10 gram A2 (15%) 15 gram A3 (20%) 20 gram B1 (10%) 10 gram B2 (15%) 15 gram B3 (20%) 20 gram b. Pembuatan adonan Adonan yang sudah dicampur kemudian diaduk hingga homogen, kemudian diamkan adonan selama ±15menit. Selanjutnya adonan dituangkan lalu diratakan pada cetakan wingko yang sudah diolesi margarin diatas kompor dengan suhu ±100 C selama ±15 menit sambil dibalik-balik untuk mendapatkan produk wingko yang baik. 3.5 Parameter Pengamatan Parameter pengamatan yang akan dilakukan terdiri dari 3 jenis, yaitu Analisa fisik meliputi Intensitas warna, penetrometer, dan Scanning Electron Microscopy (SEM); analisa kimia meliputi kadar air, kadar protein, kadar abu, kadar lemak, kadar karbohidrat, kadar serat pangan, kadar vitamin C dan analisa organoleptik. 3.5.1 Analisa Fisik 3.5.1.1. Uji warna atau kecerahan menggunakan colour reader (Yuwono dan Susanto, 2001) Alat colour reader dinyalakan lalu melapisi bahan atau bakso yang akan diukur warnanya dengan plastik bening. Ditekan tombol pengukur pada colour reader maka akan keluar warna yang terukur 3.5.1.2. Uji tekstur menggunakan penetrometer (Sudarmadji dkk., 1997). Sampel kue wingko dipotong dengan bentuk kubus dengan ukuran yang sama 3x3 cm. Kemudian, posisi jarum penetrometer ditempatkan pada angka nol dan

26 mengatur posisi jarum dengan bahan, usahakan jarum tidak menusuk bahan tapi hanya menyentuh bahan. Beban yang digunakan (100 gram) dan tekan sekrup penahan jarum dengan waktu 3 detik maka jarum akan menusuk bahan. Dilihat angka yang ditunjukan skala. Diulang tiga kali dengan sisi yang berbeda. Dihitung hasil dengan dikalikan hasil rata-rata dengan skala 1/10. 3.5.2 Analisa Kimiawi Analisa kimiawi terdiri dari analisa vitamin C, analisa kadar air, analisa kadar abu, analisa kadar protein, analisa karbohidrat, analisa kadar lemak, dan analisa kadar serat kasar 3.5.2.1. Analisa Vitamin C (Soedarmadji dkk., 1997) Sampel kue wingko dipotong menjadi bentuk kecil dan dihaluskan, kemudian ditimbang masing-masing sebanyak 10 gram ke dalam labu ukur takar 100 ml. Selanjutnya sampel tersebut diencerkan dengan aquades hingga mencapai 100 ml. Setelah diencerkan, sampel disaring dengan kertas saring untuk memisahkan filtratnya, Lalu filtrat diambil sebanyak 20 ml untuk dititrasi. Sebelum dititrasi, ditambahkan 2 ml larutan amilum 1%. Kemudian dititrasi menggunakan larutan Iod 0,1 N hingga larutan menjadi berwarna biru muda Perhitungan : Berat Vitamin C = ml Titrasi *0,88 = mg asam askorbat Vitamin C per 10 g berat basah = berat vitamin C *5 Vitamin C per 100 g berat basah = vitamin C per 10 g berat basah *10 3.5.2.2. Analisa Kadar Air (Soedarmadji dkk., 1997) Sampel kue wingko dipotong-potong menjadi bentuk yang kecil, dihaluskan, ditimbang masing-masing sebanyak dua gram dalam cawan porselin yang telah

27 diketahui berat konstannya. Kemudian sampel dimasukkan dalam oven pada suhu 100-105 C selama 3-5 jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang sampai beratnya konstan. Pengurangan berat merupakan banyaknya air dalam bahan. Perhitungan : Berat sampel (g) = W1 Berat sampel setelah dikeringkan (g) = W2 Berat air yang hilang (g) = W3 Kadar air (wet basis) = x 100% 3.5.2.3. Analisa Kadar Abu (Soedarmadji dkk., 1997) Cawan perselin kosong diabukan dalam tanur pada suhu 550 C selama 1 jam, setelah dingin dimasukkan dalam oven pada suhu 100-105 C selama 1 jam dan ditimbang. Sampel dari hasil kadar air dihaluskan, lalu ditimbang masing-masing sebanyak 2 gram dalam cawan porselin yang telah diabukan. Kemudian sampel dimasukkan dalam tanur pada suhu 550 C selama 3-5 jam sampai terbentuk abu berwarna keputih-putihan, lalu didinginkan dalam oven dan dimasukkan dalam desikator lalu ditimbang sampai berat konstan. Perhitungan: Kadar abu = ( ) ( ) x100% 3.5.2.4. Analisa Protein (Soedarmadji dkk., 1997) Sampel dari hasil kadar air dihaluskan lalu ditimbang masing-masing sebanyak 0,25 gram dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. Kemudian ditambahkan 7,5gr K2SO4, 0,35gr HgO, dan 15 ml H2SO4 pekat serta batu didih ke dalam labu Kjeldahl dan dipanaskan selama 3-4 jam sampai diperoleh larutan jernih. Setelah

28 itu labu berisi larutan jernih (dekstruat) didinginkan dan kemudian dipindahkan dalam labu destilasi sambil dibilas dengan 100 ml aquades dingin. Selanjutnya, ke dalam labu destilasi ditambahkan 15 ml Na2S2O3 4%, 50 ml NaOH 50% dingin, dan 0,2 g Zn. Disiapkan erlenmeyer penampung destilat berisi 50 ml HCL 0,1 N yang ditetesi dengan indikator MM dan diletakkan dibawah kondensor dengan ujung kondensor terendam dan didestilasi ± 1 jam sampai dihasilkan ± 75 ml destilat. Destilat kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 sampai titik akhir titrasi berwarna kuning. Prosedur yang sama dilakukan juga untuk blanko. Perhitungan : % N = ml NaOH (blanko-sampel) x N NaOH x 14,008 x 100% Berat sampel % Protein = % N x faktor konversi 3.5.2.5. Analisa Lemak (Metode Soxhlet) (Soedarmadji dkk., 1997) Sampel dari hasil kadar air dihaluskan lalu ditimbang masing-masing sebanyak 2 gram, lalu dibungkus dengan kertas saring yang telah diketahui beratnya. Sampel dimasukkan dalam labu soxhlet ditambah dengan pelarut eter sampai 1/3 bagian labu lalu diekstraksi selama 4 jam. Lalu sampel dimasukkan dalam ove, didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang sampai berat konstan. Perhitungan : Berat lemak = berat awal berat akhir % lemak = ( ) ( ) x 100%

29 3.5.2.6. Analisa Serat Pangan (Soedarmadji dkk., 1997) Sampel-sampel yang telah diekstrak lemaknya, dimasukkan ke dalam erlenmeyer ditambah dengan anti buih serta batu didih. Kemudia ditambahkan H2SO4 0,25 N sebanyak 200 ml dan didihkan selama 30 menit. Residu yang terbentuk disaring dan dicuci dengan aquades panas. Residu yang terbentuk pada kertas saring dimasukkan dalam erlenmeyer dengan ditambahkan NaOH 0,25 N sebanyak 200 ml dan dididihkan kembali selama 30 menit. Setelah itu residu disaring dengan kertas saring yang telah diketahui beratnya.residu selanjutnya dicuci dengan K2SO4 10% dan alkohol 95%. Kertas saring yang berisi residu dikeringkan dalam oven lalu didinginkan dan ditimbang sampai beratnya konstan. Perhitungan : Berat residu = berat serat kasar % serat kasar = x 100% 3.5.2.7. Analisa Karbohidrat (Nielsen, 1998) Carbohydrate by Difference = 100% - (%air + %abu + %lemak + %protein) 3.5.3 Analisa Organoleptik Analisa organoleptik kue wingko meliputi parameter indrawi secara keseluruhan yaitu aroma, rasa, warna, tekstur, serta keseluruhan dari seluruh parameter tersebut berdasarkan tingkat kesukan (Kartika et al, 1988). Cara menyajikan sampel adalah 3 produk kue wingko dengan berbagai tingkat substitusi bubur rumput laut dan puree jambu biji merah yang telah diberi kode, ditampilkan secara serentak, dalam jumlah yang cukup. Selanjutnya panelis menulis urutan

30 ranking produk berdasarkan tingkat kesukaan pada lembar kuesioner yang telah disediakan. Jumlah skala yang digunakan kepada panelis terdiri dari 4 skala yaitu : 1. Sangat tidak suka 2. Tidak suka 3. Suka 4. Sangat suka 3.6 Analisis Data Data pengamatan analisa fisik kimia dan uji organoleptik menggunakan analisis sidik ragam atau Analysis of Varience (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan. Hasil analisa statistik jika memberikan pengaruh akan dilakukan uji Duncan s Multiple Range Test (DMRT) 5%.

31 3.7 Diagram Alir 3.7.1 Proses pembuatan bubur rumput laut Rumput laut kering Air Bersih Pencucian Air kotor Air Bersih Perendaman selama 36 jam Air kotor Air Bersih Pencucian Air kotor Pengecilan ukuran Keterangan : Penghancuran Bubur rumput laut Parameter Analisa : - Kadar Air - Kadar Abu - Kadar Protein - Kadar Lemak - Kadar Serat Pangan = Bahan baku dan hasil produk = Parameter analisa = Proses pembuatan Gambar 5. Diagram alir pembuatan bubur rumput laut (Modifikasi Chaidir, 2007)

32 3.7.2 Proses pembuatan puree jambu biji merah Jambu biji merah Pensortasian Air Bersih Pencucian Air Kotor Pengupasan (kulit buah) Pengecilan ukuran Penghancuran Parameter Analisa : - Kadar Air - Kadar Abu - Kadar Protein - Kadar Vit.C - Kadar Serat Pangan - Kadar Lemak - Intensitas Warna Penyaringan Puree Jambu Biji Merah Keterangan : = Bahan baku dan hasil produk = Parameter analisa = Proses pembuatan Gambar 6. Diagram alir pembuatan puree jambu biji merah (Modifikasi Nasikhudin, 2011)

33 3.7.3 Proses pembuatan kue wingko Tepung Ketan Kelapa parut, Gula pasir, Garam, Vanili bubuk. Pencampuran (I) Pencampuran (II) Bubur rumput laut, puree jambu biji merah Pendiaman (suhu 27 C, ±15 menit) Analisa Kimia : Kadar Air, kadar abu, kadar vitamin C, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, kadar serat Pangan Analisa Fisik : Analisa tekstur, intensitas warna, mikrostruktur Analisa Organoleptik : Rasa, aroma, warna, tekstur Pencetakan Pemanggangan (suhu 100 C, ±15 menit) Kue Wingko Keterangan : = Bahan baku dan hasil produk = Parameter analisa = Proses pembuatan Gambar 7. Diagram alir pembuatan kue wingko (Modifikasi Purwanti, 2003)

34