BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, manusia dituntut untuk menjadi lebih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. misalnya sebagai lauk pauk, hal ini karena rasanya yang enak dan memiliki nilai. pangan juga tidak jauh berbeda (Hadiwiyoto, 1993).

PENDAHULUAN. Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah umum yang biasa ditemui dalam peggunaan hasil protein

I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi suatu produk

I. PENDAHULUAN. saji kaya protein yang bersumber dari bahan pangan hewani, memengaruhi

lain-lain) perlu dilakukan (Suryuna, 2003).

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. kandungan protein yang tinggi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

I. PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Kekayaan dan keragaman sumber daya laut tersebut telah

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pemenuhan nilai gizi

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. lemak dan kolesterol tinggi (Astiti dkk., 2008). Bahan pangan hewani sebagai

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

I. PENDAHULUAN. minuman (Saparinto dan Hidayati, 2006). banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah sosis. Data survei independen yang

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan sebagian kecil masyarakat (Chasanah dkk., 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

I PENDAHULUAN. nugget yang relatif mahal. Oleh karena itu dibutuhkan alternatif nugget yang

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

I PENDAHULUAN. udang kerang/tiram, kepiting, tripang, cumi-cumi, rumput laut dan lain sebagainya.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

I. PENDAHULUAN. keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh manusia dan termasuk salah satu bahan pangan yang sangat

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi dari suatu makanan yang

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

I. PENDAHULUAN. hewani. Selain sebagai komoditi ekspor, ikan juga banyak dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

I. PENDAHULUAN. hidupnya dapat dibagi menjadi ikan air tawar dan ikan air laut. Disamping

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

kerusakan, dan dapat menurunkan kualitas dari buah-buahan.

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

penyakit kardiovaskuler (Santoso, 2011).

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola

EFEK PEMBERIAN AIR PERASAN WORTEL (Daucus carota L) UNTUK MEMPERTAHANKAN KADAR VITAMIN A DALAM PENGASINAN TELUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia, kebutuhan akan protein hewani

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi

I PEDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. food menurut Food and Agriculture Organization didefinisikan sebagai makanan

%, laktosa 4,80 % dan mineral 0,65 % (Muchtadi dkk., 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan. penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1.

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

I. PENDAHULUAN. tengah masyarakat harus segera diatasi. Maraknya penggunaan daging babi yang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai wilayah di Indonesia memiliki lahan pertanian yang dapat ditanami

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5)

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

PENDAHULUAN. ekonomi yang masih lemah tersebut tidak terlalu memikirkan akan kebutuhan

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG WORTEL PADA PEMBUATAN BISKUIT DITINJAU DARI KADAR β-karoten, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan palawija sumber karbohidrat yang memegang peranan penting kedua setelah beras.

PEMBUATAM BAKSO DAN SOSlS DARI BAHAN DASAR DAGIMG IKAN EUEUT HASlL PEMASAKAN EKSTRUSI SERTA EVALUASI MUTUMYA

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas,

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. Perikanan untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dan menghadapi. nasional (Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di

ANALISIS ORGANOLEPTIK PADA HASIL OLAHAN SOSIS IKAN AIR LAUT DAN AIR TAWAR

I. PENDAHULUAN. dan bumbu-bumbu yang dibentuk bulat seperti kelereng dengan bera gram

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, manusia dituntut untuk menjadi lebih praktis dan lebih efisien dalam menjalankan kehidupannya. Salah satu akibatnya adalah terjadinya perubahan pola konsumsi pangan. Perubahan gaya konsumsi menjadikan makanan siap masak (ready to cook) dan siap makan (ready to eat) menjadi alternatif pilihan masyarakat. Konsumsi fast food mulai menjadi kebiasaan di masyarakat karena jenis makanan tersebut mudah diperoleh dan dapat disajikan (instans) dengan cepat (Suwoyo, 2006). Salah satu produk fast food adalah produk olahan daging, termasuk daging ayam berbentuk nugget. Nugget merupakan salah satu produk pangan cepat saji yang saat ini dikenal baik oleh masyarakat. Nugget, seperti juga sosis, burger, dan corned, telah menjadi salah satu pilihan masyarakat sebagai produk pangan yang praktis. Produk nugget yang ada di pasaran biasanya berupa nugget ayam, nugget daging sapi, dan nugget ikan. Saat ini nugget ayam adalah salah satu produk unggas yang cukup populer (Fatimah, 2006). Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang gizi dan kesehatan mendorong masyarakat untuk hidup lebih sehat dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan mempunyai efek menyehatkan. Kondisi ini harus disadari dan segera direspon oleh produsen, tidak terkecuali oleh industri chicken nugget. Salah satu upaya untuk memenuhi keinginan konsumen adalah upaya pengembangan produk baru dan inovasi teknologi (Suwoyo, 2006). 1

2 Nugget didefinisikan sebagai produk olahan daging yang dicetak, dimasak dan dibekukan, dibuat dari campuran daging giling yang diberi bahan pelapis dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan (BSN, 2002). Daging yang digunakan biasanya merupakan keseluruhan otot pada bagian tertentu dari ayam (Owens, 2001). Oleh karena itu dalam Standar Nasional Indonesia 01-6683 kandungan gizi nuggetadalah kadar air maksimum 60%, kadar protein minimum 12%, kadar lemak maksimum 20% dan kadar karbohidrat maksimum 25% (BSN, 2002). Pengolahan nugget biasanya ditambahkan bahan penstabil dan pengemulsi. Saat ini masih banyak ditemukan bahan kimia sebagai bahan penstabil dan pengemulsi. Penggunaan bahan kimia sintesis dalam produksi makanan sudah dibatasi, salah satunya yaitu penggunaan Sodium Tri Poli Phosfat (STPP). Jumlah penggunaan STPP menurut SNI 01-0222-1995 adalah 0,3% dari berat daging yang digunakan. Menurut Sitiandaon (2007) penggunaan STPP sekitar 0,5% dapat menurunkan rasa dalam produk, menurunkan warna dalam diameter produk yang kecil dengan rata-rata pemasakan yang cepat dan menghasilkan tekstur alami dalam produk tanpa lemak. Oleh karena itu, perlu adanya alternatif pengganti bahan kimia sintesis yaitu dari bahan alami salah satu bahan tambahan makanan alami yang fungsinya hampir sama dengan STPP yaitu tepung maizena dan serbuk agar-agar. Penggunaan tepung maizena biasanya digunakan sebagai bahan pengental atau penstabil pada berbagai makanan. Nugget merupakan adonan yang memerlukan suatu bahan pengisi (filler) yang sekaligus berfungsi sebagai emulsifier untuk menjaga adonan agar tetap stabil. Salah satu bahan panganyang

3 dapat digunakan sebagai pengisi adalah tepung maizena (Suwoyo, 2006). Dengan alasan tersebut di dalam penelitian ini tepung maizena digunakan sebagai salah satu sumber serat pangan terutama serat pangan yang larut air Penggunaan serbuk agar sebagai alternatif bahan penstabil dan pengemulsi ini cukup aman bagi kesehatan dan juga bermanfaat bagi tubuh. Serbuk agar-agar merupakan hasil pengolahan rumput laut jenis Rhodophyceae yang di proses mulai dari pencuciandan perendaman sampai menjadi tepung atau serbuk agaragar. Serbuk agar-agar dapat diperoleh dari alga merah salah satu jenisnya adalah dari genus Glacilaria, Gelidium, dan Gymnocongrus. Serbuk agar-agar merupakan pembentuk gel yang paling kuat (Atun, 1996). Penambahan serbuk agar-agar ini diharapkan dapat menghasilkan nugget dengan tekstur yang lembut dan tidak mudah rusak. Serbuk agar-agar merupakan pembentuk gel paling kuat sehingga sehingga dapat mencegah denaturasi. Selain itu, menurut Deman (1997) pada larutan netral serbuk agar-agar dapat bercampur dengan protein dan polisakarida yang lain. Larutan yang digunakan dalam pembuatan nugget ikan tuna adalah susu sterilisasi yang mempunyai ph 6-7 atau bersifat netral sehingga serbuk agar-agar dapat bercampur dengan bahan. Perkembangan ilmu pangan dan gizi menunjukkan bahwasayur-sayuran mengandung komponen zat gizi dan non-gizi yang sangat berguna bagi kesehatan. Salah satunya adalah serat pangan (dietary fiber). Serat pangan merupakan salah satu komponen yang sering digunakan dalam komposisi diet sehari-hari. Serat memiliki fungsi mencegah terjadinya beberapa penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan, kardiovaskuler dan diabetes. Serat pangan dapat

4 diperoleh melalui konsumsibahan-bahan pangan yang kaya serat serta melalui penambahan serat pada produk makanan olahan (Muchtadi dan Anjarsari, 1996). Wortel (Daucus carota L.) terkenal sebagai sayuran sumber provitamin A karenakandungan β-karotennya yang tinggi. Selain kandungan vitamin dan mineralnya, wortel juga merupakan sumber serat yang baik. Menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1995) adapun kandungan wortel per 100 gram yaitu protein 1,00g lemak 0,60g dan air 89,90g. Ada beberapa alasan mengapa wortel dipilih sebagai bahan yang ditambahkan pada nugget tuna-wortel.salah satunya adalah wortel merupakan tumbuhan yang sudah popular. Produk hortikultura ini telah dikenal oleh masyarakat luas karena kandungan gizinya. Wortel terkenal sebagai sayuran sumber provitamin A karenakandungan β-karotennya yang tinggi. Kondisi ini diharapkan dapat memudahkan perusahaan dalam memasarkan produk nugget sayur. Tuna (Thunnus obesus) merupakan bahan pangan yang mudah mengalami kerusakan dan penampakan eksternal tuna merupakan pertimbangan penting untuk menentukan nilai jual, sehingga penanganan tuna harus dilakukan dengan hati-hati, cepat, dan digunakan suhu rendah segera setelah penangkapan. Selain itu, penanganan yang baik dapat meningkatkan umur simpan dan mempertahankan kesegaran tuna. Menurut Susanto (2009), ikan tuna mengandung antara lain protein 20,6% gram, dan 9,4 % lemak. Sedangkan menurut Dinas Peternakan Provinsi Lampung (2002) daging ayam mengandung protein 18,2% lemak 25,0% per gram.

5 Penggunaan ikan tuna sebagai bahan dasar penggunaan nugget diharapkan dapat menambah kualitas nugget ikan di pasaran. Ikan tuna digunakan sebagai produk olahan nugget karena kebutuhan olahan nugget semakin meningkat dan produk ini disukai segala usia, bukan hanya anak-anak bahkan orang dewasa juga menyukainya. Dengan adanya nugget ikan tuna wortel ini diharapkan kebutuhan gizi akan meningkat. Pembuatan nugget ikan tuna secara umum teknologi prosesnya sama dengan pembuatan nugget daging atau ikan lainnya. Daging yang digunakan sebelumnya harus digiling, sehingga memudahkan untuk dibentuk pada tahapan berikutnya, sehingga diharapkan dengan mudah dapat diaplikasikan di masyarakat. Namun demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan perbedaan bahan baku yaitu komposisi bahan baku dan karakteristiknya yang dapat mempengaruhi proses kualitas nugget ikan tuna. Perbedaan komposisi bahan yang utama dari daging ayam dan ikan tuna adalah perbedaan kandungan air, serat dan protein. Penggunaan ikan tuna sebagai bahan dasar pembuatan nugget, diharapkan dapat menambah nilai gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dimana kandungan protein pada ikan tuna lebih tinggi dan rendah lemak bila dibandingkan dengan ayam. Selain itu, ikan tuna mempunyai harga yang relatif lebih ekonomis bila dibandingkan dengan ayam. Namun belum diketahui kandungan gizi pada nugget ikan tuna yang diberi tepung maizena dan serbuk agar-agar itu sendiri. Menurut hasil uji pendahuluan untuk menentukan persentase tepung maizena dan serbuk agar-agar ditambahkan dengan wortel dalam pembuatan nugget ikan tuna didapatkan hasil yang banyak disukai panelis yaitu pada

6 penambahan tepung maizena 3% dan penambahan serbuk agar-agar 1,5% serta pengujian protein dan serat tinggi yaitu pada nugget ikan tuna yang diberi tepung maizenadan serbuk agar-agar 3%, pengujian kadar air terbaik yaitu pada persentase tepung maizena 4,5% dan serbuk agar-agar 1,5% sedangkan pada pengujian daya simpan terbaik yaitu pada penambahan tepung maizena 4,5% dan serbuk agar-agar 1,5%. Batas penggunaan serbuk agar-agar maksimum menurut Permenkes RI No.722/Menkes/IX/88 yaitu 5g/kg-10g/kg atau secukupnya. Disamping penggunaan bahan-bahan diatas yang digunakan sebagai bahan pembuatan nugget ikan tuna-wortel dan melalui penelitian ini ikan tuna-wortel diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber belajar biologi dalam lingkup pendidikan, karena menurut (M.Siddik, 2013) sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk belajar, yakni dapat berupa orang, benda, pesan, bahan, teknik, dan suatu tempat. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul Perbedaan Kualitas Nugget Ikan Tuna (Thunnus obesus) Wortel (Daucus carota) dengan Penambahan Pengemulsi Tepung Maizena dan Serbuk Agar-agar Sebagai Sumber Belajar Biologi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan diatas maka dapat disusun rumusan masalah, sebagai berikut: 1.2.1 Adakah perbedaan kualitas nugget ikan tuna wortel dengan penambahan pengemulsi tepung maizena?

7 1.2.2 Adakah perbedaan kualitas nugget ikan tuna wortel dengan penambahan pengemulsi serbuk agar-agar? 1.2.3 Pada persentase berapa dan penambahan pengemulsi apa yang menghasilkan kualitas nugget ikan tuna wortel terbaik? 1.2.4 Bagaimanakah hasil penelitian perbedaan kualitas nugget ikan tuna wortel dengan penambahan pengemulsi tepung maizena dan serbuk agar-agar dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.3.1 Menganalisis perbedaan kualitas nugget ikan tuna wortel dengan penambahan pengemulsi tepung maizena 1.3.2 Menganalisis perbedaan kualitas nugget ikan tuna wortel dengan penambahan pengemulsi serbuk agar-agar. 1.3.3 Menentukan persentase berapa dan penambahan pengemulsi apa yang menghasilkan kualitas nugget ikan tuna wortel serbuk agar-agar terbaik. 1.3.4 Menerapkan hasil penelitian kualitas nugget ikan tuna wortel dengan penambahan pengemulsi tepung maizena dan serbuk agar-agar sebagai sumber belajar biologi yang berupa handout. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1.4.1 Secara Teoritis

8 1.4.1.1 Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan keilmuan dalam mata kuliah pengolahan pangan dan ilmu gizi, khususnya dalam diversifikasi menu atau makanan yaitu nugget ikan tuna wortel. 1.4.1.2 Penelitian ini dapat diaplikasikan sebagai bahan pembelajaran pangan gizi dalam bentuk Handout pembelajaran. 1.4.2 Secara Praktis 1.4.2.1 Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui perbedaan kualitas nugget ikan tuna wortel dengan penambahan pengemulsi tepung maizena 1.4.2.2 Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui perbedaan kualitas nugget ikan tuna wortel dengan penambahan pengemulsi tepung maizena 1.4.2.3 Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui perbedaan tepung maizena dan serbuk agar-agar yang paling baik terhadap peningkatan kualitas nugget ikan tuna wortel. 1.4.2.4 Memberikan tambahan sumber belajar IPA berupa handout pembelajaran pada materi sistem pencernaan yang dapat digunakan pada sekolah jenjang SMA kelas XI. 1.5 Batasan Penelitian 1.5.1 Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan tuna (Thunnus obesus.l) dan wortel (Daucus carota L.) 1.5.2 Persentase tepung maizena dan serbuk agar-agaryang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 1,5%, 3% dan 4,5% 1.5.3 Indikator kualitas nugget terbaik meliputi : kadar protein, kadar serat, air, daya simpan dan sifat organoleptik (rasa, aroma, warna dan tekstur)

9 1.6 Definisi Istilah 1.6.1 Nugget adalah produk olahan daging yang dicetak, dimasak dan dibekukan. Nugget dibuat dari campuran daging giling yang diberi bahan pelapis dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan (BSN, 2002). 1.6.2 Ikan tuna (Thunnus obesus) merupakan ikan yang memiliki bentuk badan seperti cerutu, menandakan kecepatan dalam pergerakannya. Ikan ini termasuk ke dalam kelompok pelagis besar dan sebagian besar memiliki jari-jari sirip tambahan (finlet) di belakang punggung dan dubur yang berwarna kuning cerah dengan warna pinggiran gelap (Widyastuti, 2008). 1.6.3 Nugget ikan tuna adalah makanan siap saji yang berasal dari bahan hewani yaitu ikan tuna yang rendah lemak serta tinggi serat dan protein (Suwoyo, Heru 2006) 1.6.4 Tepung maizena adalah hasil pengolahan dari jagung yang dikeringkan yang diproses mulai dari pencucian, perendaman sampai menjadi tepung maizena (Yani, 2008) 1.6.5 Serbuk agar-agar adalah hasil pengolahan rumput laut jenis Rhodophyceae yang di proses mulai dari pencucian, perendaman sampai menjadi tepung atau serbuk agar-agar. Serbuk agar-agar merupakan pembentuk gel yang paling kuat (Winarno, 1993). 1.6.6 Kualitas makanan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan, kandungan gizi,terhadap bahan makanan, makanan dan minuman (UU RI No. 7 Tahun 1996).

10 1.6.7 Sumber belajar sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk belajar, yakni dapat berupa orang, benda, pesan, bahan, teknik, dan latar (Liandiani, 2008). 1.6.8 Handout merupakan bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang pendidik untuk memperkaya pengetahuan peserta didik (Majid, 2008). Handout termasuk media cetak (printed) yang meliputi bahan-bahan yang disediakan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi belajar (Chodijah, 2012).