SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Matematika

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan berdedikasi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

Oleh : Wiwik Suharti NIM : S BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan berbagai pihak yang terkait secara bersama-sama dan bersinergi

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai Derajat Sarjana (S-1) Jurusan Pendidikan Matematika. Oleh: RINI UTAMI A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

HARTANTO A

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh: LAILATUL HIJRIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Hasil

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 2 Gemolong) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE RECIPROCAL TEACHING

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: ERWIN SETYANINGSIH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : MAYA NURHAYATI

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan dan menghasilkan peserta didik yang memiliki potensi dalam

MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI MATEMATIKA DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA

(PTK Pada Siswa kelas VII SMP PGRI 15 Pracimantoro)

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dengan pendidikan. mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus-rumus matematika

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan berkompeten. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan untuk membuat dirinya berguna di masyarakat. Pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no 20

PEMBELAJARAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dan interaksi antara guru dan siswa. Proses pembelajaran

I. PENDAHULUAN. menyatakan bahwa pikiran anak seperti kertas kosong yang putih dan siap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL ( PTK

WILLY MONARINDRA A

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh : ARIYANTI

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini

IMPLEMENTASI MEDIA COMPACT DISC (CD) INTERAKTIF DAN PERMAINAN SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GROBOGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kencana, Jakarta, 2006, hlm Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sinar

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh : ANITA PRANOWO PUTRI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan pembukaan UUD

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara

BAB I PENDAHULUAN. setiap sekolahan adalah hasil belajar siswa. Berhasil atau tidaknya suatu. siswa bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

UPAYA PENINGKATAN RESPON DAN MINAT BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : NARTI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hasratuddin : 2006) menyatakan bahwa: matematika merupaka ide-ide abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh : SUBIARTI A

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh : RISMAWATI RATNA ESTRI A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

(PTK Kelas VII A SMP Negeri 3 Cawas Tahun Ajaran 2009/2010) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Matematika

UPAYA PENINGKATAN RESPON SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI DAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengajarkan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAN STAD PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN. (Di SMP Muhammadiyah 14 Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari kualitas pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fathimah Bilqis, 2014

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus sesuai dengan level kognitif siswa. Dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY POKOK BAHASAN SEGI EMPAT

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah, menurut. Kurikulum 2004, adalah membantu siswa mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN PERKALIAN KELAS II SD NEGERI TEMPELAN 2 BLORA

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses

BAB I PENDAHULUAN. sangat berguna dalam menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari dan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih banyak dibanding dengan pelajaran yang lain. Meskipun. matematika. Akibatnya berdampak pada prestasi belajar siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, kemampuan berpikir sangat penting sebagai modal. utama untuk meningkatkan hasil belajar matematika.

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN HEURISTIK PADA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS SEGI EMPAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang-undang dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE MULTILEVEL PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN. (Pada Siswa Kelas VII SMP PGRI 12 Kebakkramat)

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh :

BAB I PEDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di suatu

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER II DI MTsN TANON SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Setiap individu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sukar bagi sebagian besar siswa yang mempelajari matematika. dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

Transkripsi:

0 PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN METODE CERAMAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA ( Studi Kasus Kelas II SMP Negeri 1 Miri Sragen ) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Matematika Diajukan Oleh: DHIMAS TUTUKO A 410 040 016 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan Negara adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alenia ke empat yaitu memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan salah satu program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu tolak ukur dari mutu pendidikan adalah dapat diketahui dari prestasi belajar yang dicapai siswa. Dalam dunia pendidikan pada saat ini sangat banyak ditemukan berbagai permasalahan yang cukup komplek. Masalah tersebut biasa dialami oleh peserta didik maupun bagi pendidik sendiri. Dalam situasi tertentu kadangkadang individu dihadapkan pada kesulitan yang bersumber dari dalam dirinya. Masalah-masalah ini timbul karena individu merasa kurang berhasil menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal-hal yang ada dalam dirinya. Misalnya konflik yang berlarut -larut, gejala-gejala frustasi atau neorusa yang merupakan salah satu sumber timbulnya masalah pribadi. Masalah ini banyak dialami oleh para remaja pada waktu menjelang masa adolansi yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan yang cepat baik fisik maupun mental (Prayitno, 1999:60). Suatu hal yang sangat ironis dimana matematika merupakan mata pelajaran yang penting dalam mendukung perkembangan dan kemajuan Iptek 1

2 tersebut, ternyata justru menjadi pelajaran yang tidak digemari/ diminati oleh sebagian besar siswa. Kecilnya motivasi belajar siswa terhadap matematika dikarenakan kurangnya pengertian tentang hakekat dan fungsi matematika itu sendiri. Pelajaran matematika bagi sebagian besar siswa adalah mata pelajaran yang sulit, hal ini tampak dari rendahnya prestasi belajar. Menurut Zulkardi (2003), yaitu : Rendahnya prestasi belajar dan pandangan negatif siswa terhadap pe lajaran matematika tersebut dikarenakan oleh beberapa hal, diantaranya adalah kurikulum yang padat, materi yang terlalu banyak, media belajar yang kurang efektif, metode pengajaran yang tradisional dan tidak interaktif, serta sistem evaluasi yang buruk. Ini merupakan masalah utama yang dihadapi oleh para guru matematika. Banyak penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki penyebabpenyebabnya. Rendahnya motivasi belajar matematika karena adanya berbagai cap negatif telah melekat dibenak siswa berkenaan dengan pelajaran matematika, yang bisa jadi itu semua dimunculkan justru dari gurunya baik secara langsung maupun tidak langsung disadari atau tidak. Faktor lain yang menyebabkan kecilnya motivasi siswa terhadap pelajaran matematika adalah metode maupun pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru. Metode konvensional meskipun banyak kelemahannya, namun masih banyak guru yang menerapkan metode ini. Untuk mewujudkan suatu pembelajaran yang efektif sangat dipengaruhi oleh kreatifitas guru dalam menentukan metode maupun pendekatan pengajaran yang sesuai. Paradigma lama dalam dunia pendidikan berkaitan dengan proses belajar mengajar bersumber pada teori tabula rasa John Locke

3 yang mengungkapkan bahwa pikiran seorang anak bagaikan kertas kosong yang putih bersih yang siap menunggu tulisan-tulisan dari gurunya (Anita Lie, 2004 : 2). Atau dengan kata lain otak seorang anak itu bagaikan botol kosong yang siap disi dengan segala ilmu pengetahuan. Bersumber dari teori ini, banyak guru yang melaksanakan kegiatan be lajar mengajar sebagai berikut : 1. Memindahkan Pengetahuan dari Buku ke Siswa Tugas seorang guru adalah pemberi sedangkan siswa adalah penerima yang pasif. Paradigma ini berarti pula bahwa jika seseorang mempunyai pengetahuan dan keahlian dalam suatu bidang, maka ia pasti akan dapat mengajar. Jadi ia tidak perlu tahu mengenai proses belajar mengajar, metode ataupun pendekatan yang tepat. Ia hanya perlu menuangkan apa yang diketahuinya kepada siswa. Mereka mengajar dengan metode ceramah yang cenderung membosankan sedangkan siswa hanya duduk, diam, mendengar, mencatat dan menghafal setiap yang disampaikan oleh guru. 2. Mengotak-kotakkan Siswa Guru sering kali mengelompokkan siswa berdasarkan nilai-nilai dan memasukkannya kedalam kategori-kategori tertentu, misalnya terhadap kelompok kelas unggulan dan kelompok kelas bukan unggulan, dalam hal ini kemampuan siswa dinilai dengan ranking. 3. Memacu Siswa untuk Berkompetisi Sistem pengajaran disekolah-sekolah cenderung mengarahkan siswa melihat sesamanya sebagai kompetitor yang perlu dikalahkan. Siswa

4 bekerja keras untuk mengalahkan teman-teman sekelasnya tak peduli bagaimanapun caranya. Siapa yang kuat dialah yang menang, hal inilah yang nantinya yang akan dibawa sang anak ketika ia bersosialisasi dengan masyarakat luas. Paradigma lama inilah yang hendak diubah seiring dengan digulirkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di tahun 2006. sebagai implementasi dari KTSP tersebut, saat ini mulai dikembangkan pendekatan pemecahan masalah terutama untuk pelajaran matema tika. Pelajaran matematika yang bersifat abstrak itu, akan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat menerapkan ilmu yang didapat secara langsung pada kehidupan nyata (bukan sekedar teoritis). Dengan demikian anak akan menyenangi matematika karena relefan dengan kehidupan sehari-hari. Pada permulaan dekade 1980-an, National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) menerbitkan sebuah dokumen An Agenda for untuk berbagai kalangan diseluruh wilayah Amerika Serikat untuk merivisi kurikulum matematika. Rekomendasi itu ialah : pemecahan masalah harus menjadi fokus pada pelajaran matematika di sekolah. Namun begitu sistem atau metode yang sudah sejak lama diterapkan Amerika ini baru dikenal di Indonesia sekitar tahun 2000- an seiring digulirkannya KTSP, sehingga metode ini belum banyak diterapkan oleh para guru. Dengan munculnya metode pemecahan masalah ini diharapkan akan mampu merubah citra buruk mengenai pelajaran matematika. Yang selama ini sudah melekat sekaligus

5 memunculkan citra baru bahwa matematika adalah pelajaran yang menyenangkan dan menantang untuk dipelajari sehingga pada akhirnya menumbuhkan motivasi belajar matematika yang lebih pada siswa. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang maka dapat diidentifikasikan masalah. Adapun identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Ada kemungkinan kurang tepatnya seorang guru dalam memilih dan menggunakan metode mengajar dalam menyampaikan suatu pokok bahasan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. 2. Ada kemungkinan terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mendapat pengajaran matematika melalui metode pemecahan masalah dengan siswa yang mendapat pengajaran secara konvensional. 3. Ada kemungkinan pengajaran matematika dengan metode pemecahan masalah dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pengajaran. C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi permasalahan di atas, agar permasalahan yang dikaji dapat terarah, maka permasalahan tersebut penulis batasi sebagai berikut:

6 1. Metode Pengajara n Pada penelitian ini akan menggunakan metode pengajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah untuk kelas eksperimen dan pendekatan konvensional untuk kelas kontrol. Pemecahan masalah merupakan salah satu metode dimana siswa diarahkan untuk dapat berfikir secara sistematis melalui setiap tahapan dalam memecahkan masalah. Tahapan-tahapan tersebut adalah memahami masalah, menyusun strategi pemecahan, melaksanakan prosedur pemecahan dan mengevaluasi hasil. 2. Motivasi Belajar Siswa Motivasi belajar yang dimaksud adalah meliputi perasaan senang, kemauan, perhatian, konsentrasi dan kesadaran siswa dalam belajar matematika. 3. Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah prestasi yang diperoleh siswa kelas I SMP Negeri 1 Miri Sragen. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh metode pengajaran dengan pendekatan pemecahan masalah terhadap prestasi belajar matematika?

7 2. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika? 3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara metode pengajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika? E. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ingin mengetahui pengaruh metode pengajaran dengan pendekatan pemecahan masalah terhadap prestasi belajar matematika. 2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika. 3. Ingin mengetahui pengaruh interaksi pengajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan. Manfaat yang penulis harapkan yaitu : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan pada tingkatan teoritis terhadap pembaca maupun guru dalam upaya

8 meningkatkan motivasi sekaligus prestasi belajar matematika melalui pendekatan pemecahan masalah. Selain itu diharapkan memberikan dorongan bagi guru untuk senantiasa memperluas pengetahuan dan wawasannya mengenai modelmodel pembelajaran yang kreatif dan inovatif. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi solusi yang nyata sebagai upaya mengatasi rendahnya motivasi belajar matematika yang mengakibatkan rendahnya pula prestasi melalui proses pembelajaran dengan pemecahan masalah. Bagi siswa, penelitian ini berguna untuk membantu meningkatkan motivasi belajar sekaligus prestasi siswa.