Panduan Praktis SALAT. Wajib & Sunah. Abdul Bakir, S.Ag.

dokumen-dokumen yang mirip
Peta Konsep5. Kata Kunci. Hadas dan Najis

Menyelami. Makna Bacaan. Shalat. Edisi Panduan

MACAM - MACAM AIR. Oleh : Rachmad Dermawan Putra Wahyu Reni Jayanti


MID SEMESTER 1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP 7 SEMESTA


RANGKUMAN MATERI. Mensucikan Diri

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 02 Tahun 2010 Tentang AIR DAUR ULANG

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

LAMPIRAN TERJEMAH. NO HAL BAB TERJEMAH 1 2 I Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci. (HR. Muslim)

Membentuk. Akhlak Anak. Cara Mendidik Akhlak Anak Menurut Islam. Roidah

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 9 Tahun 2011 Tentang PENSUCIAN ALAT PRODUKSI YANG TERKENA NAJIS MUTAWASSITHAH (NAJIS SEDANG) DENGAN SELAIN AIR

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 02 Tahun 2012 Tentang SARANG BURUNG WALET

KEM TOHARAH ( SUCI ) Oleh Hj Ahmad Junaidi Bin Mohamad Said Guru Al-Quran SMK BATU SEPULUH LEKIR SITIAWAN PERAK

TANYA JAWAB SEPUTAR THAHARAH-2

TANYA JAWAB SEPUTAR THAHARAH-1

INILAH ADAB-ADAB ISTINJA DAN BUANG AIR

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

AndaiKita Haldep_AndaiKita.indd 1 6/22/2017 9:22:58 AM

SUNNAH NABI. Dan dikuatkan dengan Hadist dari Imam Bukhari disalah satu bab yaitu: sunnahnya berwudhu sebelum mandi

BAB I PENDAHULUAN. Selain hadits diatas ada juga hadits lain yang diriwayatkan oleh Ummi Qais binti Mihshan r.a. berikut:


Apa itu Nadzar dan Sumpah? NADZAR DAN SUMPAH

MUQADDIMAH. Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan. Senin, 4 Jumadil Ula 1436 H/23 Februari 2015 Yayasan Al Fachriyah

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 33 Tahun 2011 Tentang HUKUM PEWARNA MAKANAN DAN MINUMAN DARI SERANGGA COCHINEAL

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS

Buku 37 i i KARIAGEKUN 37.indd 1 4/28/2017 2:52:30 PM _KARIAGE K37(TU)_T indd 1 02/05/ :18:42

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 24 Tahun 2012 Tentang PEMANFAATAN BEKICOT UNTUK KEPENTINGAN NON-PANGAN

Mendesain 3 Dimensi Secara Cepat dengan AutoCAD 2008

1. Kewajiban mandi Jumaat atas setiap lelaki dewasa dan keterangan tentang beberapa hal yang dianjurkan

BELAJAR MUDAH MEMAHAMI HIKMAH

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH


Hukum Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta. Secara Komer sial di pidana dengan pidana penjara

Munakahat ZULKIFLI, MA

Excel Rekening Tagihan


Soal Instrumen Tes. Objektive

Serba Otomatis Membuat Laporan Tugas Akhir dan Skripsi di Word 2013

FIQH THAHARAH. (Bersuci) Oleh : Agus Gustiwang Saputra. Bersuci (menurut Bahasa) adalah : Bersih (Suci) dan terlepas dari kotoran

Kutemukan Diriku. pada Dirimu

Bab Ke-1: Berwudhu Sebelum Mandi

JUAL BELI DALAM ISLAM

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Orang-orang yang Berhalangan Puasa

HUKUM ISLAM DALAM TATA KELOLA HAID DAN PROBLEMATIKANYA. Mursyidah Thahir

Beat The Market Haldep. Beat the Market.indd 1 6/21/ :39:09 AM

Rasulullah SAW suri teladan yang baik (ke-86)

HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI-ISTRI Dr. Yusuf Al-Qardhawi. Pertanyaan:

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

992. Abdullah bin Umar r.a. berkata, "Rasulullah biasa melakukan i'tikaf pada sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan."

Buku Workshop Desain Grafis dan Digital Imaging

KOMUNIKASI CERDAS. Panduan Berkomunikasi di Dunia Kerja (NEW EDITION)

Pakaian bersih rapih indah

MANUSIA MILITAN. Programming Your Mind for Success

Jiwa yang sukses adalah jiwa yang selalu siap menghadapi semua hal yang akan menghadangnya di dalam belantara kehidupannya.

Kata yang bermakna kebersihan Dalam al Qur'an dan Sunnah Rasul SAW. kata Thaharoh disebut dengan berbagai macam derivasinya

1. Anjuran menikah bagi orang yang sudah berkeinginan serta memiliki nafkahnya dan anjuran bagi yang belum mampu untuk berpuasa

Ayatullah Al-Uzhma M. Taqi Bahjat Qs. Fikih Perempuan. Penerjemah: Endang Z. Susilawati Editor: Mohammad Adlany

Hukum Syariat Islam sumber utamanya AlQur'an dan Hadis, dari kedua sumber itu ulama fiqih berijtihad sebagai sandaran hukumnya.

Dosa Durhaka Kepada Orang Tua

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

Perdagangan Perantara

Dr. Yansen T.P., M.Si

Kitab Haiwan Buruan, Haiwan Sembelihan Dan Haiwan Yang Boleh Dimakan

Practical Problem Solving

{mosimage} Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah

Fatwa-Fatwa Ramadhan untuk Wanita. 1. Pertanyaan: Apakah hukumnya menunda qadha puasa hingga setelah Ramadhan tahun depan?

Website Canggih dan Praktis dengan Blogspot

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 10 Tahun 2011 Tentang CARA PENSUCIAN EKSTRAK RAGI (YEAST EXTRACT) DARI SISA PENGOLAHAH BIR (BREWER YEAST)

MANDI JANABAH, HUKUM DAN TATA CARANYA

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Agama Islam

Cara Mengajarkan Shalat Pada Anak*

Kaidah Fikih. Semua Benda Najis Yang Sudah Berubah Total Menjadi Benda Suci, Apakah Hukumnya Menjadi Suci? Publication: 1436 H_2015 M

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Agama Islam

SHALAT-SHALAT SUNNAH (Ustzh. Dian, S.Ag, M.Ag, Dosen STAI Bina Madani, Tangerang)

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Buku ini adalah persembahan saya untuk Kampus Bisnis Umar Usman, Kuliah 1 Tahun Jadi Pengusaha. Kampus dari umat, untuk umat, dan oleh umat yang

THAHARAH, RITUAL, DAN SPIRITUALNYA ABDUR RAHMAN MUMTAZ BAHRUL MISKI ANISYAH DWI OKTAVIA RIFKIA AIS RAMADHANI VIANTI ANGGUN KOMALA NANDYA WANTIKE

Jangan Jadi Muslimah Dekil. Tips Perawatan Mudah dari Ujung Rambut hingga Kaki

THAHARAH SEBAGAI KUNCI IBADAH Oleh : Dra. Hj. Aisyah Maawiyah, M.Ag ABSTRAK

Langkah Mudah Belajar Struktur Data Menggunakan C/C++

Adab di Dalam Rumah. Penyusun : Majid bin Su'ud al- Ausyan. Terjemah : Muzafar Sahidu bin Mahsun Lc. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu

Muslim Produktif i _Haldep_Muslim Produktif.indd 1 1/20/2017 2:25:51 PM

LIVE SIMPLY GIVE LOVE MAKE HISTORY

Tercantum Tulisan Mulia, Mohon Diletakkan Di Tempat Terhormat I. FIQIH PUASA PRAKTIS

Khitan. 1. Sejarah Khitan

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Kelemahan Hadits-Hadits Tentang Mengusap Muka Dengan Kedua Tangan Sesudah Selesai Berdo'a

Adab Makan dan Minum. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aspek Akhlak

Transkripsi:

Panduan Praktis SALAT Wajib & Sunah Abdul Bakir, S.Ag.

Sanksi Pelanggaran Pasa 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah). (2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Panduan Praktis SALAT Wajib & Sunah Abdul Bakir, S.Ag. Penerbit PT Elex Media Komputindo

PANDUAN PRAKTIS SALAT WAJIB & SUNAH Abdul Bakir, S.Ag. 2018 Abdul Bakir, S.Ag. Hak cipta dilindungi undang-undang Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo Kompas-Gramedia Jakarta 2018 Anggota IKAPI, Jakarta 718100965 ISBN: 978-602-04-7259-1 978-602-04-7260-7 (Digital) Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab percetakan

DAFTAR ISI Pengantar Penulis... xi BAGIAN I TAHARAH (BERSUCI)...1 1. PENGERTIAN TAHARAH (BERSUCI)... 2 1.1 Pembagian Air untuk Bersuci... 3 1.2 Najis... 7 1.3 Pembagian Najis... 7 1.4 Cara Menyucikan Najis...8 1.5 Istinja...9 2. SEPUTAR MANDI... 11 2.1 Mandi yang Diwajibkan... 11 2.2 Mandi yang Disunahkan...12 2.3 Rukun Mandi...12 2.4 Sunah-Sunah Mandi...13

Panduan Praktis Salat Wajib & Sunah 2.5 Hal yang Dilarang bagi Orang Berhadas Besar...14 2.6 Hal yang Dilarang bagi Wanita Haid dan Nifas...14 2.7 Hal yang Dilarang bagi Orang Berhadas...15 3. BERSIWAK...16 4. WUDHU...18 4.1 Rukun Wudhu...18 4.2 Sunah Wudhu...18 4.3 Hal-Hal yang Membatalkan Wudhu...19 4.4 Tata Cara Berwudhu... 20 4.5 Doa Setelah Wudhu... 23 5. TAYAMUM... 25 5.1 Syarat-Syarat Diperbolehkan Tayamum... 25 5.2 Rukun Tayamum... 26 5.3 Sunah-Sunah Tayamum... 28 5.4 Hal yang Membatalkan Tayamum... 28 6. MENGUSAP DUA SEPATU... 29 6.1 Syarat-Syarat Mengusap Dua Sepatu... 29 BAGIAN II AZAN DAN IQAMAH...31 1. AZAN... 32 1.1 Lafaz Azan... 32 1.2 Doa Sesudah Azan... 35 2. IQAMAH... 37 2.1 Lafaz Iqamah... 37 2.2 Doa Sesudah Iqamah... 39 2.3 Syarat-Syarat Muadzin... 39 vi

BAGIAN I TAHARAH (BERSUCI)

1 PENGERTIAN TAHARAH (BERSUCI) Air yang boleh dipergunakan untuk bersuci ada tujuh macam, yaitu; air hujan, air laut, air sungai, air sumur, air mata air, air es, dan air embun. Dari ketujuh macam air tersebut dapat diringkas menjadi: Setiap air yang memancar dari tanah atau turun dari langit dapat digunakan untuk bersuci. Dalil-dalil yang menerangkan kebolehan bersuci dengan air-air tersebut adalah: (Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu. (QS. Al-Anfal: 11)

Taharah (Bersuci) (Air laut) itu suci airnya dan bangkai binatang (yang ada di dalamnya) halal di makan. (HR. Khamsah. Tirmidzi berkata: Hadis ini hasan shahih. ) Bersuci menurut syara adalah menyucikan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis. Bersuci terdiri dari dua hal: 1. Bersuci dari hadas Bersuci dari hadas adalah menyucikan badan dengan cara mandi, wudhu, atau tayamum. 2. Bersuci dari najis Bersuci dari najis adalah menyucikan badan, pakaian, dan tempat dari najis. Pembagian najis akan kami jelaskan kemudian. 1.1 Pembagian Air untuk Bersuci Air dapat digolongkan menjadi empat bagian: 1. Air mutlak (air murni) Air mutlak, atau dapat disebut juga dengan air suci dan menyucikan serta tidak makruh, yaitu air yang keluar dari bumi atau turun dari langit, meliputi; air hujan, air salju, air embun, air sungai, air sumur, air telaga, dan air laut. 2. Air suci dan menyucikan, tetapi makruh memakainya Air ini adalah air yang terjemur panas matahari (musyammas) dan berada dalam wadah yang 3

Panduan Praktis Salat Wajib & Sunah terbuat dari logam. Hal ini dimakruhkan karena air tersebut dapat menyebabkan penyakit barash (sejenis penyakit kulit) atau membuatnya bertambah parah. Sifat makruh ini hanya berlaku apabila air itu digunakan untuk bersuci pada badan, dan berada di daerah beriklim panas seperti Hijaz (Makkah dan sekitarnya). 3. Air suci, tetapi tidak menyucikan Yaitu, air yang telah dipakai untuk bersuci dari hadas. Air ini disebut juga air musta mal. Termasuk air ini juga adalah air yang telah berubah rasa, bau, dan warnanya karena tercampur benda suci, seperti air teh, air gula, air kopi, dan lainnya. Sucinya air ini sebagaimana diterangkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, Suatu ketika Rasulullah datang menjengukku, saat itu aku sedang sakit dan tidak sadarkan diri. Rasul berwudhu dan menyiram aku dengan air yang telah beliau gunakan untuk berwudhu. Ini artinya, seandainya air bekas wudhu tidak suci, tentu rasul tidak akan menyiramkannya pada Jabir. Sedangkan dalil yang menjelaskan bahwa air itu tidak dapat dipakai lagi untuk bersuci adalah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah saw., 4

Taharah (Bersuci) bersabda: Janganlah seseorang dari kalian mandi dalam air yang diam (tidak mengalir), sementara ia dalam keadaan junub. Lalu, orang-orang bertanya, Wahai Abu Hurairah! Jadi, apa yang harus ia kerjakan? Ia menjawab, Hendaklah ia menciduknya dengan gayung. Hadis di atas memberi pengertian bahwa mandi di dalam air yang tidak mengalir menyebabkan hilangnya sifat menyucikan air tersebut. Sebab jika tidak, rasul tidak akan melarangnya. Namun yang dimaksud dalam hadis ini adalah air yang sedikit. Hukum menggunakan air untuk wudhu dalam masalah ini sama dengan hukum mandi junub, artinya sama-sama dilarang. Karena keduanya memiliki arti yang serupa, yakni menghilangkan bekas. Adapun yang dimaksud dengan air yang bercampur benda-benda suci adalah, air yang bercampur barang-barang suci yang biasanya selalu bergantung pada keberadaan air, dan jika telah bercampur tidak bisa dipisahkan satu sama lain (homogen), seperti minyak misik, air garam, kopi, dan yang serupa dengannya. Air ini tidak dapat digunakan untuk bersuci, karena sudah tidak dapat disebut sebagai air murni lagi. 4. Air bernajis Yaitu air yang terlah terkena najis dan ukurannya 5

Panduan Praktis Salat Wajib & Sunah kurang dari dua qullah atau lebih (kira-kira 216 liter atau setara dengan isi bejana berukuran 30 meter persegi, bila berbentuk kubus ukuran lebarnya 60 cm dan dalamnya 60 cm) atau telah berubah rasa, bau, dan warnanya karena najis tersebut. Rasulullah menjelaskan dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh imam yang lima dari Abdullah bin Umar, ia berkata, Aku mendengar bahwasanya ketika Rasulullah saw., ditanya tentang hukum air yang berada di tengah padang pasir, yang biasa menjadi tempat minum hewan buas dan beragam binatang melata lainnya, beliau bersabda: Apabila air tersebut sampai dua qullah, maka tidak mengandung kotoran. Dalam riwayat Abu Dawud disebutkan, Maka air itu tidak menjadi bernajis. Kesimpulannya adalah, apabila air itu kurang dari dua qullah, maka ia menjadi bernajis, kendati pun salah satu sifatnya tidak berubah. 6

Taharah (Bersuci) 1.2 Najis Najis adalah benda kotor, antara lain: 1. Anjing 2. Babi 3. Darah 4. Nanah 5. Minuman keras 6. Bagian tubuh hewan yang terpotong/terpisah karena berbagai sebab 7. Bangkai, kecuali bangkai manusia, ikan, dan belalang 8. Benda yang keluar dari dua lubang (kemaluan dan anus), kecuali air mani 1.3 Pembagian Najis Berdasarkan jenisnya, najis terbagi menjadi tiga: 1. Najis ringan (mukhaffafah) Najis ini adalah air kencing anak laki-laki yang belum berumur dua tahun dan belum mengonsumsi makanan selain air susu ibunya. 2. Najis pertengahan (mutawassithah) Yang termasuk najis ini adalah darah, nanah, tinja, air kencing, dan bangkai (selain bangkai manusia, ikan, dan belalang). 3. Najis berat (mughallazhah) Najis ini adalah anjing dan babi. Di samping pembagian tersebut, ada jenis najis 7

Panduan Praktis Salat Wajib & Sunah lain yang oleh para ulama tidak dimasukkan dalam pembagian najis. Najis itu adalah najis ma fu (dimaafkan). Dikatakan najis dimaafkan adalah karena tidak adanya kewajiban menyucikan darinya. Yang termasuk dalam kategori najis ini adalah bangkai binatang yang tidak mengalir darahnya, seperti; nyamuk, lalat, semut, dan lainnya. 1.4 Cara Menyucikan Najis 1. Menyucikan dari najis ringan adalah dengan memercikkan air ke benda/tempat yang terkena najis tersebut. 2. Menyucikan dari najis pertengahan adalah dengan menghilangkan benda najisnya menggunakan air dan benda lain yang dapat membantu, seperti sabun, detergen, dan lainnya sampai hilang warna, bau, dan rasanya. Untuk afdalnya sebaiknya dibasuhnya tiga kali. Adapun bila najisnya tidak terlihat (hukmiyah), seperti terkena air kencing dan telah mengering, maka menyucikannya cukup dengan memercikkan air ke atasnya. 3. Menyucikan benda yang terkena najis berat adalah dengan membasuhnya sebanyak tujuh kali dan salah satunya dengan menggunakan air dicampur debu/ tanah. Rasulullah bersabda dalam hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Apabila anjing menjilat 8

Taharah (Bersuci) wadah milik salah seorang di antara kalian, maka cara menyucikannya adalah dengan membasuhnya sebanyak tujuh kali, pada pencucian yang pertama dicampur dengan debu/tanah. 1.5 Istinja Istinja adalah membersihkan tempat keluarnya najis, yaitu kemaluan dan dubur. Kedua lubang tersebut harus dibersihkan dari najis dengan menggunakan air atau benda keras yang suci. Untuk afdalnya adalah menggunakan air lalu dilanjutkan dengan benda padat yang suci, seperti; batu, kayu, tisu, kain, dan lainnya. Tata Cara Istinja: a. Apabila sedang buang hajat di tempat terbuka, hendaklah jangan menghadap atau membelakangi kiblat. Namun, hukumnya tetap makruh apabila dilakukan di tempat yang tidak dikhususkan untuk buang hajat, meskipun tertutup. b. Rasulullah melarang buang air kecil dan besar pada air yang tidak mengalir. Hal ini berdasar hadis riwayat Muslim dari Jabir. c. Menghindari buang hajat di bawah pohon yang sedang berbuah atau di tempat orang berteduh. d. Janganlah membuang hajat di dalam lubang (yang berada di atas tanah). e. Janganlah berbincang-bincang ketika buang air kecil ataupun besar. Abu Dawud dan lain-lain, 9

Panduan Praktis Salat Wajib & Sunah meriwayatkan dari Abu Said ra., ia berkata, Aku mendengar Rasulullah saw., bersabda: Janganlah dua orang pergi menuntaskan hajatnya, sambil membuka aurat dan bercakap-cakap. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla membenci hal itu. 10

Profil Penulis Abdul Bakir, S.Ag. Ia lahir di Batang pada 23 November 1974. Saat ini ia tinggal di Bakalan 05/03 Sumbergayam Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Ia menghabiskan banyak waktu belajarnya di Kabupaten Batang. Ia pernah bersekolah di SDN Ngaliyan Kec. Limpang Kab. Batang (1987). Studi lanjutan ia tempuh di MA. NU Limpung Kab. Batang (1993). Ia melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Dakwah (PPAI) IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta (2000). Ia juga pernah belajar di Pondok Pesantren Al- Munawwir Krapyak Yogyakarta. Aktivitas yang dijalani saat ini adalah sebagai penggiat sosial. Ia juga mengelola komunitas pecinta lingkungan matahati Kabupaten

Panduan Praktis Salat Wajib & Sunah Trenggalek Provinsi Jawa Timur. Ia turut melakukan pendampingan dan konsultasi lingkungan sosial keagamaan dengan tujuan pemberdayaan lingkungan di daerahnya. Jika pembaca ingin berdiskusi lebih lanjut dengan penulis, ia bisa dihubungi via e-mail: obix_limb@yahoo. com 180