BAB I PENDAHULUAN. teknologi menjadi tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia untuk menghasilkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada Pasal 3 menetapkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Adapun alasannya, Yasir Burhan mengemukakannya sebagai berikut;

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi bangsa Indonesia adalah diterbitkannya Undang Undang

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan juga merupakan

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter

BAB I PENDAHULUAN. dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis.

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia,

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

tentang Standar Nasional Pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan perasaan secara tertulis

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa tersebut. Pendidikan bersifat umum atau universal. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

Badarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh Po. Box. 202 Purwokerto ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Arus globalisasi dan keterbukaan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia untuk menghasilkan generasi muda yang memiliki kemampuan bersaing di dunia internasional. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya BAB II pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa standar kompetensi pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan, pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan: (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika 1

2 yang berlaku baik secara lisan maupun tulis; (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial; (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan, dan kemampuan berbahasa; (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia (BNSP 2006:317). Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 318), ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Tarigan 2008: 4).Keterampilan menulis di sekolah dasar dikelompokkan menjadi dua, yaitu menulis permulaan untuk kelas rendah dan menulis lanjutan untuk kelas tinggi (Zulela 2012: 9).Keterampilan menulis di kelas rendah menekankan pada kegiatan menulis huruf, suku kata, kata, dan kalimat sederhana, untuk kelas tinggi mengacu pada pengembangan tulisan seperti pengembangan paragraf, menulis surat dan laporan,pengembangan berbagai karangan, menulis puisi dan naskah drama. Keterampilan ini mencakup berbagai kemampuan, misalnya kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa secara tepat, kemampuan mengorganisasikan wacana dalam bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya bahasa yang tepat, pilihan kata serta yang lainnya. Salah satu jenis karangan yang dapat dibuat oleh kelas tinggi dalam penelitian ini adalah kelas V yaitu karangan narasi. Sesuai dengan salah satu Kompetensi Dasar aspek menulis yang terdapat dalam KTSP (2006: 128) bagi

3 kelas V, yang berbunyi Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. Menurut Suparno dan Yunus (2010: 111) karangan narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran sejelasjelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya suatu hal. Keterampilan menulis narasi di SD 1 Loram Kulon Kudus berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti masih rendah.siswa masih kesulitan dalam menuangkan ide/gagasan ke dalam kerangka karangan dan menjadi karangan utuh.hal tersebut dikarenakan guru yang kurang berinovasi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran dan banyak menggunakan metode ceramah satu arah. Guru kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Guru belum menggunakan media pembelajaran secara optimal serta kemampuan guru dalam mengelola kelas juga masih kurang. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa menunjukkan masih banyak siswa yang pasif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa tidak dilibatkan dalam kerja kelompok selama proses pembelajaran. Lebih banyak siswa yang diam mendengarkan saja tanpa memberikan pendapat.beberapa faktor tersebut berakibat pada prestasi belajar siswa dalam menulis karangan narasi kelas V SD 1 Loram Kulon Kudus, saat siswa diminta untuk menulis karangan narasi, siswa merasa kesulitan dalam mengarang dan penulisannya belum sistematis. Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti dengan guru Bahasa Indonesia kelas V pada tanggal 13 April 2017 menjelaskan bahwa keterampilan

4 siswa dalam menulis karangan narasi masih rendah. Hal ini dibuktikan dari 22 siswa, 10 siswa diantaranya (45,45%) mengalami ketidaktuntasan belajar dengan nilai di bawah KKM yaitu 65. Sedangkan 12 siswa (54,54%) mengalami ketuntasan belajar dengan nilai di atas KKM. Nilai terendah di kelas V adalah 45 dan nilai tertinggi adalah 80 dengan rata-rata kelas 62,4. Permasalahan ini perlu mendapat perhatian khusus mengingat bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu cara tau media dalam berkomunikasi dan menyampaikan gagasan atau pikiran kepada orang lain. Guru dalam menyampaikan materi sudah baik hanya saja belum menerapkan PAKEM dalam pembelajaran Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, masih banyak siswa yang belum bisa menulis karangan narasi dengan baik dan guru belum sepenuhnya menerapkan PAKEM.Untuk mengatasi hal tersebut peneliti menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi dengan menerapkan salah satu model pembelajaran inovatif yaitu model think talk write. Model pembelajaran think talk write adalah sebuah pembelajaran yang dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian membuat hasil laporan hasil presentasi. Hamdayama (2014: 217) menjelaskan bahwa secara etimologi, think diartikan sebagai berpikir talk berarti berbicara, sedangkan write artinya menulis. Jadi think talk write artinya berpikir, berbicara, dan menulis. Kelebihan model think talk write yaitu: siswa lebih kritis, semua siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, dan siswa lebih paham terhadap materi yang dipelajari.

5 Pembelajaran menulis karangan narasi dengan model think talk writeakan lebih optimal jika ditunjang dengan media yang menarik dan inovatif.peneliti memilih media gambar seri untuk merangsang daya pikir siswa dalam memunculkan ide-ide gagasan karangan narasi. Menurut Arsyad (2013: 114) gambar seri adalah gambar yang merupakan rangkaian kegiatan atau cerita disajikan secara berurutan.gambar yang memenuhi untuk tugas menulis adalah gambar cerita, gambar seri yang setiap bagian menampilkan peristiwa atau keadaan tertentu yang secara keseluruhan membentuk sebuah cerita.melalui pengamatan media gambar, siswa dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih realistis. Adapun fungsi khususnya adalah bentuk menarik perhatian, memperjelas ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan jika tidak digrafiskan (Daryanto 2012: 19).Penggunaan media gambar seri bertujuan untuk mempermudah siswa dalam memunculkan ide gagasan dalam menulis karangan narasi. Berdasarkan ulasan latar belakang tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi melalui Model Think Talk Write berbantuan Media Gambar Seri Siswa Kelas V SD 1 Loram Kulon Kudus. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

6 1. Bagaimanakah penerapan model think talk write berbantuan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas V SD 1 Loram Kulon? 2. Bagaimanakah penerapan model think talk write berbantuan gambar seri dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas V SD 1 Loram Kulon? 3. Bagaimanakah penerapan model think talk write berbantuan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V SD 1 Loram Kulon? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Meningkatkan keterampilan guru kelas V SD 1 Loram Kulon dalam pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan model think talk write berbantuan media gambar seri. 2. Meningkatkan aktivitas siswa kelas V SD 1 Loram Kulon dalam pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan model think talk write berbantuan media gambar seri. 3. Meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V SD 1 Loram Kulon menggunakan model think talk write berbantuan media gambar seri. 1.4 Manfaat Penelitian Melalui PTK ini diharapkan memberikan manfaat yang berarti bagi perorangan/institusi sebagai berikut.

7 1.4.1 Manfaat teoretis Hasil penelitian ini diharapkanmemberi manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan berupa implementasi model think talk write berbantuan media gambar seri dalam pembelajaran menulis karangan narasi di sekolah dasar. 1.4.2 Manfaat Praktis a) Guru Dengan penerapan model think talk write berbantuan media gambar seri guru bisa mendapatkan solusi permasalhan yang ada serta memperbaiki model pembelajaran sehingga mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang inovatif, menarik, dan menyenangkan. b) Siswa Dengan penerapan model think talk write berbantuan media gambar seri siswa dapat menerima pengalaman belajar yang bervariasi dan menyenangkan sehingga siswa tertarik, aktif, dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran di kelas. Selain itu siswa dapat mengetahui teknik yang tepat dalam menulis karangan narasi sehingga keterampilan menulis karangan siswa meningkat. c) Sekolah Menambah pengetahuan bagi guru-guru SD 1 Loram Kulon tentang penerapan model think talk write berbantuan media gambar seri sebagai salah satu model pembelajaran yang inovatif dan memberikan manfaat bagi perbaikan pembelajaran di kelas sehingga meningkatkan mutu sekolah.

8 1.5 Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Kemampuan keterampilan menulis karangan narasi menggunakan model think talk write berbantuan media gambar seri. 2. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD 1 Loram Kulon Kudus Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Dalam penelitian ini dilaksanakan di kelas V semester I tahun pelajaran 2017-2018. 3. Penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada: Aspek Menulis Standar kompetensi: 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis. Kompetensi dasar: 4.1 Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. 1.6 Definisi Operasional Peneliti memilih judul Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Model Think Talk Write Berbantuan Media Gambar Seri Siswa Kelas V SD 1 Loram Kulon Kudus. Istilah ditegaskan pengertiannya agar diperoleh kejelasan pengertian. Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

9 1. Menulis Menulis merupakan salah satu kegiatan untuk mengemukakan gagasan pikirannya ke dalam bahasa tulis sebagai medianya yang dirangkai dengan baik dan jelas agar pembaca mudah memahaminya. 2. Karangan Karangan merupakan suatu tulisan yang dikembangkan dan dirangkai secara teratur sesuai dengan ide atau gagasannya dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan ada lima jenis yaitu: karangan narasi; karangan deskripsi; karangan eksposisi; karangan argumentasi; dan karangan persuasi. 3. Karangan narasi Karangan narasi adalah karangan yang berisi tentang suatu kejadian atau peristiwa yang diceritakan dengan urutan yang sistematis sesuai kronologinya dan bertujuan utnuk menghibur para pembacanya melalui cerita fiksi maupun nonfiksi yang disampaikan oleh penulis. 4. Model Think Talk Write Think Talk Write secara harfiah berarti berpikir, berbicara, dan menulis. Model Think Talk Write adalah model pembelajaran efektif dan bermakna yang dimulai dari berpikir melalui bahan bacaan, hasil bacaan dikomunikasikan dengan presentasi dan diskusi, selanjutnya kemampuan menulis melalui pembuatan laporan hasil presentasi. 5. Media gambar seri Media gambar seri merupakan serangkaian gambar yang terdiri dari 2 hingga 6 gambar yang menceritakan suatu kesatuan cerita yang dapat dijadikan

10 alur pemikiran siswa dalam mengarang, setiap gambar dapat dijadikan paragraf.media gambar seri terbuat dari kertas tebal yang berisi materi berupa gambar rangkaian kegiatan sesuai dengan pokok bahasan.

11