BAB I PENDAHULUAN. kondisi krisis dan kesakitan secara fisik maupun psikologis. Hospitalisasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

PENGARUH CERITA MELALUI AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah di IRNA Anak RSUP Dr.M.

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan krisis yang sering dimiliki anak. Anak-anak, terutama saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I. Pendahuluan. cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian. Kanker adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

EFEKTIVITAS BERMAIN TERHADAP STRES HOSPITALISASI PADA ANAK PRA SEKOLAH YANG SEDANG DIRAWAT DI RRI ANAK RSUD Dr. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2012

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

SKRIPSI SULASTRI J

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dunia, seperti yang disampaikan oleh UNICEF sebagai salah. anak, perlindungan dan pengembangan anak (James, 2000).

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

TEKNIK ORANG KETIGA DENGAN EKSPLORASI PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KENDALI STRES MENGHADAPI HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRA- SEKOLAH MELALUI TERAPI MEWARNAI

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),


BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan, dan setiap tahun di berbagai belahan dunia jumlah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

PENGARUH BERMAIN TERAPEUTIK (PUZZLE) TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENJALANI HOSPITALISASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI AKTIVITAS BERMAIN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA TODDLER

BAB I PENDAHULUAN. mengalami tindakan invasif seperti pembedahan. Dilaporkan pasien mengalami

BAB I PENDAHULUAN. (komprehensif dan holistik) yang berfokus pada kepuasan pasien.

PENGARUH PROGRAM BERMAIN TERHADAP RESPON PENERIMAAN PEMBERIAN OBAT PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. emosi, pikiran, perilaku, motivasi daya tilik diri dan persepsi yang

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang krisis baik anak maupun keluarga. Krisis hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dan menurun pada usia 10 tahun (Hoffbrand, 2005). Berdasarkan data tahun 2010 dari American Cancer Society, jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau

DAMPAK TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KOOPERATIF PADA ANAK USIA PRASEKOLAH SELAMA MENJALANI PERAWATAN DI RS. ISLAM KLATEN. Widiawati, Suyami.

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan sampai dengan usia 18 tahun (IDAI, 2014). Anak merupakan individu

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kondisi tertentu proses kehamilan harus dilakukan dengan operasi. caesar atau lebih dikenal dengan sectio caesarea.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). pasien mulai mengalami skizofenia pada usia tahun.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian, serta ketekunan. Pada pelaksanaan PBP

BAB I PENDAHULUAN. khususnya rumah sakit pemerintah (daerah maupun pusat) menghadapi

HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hospitalisasi atau masuk rumah sakit merupakan keadaan yang mengharuskan anak untuk dirawat dirumah sakit karena mengalami kondisi krisis dan kesakitan secara fisik maupun psikologis. Hospitalisasi merupakan stressor yang besar yang harus dihadapi oleh setiap orang, khususnya pada anak prasekolah karena lingkungan yang asing, kebiasaan yang berbeda serta perpisahan dengan orangtua (Wong, 2009). Berdasarkan hasil survei dari WHO tahun 2008 didapatkan sebanyak hampir 80% anak mengalami perawatan di rumah sakit. Sedangkan menurut Survei Kesehatan Nasional (SUSENAS) tahun 2010 menyatakan bahwa jumlah anak usia prasekolah sebesar 72% dari jumlah total penduduk Indonesia, dan diperkirakan dari 35 anak per 100 anak menjalani hospitalisasi dan 45% diantaranya mengalami kecemasan. Dampak hospitalisasi pada anak berbeda-beda tergantung dari perkembangaan usia, pengalaman sakit dan dirawat di rumah sakit, support system, serta keterampilan koping dalam menangani stress. Anak prasekolah memiliki keterampilan verbal dan perkembangan yang lebih baik untuk beradaptasi dengan berbagai situasi, tetapi penyakit dan hospitalisasi tetap dapat menyebabkan stress. Anak prasekolah mungkin paham bahwa berada dirumah sakit karena mereka sakit, tetapi mereka mungkin tidak memahami penyebab penyakit mereka. Pemikiran anak 1

2 prasekolah adalah egosentrik atau mereka percaya bahwa beberapa perbuatan dapat menyebabkan mereka menjadi sakit, serta anak prasekolah mempunyai pemikiran imajinatif dengan fantasi yang liar. Oleh sebab itu, ketika anak prasekolah berada dirumah sakit menjadi sangat tertekan terhadap lingkungan yang tidak familiar, prosedur perawatan kesehatan dan situasi seperti kata-kata aneh yang digunakan, perlengkapan yang terlihat menakutkan, orang asing dalam pakaian yang tidak biasa, misalnya masker, sikap tenaga kesehatan yang cenderung tegas dari pada orang biasa lainnya, serta suara bising dan bau-bauan yang tidak familiar dan menakutkan (Kyle & Carman, 2015). Secara keseluruhan hospitalisasi merupakan kondisi yang sulit bagi anak prasekolah, membuat takut dan cemas, serta apabila kesembuhan dan perawatan tak tertangani dengan baik akan membuat pengalaman trauma. Kecemasan akibat hospitalisasi yang terjadi pada anak prasekolah merupakan kondisi yang dapat beresiko mengganggu tumbuh kembang anak dan berdampak pada proses penyembuhan. Kecemasan yang teratasi dengan cepat dan baik akan membuat anak lebih nyaman dan kooperatif dengan tenaga kesehatan sehingga tidak menghambat proses keperawatan. Jika kecemasan itu berlangsung lama dan tidak teratasi maka akan menimbulkan sikap pelepasan pada anak sehingga anak mulai tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya, lebih memilih untuk berdiam diri atau apatis, menolak untuk diberikan tindakan dan yang paling parah akan menimbulkan trauma setelah keluar dari rumah sakit (Wong, 2009). Untuk

3 mengurangi dampak kecemasan hospitalisasi yang dialami anak selama menjalani perawatan diperlukan suatu media yang dapat mengungkapkan rasa cemasnya, salah satunya adalah dengan distraksi terapi bermain. Terapi bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak serta usia anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak prasekolah akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri untuk itu diharapkan dengan melakukan permainan anak prasekolah akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan terapi bermain akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan (Wong, 2009). Berdasarkan hasil study pendahuluan yang dilakukan pada bulan juni 2017 di salah satu rumah sakit pemerintah provinsi Jawa Tengah kelas A yaitu RSUD Dr. Moewardi Surakarta di ruang melati II didapatkan data dari rekam medik pada mei 2016 sampai dengan mei 2017 sebanyak 4044 anak dengan total 727 anak prasekolah yang menjalani rawat inap. Salah satu terapi bermain yang menyenangkan dan membuat anak merasa lepas dari ketegangan, merasa gembira karena dapat tertawa adalah terapi bermain comedy cart. Anak usia prasekolah yang dirawat di rumah sakit akan kehilangan waktunya untuk bersosialisasi dan bermain bebas

4 seperti anak sehat umumnya (Wong, 2009). Comedy cart merupakan jenis terapi bermain untuk mengurangi rasa sakit anak-anak yang mengalami gangguan tawa karena dampak hospitalisasi seperti ansietas dan ketakutan, perpisahan serta kehilangan kontrol. Comedy cart dapat membuat anak terhibur, tertawa dan merasa rileks. Media Comedy cart merupakan bagian dari terapi humor. Menurut penelitian Michael (2010), humor terapeutik bermanfaat dalam hubungan perawatan antara perawat dan pasien dan memiliki potensi untuk mengubah situasi stres. Dalam penelitian Lucy & Claire (2013), menyatakan bahwa beberapa anak percaya bahwa humor dapat mengubah emosi dan hal itu dapat sangat berguna dalam mencegah atau mengurangi emosi negatif. Hal ini menjadi pendukung gagasan bahwa humor dapat bertindak sebagai alat koping dan dapat mengurangi dampak kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah. Permainan comedy cart ini mudah dilakukan. Comedy cart dapat diaplikasikan dengan pemutaran film anak, kaset album video lagu-lagu anak, dan pembacaan buku cerita bergambar atau komik, yang dapat menarik perhatian dan disukai oleh anak. Di RSUD Dr. Moewardi mempunyai ruang melati II mempunyai ruangan khusus untuk terapi bermain tetapi terapi bermain dengan media comedy cart atau memilih media-media menarik didalam keranjang belum pernah di teliti. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh terapi bermain comedy

5 cart terhadap tingkat kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh terapi bermain comedy cart terhadap tingkat kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi sebelum terapi bermain comedy cart di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. b. Mengetahui kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi sesudah terapi bermain comedy cart di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. c. Membandingkan pengaruh terapi bermain comedy cart terhadap tingkat kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain comedy cart. D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Penelitian ini menambah wawasan dan pengetahuan tentang mengatasi cemas akibat hospitalisasi dan membuat peneliti terinspirasi untuk mengamalkan ilmu ini dilahan kerja di masa depan.

6 2. Praktis a. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan terapi bermain pada anak usia prasekolah serta dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya. b. Bagi Klien Dapat digunakan sebagai media untuk terapi yang menyenangkan dan bermanfaat dalam menurunkan kecemasan. c. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu dan bahan pembelajaran mengenai terapi bermain yang dapat dilakukan pada pasien anak prasekolah yang mengalami kecemasan hospitalisasi. d. Bagi Pihak Rumah Sakit Penelitian ini digunakan sebagai tambahan terapi dan bahan informasi mengenai kecemasan akibat hospitalisasi pada anak prasekolah di rumah sakit E. Keaslian Penelitian Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian dengan judul Pengaruh terapi bermain comedy cart terhadap tingkat kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. belum pernah dilakukan. 1. Dayani, N. E (2015): Terapi Bermain Clay Terhadap Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Yang Menjalani Hospitalisasi Di RSUD Banjarbaru. Penelitian ini menggunakan metode quasi

7 eksperimen dengan rancangan pretest posttest non equivalent control group design dengan adanya kelompok kontrol dengan teknik pengambilan sample yaitu accidental sampling. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada varibael bebas yaitu terapi bermain comedy cart, metode penelitian ini menggunakan pre eksperimen dengan desain penelitian one grup one pre post test tanpa menggunakan kelompok kontrol dan dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. 2. Fradianto, I (2014): Pengaruh Terapi Bermain Lilin Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia Pra Sekolah Yang Mengalami Hospitalisasi di Rsdr. Soedarso Pontianak. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre eksperimental dengan one-group pretest-posttest tanpa kelompok kontrol. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada varibael terikat yaitu terapi bermain comedy cart. 3. Widiyono, (2012): Pengaruh Terapi Bermain Dengan Menggambar Dan Mewarnai Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Ruang Ar Rahman Rs Pku Muhammadiyah Bantul. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre eksperimental dengan rancangan pra pasca test dalam satu kelompok tanpa kelompok control dengan teknik pengambilan sample yaitu purposive sampling. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada varibael terikat yaitu terapi bermain comedy cart, metode penelitian ini menggunakan pre

8 eksperimen dengan desain penelitian one grup one pre post test tanpa menggunakan kelompok kontrol dan dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling.