PENGARUH SARANA PRASARANA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IIS SMAN 11 KOTA JAMBI ARTIKEL

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal.

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, serta penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, motivasi belajar adalah proses untuk mendorong siswa supaya dapat belajar untuk meraih prestasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan memang bukanlah satu-satunya hal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu memberi kondisi mendidik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab II Pasal 3 yaitu :Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi dalam arti yang luas diciptakan oleh dunia pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu memperhatikan masalah pendidikan.isi pendidikan diharapkan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. manusia masih ada di muka bumi, belajar sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat,

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara formal, pendidikan diselenggarakan di sekolah. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. output merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan. persaingan di era globalisasi dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses belajar sepanjang hidup manusia, sejak lahir hingga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

Transkripsi:

PENGARUH SARANA PRASARANA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IIS SMAN 11 KOTA JAMBI ARTIKEL Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan S1 Oleh: Eva Safitriyani A1A214018 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI APRIL, 2018

PENGARUH SARANA PRASARANA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X IIS SMAN 11 KOTA JAMBI Eva Safitriyani, Ekawarna, Nelly Indrayani, FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh sarana prasarana dan motivasi belajar terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas X IIS SMAN 11 Kota Jambi, hasil belajar sejarah siswa kelas X IIS SMAN 11 Kota Jambi nilainya masih banyak di bawah rata-rata KKM 65. Peneliti menduga bahwa rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh sarana prasarana dan motivasi belajar. Sarana prasarana adalah alat penunjang proses belajar mengajar yang disediakan pihak sekolah, motivasi belajar adalah hasrat dan keinginan siswa untuk belajar. Penelitian ini merupakan penelitian kausal kompratif bersifat ex post facto yaitu penelitian sesudah kejadian, tujuan jenis penelitian ini adalah untuk meneliti kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Data diperoleh dengan menggunakan angket penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara sarana prasarana terhadap hasil belajar sejarah, hasil peneitian selajutnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar sejarah dan terdapat pengaruh sarana prasarana dan motivasi belajar secara bersama terhadap hasil belajar sejarah. Berdasarkan penelitian ini disarakan kepada pihak sekolah untuk lebih memperhatikan kelengkapan dan kondisi sarana dan prasarana sekolah,dan kepada seluruh siswa hendaknya meningkatkan motivasi belajarnya agar lebih percaya diri dan fokus dalam belajar. Kata Kunci : Sarana Prasarana, Motivasi, dan Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pemartabatan manusia menuju puncak optimasi potensi kognitif, afektif dan psikomotorik yang dimilikinya. Pendidikan adalah proses membimbing, melatih, dan memandu manusia terhindar atau keluar dari kebodohan dan pembodohan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan tidak bisa dipisahkan, pendidikan identik dengan sekolah, pembelajaran, guru dan siswa. Agar tujuan pendidikan itu tercapai harus mempunyai sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran baik pendidikan non formal dan pendidikan formal. Secara normatif tujuan pendidikan diindonesia diamanatkan dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Di dalam undang-undang ini disebutkan bahwa pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah secara universal diakui sebagai lembaga pendidikan yang paling banyak diminati. Fenomena kekinian menunjukkan, sekolah menghadapi dua tekanan. Pertama, tekanan animo masyarakat untuk memasuki organisasi pembelajaran itu. Kedua, tekanan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang nyaris selalu meninggalkan kemampuan komunitas (khususnya guru) dan

kemampuan manajemen sekolah yang sebagian masih relatif lemah untuk mentransformasikannya. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sejarah di SMA harus dievaluasi secara menyeluruh, antara lain dengan mengevaluasi kualitas proses dan hasil belajar. Secara keseluruhan pemahaman terhadap konsep dasar pembelajaran tidak akan sempurna jika berhenti pada definisi atau proses. Penulis merasa perlu untuk menguraikan apa yang dihasilkan dari proses pembelajaran. Pada dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang menyangkut segi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Berdasarkan observasi awal peneliti selama melakukan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) pada tanggal 16 Oktober s/d 16 Desember 2017 di SMAN 11 Kota Jambi hasil belajar sejarah siswa kelas X IIS di bawah rata-rata (KKM) 65. Rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah diduga dipengaruhi oleh motivasi belajar serta kelengkapan sarana prasarana, masalah motivasi belajar yang dialami siswa adalah hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan. Ketika dilakukan kerja kelompok dengan teman sekelas, siswa kurang semangat dalam mengikuti arahan yang dilakukan oleh guru, sehingga guru mengalami kesulitan dalam mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok dan menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan. Masalah lain yang dijumpai adalah hasrat siswa untuk lebih banyak membaca buku masih rendah. Hal ini ditemukan ketika siswa diberikan pertanyaan oleh guru seputar pelajaran sejarah

dan yang dijawab oleh siswa adalah sesuai dengan buku yang mereka punya, ketika guru meminta contoh lain dari pengertian yang ada, siswa tidak dapat menjawabnya karena siswa hanya belajar dari buku yang mereka punya dan tidak ada dorongan dalam dirinya untuk belajar dari sumber lainnya. Dalam hal sarana dan prasarana peneliti telah melakukakan observasi bahwa untuk buku paket pegangan siswa itu mendapatkan sebangku satu buku artinya satu buku untuk dua siswa. Masalah lainya adalah belum terpasangnya LCD di kelas karena terkendala keamanan yang belum memadai yaitu teralis besi. Sekolah hanya mempunyai 6 infokus sedangkan hampir setiap guru perlu menggunakan infokus, jadi guru harus berlomba lomba datang kesekolah lebih dulu untuk mendapatkan infokus. Belum tersedianya LCD di setiap kelas menyebabkan guru hanya bisa mengajar secara konvensional menggunakan papan tulis, dan guru mengalami kesulitan dalam melakukan variasi mengajar. Kurangnya variasi mengajar membuat siswa menganggap pembelajaran monoton, membosankan dan siswa kurang bersemangat, akibatnya pelajaran yang disampaikan tidak diterima dengan baik oleh siswa. Selain itu, kipas angin yang ada juga kurang memadai, sehingga sering siswa mengeluh panas dan konsentrasi belajar siswa berkurang. Berikut adalah tabel nilai mata pelajaran sejarah siswa kelas X IIS SMAN 11 Kota Jambi. Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran sejarah Tuntas Belum tuntas Kelas Jumlah siswa KKM JML % JML % X IIS 1 36 65 10 28% 26 72% X IIS 2 37 65 12 33% 25 67%

X IIS 3 34 65 15 45% 19 55% X IIS 4 34 65 10 30% 24 70% X IIS 5 38 65 18 47% 20 53% 179 65 114 Sumber: guru sejarah peminatan kelas X SMAN 11 Kota Jambi Terlihat dari tabel diatas bahwa hasil belajar sejarah siswa kelas X IIS 1 dari 36 siswa, sebesar 28% atau 10 siswa yang tuntas dan 72% atau 26 siswa belum tuntas, X IIS 2 dari 37 siswa, sebesar 33% atau 12 siswa yang tuntas dan 67% atau 25 siswa belum tuntas, X IIS 3 dari 34 siswa, sebesar 45% atau 15 siswa yang tuntas, 55% atau 19 siswa yang belum tuntas, X IIS 4 dari 34 siswa, sebesar 30% atau 10 siswa tuntas, 70% atau 24 siswa belum tuntas dan yang terakhir X IIS 5 dari 38 siswa, sebesar 47% atau 18 siswa tuntas, 53% atau 20 siswa belum tuntas. Menurut Devi Ayu Kusuma putri dalam penelitiannya 2015 menunjukkan bahwa sarana prasarana dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa sebesar 72,5%. Menurut Aquami dalam penelitiannya 2015 Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dan penggunaan sarana belajar terhadap hasil belajar siswa Madrasah Aliyah Paradigma Palembang. Hal ini dibuktikan bahwa nilai t hitung > t tabel (86,661 > 3,175 dan signifikansi 0,000 < 0,0005 maka Ho ditolak, dengan kata lain bahwa motivasi belajar dan penggunaan sarana belajar secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Berbicara tentang sarana dan prasarana berkaitan dengan alat-alat pembelajaran dimana alat-alat pembelajaran tersebut sangat mendukung berhasil tidaknya sekolah maupun guru dalam mengajar. Sarana dan prasarana bisa seperti meja, kursi, papan tulis, sumber belajar yang mendukung proses pembelajaran. Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat vital dan hal yang sangat penting dalam menunjang kelancaran dan kemudahan dalam proses belajar mengajar karena dalam kaiatannya dengan pendidikan yang membutuhkan sarana dan prasarana dan juga pemanfaatannya baik oleh guru maupun oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, maka perlu dimiliki suatu fasilitas yang dapat membantu mendorong siswa dalam mencapai prestasi yang maksimal. Yamin dan Maisah (2012:133) Dalam undang-undang nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Termuat delapan standar yaitu: standar isi, standar proses, standar kompentisi kelulusan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolahan, standar pengelolahan oleh pemerintah daerah, standar pengelolahan oleh pemerintah, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Termasuklah di dalamnya standar sarana dan prasarana dalam pasal 42 ayat (1) setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. (2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang, kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang

laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.pemerintah membuat beberapa peraturan perundang-undangan, undang-undang no.20 tahun 2003 yang mengatur tentang Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 45 ayat 1 yang berbunyi : Berhasil tidaknya siswa dalam belajar diduga ditentukan oleh seberapa besar uasahanya untuk belajar dan juga perhatiannya terhadap faktor-faktor yang mendukung dan menghambat proses dan hasil belajarnya. Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, faktor internal tersebut salah satunya adalah motivasi belajar, motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Perannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Seorang yang memiliki intelegensia yang tinggi boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi. Mengenai hal ini, bukan saja mempersalahkan pihak siswa, karena bisa saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi kepada siswa agar siswa semangat untuk belajar. Apalagi jika berbicara tentang mata pelajaran sejarah siswa banyak menganggap bahwa belajar sejarah itu susah karena banyak hafalan dan cenderung membosankan. Maka dari itu tugas guru adalah bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi untuk belajar dan memiliki hasil belajar yang baik. dorongan internal dan eksternal dalam individu yang menyebabkan perubahan tingkah laku. Selain faktor internal, sarana

prasarana sekolah sebagai faktor eksternal juga mempunyai pengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar siswa. Misalnya gedung sekolah dengan kondisi baik akan membuat siswa merasa nyaman dan bersemangat dalam belajar. Selain itu, fasilitas-fasilitas penunjang seperti perpustakaan, laboratorium, alat praktek, dan berbagai perlengkapan belajar juga harus dipenuhi agar proses pembelajaran lancar. Banyak sudah sekolah menengah yang mempunyai sarana dan prasarana yang memenuhi standar nasional namun belum di manfaatkan seutuhnya oleh warga sekolah, begitu pula sebaliknya sekolah yang belum memenuhi standar nasional dalam fasilitas sekolah, sangat disayangkan sekali karena sarana dan prasarana itu penunjang untuk tercapainnya tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Menurut Yamin dan Maisah (2012:14). Ada dua faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu unsur luar dan unsur dalam. Unsur luar seperti: lingkungan alami, lingkungan sosial, kurikulum, program, sarana dan fasilitas, serta guru. Sedangkan Unsur dalam seperti: kondisi fisiologis, kondisi panca indra, minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif. Dari latar belakang inilah penulis tertarik untuk mengadakan kajian lebih mendalam tentang skripsi yang berjudul Pengaruh Sarana Prasarana dan Motivasi Belajar terhadap Hasil belajar Sejarah siswa kelas X IIS SMAN 11 Kota Jambi 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah antara lain. 1. Hasil belajar yang belum mencapai KKM.

2. Kurang kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sebagai penunjang belajar mengajar 3. Rendahnya kesadaran dari dalam diri siswa untuk meningkatkan motivasi dalam belajar terutama belajar sejarah. 1.3 Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah, terfokus, dan tidak meluas, penulis membatasi penelitian ini yaitu: 1. Sarana prasarana yang diteliti adalah perlengkapan siswa disekolah yang dapat mempermudah dan memperlancar proses belajar mengajar, seperti gedung, perabotan, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber lainnya, bahan habis pakai dan perlengkapan lainnya. 2. Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah dorongan dari dalam dan luar diri siswa untuk giat dalam belajar dan meraih hasil yang maksimal. 3. Hasil Belajar dalam penelitian ini adalah nilai ulangan harian siswa kelas X IIS SMAN 11 Kota Jambi 1.4 Rumusan Masalah Untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, penulis merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh Sarana prasarana sekolah terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas X IIS SMAN 11 Kota Jambi? 2. Apakah ada pengaruh Motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas X IIS SMAN 11 Kota Jambi?

3. Apakah ada pengaruh sarana prasarana dan motivasi belajar terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas X IIS SMA 11 Kota Jambi? 1.5 Tujuan Penulisan Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan dan mengetahui: 1. Untuk mengetahui besaran pengaruh sarana prasarana terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas X IIS SMAN 11 Kota Jambi. 2. Untuk mengetahui besaran pengaruh Motivasi belajar sejarah siswa kelas X IIS SMAN 11 Kota Jambi 3. Untuk mengetahui besaran pengaruh sarana prasarana dan motivasi belajar sejarah siswa kelas X IIS SMAN 11 Kota Jambi 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, bagi: 1.6.1 Manfaat Teoritis 1. Dari segi ilmiah, penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pada bidang pendidikan sejarah, serta sebagai sumber informasi bagi peneliti lain yang akan mengkaji secara mendalam permasalahan yang berhubungan dengan sarana prasarana dan motivasi belajar terhadap hasil belajar sejarah siswa. 2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi siswa dan guru untuk ikut mensukseskan mutu pendidikan dengan cara

meningkatkan kualitas hasil belajar melalui motivasi dan sarana prasarana belajar yang baik. 1.6.2 Manfaat Praktis 1. Bagi guru di sekolah, sebagai masukan bagi rekan guru sejarah untuk meningkatkan motivasi pembelajaran agar proses belajar mengajar terlaksana secara optimal dan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. 2. Bagi pihak sekolah, untuk informasi agar lebih meningkatkan penyediaan sarana prasarana yang memadai supaya memperlancar proses belajar dan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. 3. Bagi siswa, agar siswa lebih meningkatkan motivasi belajar nya untuk mendapatkan nilai yang memuaskan. 4. Bagi peneliti, pada penelitian ini dapat menjadi pendukung sumber penelitian tentang sarana prasarana dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar sejarah. 1.7 Defenisi Operasionsal 1. Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana itu adalah penunjang proses belajar mengajar, serta alat untuk mempermudah proses kegiatan belajar mengajar. Sarana prasarana itu sangat penting karena tanpa adanya sarana prasarana proses belajar mengajar tidak akan mencapai tujuan pembelajaran. Dengan sarana yang mendukung akan menciptakan kualitas dalam pembelajaran begitu pula sebaliknya apabila sarana prasarana tidak lengkap malah akan menjadi faktor penghambat proses belajar mengajar. Indikator yang

digunakan dalam penelitian Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional yaitu sebagai berikut: Sarana Prasarana sekolah minimal memiliki 14 ruang/kelengkapan sarana prasarana yaitu : ruang kelas, perpustakaan, laboratorium IPA, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, dan tempat bermain/olahraga. 2. Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah dorongan dari dalam diri seorang siswa untuk melakukan sesuatu dengan terarah. Motivasi dalam belajar menjadikan siswa lebih fokus dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar, setelah siswa percaya diri dan lebih fokus itu akan memudahkan siswa menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru di depan kelas, siswa juga mampu menjawab dan bertanya dengan rasa percaya diri yang besar. indikator motivasi belajar dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3. Adanya harapan atau cita-cita masa depan, 4. Adanya penghargaan dalam belajar, 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang dapat belajar dengan baik. 3. Hasil Belajar Hasil belajar adalah adanya perubahan dari proses-proses yang dilakukan peserta didik selama belajar di sekolah. Hasil belajar adalah merupakan

prilaku berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi, dan atau strategi kognitif yang baru dan diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan dalam suatu suasana atau kondisi pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut tidak dilihat dari aspek kognitif saja melaikan aspek afektif dan psikomotorik, karena akan ada hasil belajar yang baik apabila peserta didik mempunyai kemauan yang kuat dalam dirinya untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Untuk mengukur hasil belajar sejarah bisa melalui ulangan harian dan ujian semester pada peserta didik, pada penelitian ini peneliti lebih menyoroti hasil belajar siswa dalam aspek kognitif saja karena berdasarkan data yang didapat pada saat observasi nilai peserta didik dalam pelajaran sejarah cukup rendah sehingga tidak mencapai nilai KKM

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengaruh Sarana Prasarana dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 11 Kota Jambi, Maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara sarana prasarana terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas X IIS SMA Negeri 11 Kota Jambi. Ini bermakna bahwa jika kualitas sarana prasarana di sekolah baik, maka akan mengakibatkan meningkatnya hasil belajar. 2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas X IIS SMA Negeri 11 Kota Jambi. Ini bermakna bahwa jika motivasi belajar siswa tinggi akan mengakibatkan meningkatnya hasil belajar siswa. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara sarana prasarana dan motivasi belajar terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas X IIS SMA Negeri 11 Kota Jambi, ini bermakna bahwa jika kualitas sarana prasarana baik dan motivasi belajar siswa tinggi akan mengakibatkan meningkatnya hasil belajar siswa.

5.2 Saran Berdasarkan temuan peneliti mengenai pengaruh sarana prasarana dan motivasi belajar terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas X IIS SMA Negeri 11 maka disarankan 1. Bagi pihak sekolah disarankan untuk lebih memperhatikan kelengkapan, serta kondisi sarana dan prasarana, seperti memperhatikan kondisi ruang kelas, perpustakaan, laboratorium IPA, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, dan tempat bermain/olahraga, agar kualitas sarana prasarana lebih baik. 2. Bagi siswa diharapkan lebih meningkatkan motivasi belajar agar terdorong untuk mencapai cita-cita dan meningkatkan kemampuan belajarnya serta mendapat hasil belajar yang lebih baik dengan mempelajari kembali materi pelajaran yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya dan selalu mengerjakan tugas yang diberikan. 3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah variabel lain yang berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa, diantaranya mengenai kompetensi guru, metode mengajar, disiplin, bakat, minat, lingkungan dan sebagainya.