BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Desa Hulawa Desa Hulawa adalah merupakan Desa yang berada di Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato dengan luas wilayah 98, 254 km2 terdiri dari 6 Dusun (Hele, Kapali, Butato, Poladingo, Popaya, Mekar Jaya), dengan jarak dari kota Marisa sekitar ± 10 km dan dengan jumlah penduduk 1458 jiwa dan jumlah KK 154. Letak geografis Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato dengan batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara : berbatasan dengan Butato b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Hele c. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kapali d. Sebelah Barat : berbatasan dengan Popaya 1.2 Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 06 Juli Tahun 2012 sampai tanggal 30 Juli Tahun 2012. Penelitian ini merupakan suatu survei desain rancangan survei cepat yakni untuk mengetahui besar prevalence kejadian malaria di lingkungan tambang emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012. Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling yakni seluruh masyarakat penambang emas sehingga jumlah
sampel dalam penelitian adalah 157 responden. Alat observasi yang digunakan adalah kuesioner. Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan, maka dapat disusun hasil yang telah dicapai sebagai berikut : 1. Identitas Responden a. Umur Untuk melihat identitas responden berdasarkan umur di lingkungan tambang emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Umur di Lingkungan Tambang Emas Di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Umur (Tahun) Jumlah n % 20 29 30 39 40 49 57 81 19 36,3 51,6 12,1 T o t a l 157 100 Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa pada umumnya responden dalam penelitian ini adalah umur 30 39 tahun sebanyak 81 responden (51,6%) dan yang terkecil adalah umur 40 49 tahun sebanyak 19 responden (12,1%).
b. Jenis kelamin Untuk melihat identitas responden berdasarkan jenis kelamin di lingkungan tambang emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 dapat dilihat pada grafik 4.1 56 responden (35.7 % ) Laki-Laki Perempuan 101 Responden (64.3%) Grafik 4.1 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Lingkungan Tambang Emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwat Tahun 2012 Grafik 4.1 memperlihatkan bahwa pada umumnya responden dalam penelitian ini adalah laki-laki sebanyak 101 responden (64,3%) dan perempuan sebanyak 56 responden (35,7%). c. Pekerjaan Untuk melihat distribusi jenis pekerjaan sebelumnya di lingkungan tambang emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Selain Penambang Emas Di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Pekerjaan Responden Selain Penambang Emas Jumlah n % Pedagang Petani Swasta Wiraswasta 30 53 18 56 19,1 33,8 11,4 35,7 T o t a l 157 100 Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa responden terbanyak dalam penelitian ini adalah pekerjaan wiraswasta sebanyak 56 responden (35,7%) dan yang terkecil adalah pekerjaan swasta sebanyak 18 responden (11,4%). d. Pendidikan Untuk melihat distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan di lingkungan tambang emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 dapat dilihat pada grafik 4.2
64 responden (40.8%) 5 responden (3.2%) 22 responden (14%) SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi (D1) 66 responden (42%) Grafik 4.2 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Lingkungan Tambang Emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Grafik 4.2 memperlihatkan bahwa pendidikan responden terbanyak dalam penelitian ini adalah SLTP sebanyak 66 responden (42,0%), dan paling sedikit adalah Diploma 1 sebanyak 5 responden (3,2%).
2. Kejadian Malaria 60 responden (38.2%) Positif Penderita Malaria Suspek Menderita Malaria 97 responden (61.8%) Grafik 4.3 Distribusi Responden Menurut Status Penyakit di Lingkungan Tambang Emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Grafik 4.3 memperlihatkan bahwa hasil Rapid Diagnostic Test terbanyak dalam penelitian ini adalah positif menderita malaria sebanyak 97 responden (61,8%), dan suspek (negatif) menderita malaria sebanyak 60 responden (38,2%). Hasil pemeriksaan yang dilakukan di Puskesmas di Kecamatan Buntulia diperoleh hasil bahwa positif dengan jenis Plasmodium falcifarum sebanyak 97 responden. 2. Cross Tabulation. a. Umur dengan kejadian malaria Untuk melihat Cross tabulation umur dengan kejadian malaria di lingkungan tambang emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Cross Tabulation antara umur dengan kejadian malaria di Lingkungan Tambang Emas Di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Umur Positif Manderita Malaria Kejadian Malaria 30 39 Tahun 50 61,7 31 38,3 81 100 40 49 Tahun 11 57,9 8 42,1 19 100 Total 97 61,8 60 38,2 157 100 Pada tabel 4.3 terlihat bahwa pada umumnya golongan umur 30 39 tahun menderita malaria yakni 50 responden dan sisanya adalah umur 20 29 tahun sebanyak 36 responden dan umur 40 49 tahun sebanyak 11 responden. Dimana angka relatif ada peningkatan malaria pada usia mudah. Jadi, yang tertinggi malaria umur termudah. b. Jenis kelamin dengan kejadian malaria Suspek Menderita Malaria Jumlah n % n % n % 20 29 Tahun 36 63,2 21 36,8 57 100 Untuk melihat Cross tabulation jenis kelamin dengan kejadian malaria di lingkungan tambang emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Cross Tabulation antara jenis kelamin dengan kejadian malaria di Lingkungan Tambang Emas Di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Kejadian Malaria Jenis Kelamin Positif Manderita Malaria Suspek Menderita Malaria Jumlah n % n % n % Laki Laki 77 76,2 24 23,8 101 100 Perempuan 20 35,7 36 64,3 56 100 Total 97 61,8 60 38,2 157 100 Pada tabel 4.4 terlihat bahwa pada umumnya laki-laki positif menderita malaria yakni 77 responden dan perempuan sebanyak 20 responden. Dimana di lingkungan tambang emas yang paling banyak adalah laki-laki dibandingkan perempuan. c. Pekerjaan dengan kejadian malaria Untuk melihat Cross tabulation pekerjaan dengan kejadian malaria di lingkungan tambang emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Cross Tabulation antara pekerjaan dengan kejadian malaria di Lingkungan Tambang Emas Di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Kejadian Malaria Pekerjaan Positif Manderita Malaria Suspek Menderita Malaria Jumlah n % n % n % Pedagang 18 60.0 12 40.0 30 100 Petani 37 69,8 16 30,2 53 100 Swasta 10 55,6 8 44,4 18 100 Wiraswasta 32 57,1 24 42,9 56 100 Total 97 61,8 60 38,2 157 100 Pada tabel 4.5 terlihat bahwa pada umumnya responden yang mempunyai pekerjaan sebelumnya adalah petani menderita malaria sebanyak 37 responden dan yang paling sedikit adalah pekerjaan sebelumnya swasta sebanyak 10 responden d. Tingkat pendidikan dengan kejadian malaria Untuk melihat Cross tabulation tingkat pendidikan dengan kejadian malaria di lingkungan tambang emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Cross Tabulation antara tingkat pendidikan dengan kejadian malaria di Lingkungan Tambang Emas Di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Kejadian Malaria Tingkat Pendidikan Positif Manderita Malaria Suspek Menderita Malaria Jumlah n % n % n % SD 16 72,7 6 17,3 22 100 SLTP 41 62,1 25 37,9 66 100 SLTA 37 57,8 27 42,2 64 100 Diploma 1 (Perguruan Tinggi) 3 60,0 2 40,0 5 100 Total 97 61,8 60 38,2 157 100 Pada tabel 4.6 terlihat bahwa pada umumnya responden yang mempunyai tingkat pendidikan SLTP menderita malaria sebanyak 41 responden dan yang paling sedikit adalah tingkat pendidikan diploma 1 (perguruan tinggi) sebanyak 3 responden. 3. Besar Prevalence Hasil perhitungan besar prevalence penyakit malaria di lingkungan tambang emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 sebanyak 6.65% artinya setiap 100 penduduk terdapat 7 menderita malaria.
Pada lampiran 3 terlihat bahwa pada umumnya responden menderita sakit seperti ini > 7 hari yakni 72 responden (74,2%) dan 7 hari sebanyak 25 responden (25,8%). Jenis obat yang sering diminum oleh responden yang positif malaria pada saat sakit adalah doxylin sebanyak 47 responden (48,4%), cloroquin sebanyak 22 responden (22,7%) dan lainnya 28 responden (28,9%). Cara lain yang dilakukan responden selain minum obat adalah mengatakan tidak ada sebanyak 45 responden (46,4%) dan lainnya sebanyak 52 responden (53,6%). 4. Faktor Pencetus Hasil wawancara terhadap responden yang positif menderita malaria mengenai faktor pencetus penyakit malaria dapat dilihat pada tabel 4.7 Tabel 4.7 Distribusi Responden Menurut Faktor Pencetus Penyakit di Lingkungan Tambang Emas Tentang Penyebab Malaria Di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Pencetus Penyakit Malaria Jumlah n % Lingkungan Tidak Bersih Tempat Tinggal Memadai Lainnya 38 15 44 39,1 15,5 45,4 T o t a l 97 100,0
Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa pada umumnya responden mengatakan ada penyebab lain penyakit malaria yakni 44 responden (45,4%), dan yang terkecil mengatakan penyebab malaria adalah tempat tinggal yang tidak memadai yakni 15 responden (15,5%). Dari 97 responden yang dinyatakan positif malaria mereka menyatakan penyebab malaria adalah Plasmodium falcifarum. Hasil wawancara pada responden yang positif menderita malaria tentang upaya yang dilakukan apabila sakit yakni minum obat sebanyak 54 responden, kesarana kesehatan untuk memeriksakan diri sebanyak 33 responden dan upaya lainnya sebanyak 10 responden. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu sebanyak 42 responden, memberantas jentik sebanyak 27 responden, memakai anti nyamuk sebanyak 16 responden dan upaya pencegahan lainnya sebanyak 12 responden. 4.3. Pembahasan Malaria di Indonesia masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menurunkan produktivitas kerja. Menurut Badan Pengedalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda : 2009) terdapat 7,5 areal tambang emas di Kecamatan Buntulia Desa Hulawa yang selesai dieksploitasi belum direklamasi, sehingga berpotensi menimbulkan
masalah kesehatan dimasa mendatang, sebagian besar lahan tersebut dibiarkan terbuka berupa lubang besar atau berupa danau karena terisi air hujan, dan kemungkinan semakin lama akan potensial menjadi tempat perkembangan nyamuk. 1. Identitas Responden Hasil Survei Rapid Diagnostic Test (RDT) Malaria terhadap 157 responden yang melakukan penambangan emas di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 diperoleh hasil positif malaria pada umumnya berumur 30 39 tahun sebesar 50 kasus (51,5%) hal ini erat kaitannya dengan aktifitas dalam mencari nafkah dalam upaya memenuhi kebutuhan keluarganya dimana golongan umur tersebut merupakan usia produktif sehingga resiko untuk terkena penyakit malaria lebih tinggi bila dibandingkan dengan golongan umur lain dan yang terkecil adalah umur 40-49 tahun sebesar 11 kasus (11,3%). Jumlah yang positif berdasarkan jenis kelamin diperoleh hasil yakni laki-laki sebesar 77 kasus (79,4%) hal ini berkaitannya aktifitas dimana laki-laki kebanyakan melakukan aktifitas diluar rumah sehingga lebih beresiko untuk terkena penyakit malaria dan perempuan sebesar 20 kasus (20,6%). (lampiran 3). 2. Prevalence rate dan Insiden rate penyakit malaria Pemeriksaan terhadap responden dengan menggunakan Immunochromatographic test (ICT) diperoleh hasil positif menderita malaria sebanyak 97 kasus (61,8%) dan suspek menderita malaria sebanyak 60 kasus (38,2%). Insiden rate penyakit malaria terhadap
jumlah masyarakat penambang emas sebesar 61,8% artinya setiap 100 penambang emas terdapat 62 orang yang positif menderita malaria. Besar Prevalence rate penyakit malaria terhadap jumlah penduduk di Desa Hulawa sebesar 6,65% artinya setiap 100 masyarakat penambang emas terdapat 7 orang yang positif menderita malaria. Bila dibandingkan dengan target Melanium Development Gold Index Standar (MDG i s) tahun 2012 sebesar 1,5 per 1000 penduduk atau 0,15 per 100 penduduk maka terlihat besar prevalence rate malaria melebihi 1,5 dari target maksimal yang ditetapkan berdasarkan MDG i s. (lampiran 3). Berdasarkan hasil perhitungan besar prevalence rate dan insiden rate penyakit malaria tersebut diatas dapat dijadikan acuan untuk melakukan tindakan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit malaria. Tingginya besar prevalence rate dan insiden rate pada di lingkungan tambang emas menandakan bahwa jumlah penderita baru didaerah tersebut cukup banyak sehingga perlu upaya dari pihak Puskesmas maupun Dinas Kesehatan untuk mencegah sekaligus melakukan pemberantasan terhadap faktor pencetus penyakit malaria. Kegiatan RDT yang dilakukan di lingkungan tambang emas di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia dilakukan karena didaerah tersebut banyak masyarakat yang mengeluh panas dan demam serta belum dilakukan pemeriksaan sampel darah, faktor lain adalah adanya upaya pemerintah untuk menurunkan angka kesakitan penyakit malaria dengan jalan melakukan upaya pencegahan dan pengobatan bagi penderita malaria.
Dengan adanya hasil RDT ini maka akan membantu pihak Puskesmas untuk menyusun rencana kegiatan pogram dalam upaya mencegah penyakit malaria. Mengingat hasil survei Rapid Diagnostic Test (RDT) malaria hanya melihat positif menderita atau tidak menderita malaria maka perlu ditindak lanjuti dengan menganjurkan pada responden untuk melakukan pemeriksaan laboratorium agar dapat diketahui jenis Plasmodium yang ada pada responden sehingga dapat dilakukan pengobatan sesuai dengan jenis malaria yang diderita. Hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada responden yang dinyatakan positif pada hasil survei Rapid Diagnostic Test (RDT) diperoleh hasil bahwa semua responden positif malaria dengan jenis Plasmodium falcifarum Hasil wawancara dengan responden penambang emas di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 dimana pada umumnya responden minum obat doxylin sebanyak 47 responden (48,4%) dengan alasan bahwa obat tersebut diperoleh dari puskesmas, yang minum obat cloroquin sebanyak 22 responden (22,7) dengan alasan bahwa mereka sudah terbiasa minum obat tersebut sehingga mereka hanya membeli di toko obat atau apotek, sedang lainnya yakni obat malaria lainnya seperti malarex dan minum obat tradisional seperti minum air daun pepaya atau obat tradisonal lainnya sebanyak 28 responden (22,7%) dengan alasan bahwa minum obat tradisonal lebih baik dan sudah terbiasa.
Lama menderita malaria pada umumnya responden mengatakan > 7 hari yakni 72 responden (74,2%) dan 7 hari sebanyak 25 responden (25,8%). 3. Pencetus penyakit malaria. Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa pada umumnya responden mengatakan ada penyebab lain penyakit malaria yakni 44 responden (45,4%), yakni air yang tergenang sehingga nyamuk dapat bersarang dan berkembang biak, lingkungan tidak bersih sebanyak 38 responden (39,2%) dengan alasan bahwa apabila lingkungan tidak bersih seperti adanya kaleng bekas, ban bekas atau perabot bekas lainnya yang berserakan yang dapat menampung air hujan maka nyamuk akan bersarang ditempat tersebut dan yang terkecil mengatakan penyebab malaria adalah tempat tinggal yang tidak memadai yakni15 responden (15,5%) dengan alasan bahwa apabila rumah tidak memenuhi syarat seperti tidak masuk cahaya matahari pada siang hari maka nyamuk dapat masuk dan hinggap pada dinding atau baju yang tergantung karena lembab atau terbuka pada malam hari maka nyamuk dapat masuk dengan mudah sehingga dapat menggigit manusia yang sedang istirahat. 4. Pemanfaatan sarana kesehatan Pemanfaatan saran kesehatan pada saat sakit terutama menderita penyakit malaria sangat dibutuhkan dalam upaya pengobatan yang tepat sesuai dengan jenis penyakit malaria yang diderita. Pada lampiran 3 memperlihatkan bahwa pada umumnya responden melakukan minum obat bila sakit yakni 54 responden (55,7%) dengan
alasan bahwa tidak perlu kesarana kesehatan karena sudah mengetahui obat untuk penyakit yang diderita karena sudah berulang kali menderita penyakit seperti ini sehingga cukup ke toko obat atau apotek untuk beli obat kemudian meminumnya, pergi ke sarana kesehatan sebanyak 33 responden (34%) dengan alasan bahwa kesarana kesehatan lebih baik supaya dapat informasi dengan tepat penyakit yang diderita dan memperoleh obat yang sesuai dengan penyakit yang diderita dan lainnya sebanyak sebanyak 10 responden (10,3%) dengan alasan dengan minum obat tradisional sudah cukup seperti minum air daun pepaya atau obat tradisional lainnya. Pemanfaatan sarana kesehatan oleh responden erat kaitannya dengan tingkat pendidikan, hal ini dapat dilihat pada lampiran 3 dimana pendidikan penambang emas berdasarkan positif menderita malaria adalah SD sebanyak 16 responden (16,5%), SLTP sebanyak 41 responden (42,3%), SLTA sebanyak 37 responden (38,1%) dan Diploma 1 sebanyak 3 responden (3,1%). 5. Upaya pencegahan Upaya pencegahan penyakit malaria sangat dibutuhkan dalam upaya untuk menurunkan insiden penyakit malaria dimasyarakat. Pada lampiran 3 memperlihatkan bahwa pada umumnya responden melakukan upaya pencegahan dengan mencegah gigitan nyamuk yakni 42 responden (43,3%), dengan alasan mencegah gigitan nyamuk lebih baik dengan cara memakai lotion seperti lavender dan lainnya yang dioleskan
pada tubuh pada saat malam hari baik pada saat keluar rumah atau dalam rumah dan lebih praktis penggunaannya serta murah, memberantas jentik sebanyak 27 responden (27,8) dengan alasan bahwa memberantas jentik sangat baik dalam upaya menurunkan populasi nyamuk malaria, memberantas jentik dapat dilakukan dengan menebarkan ikan kepala timah dirawa-rawa atau air tergenang namun upaya ini butuh biaya yang banyak, memakai anti nyamuk sebanyak 16 responden (16,5%) dengan alasan menggunakan anti nyamuk mudah dan murah dan yang terkecil adalah mencari cara lain untuk mencegah penyakit malaria yakni 12 responden (12,4%) dengan alasan cara lain seperti penggunaan kelambu lebih baik dan tidak membutuhkan biaya lain. Dengan diketahuinya insiden rate tersebut maka dapat dijadikan acuan untuk menyusun rencana program dalam rangka mencegah dan memberantas penyakit malaria di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato.