BAB I PENDAHULUAN. devisa Negara. Dari seluruh luas lahan yang ada di Indonesia 82,71 persen di

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

I. PENDAHULUAN. ternak. Penanaman tanaman dengan sistem agroforestri ini dapat meningkatkan

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditi perkebunan yang masuk dalam kategori komoditi

BAB I PENDAHULUAN. Kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah di ekspor

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

I. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah sektor yang sangat potensial dan memiliki peran yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Sebagian besar produksi kopi di Indonesia merupakan

ANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. bermakana. Peranansektor ini dalam menyerap tenaga kerja tetap menjadi yang

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. jangkauan pemasaran mencakup dalam (lokal) dan luar negeri (ekspor). Kopi

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sektor perkebunan merupakan salah satu upaya untuk

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian dan perkebunan memegang peranan penting dan

I. PENDAHULUAN. usaha perkebunan mendukung kelestarian sumber daya alam dan lingkungan

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

Produksi (Ton) Luas (Ha) Produksi (Ton) Karet , , , , , , ,01

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

I. PENDAHULUAN. dari 1,0 juta ton pada tahun 1985 menjadi 1,3 juta ton pada tahun 1995 dan 1,9

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, dan pertanian memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten di bagian barat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai

I. PENDAHULUAN. untuk tanaman pangan salah satunya yaitu ubi kayu (Manihot utilissima). Ubi

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia masing menggantungkan hidupnya di sektor ini. Sektor

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan proses produksi yang khas didasarkan pada proses

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia saat ini merupakan pengahasil kopi terbesar urutan keempat setelah Brazil, Vietnam dan Colombia. Indonesia juga biasa dikenal dengan Negara agraris yang ditunjukan oleh luas lahan yang digunakan disektor pertanian dari sektor pertanian di indonesia, kopi merupakan komoditi penting di dalam perdagangan internasional dan kopi juga berperan penting dalam devisa Negara. Dari seluruh luas lahan yang ada di Indonesia 82,71 persen di gunakan untuk bidang pertanian (Badan Pusat Statistik 2013) dri hasil luas lahan PDB (Produk Domestik Bruto) di sektor pertanian tahun 2012 sampai dengan 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 3,02 persen dan PDB atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 361,4 triliun (Badan Pusat Statistik 2013). Kopi juga merupakan salah satu hasil komoditi yang bernilai ekonomis yang cukup tinggi dibandingkan dengan hasil perkebunan lainya. Kopi bukan hanya sebagai penyumbang devisa Negara saja tetapi kopi juga merupakan sumber penghasilan dari seluruh masyarakat petani kopi di Indonesia. dalam sektor pertanian kopi menjadi sektor unggulan dalam menyusun strategi dalam sektor pembangunan nasional. Sektor pertanian di posisikan sebagai sektor andalan perkonomian nasional karena kopi memiliki kontribusi dalam penurunan jumlah penduduk miskin di Indonesia melalui penyerapan tenaga kerja. Tentu saja ini sangat penting seiring dengan prioritas pembangunan ekonomi di Indonesia. sebagai salah satu subsektor yang terpenting dalam di 1

2 bidang pertanian, perkebunan rakyat memiliki pengaruh yang sangat siginifikan terhadap perekonomian di Indonesia. Indonesia sebagai Negara yang berkembang mempunyai masalah terhadap penyedian lapangan pekerjaan dari kontribusi subsektor perkebunan rakyat inilah yang menyediakan lapangan pekerjaan dan mempunya nilai tambah tersendiri karena telah menyediakan pekerjaan bagi masyarakat yang berada di sebuah perkampungan/perdesaan di daerah-daerah terpencil. Selain itu, subsektor perkebunan rakyat juga mempunyai kontribusi penting dalam adanya nilai tambah terhadap kontribusi Produk Domestik Bruto sebesar 159.75,9 miliar pada tahun 2013 (Direktorat Jendral Perkebunan, 2013). Berdasarkan Undang-undang No.39 Tahun 2014 tentang perkebunan dalam pasal 3 ada beberapa wewenang dalam penyelenggaraan perkebunan yang di ketahui bahwa penyelenggaraan perkebunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, menyediakan lapangan pekerjaan, meningkatkan devisa Negara, meningkatkan produktivitas, kualitas, daya saing, dan memberikan perlindungan terhadap pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. Selain itu, mengembangkan sumber daya perkebunan, bertanggung jawab, melestarikan dan meningkatkan pemanfaatan jasa perkebunan. Setiap Negara mempunyai kriteria dan sektor unggulan yang di tuntut untuk membuktikan daya saing untuk mempromosikan perkebunan di Indonesia dan pemasaran secara global. Kopi juga termasuk dalam salah satu komiditi perkebunan nasional yang mempunyai peranan yang cukup penting terhadap perekonomian di Indonesia.

3 peran itu berupa pembukaan kesempatan kerja sebagai mata pencarian petani kopi. Oleh karena itu, terciptalah lapangan pekerjaan bagi pedagang, pengumpul hingga eksportir, buruh perkebunan besar dan buruh industri pengolahan kopi. Dalam terbentuknya pengelolaan komiditi kopi berhasil membuka peluang bagi lima juta petani. (Tjokrowinotomo, 1991). Menurut Rudi (2016) mengatakan bahwa sektor pertanian mengapa menjadi pilihan penting karena posisinya yang berdasar pada sumber-sumber sendiri (domestic resources based) dan bertitik sentral pada rakyat yang mengutamakan kepentingan rakyat. Hasil dari pembangunan yang berkaitan dengan upaya pemberdayaan masyarakat perkebunan yang diharapkan pada pengembangan perkebunan rakyat yang baik yang memulai pola PIR (Perkebunan Inti Rakyta), UPP (Unit Pelaksana Proyek) dan pola swadaya petani perkebunan lalu baru menikmati pendapatan produksi (off farm) yang pada umumnya mempunyai margin pendapatan yang sangat besar lebih banyak dinikmati oleh pengusaha besar, akan tetapi lebih banyak dinikmati oleh petani. Tantangan kedepannya untuk perkebunan kopi adalah meningkatkan daya saing, bukan hanya Negara produsen saja di wilayah tropis, tetapi dengan Negara maju juga yang terus menerus melakukan penelitian untuk menghasilkan produk perkebunan (Admaizon, 2014).

4 TABEL 1.1. Produksi Perkebunan Menurut Provinsi dan Jenis Tanaman (Ribu Ha) 2013-2014 Provinsi Kopi (ribu Ha) Kopi (ribu Ton) 2013 2014 2013 2014 Aceh 123,8 124,0 48,3 54,9 Sumatra Utara 81,5 81,7 58,3 60,0 Sumatra Barat 42,6 42,5 32,6 30,9 Riau 5,4 4,8 2,6 1,8 Jambi 25,9 22,6 13,3 12,9 Bengkulu 90,9 90,9 56,5 56,2 Lampung 161,2 173,8 127,1 131,5 Rata-Rata 75,9 77,18 48,38 49,74 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2013 Menurut Badan Pusat Statistik (2013) pulau sumatra termasuk dalam kategori penyumbang kopi nasional, terutama provinsi Lampung, Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, dan Bengkulu. Bisa kita lihat dari ketenagakerjaan dan sumberdaya alam bahwa provinsi lampung sangat berperan besar terhadap kopi nasional. Untuk melihat data secara rinci bisa kita lihat pada Tabel 1.1. Pada Tabel 5 1.1 dijelaskan bahwa provinsi lampung memiliki kopi terbesar dan luas lahan terbesar dibandingkan dengan provinsi-provinsi lainya (terutama dibagian Sumatra) yaitu dengan luas lahan pada tahun 2013 dan 2014 mencapai 161,2 dan 173,8 Ha sementara kopi pada tahun 2013 dan 2014 sebesar 127,1 dan 131,5 Ribu Ton. Presentase pertumbuhan kopi dilampung rata-ratanya bisa kita lihat pada bagian kopi pada tahun 2013 dan 2014 yaitu 48,38 persen dan 49,74 persen sementara rata-rata dari luas lahan pada tahun 2013 dan 2014 yaitu 65,9 persen dan 77,18 persen.

5 Oleh karena itu, seiringnya berjalannya waktu perkembangan kopi di Indonesia sudah mengalami kenaikan (perbaikan) baik dalam segi produksi maupun dalam sisi lahan (areal) tanaman kopi. Dalam pengelolaan kopi terbesar di Indonesia adalah Perkebunan Rakyat yang luas lahanya mencapai 94,2 persen dari total keseluruhan luas tanaman kopi yang berada di Indonesia (Hiraw 2006). Pertumbuhan jumlah produksi kopi di Lampung dan Sumatra Utara mencapai 14 persen. Sementara pada pertumbuhan luas areal tanaman di Lampung sebesar 9,1 persen dan pada Sumatra Utara 4,1 persen. Bisa kita lihat bahwa produktifitas dari kedua areal tanaman kopi tersebut sudah mengalami perbaikan. (Hiraw,2006). Kopi di Provinsi Lampung pada umumnya adalah jenis kopi Robusta. Kopi Lampung sudah sangat terkenal dipasaran Nasional, untuk mengekspor kopi Lampung (robusta) biasanya dilihat dari kualitasa kopi (grade) IV dan terbesar berupa kualitas biji kopi tersebut. Di daerah perkebunan kopi di Lampung pada umumnya dataran tinggi dan sebagian besar perkebunan rakyat terkhusus lagi dibagian Lampung Barat, Lampung Utara dan Tanggamus. Untuk melihat data yang lebih rinci bisa kita lihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Produksi Tanaman dan Luas Areal Tanaman Kopi Robusta Perkebunan Rakyat Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung 2014 (Ton) atau (Hektar) Produksi Tanaman Luas Areal Tanaman Wilayah (ton) (hektar) Kopi Robusta Kopi Robusta 2014 2014 Lampung Barat 52.543 65.010 Tanggamus 30.671 43.897 Lampung Selatan 923 1.239

6 Lanjutan Tabel 1.2 Lampung Timur 492 966 Lampung Tengah 778 1.549 Lampung Utara 12.230 18.482 Way Kanan 17.410 22.563 Tulang Bawang 63 133 Pesawaran 3.542 4.649 Pringewu 7.919 7.630 Mesuji 84 249 Tulang Bawang Barat 35 170 Pesisir Barat 4.711 6.934 Bandar Lampung 99 217 Metro 1 2 Provinsi Lampung 131.501 173.690 Sumber : Badan Pusat Statistik Lampung Pada tabel 1.2 dikatakan bahwa Kabupaten Lampung Barat yang memiliki produksi tanaman dan luas areal tanaman terbesar dibandingkan dengan Kabupaten-Kabupaten lainya. Bisa dilihat bahwa produksi tanaman pada tahun 2014 sebesar 52.543 ton sementara luas areal tanaman sebesar 65. 010 hektar pada Kabupaten Lampung Barat. Produksi Tanaman pada tahun 2014 sebesar 30.671 dan untuk luas areal tanaman 43.897 hektar pada Kabupaten Tanggamus. Dan pada produksi tanaman pada tahun 2014 sebesar 923 ton sementara dalam luas areal tanaman sebesar 1.239 hektar pada Kabupaten Lampung Selatan. Kemudian pada produksi tanaman tahun 2014 sebesar 429 ton dan pada luas areal tanaman sebesar 966 hektar pada Kabupaten Lampung Timur. Dan pada produksi tanaman kopi robusta pada tahun 2014 sebesar 778 ton sementara pada luas areal tanaman sebesar 1.549 hektar termasuk dalam Kabupaten Lampung Tengah. Kemudian pada produksi tanaman kopi robusta pada tahun 2014 sebesar 12.230 ton dan dari luas areal tanamaan kopi robusta sebesar 18.482 hektar terhadap Kabupaten Lampung

7 Utara. Dan pada produksi tanaman kopi robusta pada tahun 2014 sebesar 17.410 ton dan untuk luas areal tanaman kopi robusta sebesar 22.563 hektar pada Kabupaten Way Kanan. Dan pada luas produksi tanaman kopi robusta pada tahun 2014 sebesar 63 ton sementara pada luas areal tanaman kopi robusta pada 2014 sebesar 133 hektar pada Kabupaten Tulang Bawang. Dan pada produksi tanaman pada 2014 sebesar 3.542 ton dan pada luas areal tanamannya sebesar 4.649 hektar pada Kabupaten Pesawaran. Dan dari hasil produksi tanaman di Kabupaten Pringsewu sebesar 7.919 ton maka pada luas areal tanaman sebesar 7.630 hektar dan untuk kabupaten Mesuji dari hasil produksi tanamanya pada tahun 2014 sebesar 84 ton dan untuk luas areal tanamanya sebesar 249 hektar dan pada Kabupaten Tulang Bawang Barat hasil produksi tanaman sebesar 35 ton dan untuk luas areal tanaman sebesar 170 hektar dan hasil dari produksi tanaman di Kabupaten Pesisir Barat sebesar 4.711 ton maka untuk luas areal tanamanaya sebesar 6.934 hektar. pada ibu kota Bandar Lampung terdapat hasil produksi tanamanya pada tahun 2014 sebesar 99 ton dan untuk luas areal tanamnaya sebesar 217 hektar dan untuk Kabupaten Metro untuk hasil produksi tanamanya sebesar hanya 1 ton dan untuk luas areal tanamanya hanya 2 hektar Kemudian hasil dari keseluruhan semua kabupaten pada produksi kopi robusta pada 2014 sebesar 131.501 ton dan pada luas areal tanaman kopi robusta sebesar 173.690 hektar.

8 Komoditas TABEL 1.3. Luas Areal dan Produksi Perkebunan 2016 TBM (Tanaman belum Menghasilkan) Luas Areal Komoditas (Ha) TM TR (Tanaman (Tamanan Menghasil Rusak) kan) Jumlah Produksi (Ton) Produkti vitas (Kg/Ha/ Th) TANAMAN TAHUNAN Aren 167.0 195.0 11.0 373.0 270.1 1.358.0 Kelapa Dalam 96.0 419.7 13.0 528.7 629.6 1.500.0 Kelapa Hibrida - 11.4 2.0 13.4 14.8 1.300.0 Karet 98.0 26.0-124.0 15.9 610.0 Kelapa Sawit 15.0 22.0-37.0 155.3 7.060.0 Kemiri 28.0 52.0 0.5 80.5 112.8 2.169.0 Lada 1.703.5 5.753.5 230.0 7.692.0 3.627.8 630.0 Kayu Manis 255.0 515.0 5.0 775.0 841.5 1.631.0 Cengkeh 353.0 288.0 15.0 656.0 67.4 234.0 Vanili - 5.0-5.0 1.3 250.0 Kopi Robusta 2.738.5 50.143.0 730.0 53.611.5 5.664.4 1.150.0 Kopi Arabika - 4.0-4.0 2.9 730.0 Kakao 283.0 770.4 158.0 1.211.4 693.4 900.0 Pinang 24.0 80.0 2.0 106.0 48.0 600.0 Jumlah 5.761.0 58.290.0 1.166.5 65.217.5 Sumber : Statistik Perkebunan Kabupaten Lampung Barat 2016 Pada Tabel 1.3 di atas menjelaskan bahwa di daerah Kabupaten Lampung Barat terdapat dua jenis tanaman yang unggul pada luas areal dan produksi perkebunan yaitu jenis tanamana Kopi dan Lada. Terkhususnya di daerah Kabupaten Lampung Barat jenis kopi yang terdapat di Kabupaten Lampung Barat yaitu jenis Kopi Robusta yang lebih dominan dibandingkan dengan kopi Arabika. pada jenis tanamana Kopi Robusta untuk luas areal

9 komoditas (Ha) tanaman kopi yang termasuk dalam kategori tanaman belum menghasilkan yaitu sebesar 2,738,0 lalu untuk kategori tanaman menghasilkan yaitu sebesar 50,143,0 dan untuk kategori tanaman rusak pada kopi yaitu sebesar 730,0. Untuk hasil produksi nya dalam jumlah (Ton) yaitu sebesar 5,664,4 dan untuk hasil dari produktivitas dalam jumlah (Kg/Ha?Th) yaitu sebesar 1,150,0. Lalu pada tanaman lada untuk luas areal komoditas (Ha) pada kategori tanaman belum menghasilkan yaitu sebesar 1,703,5 dan untuk kategori tanaman menghasilkan sebesar yaitu 5,753,5 lalu pada kategori untuk tanaman rusak pada lada yaitu sebesar 230,0. Untuk hasil produksinya pada jumlah (Ton) yaitu sebesar 3,627,8 dan untuk hasil produkstivitasnya (Kg/Ha/Th) yaitu sebesar 630,0. Pada Kabupaten Lampung Barat jumlah yang terbesar dan unggul dari semua keseluruhan tanaman dinilai dari kategori luas areal komoditas (Ha), produksi (Ton) dan hasil produktivitasnya (Kg/Ha/Th) yaitu Kopi Robusta karena mayoritas penduduk Lampung Barat yaitu petani kopi. B. Batasan Masalah Produksi kopi di Indonesia merupakan komoditi penting di dalam perdagangan Internasional dan kopi juga berperan penting dalam devisa Negara. Kopi bukan hanya sebagai penyumbang devisa Negara saja tetapi kopi juga merupakan sumber penghasilan dari seluruh masyarakat petani kopi di Indonesia. sektor pertanian kopi menjadi sektor unggulan dalam menyusun strategi dalam sektor pembangunan Nasional. Dalam Sektor pertanian di posisikan sebagai sektor andalan perekonomian nasioal karena kopi memiliki

10 kontribusi dalam penurunan jumlah penduduk miskin di Indonesia melalui penyerapan tenaga kerja. Oleh karena itu, terciptalah lapangan pekerjaan bagi pedagang, penumpul hingga eksportir, buruh perkebunan besar dan buruh industri pengolahan kopi. Dalam terbentuknya pengelolaan komiditi kopi berhasil membuka peluang bagi lima juta petani. Kopi juga merupakan salah satu hasil komoditi yang bernilai ekonomis yang cukup tinggi dibandingkan dengan hasil perkebunan lainya. Oleh karena itu dari tinggginya produksi kopi sehingga menjadikan pendapatan petani kopi di Kabupaten Lampung Barat Maka penelitian ini berjudul: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Kopi di Kabupaten Lampung Barat C. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN Dari hasil latar belakang yang telah dikemukakan maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh jumlah produksi terhadap tingkat pendapatan petani kopi di Kabupaten Lampung Barat? 2. Bagaimana pengaruh kualitas kopi terhadap tingkat pendapatan pertanian kopi di Kabupaten Lampung Barat? 3. Bagaimana pengaruh luas lahan terhadap tingkat pendapatan petani kopi di Kabupaten Lampung Barat? 4. Bagaimana pengaruh resiko produksi kopi terhadap pendapatan petani kopi di Kabupaten Lampung Barat? 5. Bagaimana pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatn petani kopi di Kabupaten Lampung Barat?

11 D. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis pengaruh jumlah produksi kopi terhadap pendapatan petani kopi di Kabupaten Lampung Barat. 2. Menganalisis kualitas kopi kopi terhadap pendapatan petani kopi di Kabupaten Lampung Barat 3. Menganalisis pengaruh luas lahan terhadap pendapatan petani kopi di Kabupaten Lampung Barat. 4. Menganalisis pengaruh resiko produksi kopi terhadap pendapatan petani kopi di Kabupaten Lampung Barat. 5. Menganalisis pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan petani kopi di Kabupaten Lampung Barat. E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang berguna sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan hasil penulisan yang bersifat ilmiah dan untuk acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya. 2. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan yang edukatif tentang Analisis pendapatan petani kopi di Kabupaten Lampung Barat.

12 3.Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan ini sebagai sumber informasi untuk melihat peluang dalam usahatani untuk meningkatkan pendapatan petani kopi di Kabupaten Lampung Barat. 4. Bagi Pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengambil kebijakan dan sebagai lahan pertimbangan untuk meningkatan Pendapatan petani kopi di Kabupaten Lampung Barat.