BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Bakaran. Pengembangan motif Batik Bakaran dengan sumber ide Batik Pati Mina Tani

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. dalam pengembangan motif Batik Bakaran. Ada beberapa permasalahan dan

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. bergaya doodle. Pertama, permasalahan visual yaitu bagaimana

BAB IV VISUALISASI. sesuai dengan semboyan Pati Bumi Mina Tani. Pengembangan visual desain batik

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

A. Bagan Pemecahan Masalah

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

RUPA DAN DESAIN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

DEWI SINTA SEBAGAI SUMBER IDE PERANCANGAN MOTIF DENGAN TEKNIK BATIK TULIS PADA KAIN SUTERA

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan yang ada, beberapa permasalahan yang perlu

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Permasalahan utama dalam penciptaan karya ini adalah bagaimana merancang

MAKANAN HIDANGAN ISTIMEWA KAMPUNG (HIK) SEBAGAI INSPIRASI PERANCANGAN MOTIF BATIK MALAM DINGIN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGEMBANGAN MOTIF BATIK TULIS DESA BAKARAN PERANCANGAN KARYA TUGAS AKHIR

ARTIKEL ILMIAH PERANCANGAN MOTIF GEOMETRI UNTUK BATIK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURUSAN KRIYA TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Rumusan Masalah

TEKNIK BATIK ETCHING SEBAGAI MEDIA PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL PADA T-SHIRT REMAJA PRIA TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

UKDW BAB I PENDAHULUAN

JURUSAN KRIYA SENI/TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. inspirasi untuk berkarya. Lahirnya suatu karya seni tidak hanya dilandasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. Batik buatan Indonesia sudah terkenal ke seluruh penjuru dunia. Artis

BAB. III PROSES PENCIPTAAN. kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia.

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

KEKAYAAN BAHARI INDONESIA SEBAGAI SUMBER IDE PERANCANGAN BATIK GAYA DOODLE

III. METODE PENCIPTAAN

BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

PANDUAN LOMBA CIPTA SENI PELAJAR NASIONAL TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH BIDANG PENDIDIKAN DASAR

BAB IV VISUALISASI. Visualisasi pada proyek perancangan ini adalah terciptanya desain batik tulis

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan kekayaan kebudayaan yang beragam.

PERANCANGAN MOTIF BATIK DENGAN SUMBER IDE KOLEKSI SITUS PURBAKALA SANGIRAN

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah

BAB III METODE PENCIPTAAN

PETUNJUK TEKNIS LOMBA CIPTA SENI PELAJAR NASIONAL TAHUN 2016

2015 BATIK BERMOTIF ANGKLUNG PADA TIRAI PINTU (DOOR CURTAIN PORTIERE)

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior Museum Tapis Lampung di Kota Bandar Lampung dengan

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MOTIF PARIJOTO PADA BATIK KUDUS

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ALFABET SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA BATIK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

PEMANFAATAN LIMBAH SPANDUK MMT SEBAGAI MATERIAL DALAM PERANCANGAN PRODUK TEKSTIL PELENGKAP INTERIOR SEBAGAI PARTISI

SISTEMATIKA PENULISAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

2015 APLIKASI KARAKTER MONSTER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CROCHET PADA PRODUK TAS REMAJA PUTRI

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan. (malam) batik untuk menutup bagian-bagian yang dikehendaki tidak berwarna,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai jual. Karya kerajinan biasanya terbuat dari berbagai bahan dan hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EKSPLORASI MOTIF SEKAR JAGAD MENGGUNAKAN TEKNIK LASER CUTTING UNTUK BUSANA SEMI FORMAL

IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

PERANCANGAN BATIK TULIS DENGAN IDE MOTIF DARI VISUAL JARINGAN IKAT TUBUH MANUSIA

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menjadi cerminan budaya suatu masyarakat. Tjetjep Rohendi. makanan tradisonal, tertulis dalam paparan Kemasan Tradisional Makanan

PERANCANGAN MOTIF BATIK TULIS DENGAN INSPIRASI LINGKUNGAN DI KEPULAUAN SERIBU

Transkripsi:

BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Batik Bakaran Pengembangan motif Batik Bakaran dengan sumber ide Batik Pati Mina Tani Permasalahan: 1. Teknik batik tulis masih mempertahankan warna hitam. 2. Motif Batik Bakaran kurang berkembang. 3. Pemilihan bahan yang sesuai untuk perancangan. 4. Pemahaman konsep perancangan Pemecahan masalah:. 1. Studi visual untuk mencari gambaran awal mengenai produk batik. 2. Studi proses untuk mengurangi kegagalan proses batik tulis. 3. Wawancara untuk memperoleh data yang tidak terdokumentasi.. Konsep perancangan: 1. Aspek Estetis yang berkaitan dengan desain motif dan warna. 2. Aspek Teknik yang berkaitan dengan teknik batik tulis. 3. Aspek Fungsi sebagai pengembangan desain batik. 4. Aspek Material meliputi bahan yang akan digunakan. Alternatif Desain visualisasi Produk 44

45 B. Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek tugas akhir ini adalah pengambangan motif Batik Bakaran untuk alternatif desain motif batik. Sumber ide pengembangan motif dengan Batik Bumi Mina Tani di desa Bakaran yang sebagian besar sebagai penghasil bandeng, lele, udang dan lain sebagainya. Konsep perancangan ini bertujuan untuk mengembangkan batik tulis di desa Bakaran untuk memperkaya motif. Ada beberapa aspek yang menjadi pertimbangan dalam perancangan ini meliputi aspek estetis, aspek teknik, aspek bahan dan segmen pasar. 1. Aspek Estetis Estetis merupakan suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek dari apa yang kita sebut keindahan. Aspek estetis dalam perancangan ini adalah bagaimana merancang dan mengembangkan motif Batik Bakaran berdasarkan sumber ide Bumi Pati Mina Tani. Beberapa hasil sumber daya alam yang dapat dikembangkan untuk menjadi pengembangan motif di antaranya Udang, Bandeng, Jagung, Padi, Pengolahan komposisi menggunakan repetisi setengah langkah. 2. Aspek Teknik Teknik yang digunakan dalam pengembangan desain ini adalah batik tulis. Pemilihan teknik ini dikarenakan ingin mempertahankan karakter batik tulis khas desa Bakaran. Kelebihan dari penggunaan teknik batik tulis yaitu goresan-goresan yang dihasilkan lebih luwes (ekspresif) dan tidak akan ada goresan yang sama persis dalam setiap pengulangannya. Goresan-goresan dalam satu desain dapat

46 diatur untuk ukuran titik, garis, maupun bidangnya, sehingga penggambaran visual lebih beragam. 3. Aspek bahan Bahan merupakan media yang dapat mewadahi aspek teknik. Bahan yang baik dapat memberikan nilai lebih pada sebuah produk. Bahan yang digunakan dalam pembuatan batik ini adalah katun Primisima. Bahan ini digunakan merupakan jenis kain dengan kualitas paling bagus. 4. Aspek Fungsi Perancangan Batik Bakaran dengan Batik Pati Mina Tani ini berfungsi untuk mengembangkan batik ke wilayah-wilayah yang belum menjadi sentra produksi batik, dan mengembangkan motif kedaerahan yang memiliki ciri khas. C. Pertimbangan Desain Mengingat karya ini berupa perancangan dengan sumber ide sumber daya alam di desa Bakaran, maka pengabangan motif batik ini menawarkan desain yang unik dengan mempertimbangkan nilai estetis produk. Pertimbangan desain ini diharapkan mampu menghasilkan desain yang dapat menjadi salah satu Batik unggulan Bakaran. Desain ini menawarkan karya yang lebih ke arah pembuatan desain yang inovatif dan kekinian. Kekuatan karakter desain ini dapat menjadi penguat nilai dari produk dan menjadikan produk ini lebih bernilai dibanding dengan produk batik lainnya. Selain itu, pemanfaatan sumber daya alam sebagai pembuatan motif dapat emnggambarkan tentang kediupan masyarakat desa Bakaran sendiri dan akan menjadi kekuatan desain. Dengan pertimbangan tersebut maka produk batik diharapkan tidak hanya menjadi produk berupa lembaran kain

47 semata, tetapi dapat menjadi motif batik yang menggambarkan salah satu kehidupan yang ada di desa Bakaran. D. Pemecahan Desain Visualisasi desain adalah bentuk kerja kreatif dalam mengeksternalkan ide, gagasan, dan konsep. Visualisasi desain menjadi sebuah bentuk penggabungan dari kesatuan berbagai macam aspek yang sudah dipertimbangkan untuk menghasilkan sebuah produk. Pemecahan visual dalam perancangan karya ini diawali dengan melakukan survai, wawancara terkait visualisasi karya, serta pendalaman sumber daya alam di desa Bakaran. Sumber daya alam terdiri dari potensi alam akan dikomposisikan menjadi motif batik secara seimbang dan harmonis sebagai perwujutan karakter visual.

48