BAB I PENDAHULUAN. yang mencari pinjaman dana. Pasar modal dapat menjadi jawaban bagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk penggalangan dana publik. Bagi investor, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

SASMITA NURVINDA LAILI Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UIN Maliki Jl. Gajayana 50 Malang 65144

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan berinvestasi pada pasar modal. Kegiatan investasi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. investasi di Indonesia serta ketidak stabilan mata uang dollar terhadap rupiah.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I. PENDAHULUAN. dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. tambahan modal kerja, ekspansi dan lain-lain dan sebagai tempat bagi investor

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. ke borrower. Sedangkan sebagai fungsi keuangan, pasar modal berfungsi dalam. diperlukan untuk investasi tersebut (Husnan, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. International Yearbook of Industrial Statistics 2016, industri manufaktur di

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha, keputusan melakukan investasi sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal. sebagai pemilik modal (investor) kepada perusahaan yang listed di pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Para pelaku bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat/publik. Dengan keterlibatan masyarakat/publik dalam membeli saham

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan tambahan modal guna mendorong kinerja operasional

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Dimana ketidakstabilan mata uang dollar terhadap rupiah membuat melemahnya

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan untuk mobilisasi dana baik dari dalam maupun dari luar negeri.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau kendaraan mobil, karena kebutuhan akan kendaraan merupakan alat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. industri, kondisi ekonomi, dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan perusahaan, kebutuhan perusahaan akan modal

BAB I PENDAHULUAN. berharga di era perekonomian sekarang ini, dapat juga diartikan sebagai pasar

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menarik para investor untuk melakukan investasi. Bagi para investor untuk UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal di Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public dapat menjual sahamnya kepada para investor.

BAB I PENDAHULUAN. modal harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sahamadalah memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham. kerja, dengan sendirinya akan mengurangi jumlah pengangguran.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang pada akhir-akhir ini menarik minat para investor. Tujuan semua investasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era perekonomian global saat ini, persaingan ketat dalam dunia bisnis tidak bisa dipungkiri. Perusahaan-perusahaan semakin membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang mencari pinjaman dana. Pasar modal dapat menjadi jawaban bagi perusahaan-perusahaan yang sedang membutuhkan dana pinjaman selain lembaga keuangan lain. Pasar modal menjembatani perusahaan yang membutuhkan dana dengan investor yang kelebihan dana. Selain membantu perusahaan yang membutuhkan dana, maksud investor menanamkan modalnya pada suatu perusahaan adalah harapan akan pengembalian (return) di masa mendatang atas modal atau dana yang ditanamkan. Investor dapat melakukan investasi finansial di pasar uang, khususnya pasar modal. Pasar modal disediakan untuk mewadahi pertemuan antara perusahaan yang membutuhkan dana dengan investor. Investasi finansial melalui pasar modal berkaitan dengan pengelolaan keuangan khususnya sekuritas yang dapat diperdagangkan (Tandelilin, 2001 : 13). Sekuritas yang lazim diperdagangkan di pasar modal, dalam hal ini bursa efek, biasanya berupa saham dan obligasi. Dari pembelian saham atau obligasi, investor dapat menikmati 1

2 tingkat pengembalian yang telah dihitung untuk periode mendatang. Pengembalian atau return investasi saham dinilai mempunyai tingkat resiko tertinggi dibanding investasi lain, terutama perusahaan golongan Go Public karena sifatnya yang peka terhadap perubahan-perubahan makro ekonomi yang terjadi (Arista, 2012). Sebelum melakukan investasi, seorang investor harus memperkirakan tingkatan return dan resiko penyimpangan yang dihasilkan dari sebuah investasi. Hubungan antara return dan return yang diharapkan (expected return) dengan resiko berbanding lurus. Semakin tinggi resiko, maka semakin tinggi pula return yang diisyaratkan, begitu pula sebaliknya (Jogianto, 2000 : 138). Return merupakan hal terpenting dalam menentukan keputusan investasi. Justifikasi atas return yang diterima haruslah dianalisis melalui analisis return historis periode sebelumnya untuk menentukan tingkat pengembalian yang diharapkan (ekspekted return) (Jogianto 2000 : 107). Perhitungan data historis dapat diperoleh melalui laporan keuangan yang mencerminkan kesehatan suatu perusahaan. Menurut Sawir (2001 : 2), laporan keuangan merupakan salah satu media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan suatu perusahaan selain laporan neraca, laba rugi dan lainnya. Analsis laporan keuangan dapat membantu melihat situasi perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Selain kewajiban, kesehatan perusahaan juga dilihat dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Sharpe, et. al. : 2006: 269). Informasi tersebut sangatlah

3 penting untuk diketahui berbagai pihak yang berkepentingan seperti, investor, kreditur, maupun pihak internal manajemen perusahaan. Tujuan berbagai pihak yang berkepentingan sangat bervariasi dalam menganalisis kondisi keuangan suatu perusahaan. Pihak ekternal perusahaan seperti investor menganalisis kondisi laporan keuangan dengan tujuan mendapatkan keuntungan dimasa mendatang. Sedangkan pihak internal perusahaan menggunakan dan menganalisis laporan keuangan dengan tujuan perencanaan dan pengambilan keputusan dalam berinvestasi (Brigham & Huston 2006 : 94) Robert Ang (1997) dalam Subalno (2009) menerangkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi return suatu investasi. Faktor pertama ialah faktor internal perusahaan seperti; manajemen, reputasi, kualitas, struktur permodalan serta hutang suatu perusahaan. Faktor kedua yang mempengaruhi return menyangkut faktor eksternal perusahaan berupa faktor ekonomi makro misalnya; pengaruh kebijakan moneter, fiskal, perkembangan industri, inflasi, nilai tukar mata uang, tingkat suku bunga dan sebagainya. Analisis fundamental merupakan interpretasi data keuangan perusahaan guna memperkirakan harga dan pergerakan saham dimasa mendatang. Analisis fundamental disebut pula sebagai analisis intristik karena fungsinya mengetahui seberapa besar nilai intristik suatu saham yang kemudian dibandingkan dengan harga saham di bursa efek. Apabila nilai intristik saham lebih rendah (undervalued) atau murah dari harga saham di bursa efek, maka saham tersebut

4 menarik untuk dibeli dengan harapan investor dapat memperoleh capital gain (untung), juga sebaliknya (kretarto, 2001 : 28) Robert Ang (1997) dalam Subalno (2009) menyatakan bahwa, analisis fundamental pada dasarnya merupakan analisis historis atas kakuatan keuangan suatu perusahaan, atau sering disebut analisis perusahaan (company analysis). Data historis mencerminkan kondisi keuangan perusahaan tahun sebelumnya yang digunakan untuk memproyeksikan keadaan keuangan tahun berikutnya. Dalam menganalisis perusahaan, investor akan mempelajari laporan keuangan suatu perusahaan guna mengetahui kinerja, kekuatan dan kelemahan perusahaan tersebut. Selain itu, investor dapat membaca karakter perusahaan dalam mengukur efisiensi operasional perusahaan. Berdasarkan penelitian terdahulu, selain digunakan untuk menjelaskan kelemahan dan kekuatan perusahaan, rasio keuangan dapat digunakan sebagai prediksi harga dan return saham di pasar modal. Analisis rasio dilakukan dengan membandingkan pos-pos neraca dengan laba rugi (Kretarto, 2001 : 54). Brigham & Huston (2006 : 95) secara garis besar telah membagi rasio keuangan dalam 5 jenis rasio dimana tujuan dan fungsinya berbeda yaitu; rasio likuiditas, aktivitas, profitabilitas, solvabilitas atau leverage, serta rasio pasar. Apabila rasio-rasio yang mencerminkan kinerja keuangan semakin baik, maka semakin tinggi pula return saham perusahaan tersebut. Current ratio (CR) merupakan salah satu bagian dari rasio likuiditas yang terpenting. Sedangkan rasio solvabilitas biasanya menggunakan Debt Equity Ratio (DER). Return On Asset (ROA) adalah rasio terpenting yang digunakan dalam

5 rasio profitabilitas. Total Asset Turn Over (TATO) sering digunakan dalam rasio aktivitas. Kondisi ekonomi merupakan salah satu informasi teknikal (Subalno, 2009). Husnan (2005 : 309) memaparkan bahwa kondisi perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal, namun juga faktor eksternal (kondisi ekonomi). Apabila kondisi ekonomi sedang tidak baik, maka kemungkinan besar tingkat pengembalian saham juga merefleksikan penurunan yang sebanding. Begitu pula kondisi sebaliknya. Analsis ekonomi ini menggunakan berbagai indikator yang ada pada suatu negara maupun variabel sasaran menengah yang digunakan dalam menentukan kebijakan moneter. Banyak indikator untuk mengukur varibael makro ekonomi, termasuk politik ekonomi. Namun dari sekian banyak indikator yang cukup lazim untuk memprediksi fluktuasi saham adalah variabel yang secara langsung dikendalikan melalui kebijakan moneter dengan mekanisme transmisi melalui pasar keuangan (www.bi.go.id). Variabel tersebut meliputi tingkat bunga dan kurs asing. Perusahaan-perusahaan yang sering dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang mengalami tingkat penjualan, sehingga mempengaruhi pengembalian saham seperti perusahaan manufaktur, dan pertambangan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan perusahaan industri media, advertising dan printing. Kelompok perusahaan ini termasuk dalam sektor jasa yang telah Go Public. Selain itu, perusahaan ini juga mengalami perkembangan penjualan, total asset dan nilai kapitalisasi pasar yang cukup tinggi sehingga menarik untuk dijadikan objek penelitian. Terlebih kelompok perusahaan ini, sebagian besar

6 saham maupun perusahaannya dimiliki oleh orang-orang yang turut berkecimpung di dunia politik menuju pesta demokrasi tahun 2014. Gambar 1.1 berikut menyajikan data perkembangan penjualan, total asset dan nilai kapitalisasi pasar dari industri media, advertising dan prinitng yang listed di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu tahun 2008 hingga tahun 2013. Gambar 1.1 Perkembangan Penjualan, Total Aset dan Nilai Kapitalisasi Pasar Industri Media, Advertising dan Printing Periode 2008-2013 18.000.000.000.000 16.000.000.000.000 14.000.000.000.000 12.000.000.000.000 10.000.000.000.000 8.000.000.000.000 6.000.000.000.000 4.000.000.000.000 2.000.000.000.000 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Nilai Kapitalisasi Pasar Total Asset Penjualan Sumber : data sekunder yang diolah Krisis dunia pada tahun 2008 juga melanda Indonesia yang berimbas pada menurunnya return saham, penjualan bahkan laba perusahaan. Begitu pula perusahaan pada industri media, advertising dan printing. Pada tahun 2008, kelompok perusahaan ini memiliki tingkat penjualan, total asset juga nilai kapitalisasi paling rendah diantara tahun berikutnya. Penjualan meningkat pesat dari tahun 2008 hingga 2013. Begitu pula dengan perkembangan total asset Industri media, advertising dan printing yang terus meningkat dan tidak mengalami penurunan. Perkembangan nilai kapitalisasi pasar dirasa paling menarik. Nilainya mencapai 10 milyar pada tahun 2013. Selama rentang waktu

7 tersebut nilai kapitalisasi pasar tidak menunjukkan adanya penurunan. Pemaparan data awal tersebut memberikan harapan kepercayaan bagi investor untuk menginvestasikan modalnya pada industri media, advertising dan printing. Return saham industri media, advertising dan printing yang dicerminkan melalui CR, DER, ROA, dan TATO serta kondisi ekonomi makro, dalam hal ini nilai tukar dan suku bunga tersaji dalam tabel 1.1 berikut:

8 Tabel 1.1 Rata-rata Return Saham, CR, DER, ROA, TATO, Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga Industri Media, Advertising dan Printing yang listing di BEI Periode 2008-2013 Keterangan Tahun Perubahan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012 2012-2013 Return Saham (%) -0,0413 0,0285 0,0946 0,0401 0,0275 0,2022 0,0698 0,0661-0,0545-0,0126 0,1747 CR 3,45 2,87 3,35 3,29 4,62 5,11-0,57 0,47-0,05 1,33 0,48 DER 1,22 1,20 1,02 0,87 0,84 0,87-0,02-0,18-0,16-0,02 0,03 ROA 5,22 6,41 15,70 12,98 11,81 14,57 1,19 9,29-2,72-1,17 2,77 TATO 0,89 0,99 0,98 0,99 0,91 0,87 0,10-0,01 0,01-0,08-0,04 Nilai Tukar 0,0001033 0,0000962 0,0001101 0,0001139 0,0001066 0,0000957 0,0000109 0,0000073-0,0000038-0,0000073-0,0000109 Suku Bunga (%) 9,646 7,668 6,558 6,498 4,417 5,855-1,438 2,081 0,059-2,081 1,438 Sumber : data sekunder yang diolah

9 Dari tabel diatas memperlihatkan adanya kecenderungan antara CR, DER, ROA, TATO, nilai tukar dan suku bunga dengan return saham. CR mengalami perubahan yang fluktuatif terhadap return saham. pada tahun 2008-2009, CR mengalami penurunan, namun return saham justru meningkat pada tahun yang sama. Berbanding terbalik dengan tahun 2011-2013, dimana return saham menurun, namun CR justru meningkat tajam. Pada periode tahun 2008-2012, DER mengalami penurunan, namun return saham pada tahun 2008-2010 meningkat yang kemudian menurun bersamaan dengan return, kecuali return tahun 2010. Pergerakan ROA dan TATO searah dengan return saham terkecuali tahun 2013 dan 2010 pada TATO. Arah pergerakan nilai tukar searah dengan return saham kecuali tahun. Arah pergerakan tingkat suku bunga terhadap return saham tahun 2008-2013 tidak searah, suku bunga terus menurun dan return saham masih fluktuatif. Berbagai penelitian yang pernah diteliti terkait faktor-faktor diatas juga mengindikasikan hasil yang tidak konsisten. Penelitian Subalno (2009) menunjukkan bahwa CR tidak berpengaruh terhadap return saham. Hal ini bertentangan dengan penelitian Prihantini (2009) bahwa CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Susilawati & Turyanto (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa DER berpengaruh positif dan dignifikan terhadap return saham. Bertentangan dengan penelitian Arista (2012) dimana DER terbukti mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan Sakti (2010)

11 menyebutkan bahwa DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Beberapa bukti empiris juga menunjukkan bahwa peningkatan ROA tidak selalu meningkatkan return saham suatu perusahaan. Penelitian Faried (2008), Widodo (2007) dan Subalno (2009) menunjukkan bahwa ROA berhubungan positif terhadap return saham. Sedangkan penelitian Sakti (2010) dan Arista (2012) yang menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Dimana peningkatan ROA tidak selalu meningkatkan return pula. Penelitian Astuti (2006) menunjukkan bahwa TATO berpengaruh terhadap return saham. Bertentangan dengan penelitian Ulupui (2005) yang menunjukkan TATO berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Penelitian Prihantini (2009) menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham yang mengartikan bahwa melemahnya nilai tukar rupiah mempengaruhi turunnya return saham. berbeda dengan penelitian Baramuli (2009) yang menyatakan bahwa nilai tukar rupiah tidak berpengaruh terhadap return saham. Salah satu variabel ekonomi yang cukup kuat mempengaruhi kinerja pasar modal Indonesia adalah perubahan tingkat suku bunga. Penelitian Purnomo (2003) menunujukkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif signifikan yang berarti menjadi peluang investasi yang menguntungkan dan mampu membayar imbalan tertinggi atas modal. Sedangkan penelitian Sari (2013) menunjukkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan tidak signifikan.

11 Berbeda dengan penelitian Hersanto (2003) menunjukkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dipaparkan, banyak terjadi inkonsistensi dengan teori-teori pendukung yang ada. Penelitian yang dilakukan Subalno (2009), Susilawati dan Turyanto (2011), Faried (2008), Astuti (2006), Purnomo (2003) hasilnya bertentangan dengan penelitian Prihantini (2009), Arista (2012), Sakti (2010), Ulupui (2005), Baramuli (2009), Hersanto (2003). Hal ini menunjukkan research gap mengenai pengaruh faktor fundamental dan kondisi ekonomi terhadap return saham. oleh karena itu perlu dilakukan kajian lebih mendalam menganai pengaruh faktor fundamental dan kondisi ekonomi terhadap return saham perusahaan. Permasalahan penelitian yang akan diteliti adalah "Inkonsistensi hasil penelitian pengaruh faktor fundamental perusahaan yang diproksikan dengan ratio CR, DER, ROA, TATO dan faktor kondisi ekonomi yang diproksikan dengan Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga terhadap return saham pada industri media, advertising dan printing yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2013". Pemaparan diatas memperkuat pentingnya melakukan penelitian ini, yaitu analisis pengaruh faktor fundamental dan makroekonomi terhadap return saham pada Industri media, advertising dan printing yang listed di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008-2013. Faktor fundamental yang dipakai dalam penelitian ini adalah; CR, DER, ROA, dan TATO. Sedangkan indikator faktor kondisi perekonomian yang digunakan adalah; Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga.

12 Dengan demikian, penelitian ini berjudul "ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN MAKROEKONOMI TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Pada Industri Media, Advertising dan Printing di BEI Periode 2008-2013)". 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian sebagai berikut: a. Apakah variabel fundamental perusahaan yang terdiri dari Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Total Asset Turn Over (TATO), serta variabel makroekonomi berupa Nilai Tukar, dan Tingkat Suku Bunga berpengaruh secara simultan terhadap return saham? b. Apakah variabel fundamental perusahaan yang terdiri dari Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Total Asset Turn Over (TATO), serta variabel makroekonomi berupa Nilai Tukar, dan Tingkat Suku Bunga berpengaruh secara parsial terhadap return saham? c. Variabel manakah yang berpengaruh lebih dominan terhadap return saham? 1.3 Tujuan Penelitian Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor fundamental perusahaan yang terdiri dari Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Return On

13 Asset (ROA), Total Asset Turn Over (TATO) serta variabel makroekonomi berupa Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan industri media advertising dan printing di Bursa Efek Indonesia. b. Mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor fundamental perusahaan yang terdiri dari Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Total Asset Turn Over (TATO) serta variabel makroekonomi berupa Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham industri media advertising dan printing di Bursa Efek Indonesia. c. Untuk mengetahui dan menganalisis variabel yang lebih dominan terhadap return saham industri media, advertising dan printing di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi perusahaan diharapkan penelitian ini dapat menjadi refrensi tambahan dalam mengambil keputusan internal manajemen. b. Bagi investor dan calon investor diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi yang membantu dalam pengambilan keputusan investasi saham di industri media, advertising dan printing Bursa Efek Indonesia. c. Bagi akademisi diharapkan penelitian ini menjadi tambahan refrensi sebagai pembanding pada penelitian berikutnya.