HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET Fe DI PUSKESMAS HAURGOMBONG Sri Mulyati, SST; Sinta Nuryati, SST; Farhati, SST ABSTRAK Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2007, prevalensi anemia mencapai 24,5 %. Di Kabupaten Sumedang terjadi tren peningkatan prevalensi anemia dari tahun 2007 ( 269 ibu hamil) sampai dengan 2011 (1312 ibu hamil). Anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan, persalinan dan nifas. Kekurangan asupan zat besi diantaranya diakibatkan karena peningkatan kebutuhan zat besi atau karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh. Upaya pemerintah untuk mengatasi anemia defisiensi Fe ibu hamil yaitu pemberian tablet tambahan darah (Fe) pada ibu hamil sebanyak 90 tablet yang diminum 1 tablet per hari masa kehamilan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi besi, tingkat Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tamblet Fe, hubungan antara Pengetahuan tentang anemia defisiensi besi dengan tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di wilayah puskesmas haurgombong. Sampel penelitian adalah sebagian dari seluruh ibu hamil di wilayah puskesmas haurgombong. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan chi-square untuk mengetahui hubungan kedua variable. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi besi sebagian besar dikategorikan cukup yaitu sebanyak 48.3 %. sebagian besar ibu hamil patuh untuk mengkonsumsi tablet Fe yaitu sebanyak 59,8 %, akan tetapi sisanya yaitu 40,2 % ibu hamil tidak patuh. Terdapat hubungan yang sinifikan antara pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi zat besi dan tingkat kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe (nilai P = 0.000 ) Kata Kunci : pengetahuan, kepatuhan, anemia defisiensi besi, tablet Fe 18
A. Pendahuluan Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), prevalensi anemia defisiensi besi di Indonesia pada ibu hamil sebesar 63,5% tahun 1995, turun menjadi 40,1% pada tahun 2001, dan pada tahun 2007 turun menjadi 24,5% (Riskesdas, 2007), akan tetapi di Kabupaten Sumedang, Berdasarkan laporan bulanan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, terdapat kecenderungan peningkatan kejadian anemia pada ibu hamil di Kabupaten Sumedang. Pada tahun 2007 terdapat ibu hamil dengan anemia sebanyak 269, meningkat sampai dengan tahun 2011 menjadi 1312 ibu hamil yang menderita anemia. (DinKes Sumedang, 2011). Anemia pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi, infeksi, kekurangan asam folat dan kelainan hemoglobin. Anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester satu dan tiga, atau kadar nilai hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester dua (Wigunantiningsih, 2011). Anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan, persalinan dan nifas. Pengaruh anemia saat kehamilan dapat berupa abortus, persalinan kurang bulan, ketuban pecah dini ( KPD ) (Suheimi, 2009). Kekurangan asupan zat besi di akibatkan karena asupan makanan, gangguan penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya pada perdarahan. Wanita hamil butuh zat besi sekitar 60 mg perhari atau 2 x lipat kebutuhan kondisi tidak hamil (Wigunantiningsih, 2011). Upaya pemerintah dalam mengatasi anemia defisiensi besi ibu hamil yaitu terfokus pada pemberian tablet tambahan darah (Fe) pada ibu hamil. Departemen Kesehatan masih terus melaksanakan progam penanggulangan anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan membagikan tablet besi atau tablet tambah darah kepada ibu hamil sebanyak satu tablet setiap satu hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan (Kemenkes RI, 2010). Pemerintah Kab. Sumedang mendukung program tersebut, dari 27.180 ibu hamil di Kab. Sumedang, 86,62 % telah mendapatkan Fe1 (30 tablet) dan 78,26 % telah mendapatkan Fe2 yaitu 90 tablet (Dinkes Kab. Sumedang, 2012) Salah satu faktor yang menyebabkan masih tingginya anemia defisiensi besi pada ibu hamil adalah rendahnya kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Sebanyak 74,16% ibu hamil dinyatakan tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet besi (Indreswari, 2008). Tingkat pengetahuan ibu hamil yang rendah akan mempengaruhi bagaimana ibu hamil menjaga 19
kehamilannya. Pengetahuan kurang memiliki risiko 1,45 kali lebih besar untuk menderita anemia dalam kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang berpengetahuan baik (Mulyati, 2007). Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan tentang anemia defisiensi besi dengan tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe di Puskesmas Haurgombong Kabupaten Sumedang. Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengtetahui hubungan antara pengetahuan tentang anemia defisiensi besi dengan tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi. B. Metode Penelitian Desain Penelitian penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi besi. Variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi besi adalah kemampuan ibu hamil dalam menjawab soal tentang anemia defisiensi besi. Skala yang digunakan adalah ordinal. Pengetahuan baik jika jawaban benar dengan nilai 76-100%.Pengetahuan cukup jika jawaban benar dengan nilai 56-75%. Pengetahuan kurang jika jawaban benar dengan nilai < 56%. (Arikunto, 2006). Sedangkan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi adalah ketaatan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi sesuai dengan jumlah yang seharusnya diminum yaitu 90 tablet. Skala yang digunakan adalah ordinal. Patuh jika mengkonsumsi 80% tablet besi yang seharusnya diminum. Tidak patuh jika mengkonsumsi < 80% tablet besi yang seharusnya diminum (Indreswari dkk, 2008). Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di wilayah puskesmas haurgombong. Sampel penelitian adalah sebagian dari seluruh ibu hamil di wilayah puskesmas haurgombong. Kriteria inklusi : ibu yang hamil trimester III, telah mendapatkan pengobatan dengan tablet besi sebanyak 90 tablet. Kriteria eksklusi : ibu hamil yang buta huruf. Cara pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. 20
Perhitungan sampel : n = N N. d 2 + 1 Dimana: n= Jumlah sampel, N= Jumlah Populasi, d 2 = Presisi yang ditetapkan Berdasarkan rumus tersebut maka: Jumlah populasi yaitu 655 orang. Dengan tingkat presisi 10 % maka jumlah sampel adalah : 87 orang. Tempat penelitian adalah di Puskesmas Haurgombong Sumedang pada bulan September 2013. Jenis data yang digunakan adalah data primer dengan menggunakan kuisioner berupa soal untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi besi dan kuisioner untuk mengukur kepatuhan ibu mengkonsumsi tablet Fe. Pada penelitian ini menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil, tingkat kepatuhan ibu hamil. Analisis ini menggunakan tabel distribusi frekuensi. Sedangkan analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi besi dan kepatuhan ibu mengkonsumsi tablet Fe. C. Hasil dan Pembahasan 1. Karakteristik Responden Tabel 1 Karakteristik Responden Karakteristik Jumlah Persentase Umur <20 tahun 20-35 Tahun >35 tahun 20 61 6 23 70.1 6.9 Pendidikan SD SMP SMA PT 25 37 23 2 28.7 42.5 26.4 2.3 Gravida 1 42 48.3 21
1-5 40 46.0 >5 5 5.7 Dari tabel diatas terlihat bahwa umur responden sebagian besar berada pada rentang usia reproduksi sehat yaitu 20-30 tahun yaitu sebanyak 70,1 %, dan sebagian besar memiliki riwayat pendidikan jenjang SMP yaitu 42,5 %. Sedangkan gravida terbanyak terdapat pada primi gravid yaitu 48.3 %. Sesuai dengan teori Notoadmojo (2007) tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah pendidikan. Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi demikian pula sebaliknya Notoadmojo (2007). Tingkat pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mempengaruhui keadaan kehamilan. Ibu hamil dengan pendidikan yang cukup atau baik akan mempermudah ibu dalam mengatasi masalah kesehatannya. Sebaliknya tingkat pendidikan ibu hamil yang kurang akan sulit untuk memehami masalah kesehatan (Hermawati, 2013). Selanjutnya menurut Notoadmojo (2007) pengetahuan juga dipengaruhi oleh umur/usia. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pengalaman yang dimiliki oleh seseorang juga akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan, seorang ibu yang merupakan primigravida akan berbeda pengetahuannya dengan multi gravid yang telah memiliki pengalaman kehamilan sebelumnya. 2. Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Anemia Defisiensi Zat Besi Tabel 2 Tingkat Pengetahuan Ibu hamil Tingkat Pengetahuan Hasil Persentase Kurang 24 27.6 Cukup 42 48.3 Baik 21 24.1 22
Dari tabel di atas diperoleh hasil bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi besi sebagian besar dikategorikan cukup yaitu sebanyak 48.3 %. Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia (Notoatmodjo (2010). Menurut Simon, et al dalam Cikwi (2005) pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pemberian tablet besi untuk ibu hamil merupakan upaya untuk penanggulangan anemia selama kehamilan, karena anemia ibu hamil sebagian besar akibat kekurangan zat besi pada masa kehamilan. Salah satu factor yang dapat mempengaruhi ibu dalam mengkonsumsi Fe adalah pengetahuan ibu hamil tersebut. Semakin pengetahuannya baik maka semakin baik pula sikap ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe. Pada penelitian ini 48,3 % ibu hamil memiliki pengetahuan yang cukup, hal ini memerlukan adanya upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu melalui berbagai upaya promosi kesehatan. 3. Tingkat Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe Tabel 3 Tingkat Kepatuhan Ibu hamil Tingkat Kepatuhan Jumlah Persentase Tidak patuh 35 40.2 Patuh 52 59.8 Berdasarkan table diatas terlihat bahwa sebagian besar ibu hamil patuh untuk mengkonsumsi tablet Fe yaitu sebanyak 59,8 %, akan tetapi sisanya yaitu 40,2 % ibu hamil tidak patuh. Anemia merupakan salah satu faktor resiko yang dapat meningkatkan resiko komplikasi berupa perdarahan yang merupakan penyebab terbesar kematian ibu hamil. Disamping pengaruhnya kepada kematian, anemia pada saat hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, berat bayi lahir rendah dan peningkatan kematian perinatal. Program pemberian Tablet Tambah Darah yang diberikan kepada ibu hamil dapat menurunkan resiko terkena anemia, artinya semakin patuh ibu hamil dalam mengkonsumsi Tablet Tambah Darah maka resiko terkena anemia semakin rendah dan sebaliknya jika ibu hamil tidak patuh mengkonsumsi tablet Tambah darah maka resiko terkena anemia semakin besar, sehingga kepatuhan dalam mengkonsumsi Tablet Tambah Darah harus dilaksanakan, yang meliputi 23
kepatuhan jumlah tablet yang dikonsumsi, frekwensi konsumsi per hari dan ketepatan cara mengkonsumsi (Hernawati, 2013). Pada penelitian ini tingkat kepatuhan ibu hamil sebanyak 59,8 %, hal ini sejalan dengan hasil penelitian Dewi Rahmayanti (2013) yaitu kepatuhan responden dalam mengkonsumsi kapsul gizi mikro sudah cukup baik dengan persentase kepatuhan diatas rata-rata yaitu 57,3%. Pada penelitian ini terlihat pula terdapat 40, 2 % ibu hamil tidak patuh, hal ini perlu mendapatkan perhatian agar terjadi peningkatan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi Fe. 4. Crosstabulation dari Pengetahuan ibu hamil tentang anemia zat besi dan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi Fe Tabel 4 Crostabulation pengetahuan dan tingkat kepatuhan ibu hamil Kepatuhan Total Tidak Patuh Patuh Pengetahuan Kurang Cukup Baik 21 12 2 3 30 19 24 42 21 Jumlah 35 52 86 Berdasarkan hasil penelitian, Ibu yang memiliki pengetahuan kurang, sebagian besar (87 %) tidak patuh untuk mengkonsumsi tablet Fe. Ibu yang memiliki pengetahuan cukup sebagian besar (71,4 %) patuh. Ibu yang memiliki pengetahuan baik sebagian besar (19 %) patuh mengkonsumsi tablet Fe. Hal ini sesuai dengan penelitian Hernawati (2013) didapatkan hasil nilai p sebesar 0,024 < dibandingkan dengan nilai α 0,05. Ho ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat kepatuhan dengan konsumsi tablet Tambah darah dengan status anemia ibu hamil. 5. Chi- Square test Tabel 5 Chi-Square Test Nilai Df Asymp.sig (2-sided) Pearson Chi-Square 32.911 2.000 24
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai P = 0.000 (P < 0,05) hal ini berarti terdapat hubungan yang sinifikan antara pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi zat besi dan tingkat kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe. Semakin baik pengetahuan tentang anemia defisiensi besi yang dimiliki oleh ibu hamil akan semakin patuh ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Penelitian Mulyono (2002) menunjukan bahwa pengetahuan yang tinggi memiliki tingkat kepatuhan lebih baik daripada pengetahuan rendah, dengan proporsi pengetahuan tinggi yakni 41,7% dibanding yang rendah 9,7%. Penelitian Budi Iswanto (2012) diperoleh hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil dalam minum tablet besi (p < 0,005). D. Simpulan Anemia merupakan salah satu faktor resiko yang dapat meningkatkan resiko komplikasi berupa perdarahan yang merupakan penyebab terbesar kematian ibu hamil. Pada penelitian ini didapatkan hasil tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi besi sebagian besar dikategorikan cukup yaitu sebanyak 48.3 %, sebagian besar ibu hamil patuh untuk mengkonsumsi tablet Fe yaitu sebanyak 59,8 %, akan tetapi sisanya yaitu 40,2 % ibu hamil tidak patuh. Terdapat hubungan yang sinifikan antara pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi zat besi dan tingkat kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe (P value = 0.000). Disarankan agar aadanya peningkatan program promosi kesehatan berupa konseling atau penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi besi sehingga tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe meningkat. 25
Daftar Pustaka Arikunto. 2002. Prosedur penelitian. Rineka Cipta. Jakarta Ana Wigunantiningsih. 2011. Tingkat Pengetahuan ibu hamil tentang tablet Fe di BPS Sulastri Wonolopo Tasikmadu Karanganyar. Jurnal Maternal. 4. Budi Iswanto. 2012. Hubungan antara Pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi besi dan Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe di Puskesmas Karangdowo Klaten. FK-Universitas Muhamadiyah Surakarta. Skripsi Cikwi, 2005, Hubungan Perilaku Petugas Kesehatan Dalam Mensosialisasikan Tablet Besi dengan Kepatuhan Ibu Hamil Minum Tablet Besi di Kabupaten Bantul, Tesis, Universitas Gajah Mada Dewi Rahmayani Rahman.2013. Asosiasi pengetahuan dan sikap wanita pra konsepsi tentang kapsul gizi mikro terhadap kepatuhan mengkonsumsi di Kota Makasar. Universitas Hasanudin DinKes Kabupaten Sumedang.2012. Profil kesehatan Tahun 2011. Hernawati. 2013. Hubungan Kepatuhan konsumsi tablet tambah darah dengan status anemia ibu hamil di Desa Kotaraja kec. Sikur Kab. Lombok timur. Jurnal Media Bina Ilmiah. 7(1). Indreswari M., Hardinsyah, & Damanik M.R., 2008. Hubungan antara Intensitas Pemeriksaan Kehamilan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan,dan Konsumsi Tablet Besi dengan Tingkat Keluhan selama Kehamilan. Jurnal Gizi dan Pangan. 3(1): 12-21. Kemenkes RI, 2010. Profil Kesehatan Indonesia 2009. Jakarta Kemenkes RI, 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta. Mulyono B., 2002. Komunikasi Interpersonal sebagai Upaya Peningkatan Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi di Kecamatan Tugu Kota Semarang. Universitas Gajah Mada. Tesis. Notoatmodjo S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Wasnidar, dkk. 2007. Anemia Pada Ibu Hamil. Trans Info Media: Jakarta. 26