Keragaman ikan di Gua Semuluh kawasan karst Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain:

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB 2 BAHAN DAN METODA

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Tabir terletak di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Sungai Tabir

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

Spesies yang diperoleh pada saat penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan

I. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil persilangan antara C. batracus

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI MORFOLOGI BEBERAPA JENIS IKAN LALAWAK (Barbodes spp) DI SUNGAI CIKANDUNG DAN KOLAM BUDIDAYA KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

BAB III METODE PENELITIAN. Sistematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur. Fenomena permukaan meliputi bentukan positif, seperti

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

I. PENDAHULUAN. yang secara khas berkembang pada batu gamping dan/atau dolomite sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan

2.2. Morfologi Ikan Tambakan ( H. temminckii 2.3. Habitat dan Distribusi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1 Ringkasan Skripsi. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya Alamat pos elektronik:

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

Stasiun 1 ke stasiun 2 yaitu + 11,8 km. Stasiun '4.03"LU '6.72" BT. Stasiun 2 ke stasiun 3 yaitu + 2 km.

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2013 di Sungai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

TINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus

III. BAHAN DAN METODE

: Baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 (hanya untuk Stasiun 1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah tertentu, baik yang bersifat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

PENGARUH FOTOPERIODE TERHADAP PERTUMBUHAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Estimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Menurut Kottelat dkk., (1993), klasifikasi dari ikan lele dumbo adalah.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi yang besar dalam penyediaan pangan bagi masyarakat Indonesia.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

MATERI KULIAH BIOLOGI FAK.PERTANIAN UPN V JATIM Dr. Ir.K.Srie Marhaeni J,M.Si

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), dalam Dirjen Perikanan

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

DESKRIPSI IKAN FAMILI MUGILIDAE DI LIMA MUARA SUNGAI DI SULAWESI UTARA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

TINJAUAN PUSTAKA. daerah yang berlumpur dan pada ekosistem mangrove. Ikan gelodok hanya

BAB III METODE PENELITIAN

Faktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Preferensi Substrat dan Kepadatan Populasi Faunus Ater Di Perairan Ekosistem Mangrove Sungai Reuleung Leupung Kabupaten Aceh Besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 BAHAN DAN METODA

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Tambak Cibalong (Sumber : Google Earth)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Agustus sampai September 2011,

III. METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. menimbulkan dampak yang merugikan bagi manusia sendiri (Mulyanto, 2007). bahan organik karena faktor terbawa arus (Widi, 2000).

SEBARAN DAN ASOSIASI PERIFITON PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN PULAU TIDUNG BESAR, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

3. METODE PENELITIAN

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dasar atau basic research yang

BAB 3 BAHAN DAN METODE

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Klasifikasi ikan lele menurut Djatmika (1986) adalah sebagai berikut :

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Ikan VI: 593-598 Keragaman ikan di Gua Semuluh kawasan karst Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta Yunriska Rona 1,, Chomsun Hadi K. 1, Trijoko 2 1 Mahasiswa Pencinta Alam Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada 2 Staf Pengajar Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Abstrak Kawasan karst mempunyai karakteristik relief dan drainase yang khas, dengan derajat pelarutan batuan oleh air lebih tinggi daripada kawasan lain. Di kawasan karst Gunung Kidul, fenomena yang menarik adalah adanya gua-gua yang terbentuk di dalamnya. Penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan jenis-jenis ikan yang ada di Gua Semuluh beserta karakternya. Pengambilan data dilakukan pada Juli 2008. Metode yang digunakan adalah penjelajahan, spesimen diambil menggunakan setrum terkontrol dan serok, kemudian difiksasi dengan alkohol 70 %. Karakter yang diamati meliputi morfologi, morfometri, dan pigmentasi. Dari hasil penjelajahan ditemukan tiga spesies di Gua Semuluh; yakni Clarias gariepinus, Clarias olivaceaus, dan Puntius gonionotus di lorong kiri. Puntius gonionotus mengalami perubahan pigmen dan perubahan struktur sisik. Clarias gariepinus dan Clarias olivaceaus mengalami pelebaran kepala dan pemanjangan sungut. Ikan yang ditemukan mengalami perubahan morfologi yang merupakan adaptasi terhadap lingkungan gua. Kata kunci : adaptasi, Gua Semuluh, karst, keanekaragaman. Pendahuluan Indonesia memiliki kawasan karst cukup luas yang tersebar dari wilayah Sumatera sampai Papua. Kawasan karst merupakan bentang alam yang tersusun atas batuan gamping yang memiliki ekosistem yang spesifik. Karst Gunung Sewu yang mencakup daerah Gunung Kidul, Wonogiri, dan Pacitan memiliki bentang alam yang khas. Salah satu bentukan endokarstik adalah gua. Ekosistem gua memiliki beberapa kelebihan dibandingkan ekosistem lain karena lingkungannya yang unik, terisolir, dan relatif konstan. Organisme yang hidup didalamnya merupakan organisme yang telah teradaptasi. Gua Semuluh terletak di Dusun Ketonggo, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Gua ini merupakan sistem aliran sungai bawah tanah yang berasal dari sungai permukaan. Dulu gua ini merupakan salah satu sumber air penting bagi penduduk sekitar guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan keanekaragaman jenis ikan dan karakter morfologinya yang meliputi morfometri dan pigmentasi yang ditemukan di Gua Semuluh kawasan karst Gunung Kidul. Bahan dan metode Pengambilan data dilakukan pada tanggal 16 Juli 2008 di lorong kiri dan kanan Gua Semuluh, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alkohol 96 % untuk memfiksasi ikan, CO 2 kit untuk mengukur kadar CO 2 bebas, O 2 kit untuk mengukur O 2 terlarut, dan alkalinitas kit untuk mengukur alkali air gua. Botol gelap dan gelas erlenmeyer digunakan dalam pengukuran kualitas lingkungan. Pengukuran ph air menggunakan ph-meter dan suhu menggunakan termometer air raksa. Elektrofishing dan serok digunakan untuk menangkap ikan. Morfometri diukur menggunakan penggaris dan jangka sorong. Untuk identifikasi digunakan mikroskop dan dokumentasi digunakan kamera. 593

Rona et al. - Keragaman ikan di Gua Semuluh Metode yang digunakan adalah jelajah dengan elektrofishing. Ikan yang didapatkan difiksasi dengan alkohol 70%. Parameter lingkungan yang diukur antara lain kadar oksigen terlarut, CO 2, alkalinitas, ph, dan suhu air. Identifikasi dilakukan di laboratorium Taksonomi Hewan, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada. Spesimen diidentifikasi menggunakan Kottelat et al. (1993) dan Nurdawati et al. (2006). Karakter yang diamati adalah pigmentasi sisik dan morfometri antara lain panjang total, panjang baku, panjang kepala, dan panjang sirip. Hasil dan pembahasan Jenis dan karakter ikan yang ditemukan Dari penelitian di lapangan dan identifikasi di laboratorium diperoleh tiga spesies ikan air tawar. Ketiga ikan tersebut merupakan anggota dari dua ordo yaitu Cypriniformes dan Siluriformes (Tabel 1). Pada Tabel 1 terlihat bahwa jenis ikan yang ditemukan pada lorong kiri dan kanan Gua Semuluh berbeda. Di lorong kanan dengan substrat dominan kerikil dan batu ditemukan Clarias gariepinus (lele dumbo), sedangkan di lorong kiri gua dengan substrat dominan lumpur ditemukan dua spesies yaitu C.olivaceaus (lele lokal) dan Puntius binotatus. Individu ditemukan lebih banyak di lorong kiri karena aliran air tidak begitu deras. Di lorong kanan individu yang ditemukan lebih sedikit, kemungkinan karena aliran airnya yang agak kuat membuat ikan tidak memiliki tempat untuk bersembunyi. Selain itu, air Gua Semuluh mengalir dari lorong kiri yang terhubung dengan sungai di luar gua menuju lorong kanan. Hanya saat terjadi banjir saja, lorong kiri dan kanan terhubung. Pada saat volume air meningkat, maka ikan di lorong kiri terbawa arus ke lorong kanan. Walaupun substrat lorong kiri gua yang dominan adalah lumpur, masih ada bagian yang substratnya berpasir sehingga masih dapat ditemukan P.binotatus. Ikan ini sering berada di permukaan air dan menyukai substrat yang berpasir dan agak berlumpur sehingga dapat ditemukan di perairan gua. C. olivaceaus menyukai habitat dengan substrat berlumpur seperti di lorong kiri gua. Tabel 1. Jenis-jenis ikan yang ditemukan di Gua Semuluh No Ordo Famili Spesies Jumlah invidu Total Indv Ki Ka 1 Siluriformes Clariidae C. gariepinus 0 2 2 2 Siluriformes Clariidae C.olivaceaus 12 0 12 3 Cypriniformes Cyprinidae P.binotatus 2 0 2 Total 14 2 16 Keterangan: Ki = lorong kiri; ka = lorong kanan P. binotatus (Gambar 1) merupakan ikan konsumsi dari kolam-kolam dan perairan terbuka. Ikan yang ditemukan di Gua Semuluh masih memiliki linea lateralis (gurat sisi) yang terdiri atas satu garis yang agak melengkung dengan jumlah normal yaitu 25 sisik. Tidak ada pori tambahan yang dijumpai pada sisik sepanjang gurat sisi. 594

Prosiding Seminar Nasional Ikan VI: 593-598 Gambar 1. Puntius binotatus yang ditemukan di lorong kiri Gua Semuluh Dari hasil pengamatan sisik, diperoleh bahwa annulus pada ikan di dalam gua lebih rapat dan garisnya halus; sedangkan pada ikan di luar gua, annulusnya lebih renggang dengan garis lebih tegas. Menurut Effendie (2002), kekurangan makanan dan gangguan akan tercatat pada pembentukan annulus. Kemungkinan, ikan yang berada di dalam gua kurang tercukupi makanannya dan adanya tekanan dari lingkungan. Selain itu, kemungkinan annulus yang terbentuk adalah annulus palsu yang sering terdapat pada sisik sikloid. Jika dilihat dari pigmentasi, dapat diketahui bahwa P. binotatus mulai mengalami adaptasi terhadap lingkungan gua karena pada sisik dijumpai indeks melanofor 1-4, dengan pigmen yang terkonsentrasi (mengumpul) sehingga warna terlihat lebih pekat. Pada ikan yang berada di luar gua, dijumpai indeks melanofor 5 sebagai pigmen yang dominan dengan bentuk tersebar (Gambar 2). Berarti ikan ini telah mengalami perubahan warna sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan gua, tetapi adaptasinya belum berlangsung lama karena masih dijumpai indeks melanofor 4. A B Gambar 2. Indeks melanofor sisik P. binotatus. A. ikan di dalam gua; B. ikan dari luar gua Perbesaran 10 x 40 595

Rona et al. - Keragaman ikan di Gua Semuluh C. olivaceaus (lele lokal) ditemukan di lorong kiri yang berlumpur karena ikan ini memang menyukai habitat yang demikian (Gambar 3). Warna tubuh ikan ini terlihat pucat. Berbeda dengan penelitian Milyanawati (2008) di Gua kawasan karst Menoreh, warna Clarias sp. yang didapatkan belum memucat. Di Gua Semuluh, ikan lebih mudah terperangkap di dalam gua karena celah yang sempit sedangkan di Gua Semar, ikan masih dapat keluar gua menuju sungai di luar gua melalui celah yang lebar. Gambar 3. Clarias olivaceaus yang ditemukan di lorong kiri Gua Semuluh Karakter C. gariepinus (lele dumbo) yang ditemukan di lorong kiri antara lain sirip anal, sirip ekor dan sirip punggung tidak bersatu; dan kepala melebar (Gambar 4). Ada dua macam warna sisir saring, yaitu hitam abu-abu kehijauan atau bewarna seperti marmer. Di beberapa negara ikan ini dibudidayakan; di alam mudah melepaskan diri dan merupakan spesies invasif yang serius karena keberadaan lele dumbo mengancam lele lokal. Bentuk adaptasinya terhadap lingkungan gua adalah kepala yang memipih dan melebar untuk optimalisasi mencari makanan serta sungut yang memanjang sebagai usaha untuk mencari makanan (Tabel 2). Gambar 6. Clarias gariepinus yang ditemukan di lorong kanan Gua Semuluh Pada Tabel 2 di bawah dapat dilihat bahwa perbandingan panjang kepala dengan panjang baku lele gua dan lele luar gua tidak terlalu berbeda. Tetapi perbandingan lebar kepala depan maupun belakang dengan panjang kepala menunjukkan perbedaan yaitu 0,44:0,37 dan 0,71:0,67. Dari perbandingan panjang sungut dengan panjang kepala diperoleh bahwa sungut lele gua lebih panjang daripada lele luar gua. 596

Prosiding Seminar Nasional Ikan VI: 593-598 Tabel 2. Perbandingan morfometri lele gua dan lele luar gua Karakter Lele gua Lele luar gua Panjang kepala : Panjang baku 0,28 0,27 Lebar kepala depan : Panjang kepala 0,44 0,37 Lebar kepala belakang : Panjang kepala 0,71 0,67 Panjang sungut I: Panjang kepala 0,72 0,64 Panjang sungut II : Panjang kepala 1,18 1,00 Panjang sungut III : Panjang kepala 1,03 0,81 Panjang sungut IV : Panjang kepala 0,68 0,62 Ketiga spesies yang ditemukan merupakan ikan hipogean yang hidup pada zona gelap total. Tetapi belum bisa disimpulkan sebagai spesies stygobite di Gua Semuluh, karena spesies yang dijumpai di dalam gua belum ada perbedaan karakter yang ekstrim. Karena itu ketiga spesies ini merupakan spesies stygoxen yang mampu beradaptasi di zona gelap Gua Semuluh. Parameter lingkungan Suhu air yang berada pada empat stasiun masih merupakan suhu yang optimal untuk mendukung kehidupan ikan. Suhu air akan memengaruhi jumlah oksigen yang terlarut di dalamnya. Banyaknya bahan organik yang masuk ke gua juga memengaruhi kadar oksigen karena dimanfaatkan oleh organisme untuk menguraikan bahan organik tersebut. Kadar karbondioksida bebas juga termasuk dalam kadar normal (Tabel 3). ph air di gua juga termasuk ke dalam kisaran normal untuk mendukung kehidupan ikan. Alkalinitas termasuk tinggi. Intensitas cahaya di dalam gua adalah 0 lux, karena di dalam gua tidak ada cahaya yang masuk secara alami. Intensitas cahaya di luar gua berkisar antar 20-100 lux karena cahaya matahari masih dapat menyinari tempat tersebut. Tabel 3. Kualitas lingkungan di Gua Semuluh Stasiun DO (mg/l) CO 2 bebas (mg/l) Alkalinitas (mg/l) ph Suhu air ( 0 C) I 17 0,93 129,167 6,63 25 II 10,36 0,96 180,83 6,63 24,5 III 20,4 1,18 214,167 6,367 26 IV 18 1 204,167 6,4 26 Simpulan Di Gua Semuluh terdapat tiga spesies ikan yaitu C.olivaceaus, P.binotatus, dan C.gariepinus. P. binotatus yang mengalami pengurangan indeks melanofor dengan banyaknya indeks melanofor 4 dan terjadi penipisan sisik. Pada pengukuran morfometri Clarias diketahui terjadi pelebaran kepala dan pemanjangan sungut. Perubahan yang dialami oleh ketiga spesies tersebut merupakan bentuk adaptasi terhadap lingkungan gua. Senarai pustaka Effendie, M. I. 2002. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta Ko, R. K. T. 1997. Introduksi kartospeleologi. Prosiding Speleologi. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta Kottelat, M., Whitten A. J., Kartikasari S. N. & Wirjoatmodjo S. 1993. Ikan air tawar Indonesia bagian barat dan Sulawesi. Periplus, Hongkong. 293 p + 84 plates. 597

Rona et al. - Keragaman ikan di Gua Semuluh Millyanawati B. 2008. Keanekaragaman jenis ikan di daerah aliran Sungai Cebong dan Sungai Sumitro, Kawasan Karst Menoreh. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Seminar. Tidak dipublikasikan Nurdawati S., Oktaviani D., Makmur S., Wargasasmita S., Rachmatika I., & Haryono. 2006. Tata nama spesies ikan air tawar Indonesia berdasarkan perkembangan taksonomi. Badan Riset Kelautan dan Perikanan 598