BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Redesain Kawasan Simpang Tujuh Kudus (Penekanan Desain Taman Bojana Kudus dengan Konsep Arsitektur Kontemporer)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ekonomi Indonesia yang semakin berkembang dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Pasar Wisata Perbelanjaan Tradisional Bakalan Krapyak di Kudus ( Maksud dari pengertian judul di atas adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Peta Wisata Kabupaten Sleman Sumber : diakses Maret Diakses tanggal 7 Maret 2013, 15.

BAB 1 PENDAHULUAN. Redesain Pusat Kegiatan Budaya Melayu di Pekanbaru 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEKALONGAN BATIK CENTER

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan

BAB I PENDAHULUAN. malam hari. Kecenderungan orang melakukan berbagai macam aktifitasnya di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. Restoran aneka bali boga di Denpasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI WISATA KULINER KOTA KUDUS BERBASIS ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Tugas Akhir Periode 135 BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi geografis kota Magelang berada pada jalur transportasi kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan I - 1

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r

Gigih Juangdita

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia sudah semakin berkembang. Perkembangan bisnis tersebut

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisi dan sopan serta memiliki berbagai kelebihan. Hal ini menimbulkan kesan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

IV. GAMBARAN UMUM. DIY adalah salah satu Provinsi di wilayah Indonesia dan terletak di pulau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA COLO, KUDUS

WISATA KULINER SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI WIDURI DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Projek Gagasan awal. Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Program Komputer Acuan Bahasa c 2010 Ferli Deni Iskandar

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

KOPENG RESORT AND EDUCATION PARK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup signifikan, dalam artian fotografi bukan hanya sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. memanjakan diri, sehingga membuat masyarakat menjadi jenuh. Waktu liburan untuk

Tabel 1.1 Data Jenis Kawasan di Bantul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PUSAT RESTORAN MASAKAN TRADISIONAL YOGYAKARTA DENGAN KONSEP TROPIS MODERN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Nur Muladica Gedung Fotografi di kota Semarang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata sebagai sumber pendapatan tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata

ARDITHA YUSPENTIA, 2015 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN MENU A LA CARTE DI SAUNG BEUREUM KARAWANG MELALUI PENERAPAN MENU ENGINEERING

Hotel Bintang 5 di Kota Batam TA- 138

BAB I PENDAHULUAN. dari Kota Jakarta ke Kota Bandung, atau dari arah Barat ke arah bagian Timur

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Buku DP3A ini berjudul Penataan Permukiman Lingkungan Masjid Al-

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Judul Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang diangkat adalah Redesain Kawasan Simpang Tujuh Kudus (Penekanan Desain Taman Bojana Kudus dengan Konsep Arsitektur Kontemporer). Untuk mengetahui pengertian dari judul tersebut, maka akan diuraikan setiap rangkaian kata yang digunakan untuk menyusun judul laporan. Redesain : Rancangan ulang. (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/redesain diakses pada 04 Maret 2018) Kawasan : Daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu, seperti tempat tinggal, pertokoan, industri, dan sebagainya. (https://kbbi.web.id /kawasan diakses pada 04 Maret 2018) Simpang : Daerah dimana dua atau lebih jalan bergabung atau berpotongan/bersilangan. (Hendarto, dkk, 2001) Tujuh : Sebuah angka, sistem bilangan, dan nama glyph yang mewakili angka tersebut. Angka ini merupakan bilangan asli di antara 6 dan 8. (https://id.m.wikipedia.org/wiki/7_(angka) diakses pada 04 Maret 2018) Kudus : Sebuah kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang merupakan pusat perkembangan agama Islam di Jawa pada abad pertengahan.(https://id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_kudus diakses pada 04 Maret 2018) Penekanan : Proses, cara, perbuatan menekan atau menekankan.(http://kbbi. kata.web.id/penekanan/ diakses pada 04 Maret 2018) Desain : (1) Kerangka bentuk, rancangan (2) motif, pola, corak. (https:// kbbi.web.id/desain diakses pada 04 Maret 2018) Taman : (1) Kebun yang ditanami dengan bunga-bunga dan sebagainya (tempat bersenang-senang), (2) tempat (yang menyenangkan 1

dan sebagainya (https://www.google.co.id/amp/s/kbbi.web.id/ taman.html diakses pada 04 Maret 2018) Bojana : Benda yang dipergunakan orang zaman dulu untuk memasak nasi, terbuat dari tembaga serta bentuknya seperti dandang dan memiliki fungsi yang sama (Rif ati_2016) Konsep : (1) rancangan, (2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (https://www.kbbi.web.id/konsep diakses pada 04 Maret 2018) Arsitektur : (1) Seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, dan sebagainya, (2) metode dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan (https://kbbi.web.id/ arsitektur diakses pada 04 Maret 2018) Kontemporer : Pada waktu yang sama, semasa, sewaktu, pada masa kini. (htpps://kbbi.web.id/kontemporer diakses pada 04 Maret 2018) Berdasarkan rincian di atas, maka judul Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang diangkat memiliki pengertian merancang ulang kawasan Simpang Tujuh Kudus yang merupakan pusat ruang publik bagi masyarakat Kudus dengan lebih menekankan pada Taman Bojana Kudus yang merupakan pusat kuliner dan oleh oleh khas Kudus dengan konsep arsitektur kontemporer sehingga tercipta kondisi yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan dengan menjadikan kawasan Simpang Tujuh Kudus yang lebih tepatnya di Taman Bojana Kudus selain sebagai pusat kuliner juga dapat dijadikan landmark dan dapat lebih menarik minat pengunjung dari dalam dan luar kota. 1.2 Latar belakang Menurut pendapat Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjaraka, Kudus merupakan satu satunya kota di provinsi Jawa Tengah yang namanya diambil dari bahasa Arab yaitu Quds. Nama ini merupakan pemberian dari seorang ulama penyebar agama Islam di Jawa Tengah yang bernama Ja fa Shodiq atau lebih dikenal masyarakat dengan nama Sunan Kudus. Seiring dengan berkembangnya zaman, Kudus menjelma 2

menjadi kota yang terkenal akan industri, wisata, dan kuliner. Tak heran kota Kudus mendapat julukan kota kretek, kota jenang, dan kota santri oleh masyarakat. 1.2.1 Kudus sebagai destinasi wisata religi Kudus dikenal sebagai destinasi wisata religi, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya antusias masyarakat dari dalam dan luar kota berkunjung ke Kudus untuk melakukan wisata religi atau ziarah ke dua makam wali songo yang ada di Kudus, yaitu makam Sunan Kudus yang terletak di kawasan Menara Kudus dan makam Sunan Muria yang terletak di lereng Gunung Muria. Salah satu destinasi wisata religi yang terkenal di Kudus dan menjadi identitas serta populer hingga kancah internasional adalah Menara Kudus. Bangunan yang dibangun oleh Sunan Kudus untuk menyebarkan agama Islam ini merupakan campuran arsitektur Hindu dan Islam. Walaupun beberapa kali dilakukan pemugaran, tetapi sesungguhnya secara arsitektural Menara Kudus terbilang masih utuh seperti sedia kala. Setiap harinya Menara Kudus tidak pernah sepi pengunjung, mereka datang untuk berziarah ke makam Sunan Kudus, berwisata dengan keluarga ataupun hanya sekedar mengabadikan foto di kawasan Menara Kudus. Gambar 1. Suasana wisata religi di kawasan Menara Kudus 1.2.2 Simpang Tujuh Kudus Simpang Tujuh Kudus atau masyarakat sering menyebutnya alun-alun Kudus merupakan pusat sarana kegiatan masyarakat sebagai ruang publik, acara pesta 3

rakyat, upacara, jogging, tempat berkumpul bersama keluarga ataupun hanya sekedar menikmati hiruk pikuknya Kudus di sore hari. Berada di pusat kota, Simpang Tujuh ini memiliki konsep Taman di tengah kota. Setiap sorenya, Simpang Tujuh Kudus ini ramai oleh banyaknya masyarakat yang berkunjung untuk menikmati suasana simpang tujuh di sore hari. Tidak heran sekarang mulai banyak bermunculan pedagang kaki lima yang mempergunakan fasilitas publik di kawasan simpang tujuh seperti pedestrian untuk lapak berjualan. Hal ini membuat kawasan Simpang Tujuh Kudus tampak sesak oleh banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir-pinggir jalan sehingga kadang membuat jalanan di kawasan Simpang Tujuh Kudus ini agak terhambat disetiap sore. Gambar 2. Lokasi kawasan Simpang Tujuh Kudus (Sumber: Aplikasi Google Earth, 2018) A B Gambar 3. Masyarakat yang datang untuk menikmati suasana Simpang Tujuh (lihat gambar a) dan pedagang kaki lima yang menggunakan pedestrian untuk berjualan (lihat gambar b) 4

Gambar 4. Pedagang kaki lima yang menggunakan pedestrian untuk berjualan (lihat gambar c dan d) 1.2.3 Taman Bojana Kudus Salah satu tempat di Kudus yang menjadi waadah dan primadona pelancong sebagai pusat kuliner sejak dahulu adalah Taman Bojana. Berlokasi di sebelah kantor bupati Kudus atau terletak di sebelah utara alun alun simpang tujuh Kudus. Berbagai macam makanan dan oleh oleh khas Kudus siap tersaji dan siap memanjakan lidah para penikmat kuliner. Tidak heran setiap harinya Taman Bojana selalu didatangi oleh para pengunjung entah itu dari dalam dan luar kota untuk mencicipi hidangan khas Kudus, apalagi disetiap lebaran dan libur panjang Taman Bojana selalu ramai diserbu para pemudik yang rindu akan makanan dari kampung halaman. Gambar 5. Lokasi Taman Bojana Kudus (Sumber: Aplikasi Google Earth, 2018) 5

Gambar 6. Taman Bojana Kudus (Sumber: Penulis, 2018 ) Walaupun sebagai pusat kuliner yang terkenal sejak dahulu dan berada di pusat kota, Taman Bojana terlihat hanya sebagai bangunan dengan desain tua, datar dan monoton. Selain itu, disetiap bagian bangunan juga tampak banyak kerusakan yang dibiarkan begitu saja, seperti tembok yang sudah mulai mengelupas, plafond yang sudah mulai rusak, dan lampu yang sudah mulai copot dan tidak diganti. Kini Taman Bojana Kudus hanya terlihat sebagai bangunan tua yang sudah tidak terawat lagi walaupun masih ada aktivitas perdagangan di dalamnya. Hal ini dapat mempengaruhi minat pengunjung untuk kedepannya. Apalagi di Kudus sekarang sudah banyak tersebar warung makan dan restoran dengan konsep dan tema yang lebih menarik perhatian pengunjung dibandingkan Taman Bojana. Gambar 7. Lantai dua Taman Bojana Kudus yang sudah tidak difungsikan total dan menjadi tempat tinggal tuna wisma 6

Gambar 8. Kondisi bangunan yang sudah mulai rusak dan tidak terawat Konsep desain dan tema yang datar, monoton hingga kurangnya fasilitas yang memadai kedepannya akan menyurutkan minat pengunjung ke Taman Bojana Kudus yang sudah lama terkenal sebagai primadona pusat kuliner di Kudus. Perlu adanya perubahan dalam segi tema, konsep, desain arsitektural dan fasilitas agar Taman Bojana Kudus tidak kalah popularitasnya dengan warung makan dan restoran yang sudah banyak tersebar di Kudus sekarang. Konsep arsitektur kontemporer bisa menjadi solusi akan permasalahan yang terjadi sekarang dalam hal tema dan desain sehingga Taman Bojana tercipta kondisi yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan untuk kegiatan perdagangan dan kuliner di dalamnya. Untu itu, pemerintah Kudus pun sudah berenacana untuk melakukan pembangunan untuk Taman Bojana Kudus yaitu dengan akan dibangunnya Taman Bojana Kudus menjadi bangunan mewah 4 lantai dan hal ini sudah dilakukan lelang kepada investor. Gambar 9. Rencana pembangunan oleh pemerintah kabupaten Kudus (Sumber: isknews.com dan jatengpos.com, 2018) 7

1.2.4 Kuliner khas Kudus Selain terkenal sebagai destinasi wisata religi, Kudus juga terkenal akan kulinernya, antara lain soto, nasi pindang kerbau, sego jangkrik (menu kesukaan Sunan Kudus dengan lauk pauk daging kambing atau kerbau yang dibumbui berbagai macam bumbu rempah), opor ayam sunggingan, garang asem, racikan sate kerbau dari tahun 1950, lentog tanjung (lontong khas daerah Tanjungkarang dengan lauk tahu yang diberi kuah lodeh gori atau nangka muda) dan jenang Kudus. (travelingyuk.com, 2018) Gambar 10. Soto, Lentog Tanjung, Nasi pindang kerbau dan jenang Kudus 1.3 Rumusan masalah Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan dua permasalahan, yaitu: a. Bagaiamana kondisi eksisting di kawasan Simpang Tujuh Kudus dan bagaimana solusi penataan ruangnya? b. Bagaimana kondisi eksisting di Taman Bojana Kudus dan bagaimana menerapkan konsep arsitektur kontemporer pada Taman Bojana Kudus? 1.4 Tujuan dan sasaran Tujuan dilakukan penyusunan laporan Studio Konsep Perancangan Arsitektur ini, yaitu: a. Merencanakan dan merancang ulang kawasan Simpang Tujuh dan Taman Bojana Kudus sehingga tercipta kondisi yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. 8

b. Merencanakan dan merancang ulang Taman Bojana Kudus dengan konsep arsitektur kontemporer agar kedepannya lebih menarik minat pengunjung dan tidak kalah dengan warung makan dan restoran yang memiliki tema, konsep desain dan fasilitas yang lebih kreatif. Sasaran dalam penyusunan laporan Studio Konsep Perancangan Arsitektur ini, yaitu: a. Menyusun konsep dasar program perencanaan dan perancangan arsitektur. b. Mengaplikasikan dalam betuk desain dan gambar. 1.5 Lingkup pembahasan Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dan agar tidak terjadi pembahasan yang meluas atau menyimpang, maka perlu dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan laporan Studio Konsep Perancangan Arsitekur dengan judul Redesain Kawasan Simpang Tujuh Kudus (Penekanan Desain Taman Bojana Kudus dengan Konsep Arsitektur Kontemporer) yaitu hanya pada lingkup analisis, tema, konsep desain dan fasilitas penunjang yang akan dipakai untuk terciptanya kondisi yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Ruang lingkup yang akan dibahas didalam laporan ini, yaitu : a. Tema, konsep desain, dan standar dalam merencanakan dan merancang kawasan Simpang Tujuh dan Taman Bojana Kudus. b. Konsep arsitektur kontemporer yang akan digunakan sebagai konsep tema dan desain Taman Bojana Kudus. c. Analisis potensi kawasan Simpang Tujuh dan Taman Bojana Kudus untuk terciptanya kondisi yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. 1.6 Metode pembahasan Metode pembahasan merupakan suatu faktor terpenting di dalam suatu penelitian. Untuk mendapatkan hasil yang optimal berdasarkan penjelasan penjelasan dan juga data yang otentik, maka metode yang digunakan adalah sebagai berikut : 9

a. Studi literatur Penulis melakukan syudi literatur ke beberapa sumber untuk mencari berbagai sumber dari buku pustaka, data, dan bahan yang berkaitan dengan kawasan simpang tujuh Kudus, sejarah Taman Bojana Kudus, pariwisata, kuliner dan wisata kuliner, kawasan, taman, restaurant, pujasera atau food court dan arsitektur kontemporer, guna menjawab setiap permasalahan dengan landasan teori yang tepat dan jelas. b. Observasi lapangan Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengamati objek penelitian dengan cara mengukur atau meneliti secara langsung kejadian yang ada, sehingga diperoleh data yang aktual dan faktual. (Sariyati, 2014) c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data berupa catatan, buku, majalah, surat kabar, maupun tertulis lainnya. Dengan tujuan memperoleh data secara langsung dari tempat penelitian. (Gumilar, 2014) d. Wawancara Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi da ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. (Esterbeg dalam sugiyono, 2013 : 231) 1.7 Sistematika penulisan a. BAB I : Pendahuluan Gambar 11. Bagan metode pembahasan Berisi tentang deskripsi atau pengertian judul, latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode 10

pembahasan, dan sistematika penulisan dari masalah yang mengungkapkan masalah secara garis besar. b. BAB II : Tinjauan pustaka Menjelaskan tentang pariwisata, kuliner, kawasan, taman, restaurant, pujasera atau food court, standar pujasera atau food court,studi banding dan konsep kontemporer arsitektur yang berpedoman pada literatur, jurnal dan buku. Tinjauan tersebut akan dipakai dalam perencanaan dan perancangan. c. BAB III : Gambaran umum wilayah perancangan Berisi tentang data tinjauan umum kabupaten Kudus sebagai lokasi kawasan Simpang Tujuh dan Taman Bojana. Meliputi letak, kondisi, kebijakan tata ruang, sejarah Taman Bojana Kudus, desain kawasan Simpang Tujuh Kudus dan potensi kabupaten Kudus sebagai lokasi perencanaan. d. BAB IV : Analisa pendekatan dan konsep perencanaan dan perancangan Berisi tentang kajian atau analisa perencanaan dan perancangan yang pada dasarnya berkaitan dengan pendekatan aspek fungsional, aspek kinerja, aspek teknis, aspek kontekstual dan visual arsitektural. 11