BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, penerimaan ini secara tidak langsung akan meningkatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, maupun di bidang budaya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

Judul : Tata Cara Pemungutan, Perhitungan, Dan Pembayaran Pajak Hotel Dan Restoran Nama : Dewa Ayu Kartika Mahariani NIM : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kabupaten Bandung Potensi Daya Tarik Wisata Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan Undang-undang Nomor 22

BAB I PENDAHULUAN. (Bratahkusuma dan Solihin, 2001:1). Menurut Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik. untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.

BAB I PENDAHULIAN. dan penerimaan lainnya yang termasuk dalam pendapatan asli daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Hasil dari pembayaran pajak kemudian digunakan untuk pembiayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu Negara, ketersediaan data dan informasi menjadi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki banyak pulau dan di dalamnya terdapat daerah provinsi,

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah kepada masyarakat yang akan digunakan untuk membiayai keperluan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan negara terbesar adalah berasal dari sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

: Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak Air Tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakat bersama-sama mengelola sumber daya yang. perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB 1 PENDAHULUAN. cukupnya sumber daya alam yang dimilikinya. Bagi daerah yang kaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yaitu PAD. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat PAD, adalah

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian. sumber dana yang berasal dari negeri, yaitu berupa pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. (Diana Sari, 2013:40). Selanjutnya Diana Sari menyatakan, sebagai sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang Indonesia memiliki pendapatan dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk dikembalikan ke masyarakat walaupun tidak dapat dirasakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. S.H. dalam bukunya Mardiasmo (2011):

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Rochmat Soemitro (dalam Waluyo, 2010) pajak adalah iuran kepada kas

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. pihak. Seperti kita ketahui bersama Negara mempunyai tujuan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemungut pajak yang disebut Publican (Rahayu, 2010). Sedangkan sekarang ini

EVALUASI SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Di setiap negara, pajak merupakan hal yang wajib bagi semua rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari wajib pajak yang berdasarkan peraturan perundangan mempunyai. kewajiban untuk membayar pajak kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, daerah harus mampu menggali potensi

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kebudayaan manusia dalam era globalisasi menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa orde baru, pembangunan yang merata di Indonesia sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

BAB I PENDAHULUAN. pusat (Isroy, 2013). Dengan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab,

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. (2010:138), kepatuhan didefinisikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu penerimaan yang rutin, maka pemerintah menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam kajian pustaka ini, akan dijelaskan mengenai pengertian pajak, jenisjenis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penggalian potensi penerimaan dalam negeri akan terus

BAB I PENDAHULUAN. merupakan usaha mengadakan perubahan-perubahan menuju keadaan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan daerahnya sendiri, membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2009 NOMOR 01 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan. undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. pajak hotel dan pajak restoran di Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan daerah diartikan semua hak daerah yang diakui sebagai penambah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keleluasaan kepada daerah Kota/kabupaten untuk mengurus rumah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, proses penelitian dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan perpajakan Indonesia dari sistem Official Assessment ke sistem Self

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa otonomi

BAB I PENDAHULUAN. dan bangsa yang adil, sejahtera, aman, dan tertib. Dalam rangka mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. daya bagi kesehjateraan manusia yakni pembangunan tersebut. Adapun tujuan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemberlakuan undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. negara yang terutang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Judul : TATA CARA PERHITUNGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT. L (Studi kasus pada klien CV. Sukartha Karya Sejahtera)

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif terhadap kehidupan masa kini, salah satunya dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 1 (satu) disebutkan, bahwa Pendapatan Asli Daerah bersumber dari Pajak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penerimaan negara digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan nasional, penerimaan ini secara tidak langsung akan meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Salah satu sumber penerimaan negara adalah pajak, menurut Mardiasmo (2013:1) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Menurut Mukhlis & Simanjuntak (2011), pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat penting untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur maupun meningkatkan perekonomian negara. Setiap tahun, pemerintah berusaha untuk memaksimalkan penerimaan pajak guna membiayai pengeluaran negara. Semakin tinggi tingkat penerimaan pajak, maka semakin tinggi kemampuan negara membiayai pembangunan dan sebaliknya. Mulyadi (2011) juga berpendapat bahwa penerimaan pajak daerah salah satu sumber dana pemerintah daerah. Penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan umum dan pembangunan nasional banyak didanai oleh sektor pajak.

Jika Pajak dilihat dari wewenang pemungutannya, maka menurut Mardiasmo (2013) dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat adalah pajak yang dipungut pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Sedangkan pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah untuk membiayai pembangunan daerah. Pajak daerah memiliki peran penting dalam meningkatkan penerimaan daerah disamping pendanaan oleh pemerintah pusat. Pajak daerah memiliki berbagai jenis pajak, mulai dari pajak provinsi hingga pajak kota/kabupaten. Pemungutan pajak daerah oleh pemerintah daerah provinsi maupun kota/kabupaten diatur oleh Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Pemberian kewenangan dalam pengenaan pajak dan retribusi daerah, diharapkan dapat lebih mendorong pemerintah daerah terus berupaya untuk mengoptimalkan pendapatan asli daerah (PAD). Dari beberapa pajak daerah, pajak hotel dan pajak restoran merupakan pajak yang menarik perhatian. Hal ini pertama, karena jenis pajak daerah ini mempunyai karakteristik yang sama. Jenis pajak di atas menyumbang sedikitnya 15% dari pajak daerah. Sedangkan wajib pajaknya merupakan orang pribadi atau badan yang memiliki usaha dibidang perhotelan, maupun restoran yang menjadi wajib pungut atas obyek pajak atau setiap pelayanan yang telah diberikan kepada pelanggan. Berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, wajib pajak hotel dan wajib pajak restoran mempunyai hak untuk memungut pajak atas pelayanan yang diberikan kepada konsumen dan mempunyai kewajiban untuk melaporkan dan membayarkan pajak tersebut kepada Pemerintah Daerah.

Sedangkan mengapa peneliti memilih melakukan penelitian di Kabupaten Pasaman Barat, ialah karena Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu kabupaten yang baru, yang merupakan pemekaran dari kabupaten Pasaman. Hotel dan restoran yang merupakan salah satu sarana pendukung perekonomian dan pariwisata di Kabupaten Pasaman Barat. Keberadaan hotel di Kabupaten Pasaman Barat sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang mengunjungi destinasi wisata di Kabupaten Pasaman Barat. Oleh karena itu, penerimaan pajak daerah dari hotel dan restoran seharusnya juga meningkat. Kedua, pernyataan Kepala Satpol PP Kabupaten Pasaman Barat Edi Murdani yang dikutip redaksisumbar.com yang menyatakan bahwa PAD Rumah Makan dan Restoran di Kabupaten Pasaman Barat Masih Minim. Pernyataan ini diperkuat oleh data yang diperoleh dari Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pasaman Barat Perioda 2012 2016, seperti pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 di bawah ini. Tabel 1.1 Data Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Kabupaten Pasaman Barat Tahun Anggaran 2012-2016 Pemerintah Tahun Anggaran Target Pajak Realisasi Pajak Persentase % Hotel (Rp) Hotel (Rp) 2012 50.000.000 30.467.500,00 0,6 2013 75.000.000 71.772.200 0,95 2014 100.000.000 66.403.000 0,66 2015 120.000.000 71.002.500 0,59 2016 140.000.000 51.638.500 0,36 Sumber : Seksi Pendapatan I Dinas Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Pasaman Barat

Tabel 1.2 Data Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat Tahun Anggaran 2012-2016 Tahun Anggaran Target Pajak Realisasi Pajak Persentase % Restoran (Rp) Restoran (Rp) 2012 850.000.000 646.026.844,00 0,76 2013 1.000.000.000 972.188.630 0,97 2014 1.250.000.000 1.164.233.703 0,93 2015 1.500.000.000 1.157.783.072 0,77 2016 1.500.000.000 1.256.780.900 0,83 Sumber : Seksi Pendapatan I Dinas Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Pasaman Barat Berdasarkan data tabel di atas masih ada wajib pajak yang belum taat pada kewajiban perpajakanya, hal ini tergambar pada perbandingan antara target dan realisasi pajak periode 2012-2016, yang menunjukkan target penerimaan pajak hotel dan pajak restoran meningkat setiap tahunnya. Sedangkan realisasinya pada pajak hotel terjadi penurunan ditahun 2014 dan 2016, dan pajak restoran terjadi penurunan realisasi ditahun 2015. Peningkatan dan penurunan penerimaan pajak tidak hanya dilihat dari perkembangan objek pajak tersebut. Namun, juga dari tingkat kepatuhan wajib pajak(tax compliance) dalam melakukan pembayarannya. Menurut Rahayu (2010:139), kepatuhan Wajib Pajak dapat diidentifikasi dari kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam pembayaran pajak terutang, dan kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. Sedangkan menurut (Mardiasmo, 2005) Seharusnya k epatuhan dalam membayar pajak bisa tercermin dalam nilai selisih antara rencana penerimaan pajak

dengan realisasi penerimaan pajak tersebut. Apabila semua wajib pajak hotel dan restoran menaati dan patuh terhadap peraturan perpajakan yang berlaku, maka selisih antara rencana penerimaan pajak dengan realisasi penerimaan menjadi nol. Jadi, pada hakekatnya kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh kondisi administrasi perpajakan yang meliputi pelayanan pajak dan pelaksanaan perpajakan, juga kesadaran masyarakat akan pentingnya membayar pajak. Kurangnya kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak dipengaruhi oleh hal-hal seperti kurang efektifnya sosialisasi dari pemerintah untuk pengumpulan/pembayaran pajak. Kepatuhan terhadap pembayaran pajak sangat penting karena pajak merupakan sektor perekonomian yang berperan sebagai sumber pembiayaan pembangunan utama. Penelitian mengenai pajak hotel dan restoran sebelumnya telah dilakukan oleh Nilasari (2008). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara simultan pajak hotel dan restoran mempengaruhi penerimaan pajak daerah. Sedangkan secara parsial, tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel tingkat kepatuhan wajib pajak hotel terhadap penerimaan pajak daerah sementara itu ada pengaruh yang signifikan antara variabel tingkat kepatuhan wajib pajak restoran terhadap penerimaan pajak daerah. Munandar (2016), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan penerimaan Pajak Hotel sebesar 41,54% terhadap Pendapatan Asli Daerah dan tidak terdapat pengaruh yang signifikan penerimaan Pajak Restoran sebesar 44,74% terhadap Pendapatan Asli Daerah. Pamungkas (2016), hasil penelitiannya menunjukan bahwa kepatuhan wajib pajak hotel, kepatuhan wajib pajak restoran berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak

daerah. Secara parsial kepatuhan wajib pajak hotel memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak daerah sedangkan kepatuhan wajib pajak restoran secara parsial memiliki pengaruh positif tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak daerah. Variabel kepatuhan wajib pajak hotel merupakan variabel yang dominan mempengaruhi penerimaan pajak daerah. Penelitian ini termotivasi oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Pamungkas(2016). Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah alat analisis yang digunakan. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah lokasi penelitian dan pada penelitian ini peneliti juga menyebarkan kuesioner. Pamungkas lokasi penelitian di Kota Malang sedangkan penelitian imi dilakukan di Kabupaten Pasaman Barat. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian, lebih lanjut yang berjudul PENGARUH KEPATUHAN WAJIB PAJAK HOTEL DAN RESTORAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH (studi pada Dinas Pendapatan Kabupaten Pasaman Barat). I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian penulis mengidentifikasi masalah dalam penelitian meliputi: 1. Bagaimana pengaruh kepatuhan wajib pajak hotel di Kabupaten Pasaman Barat terhadap penerimaan pajak daerah?

2. Bagaimana pengaruh kepatuhan wajib pajak restoran di Kabupaten Pasaman Barat terhadap penerimaan pajak daerah? I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk rekomendasi atas upaya optimalisasi penerimaan pajak hotel dan restoran di Kabupaten Pasaman Barat. Sedangkan tujuan secara khusus adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh kepatuhan wajib pajak hotel di Kabupaten Pasaman Barat terhadap penerimaan pajak daerah. 2. Untuk mengetahui pengaruh kepatuhan wajib pajak restoran di Kabupaten Pasaman Barat terhadap penerimaan pajak daerah. Berikut manfaat dari penelitian ini: 1. Bagi Peneliti, diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan peneliti tentang kepatuhan wajib Pajak hotel dan restoran dalam hal ini mengetahui pengaruhnya terhadap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Pasaman Barat. 2. Bagi Masyarakat, diharapkan dapat memberi informasi tentang pajak hotel dan restoran yang ada di Kabupaten Pasaman Barat. 3. Bagi instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan masukan dalam membuat kebijakan terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemungutan pajak hotel dan pajak restoran yang ada di daerahnya.

I.4 Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Merupakan gambaran singkat mengenai isi penelitian yang berisi tentang latar belakang masalah yang menunjukkan kenapa penelitian ini harus diteliti, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta sistematika pembahasan. BAB II Literatur Review Bab ini menjelaskan mengenai hasil kajian pustaka yang relevan dengan kajian yang diangkat dimana terdapat landasan teori dan kerangka penelitian. BAB III Metodologi Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai subyek dan objek penelitian, variabel penelitian, pengukuran variabel, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, dan metode pengolahan data BAB IV Hasil dan Pembahasan Berisi tentang deskripsi objek penelitian dan analisis data serta pembahasan mengenai permasalahan dalam penulisan penelitian ini merupakan bab terakhir dan penutup dari penelitian ini. Pada bab ini akan disampaikan juga saran bagi pihakpihak yang terkait mengenai permasalahan tersebut.