BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDK Terpencil Punsung Beau Berbantuan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Hamalik (1994) belajar merupakan suatu pertumbuhan atau perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP

Ritna. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli

Oleh : Rina Purwati SDN Giriharjo 1 Ngrambe Ngawi

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL. Oleh : ENGRIPIN Dosen FKIP Universitas Palangka Raya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas IV SDN I Tonggolobibi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan SD merupakan pendidikan awal yang formal di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Efa Rosfita, 2013

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi PGSD FKIP UN PGRI Kediri OLEH:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BA B II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harus terjadi agar dalam pembelajaran tidak terasa monoton dan hanya bisa

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk mampu memilih dan

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mulyono (dalam Aunurrahman 2011:9) mengemukakan bahwa aktivitas artinya

MODEL KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR IPS SISWA KELAS IV

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTS/SMPLB. IPS mengkaji

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Meningkatkan Pengetahuan Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Media Gambar Dikelas IV SD Negeri 1 Lalos Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli

yang ditetapkan di sekolah yaitu 100% siswa memperoleh nilai 65.

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori mencakup pengertian-pengertian dari judul penelitian agar didapatkan satu pengertian dan tidak akan terjadi salah tafsir bagi para pembaca saat membaca penelitian ini. 2.1.1. Pengertian Belajar Slameto (2010: 2) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamnnya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Sedangkan Oemar Hamalik (2004: 27) berpendapat bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Dari definisi ahli pendidikan diatas dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu proses usaha untuk memperkuat pengetahuan atau kemampuan yang dimiliki seseorang dengan pengalaman yang diperoleh oleh orang tersebut. 2.1.2. Pembelajaran IPS yang Ideal di Kelas III SD Simangunsong dan Zaenal Abidin (1987: 26) berpendapat bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah hubungan antara manusia dengan masyarakat serta hubungan antara manusia di dalam masyarakat. Pada hakekatnya ialah kajian mengenai manusia dengan segala aspeknya dalam sistem hidup bermasyarakat. Kajian ini dilakukan orang dalam bentuk pengajaran di sekolah untuk mempersiapkan anak didik menjadi warga masyarakat yang baik berdasarkan nilai dan kaidah kemasyarakatan yang hidup dan berlaku. Dalam buku yang sama Simangunsong dan Zaenal Abidin (1987: 27) juga mengatakan bahwa IPS bertujuan untuk memperkenalkan anak dengan lingkungannya, dengan masyarakat, dengan hubungan 7

8 antar insan dan hubungan antar manusia dengan lingkungan, agar siswa menjadi Warga Negara yang baik. Sapriya (2009: 201), menjelaskan tujuan mata pelajaran IPS sebagai berikut : a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Dari Pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS adalah untuk memperkenalkan kepada siswa tentang kehidupan sosial dan bermasyarakat atau dengan lingkungan sekitar yang mencakup segala aspek sosial untuk menjadikan siswa menjadi warga negara yang baik. Setelah mengetahui tujuan pembelajaran IPS maka pembelajaran IPS yang ideal di kelas III SD juga dapat ditentukan. Menurut Muchtar A. Karim, dkk (1996: 20) Siswa SD masih termasuk dalam kategori operasional konkret sehingga perantara media yang mampu menggambarkan keadaan konkret menjadi sangat penting. Dengan memperkenalkan siswa dengan membawa mereka pada keadaan dilingkungan mereka secara nyata akan menjadi pembelajaran yang ideal bagi siswa SD. Namun keterbatasan waktu dan sarana tentu menjadi hambatan sehingga perantara yang memungkinkan untuk mewujudkannya adalah dengan media gambar. Sehingga media gambar merupakan perantara yang tepat untuk pembelajaran di kelas III SD yang ideal. 2.1.3. Media Gambar Oemar Hamalik (1994: 95) berpendapat bahwa media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan

9 atau pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, dan proyektor. Sedangkan menurut Sadiman (1996: 29) media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bila media gambar adalah media dua dimensi yang merupakan wujud kongkret dari sebuah ide, gagasan atau peristiwa yang dapat menceritakan suatu kondisi tertentu. 2.1.4. Model Pembelajaran 2.1.4.1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran dapat diartikan sebagai langkah atau prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan sebagai suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, model pembelajaran dapat diartikan juga sebagai pendekatan, strategi, atau metode pembelajaran. Winataputra (dalam Sugiyanto, 2008) mengatakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pencanang pembelajaran dan para pengajar dalam mencanangkan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Joyce & Weil (dalam Rusman, 2011:133), berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat dipergunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahanbahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan.

10 Menurut Sagala (2010:201) Hal yang penting dalam metode ialah, bahwa setiap metode pembelajaran yang digunakan bertalian dengan tujuan belajar yang ingin dicapai dari pengertian tersebut, guru seharusnya mengerti akan fungsi, dan langkah-langkah pelaksanaan metode mengajar untuk mendorong keberhasilan guru dalam proses belajar mangajar. Brady (dalam Aunurrahman, 2011:146), mengemukakan bahwa model pembelajaran dapat diartikan sebagai blueprint yang dapat dipergunakan untuk membimbing guru didalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah cara, pola, prosedur, atau contoh yang digunakan sebagai pedoman seorang guru atau pengajar untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. 2.1.4.2. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang menggunakan dasar faham konstruktivis. Kooperatif berasal dari kata cooperative yang memiliki arti mengerjakan sesuatu dengan cara bersama-sama dan saling membantu satu sama lain sebagai satu kelompok atau tim. Jadi pembelajaran kooperatif berarti belajar dalam kelompok atau grup. Menurut Johnson (2000: 75) Prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture adalah berikut: a) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. b) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. c) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya. d) Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.

11 e) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. f) Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Dari pernyataan Johnson & Johnson diatas dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe picture and picture merupakan pembelajaran yang dapat memberikan ilmu pengetahuan sekaligus pembelajaran sikap karena dalam pembelajaran ini siswa dituntut juga untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap kelompok dan materi yang diajarkan. Agus Suprijono (2011:54) mengemukakan pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Johnson (dalam Isjoni, 2011:15) juga berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif mengandung pengertian bekerja sama demi mencapai tujuan bersama. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah salah satu metode pembelajaran dengan menggunakan kelompok sebagai sarana dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif juga memiliki tipe-tipe pembelajaran yang akan digunakan seorang guru dalam mengajar. Salah satunya adalah dengan tipe picture and picture. Pembelajaran kooperatif tipe picture and picture disini mengguanakan media gambar sebagai bahan diskusi atau yang disebut peneliti sebagai puzzle, dimana nantinya gambar yang berupa puzzle tersebut meminta siswa mengurutkan gambar yang logis sesuai dengan materi yang diajarkan. Pembelajaran dengan menggunakan model ini menitikberatkan kepada gambar sebagai media penanaman suatu konsep tertentu. Gambar-gambar yang disajikan menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran karena dengan

12 mendiskripsikan dan menceritakan gambar yang diberikan, siswa akan belajar memahami suatu konsep atau fakta berdasarkan ide/ gagasannya. Menurut Bambang Riyanto (1990) media gambar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a) Foto dokumentasi; menyangkut dokumen yang berhubungan dengan nilai sejarah. b) Foto aktual; gambar atau problem aktual ini menggambarkan kejadiankejadian atau problem aktual. c) Gambar atau foto reklame; gambar ini bertujuan untuk mempengaruhi manusia dengan tujuan komersial. Gambar ini terdapat dalam surat kabar, majalah-majalah, buku-buku, poster-poster. Gambar ini dapat digunakan sebagai media pendidikan dalam pelajaran ekonomi, pengetahuan sosial, bahasa, dan lain-lain. d) Gambar atau foto simbolik; jenis ini terutama dalam bentuk simbol yang mengungkapkan pesan tertentu, misalnya gambar ular yang sedang makan kelinci merupakan simbol yang mengungkapkan suatu kehidupan manusia yang mendalam. Dari jenis-jenis media gambar diatas dapat disimpulkan bahwa media gambar dapat digunakan dalam pembelajaran terutama dengan model pembelajarn kooperatif tipe picture and picture ini. 2.1.4.3. Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Sebagai seorang pendidik harus mampu memahami dengan baik materi yang akan diajarkan, model pembelajaran yang digunakan terhadap hasil belajar yang akan diperoleh siswa, dan juga karakteristik siswa sehingga tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik mampu dengan tepat dipahami oleh siswa.

13 Pada umumnya anak Sekolah Dasar masuk pendidikan Sekolah Dasar pada usia 6-7 tahun dengan rentang waktu belajar di SD selama 6 tahun maka usia anak Sekolah Dasar bervariasi antara 6-12 tahun. Menurut Muchtar A. Karim, dkk (1996: 20) usia ini artinya bahwa mereka masih termasuk dalam kategori operasional konkret. Sehingga dalam proses pembelajarannya masih membutuhkan suatu perantara yang bisa menggambarkan hal-hal yang abstrak kedalam bentuk yang konkret agar dapat ditangkap oleh siswa. Memasukan hal abstrak ke dalam bentuk konkret yang sederhana adalah dengan menggunakan gambar. Jadi menggunakan media gambar untuk pembelajaran terutama di Sekolah Dasar merupakan hal yang tepat. Penerapan hasil pengembangan media gambar dinilai mampu membantu siswa dalam menangkap mata pelajaran yang disampaikan oleh guru. Di samping itu, daya tarik gambar sebagai media pembelajaran bergantung kepada usia siswa. Siswa kelas rendah lebih menyenangi gambar-gambar yang sederhana dan bersifat realistis seperti gambar-gambar naturalis dari pada siswa kelas tinggi. Keefektifan pengembangan atau penggunaan media gambar dalam proses belajar-mengajar, juga dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Spaukling (dalam Soeparno, dkk, 1998:25) menguraikan tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar, sebagai berikut: a) Gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik minat siswa secara efektif, b) Gambar harus dikaitkan dengan kehidupan nyata agar minat siswa menjadi efektif, dan c) Gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama dalam menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi teks yang menyertainya. Sedangkan menurut Sudjana (2010:12) tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar-gambar adalah sebagai berikut:

14 a) Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak yang dapat ditafsirkan berdasarkan pengalaman dimasa lalu, melalui penafsiran kata-kata. b) Ilustrasi gambar merupakan perangkat pembelajaran yang dapat menarik minat belajar siswa secara efektif. c) Ilustrasi gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama dalam penafsiran dan mengingat-ingat materi teks yang menyertainya. d) Dalam booklet, pada umumnya anak-anak lebih menyukai setengah atau satu halaman penuh bergambar disertai beberapa petunjuk yang jelas. e) Ilustrasi gambar isinya harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar minat siswa menjadi efektif. f) Ilustrasi gambar isinya hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga tidak bertentangan dengan gerakan mata pengamat dan bagian-bagian yang penting dari ilustrasi itu harus dipusatkan pada bagian kiri atas medan gambar. Dengan demikian, melalui uraian kesimpulan dan penelitian para ahli diatas tentang pembelajaran dengan menggunakan media gambar, dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan media gambar akan lebih efisien karena pembelajaran ini memadukan fakta dan gagasan secara konkret, jelas, kuat melalui gambar. Dan dalam model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture kita menggunakan gambar sebagai bahan ajar. 2.1.4.4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture yaitu: Menurut Suprijono, (2012: 125) langkah langkah dalam picture and picture a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b. Menyajikan materi sebagai pengantar.

15 c. Guru menunjukan/ memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi. d. Guru menunjuk/ memanggil siswa secara bergantian untuk memasang/ mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. e. Guru menanyakan alasan/ dasar pemikiran urutan gambar tersebut. f. Dari alasan urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. g. Kesimpulan/ rangkuman. 2.2. Kerangka Pikir Proses belajar mengajar merupakan suatu bentuk komunikasi yaitu komunikasi antara siswa dengan guru. Di dalam komunikasi tersebut terdapat pengalihan pengetahuan, keterampilan ataupun sikap dan nilai dari guru kepada siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Siswa dipandang sebagai titik pusat terjadinya proses belajar. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan motivator belajarnya siswa, membantu dan memberikan kemudahan agar siswa mendapatkan pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya sehingga terjadi suatu interaksi aktif. Dalam proses belajar mengajar demikian agar membuahkan hasil sebagaimana diharapkan, maka kedua belah pihak baik siswa maupun guru perlu memiliki sikap, kemampuan, dan keterampilan yang mendukung proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pembelajaran IPS guru masih menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional dan metode ceramah. Pada umumnya guru memulai pembelajaran langsung pada pemaparan materi, kemudian pemberian contoh, dan selanjutnya mengevaluasi siswa melalui latihan soal. Guru dalam mengajar masih monoton dan belum menggunakan pendekatan pembelajaran yang inovatif. Sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang kurang menyenangkan dan kurang menarik

16 bagi siswa. Hal tersebut menyebabkan siswa pasif dan mudah bosan ketika proses pembelajaran berlangsung. Banyak siswa yang mencari kegiatan bermain sendiri. Akibatnya hasil belajar siswa pun kurang baik. Dari permasalahan di atas, peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Gambar 2.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Subyantoro (2009) Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus atau lebih dengan empat tahapan pada setiap siklusnya. Dimulai dari tahap perencanaan kemudian tindakan, observasi, dan refleksi. Pada tahap tindakan dan observasi dilakukan bersamaan. 2.3. Hipotesis Penelitian Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang telah diuraikan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah jika diterapkan model kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan tingkat ketuntasan 80% berdasarkan nilai KKM 75 dan perkembangan sikap siswa menjadi semakin baik.