III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan pada penelitian ini yaitu Domba Garut jantan

dokumen-dokumen yang mirip
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

MATERI. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

HASIL DAN PEMBAHASAN 482,91 55, ,01 67,22

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kandang Hewan Percobaan, Laboratorium fisiologi dan biokimia, Fakultas

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September sampai dengan Oktober 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil analisis proksimat bahan pakan No Bahan Protein (%)

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor sapi perah Fries

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan menggunakan Itik Cihateup pada fase grower dengan umur 14

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016.

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Percobaan Kandang Bahan dan Alat Prosedur Persiapan Bahan Pakan

MATERI DAN METODE. Metode

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Agustus 2016 di kandang domba

Transkripsi:

25 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Penelitian Ternak yang digunakan pada penelitian ini yaitu Domba Garut jantan sebanyak 20 ekor dengan umur 8-10 bulan dan bobot badan berkisar 18-25 kg. Domba Garut jantan diperoleh dari PT. Agro Investama, Malangbong, Garut. 3.1.2 Bahan Penyusun Ransum Penelitian a. Hay Rumput Gajah Taiwan. b. Silase Rumput Gajah Taiwan. Silase tersebut dibuat menggunakan aditif probiotik. c. Konsentrat standar. Konsentrat yang digunakan terdiri atas beberapa bahan diantaranya, onggok, pollard, dedak padi halus, kulit coklat, bungkil kopra, gaplek kering, bungkil sawit, jagung, bungkil kedelai, molases, tepung kalsium, garam dan urea. Semua bahan dalam bentuk tepung dan dicampur berdasarkan formulasi yang sudah ditentukan untuk kebutuhan protein merujuk kepada Kearl (1982) dan NRC (1985) untuk kebutuhan mineral. d. Konsentrat standar dengan sumber protein terproteksi. Konsentrat yang digunakan terdiri atas beberapa bahan diantaranya, onggok, pollard, dedak padi halus, kulit coklat, bungkil kopra, gaplek kering, bungkil sawit, jagung, bungkil kedelai, molases, tepung kalsium, garam dan urea. Sebagai sumber protein terproteksi digunakan bungkil kedelai yang telah dicampur dengan ekstrak tannin asal daun jambu biji 0,75 persen. Daun jambu biji yang digunakan adalah daun jambu biji tua, karena daun jambu biji tua

26 mengandung kadar tannin lebih banyak dibanding daun muda (Kharismawati, dkk., 2009). e. Konsentrat standar dengan sumber protein terproteksi dan ditambah premiks Premiks yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas vitamin, mineral makro dan mineral mikro. Penambahan premiks ini disusun berdasarkan kebutuhan mineral pada ternak domba. 3.1.3 Kandungan Zat Makanan Bahan Penyusun Ransum Kandungan zat makanan dari bahan pakan penyusun ransum penelitian yang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan Zat Makanan Bahan Penyusun Ransum Kandungan Zat Makanan (100% BK) Nama Bahan Pakan PK SK LK BETN TDN Ca P....... %..... Rumput Gajah Taiwan 4,73 20,40 2,00 35,48 52,40 0,48 0,35 Onggok 2,72 19,26 1,32 51,87 78,30 0,22 0,56 Pollard 16,77 7,00 8,87 56,40 69,20 0,23 1,10 Dedak Padi Halus 9,69 18,06 3,27 35,48 67,90 0,09 1,39 Kulit Coklat 8,89 8,23 14,40 13,18 49,18 0,58 0,18 Bungkil Kopra 18,40 19,63 11,07 31,78 75,33 0,08 0,52 Gaplek 4,10 3,85 2,67 76,45 81,80 0,26 0,16 Bungkil Sawit 18,95 18,13 18,21 19,66 79,00 0,17 0,62 Bungkil Kedelai 46,31 5,92 1,02 30,80 83,20 0,32 0,28 Jagung Kuning 8,00 11,20 3,80 61,00 78,20 0,23 0,41 Molases 1,28 0,01 0,18 35,17 70,70 0,88 0,14 Tepung Kalsium 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 36,00 0,02 Garam 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Urea 285,00* 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Premiks 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 18,00 10,00 Sumber : PT. Agro Investama (2015) Keterangan: BK= Bahan Kering BETN= Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen PK= Protein Kasar TDN = Total Digestable Nutrient SK= Serat Kasar Ca = Kalsium LK= Lemak Kasar P = Phosfor * = Setara dengan Protein Kasar

27 Komponen yang terkandung didalam premiks meliputi vitamin, mineral dan aditif. Penambahan premiks dilakukan pada ransum perlakuan R2 dan R4, dengan susunan formulasi premiks mineral dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Susunan Formulasi Premiks Mineral No Nama Bahan Jumlah Sumber Jumlah 1. Vitamin A 2.000.000 IU Powder Vit A 2,00 mg 2. Vitamin D3 400.000 IU Powder Vit D3 0,40 mg 3. Vitamin E 1.200 mg Powder Vit E 1.200 mg 4. Besi 5.000 mg FeSO4 13.609,14 mg 5. Mangan 6.000 mg MnSO4 16.486,07 mg 6. Zinc 5.000 mg ZnSO4 12.342,82 mg 7. Kobalt 10 mg CoCl2 22,03 mg 8. Iodin 15 mg KI 19,62 mg 9. Selenium 20 mg SeCl2 37,96 mg 10. Magnesium 5.000 mg MgSO4 24.744,96 mg 11. Fosfor 100.000 mg CaHPO4 439.296,10 mg 12. Kalsium 180.000 mg CaCO3 450.045,00 mg 13. Carrier dan antioksidan Hingga 2.000.000 mg Tepung jagung 1.037.286 mg Sumber : Tim Riset Kompetensi Dosen Unpad (RKDU), 2018

28 3.1.4 Susunan Ransum Penelitian Susunan ransum masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Susunan Ransum Setiap Perlakuan Nama Bahan Pakan Susunan Bahan Pakan (100% BK) R0 R1 R2 R3 R4....... %... Rumput Gajah Taiwan* 5,80 5,80 5,80 0,00 0,00 Rumput Gajah Taiwan** 0,00 0,00 0,00 5,80 5,80 Onggok 11,68 11,68 11,66 11,68 11,66 Pollard 11,30 11,30 11,28 11,30 11,28 Dedak Padi Halus 13,19 13,19 13,16 13,19 13,16 Kulit Coklat 4,71 4,71 4,70 4,71 4,70 Bungkil Kopra 18,84 18,84 18,80 18,84 18,80 Gaplek 10,36 10,36 10,34 10,36 10,34 Bungkil Sawit 6,16 6,16 6,15 6,16 6,15 Bungkil Kedelai 4,71 0,00 0,00 0,00 0,00 Bungkil Kedelai Terproteksi*** 0,00 4,71 4,70 4,71 4,70 Jagung Kuning 2,83 2,83 2,82 2,83 2,82 Molases 7,85 7,85 7,83 7,85 7,83 Tepung Kalsium 1,88 1,88 1,88 1,88 1,88 Garam 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 Urea 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 Premiks 0,00 0,00 0,20 0,00 0,20 Jumlah 100 100 100 100 100 Sumber : Perhitungan menggunakan aplikasi trial and error (*) Dalam bentuk hijauan kering atau hay (**) Dalam bentuk silase, dengan penambahan probiotik (***)Dari jumlah bungkil kedelai yang dipakai Kandungan nutrien masing-masing perlakuan disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Kandungan Nutrien Setiap Perlakuan Perlakuan Kandungan Zat Makanan PK SK LK BETN TDN Ca P..%... R0 13,37 13,32 5,28 40,85 70,49 0,94 0,59 R1 13,37 13,32 5,28 40,85 70,49 0,94 0,59 R2 13,37 13,32 5,28 40,84 70,49 0,98 0,61 R3 13,37 13,32 5,28 40,85 70,49 0,94 0,59 R4 13,37 13,32 5,28 40,84 70,49 0,98 0,61 Sumber : Perhitungan menggunakan aplikasi trial and error

29 3.1.5 Alat-alat Penelitian a. Kandang metabolis individu modifikasi. b. Tempat pakan. c. Ember plastik untuk tempat minum. d. Hammer Mill untuk menghaluskan bahan pakan konsentrat. e. Trashbag, plastik dan karung untuk menyimpan ransum penelitian. f. Terpal untuk mencampur bahan pakan penelitian. g. Blender untuk menghancurkan daun jambu biji. h. Gelas ukur 2 liter, ember plastik, panci dan saringan kain untuk proses ekstraksi daun jambu biji. i. Sprayer untuk menyimpan desinfektan. j. Jirigen plastik 5 liter untuk menyimpan ekstrak tannin. k. Plastik untuk menyimpan feses yang telah dikumpulkan. l. Timbangan 500 gram skala ketelitian 0,1 gram, timbangan 15 kilogram skala ketelitian 50 gram dan timbangan 100 kilogram skala ketelitian 0,5 kilogram. m. Seperangkat alat untuk analisis kecernaan fraksi serat kasar (selulosa, hemiselulosa dan lignin) di laboratorium. 3.1.6 Kandang Penelitian Kandang penelitian yang digunakan adalah kandang metabolis individu modifikasi. Kandang berbentuk persegi panjang dengan panjang 1 meter dan lebar 0,75 meter. Alas kandang menggunakan bambu yang dipasang bercelah ± 2cm untuk memudahkan jatuhnya feses dan dilengkapi dengan jaring untuk menampung feses di bagian bawah kandang. Kandang yang digunakan juga dilengkapi tempat pakan dan minum.

30 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Prosedur Penelitian (1) Tahap Persiapan Ransum a. Penyusunan Ransum Penelitian Penyusunan ransum penelitian dilakukan dengan menggunakan aplikasi trial and error berdasarkan kondisi bahan kering. Dilakukan pula penggilingan bahan pakan dengan ukuran partikel besar, agar saat pencampuran ransum menjadi homogen. b. Tahap Pembuatan Protein Terproteksi Pembuatan protein terproteksi menggunakan tannin 0,75 persen. Tannin yang digunakan berasal dari daun jambu biji. Ekstraksi tannin dilakukan berdasarkan perhitungan kandungan tannin pada daun jambu biji sebesar 7,82 persen. Ransum yang dibuat untuk 100 kg membutuhkan 5,67 kg bungkil kedelai. Bungkil kedelai ditambahkan tannin sebesar 0,0375 kg agar proteinnya terproteksi. Jumlah tannin yang ditambahkan diperoleh dari proses ekstraksi. Prosedur ekstraksi untuk mendapatkan 0,0375 kg tannin, adalah sebagai berikut: 1) Menimbang 0,51125 kg daun jambu biji yang sudah dicuci. 2) Menambahkan 5,1125 liter air. 3) Menghaluskan daun jambu biji dengan cara diblender dengan air yang telah ditambahkan. 4) Merebus hasil blender selama 17,5 menit. 5) Menyaring hasil rebusan daun jambu biji, lalu di dinginkan. 6) Mencampurkan hasil ekstraksi daun jambu biji dengan bungkil kedelai, jemur hingga kering.

31 c. Tahap Penambahan Premiks Mineral Premiks mineral ini terdiri dari vitamin dan mineral. Penambahan premiks mineral dilakukan di kandang domba Desa Cimuja. Penambahan premiks mineral dilakukan pada ransum R2 dan R4. Penambahan premiks mineral masing-masing sebanyak 0,20 persen dari susunan bahan pakan (100%). Vitamin yang digunakan dalam premiks mineral yaitu vitamin A, vitamin D3 dan vitamin E. Mineral yang digunakan dalam premiks antara lain besi, mangan, zinc, selenium, kobalt, iodin, magnesium, fosfor, kalsium. Premiks mineral ini ditambahkan tepung jagung sebagai carrier dan antioksidan. Prosedur penambahan premiks mineral adalah sebagai berikut: 1) Menimbang bahan-bahan premiks mineral mengunakan timbangan 500 gram skala ketelitian 0,1 gram. 2) Menyediakan dan menimbang tepung jagung sebagai carrier dan antioksidan. 3) Mencampurkan bahan-bahan premiks mineral dan tepung jagung hingga homogen. 4) Mencampurkan premiks mineral ke dalam ransum hingga homogen. d. Tahap Pencampuran Ransum Pencampuran bahan pakan dilakukan di kandang domba Desa Cimuja, Sumedang. Terdapat 5 jenis ransum yaitu R0, R1, R2, R3 dan R4. e. Tahap Fermentasi Hijauan Pengawetan pakan hijauan dilakukan dengan pembuatan silase. Proses pembuatan silase, rumput gajah Taiwan dilengkapi dengan penambahan probiotik yeast 7 (Tricosporon beiglii) sebanyak 3,3ml, yeast 11 (Cryptococcus humicolus) sebanyak 3,3ml dan PPL (Lactobacillus

32 plantarum) (Balia dkk., 2017) sebanyak 3,3ml untuk 100 kg. Silase ini diberikan untuk perlakuan R3 dan R4. (2) Tahap Persiapan Kandang Tahap persiapan kandang meliputi pengecatan, pembersihan kandang, fumigasi, penyediaan tempat pakan dan tempat minum, serta pemasangan jaring untuk menampung feses harian. (3) Tahap Persiapan Ternak Penyeleksian domba dilakukan di kandang penelitian PT. Agro Investama, Malangbong, Garut. Domba diseleksi berdasarkan jenis, bobot badan yang paling mendekati umur yang sama. Setelah diseleksi, dilakukan pencukuran bulu, pemberian obat cacing dan pemandian pada domba. Domba kemudian dibawa menuju kandang domba Desa Cimuja, Sumedang, dan dilakukan penimbangan bobot awal. Domba kemudian ditempatkan di kandang metabolis modifikasi yang telah disiapkan secara acak. (4) Tahap Trial Feeding Pengukuran daya cerna terdiri atas dua periode, yaitu periode trial feeding dan periode pengumpulan data. Periode trial feeding berlangsung selama 30 hari. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pukul 08.00 dan 16.00 WIB. Pengukuran jumlah konsumsi pakan dihitung setiap harinya dengan cara jumlah pakan yang diberikan dikurangi jumlah pakan yang tersisa. Pakan yang diberikan sebanyak 3,5-4 persen dari bobot badan. (5) Tahap Pengumpulan Data Tahap Pengumpulan Data dilakukan selama 7 hari. Prosedur pelaksanaan pada tahap pengumpulan data penelitian yaitu:

33 1) Pemberian pakan penelitian dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada pagi hari pukul 08.00 WIB dan sore hari pukul 16.00 WIB. 2) Menghitung jumlah konsumsi ransum dan feses setiap hari. 3) Pengumpulan feses dilakukan pada pukul 10.00 WIB dari kandang 1 sampai kandang 20 secara berurutan. Feses yang pagi hari dikumpulkan merupakan hasil dari pemberian pakan di hari sebelumnya. Pengumpulan feses dilakukan dengan mengambil kotoran yang tertampung di jaring. Seluruh feses yang terdapat dalam setiap kandang dikumpulkan secara terpisah dengan kantong plastik yang berbeda setiap harinya. 4) Feses segar yang terkumpul ditimbang, lalu masing-masing diambil sampel sebanyak 10 persen dan dijemur hingga kering, setelah kering ditimbang kembali. Feses kering jemur yang sudah terkumpul selama 7 hari, lalu diambil sebanyak 10 persen untuk dianalisis secara kimia selanjutnya ditentukan kecernaan selulosa, hemiselulosa dan ligninnya. 3.2.2 Peubah yang Diamati Analisis kandungan selulosa dan hemiselulosa dilakukan dengan menggunakan metode Van Soest (Van Soest, 1967). 1. Kecernaan Selulosa Ransum Perhitungan nilai kecernaan selulosa ransum dilakukan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Cullison (1978) berikut : Kecernaan Selulosa = KS SF KS x 100% Keterangan : KS = Jumlah konsumsi selulosa (g) SF = Jumlah selulosa dalam feses (g)

34 2. Kecernaan Hemiselulosa Ransum Perhitungan nilai kecernaan hemiselulosa ransum dilakukan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Cullison (1978) sebagai berikut : Kecernaan Hemiselulosa = KH HF KH x 100% Keterangan : KH = Jumlah konsumsi hemiselulosa (g) HF = Jumlah hemiselulosa dalam feses (g) 3. Kecernaan Lignin Ransum Perhitungan nilai kecernaan lignin ransum dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut : Kecernaan Lignin = KL LF KL x 100% Keterangan : KL = Jumlah konsumsi lignin (g) LF = Jumlah lignin dalam feses (g)

35 3.2.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Statistika Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Uji-t berpasangan (paired t-test analysis) yang terdiri atas 5 perlakuan yaitu : 1. R0 = hay Rumput Gajah Taiwan + konsentrat standar 2. R1 = hay Rumput Gajah Taiwan + konsentrat mengandung bungkil kedelai terproteksi 3. R2 = hay Rumput Gajah Taiwan + konsentrat mengandung bungkil kedelai terproteksi + premiks 4. R3 = silase Rumput Gajah Taiwan + konsentrat mengandung bungkil kedelai terproteksi 5. R4 = silase Rumput Gajah Taiwan + konsentrat mengandung bungkil kedelai terproteksi + premiks Setiap perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 4 kali, sehingga ada 20 unit percobaan. Untuk mengetahui respon percobaan terhadap perlakuan yang diberikan dan perbedaan antar perlakuan dilakukan Uji-t berpasangan (paired t- test). Model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut: Hipotesis dapat ditulis : H 0 = μ 1 μ 2 = 0 H 1 = μ 1 μ 2 0 H 1 berarti bahwa selisih sebenarnya dari kedua rata-rata tidak sama nol.

36 Model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Rumus Uji-t Berpasangan t hit = D SD n Ingat : var(s) 2 = 1 n n 1 (x i x ) 2 i=1 SD = var (Rochiman, 2008) Keterangan : t = nilai hitung D = rata-rata selisih pengukuran 1 dan 2 SD = standar deviasi selisih pengukuran 1 dan 2 n = jumlah sampel 2) Interpretasi a. Menginterpretasikan uji-t terlebih dahulu harus ditentukan : - Nilai signifikan α - Df (degree of freedom) = N-1 b. Membandingkan nilai t hit dengan t tab=a;n 1 3) Kaidah Keputusan Apabila : t hit t tab atau P α (0,05) H 0 ditolak (berbeda secara signifikan) t hit < t tab atau P > α (0,05) H 0 diterima (tidak berbeda secara signifikan)