ABSTRAK EFEK STBM TERHADAP PERILAKU BAB, CTPS,PENGELOLAAN AIR MINUM DAN MAKANAN, PENGELOLAAN SAMPAH DAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STRATEGI NASIONAL SAN ITAS I TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah kesehatan tersebut. diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 17.05).

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN` Menurut World Health Organization (WHO,2006); sanitasi merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN CIBABAT KECAMATAN CIMAHI UTARA

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

Lampiran 1. Kata Kunci : Evaluasi, Program, STBM, Kepemilikan Jamban, Pemanfaatan jamban.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

DITINGKATKAN Permenkes RI No. 3 tahun 2014 tentang STBM

LAMPIRAN 5Deskripsi Program dan Kegiatan

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan

MENEROBOS KETERBATASAN BERBAGI PENGALAMAN IMPLEMENTASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI JAKARTA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan (WHO, 1948)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB 1 PENDAHULUAN. secara sosial dan ekonomis. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut maka dituangkan

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

UKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

Yulisetyaningrum ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. (triple burden). Meskipun banyak penyakit menular (communicable disease) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB 1 : PENDAHULUAN. badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya.

EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program

HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

LAPORAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN BIDANG P2PL DINAS KESEHATAN KAB. BIMA TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. atau lendir(suraatmaja, 2007). Penyakit diare menjadi penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA


BAB I PENDAHULUAN. 1

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita

I. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Salah satu upaya. program nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

Oleh: Aulia Ihsani

1. Sub Sektor Air Limbah

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

Dadang Kusbiantoro Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

ABSTRAK EFEK STBM TERHADAP PERILAKU BAB, CTPS,PENGELOLAAN AIR MINUM DAN MAKANAN, PENGELOLAAN SAMPAH DAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR Indasah Stikes Surya Mitra Husada Kediri STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas yang tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar dan mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak STBM (Sanitasi Berbasis Masyarakat) terhadap perilaku dalam buang air besar (BAB) Sembarangan, Mencuci tangan pakai sabun, Mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar dan mengelola limbah cair rumah tangga. Desain penelitian analitik dengan metode pre experiment dengan penekatan Postest Only Design. Populasi semua orang di Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri sebanyak 47.686 jiwa dengan sampel 280 responden di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri diambil dengan tehnik simple random sampling. Variabel bebas Pemicuan STBM dan terikatnya perilaku dalam buang air besar (BAB) Sembarangan, Mencuci tangan pakai sabun, Mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar dan mengelola limbah cair rumah tangga. Data dianalisis dengan uji kruskal waliis Hasil Penelitian menunjukkan sebagian besar responden berusia 46-60, sebagian responden berpendidikan SD, sebagian besar responden tidak bekerja dan bekerja sebagai petani, tahun ada perbedaan perilaku BAB (p value 0,014 < 0,05 maka Ho ditolak), ada perbedaan perilaku CTPS (p value 0,002< 0,05 maka Ho ditolak), Tidak ada perbedaan dalam mengelola air minum dan makanan (p value 0,673 > 0,05 maka Ho diterima), ada perbedaan dalam mengelola sampah (p value 0,000< 005 maka Ho ditolak), ada perbedaan cara mengelola limbah cair yang signifikan antara masyarakat Desa Cerme Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabpaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,000< 005 maka Ho ditolak). Adanya perbedaan efek STBM dari desa disebabkan adanya perbedaan karakteristik dan lingkungan sosial budaya diantara masyarakat dari berbagai desa meskipun mendapatkan pemicuan STBM yang sama.pemicuan STBM tetap perlu dilaksanakan dengan tetap memperhatikan perbedaan karakteristik berbagai daerah (Desa) masing-masing. Kata kunci : STBM, perilaku (BAB) Sembarangan, CTPS, pengelolaan air minum dan makanan, pengelolaan sampah, pengelolaan limbah cair.

PENDAHULUAN Tantangan masalah sanitasi dasar (air bersih, akses fasilitas sanitasi, persampahan, drainase dan sebagainya) masih menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia hingga saat ini. Kondisi tersebut berkontribusi terhadap angka kejadian diare di Indonesia (Depkes RI, 2008). Studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia menunjukkan perilaku masyarakat dalam mencuci tangan setelah buang air besar masih 12%, setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%, sebelum makan 14%, sebelum memberi makan bayi 7%, sebelum menyiapkan makanan 6%. Studi lain terhadap pengelolaan air minum rumah tangga 99,2% merebus air untuk mendapatkan air minum, 47,50% dari air tersebut masih mengandung Eschericia coli. Angka kejadian diare secara nasional masih 423/1000 penduduk pada semua umur dan 16 propinsi mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dengan case fatality rate (CFR) sebesar 5,25 (Depkes RI, 2008). Hasil Riskesdas Tahun 2013 menunjukkan cakupan penduduk mempunyai akses jamban sehat 38% di perdesaan. Masih sekitar 70 juta penduduk Indonesia yang BABS (Buang Air Besar Sembarangan), dengan jumlah terbesar berada di pedesaan. Kondisi tersebut memberikan gambaran bahwa masih banyak hal yang masih belum memenuhi syarat kesehatan. Timbulnya perilaku yang tidak memenuhi syarat kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara teori perilaku seseorang dipengaruhi pengetahuan, sikap maupun perilaku (Notoatmodjo, 2010). Green (Suliha, 2012) menyatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi faktor predisposisi atau pendahulu (pengetahuan, sikap, persepsi, nilai, keyakinan), faktor pemungkin atau enabling faktor (ketersediaan sarana dan prasarana), serta faktor penguat atau reinforcing factors (dukungan sosial masyarakat, dukungan tokoh masyarakat, dukungan tokoh agama, dukungan keluarga dan lainnya). Dampak perilaku BABS atau perilaku yang tidak sehat adalah masih tingginya angka kejadian penyakit infeksi seperti diare, ISPA, TBC paru dan lainnya. Mengingat permasalahan ini maka harus dikendalikan melalui intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Hal ini dibuktikan melalui hasil studi WHO tahun 2007, yaitu kejadian diare menurun 32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, dan 39% perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga. Sedangkan dengan mengintegrasikan ketiga perilaku intervensi tersebut, kejadian diare menurun sebesar 94%. Pemerintah telah melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain implementasi Community Led Sanitation (CLTS) atau

pemicuan, dilanjutkan dengan pencanangan gerakan sanitasi total oleh Menteri Kesehatan serta pencanangan kampanye cuci tangan secara nasional oleh Menko Kesra bersama Mendiknas dan Meneg Pemberdayaan Perempuan tahun 2007 (Supari, 2008). Tuntutannya petugas harus melaksanakan 5 pilar STBM meliputi tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar dan mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman. Mengingat permasalahan yang sudah dipaparkan di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul penelitian EFEK STBM TERHADAP PERILAKU BAB, CTPS,PENGELOLAAN AIR MINUM DAN MAKANAN, PENGELOLAAN SAMPAH DAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini analitik dengan metode pre experiment dengan pendekatan Postest Only Design. Penelitian membandingkan hasil posttest yaitu membandingkan 5 Pilar STBM sesudah pemicuan STBM di Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri. Populasi, Sampel dan Sampling Populasi Populasi adalah universum dan universum ini dapat berupa orang, benda, gejala atau wilayah yang ingin di ketahui.populasi merupakan keseluruhan komunitas penelitian (Nursalam, 2008)). Populasi penelitian ini semua orang di Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri sebanyak 47.686 jiwa Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.sugiono (2008). Dalam penelitiian adalah sebagian warga di Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri, sebanyak 280 responden. Sampling

Sampling adalah proses penyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2008 ). Dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Pemicuan STBM Pemicuan STBM adalah perlakuan pada responden berupa pemberian penyadaran tentang pentingnya memperhatikan masalah sanitasi khususnya 5 pilar STBM. Dampak pemicuan STBM Dampak pemicuan STBM adalah terjadinya perubahan perilaku sesuai 5 pilar STBM. Kriteria : 1. syarat kesehatan: 100% 2. Tidak memenuhi syarat kesehatan: jika kurang 100% Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri. HASIL Karakteristik Responden Tabel 1 Usia Responden No Desa Umur (Th) 20-45 46-60 >60 1 Cerme 7 29 4 40 17.5% 72.5% 10% 100% 6 22 12 40 15% 55% 30% 100% 21 19 0 40 52.5% 47.5%.0% 100% 13 25 2 40 32.5% 62.5% 5% 100% 5 Sumberej 15 8 17 40

o 37.5% 20% 42.5% 100% 6 Gambyok 17 21 2 40 42.5% 52.5% 5% 100% 16 21 3 40 40% 52.5% 7.5% 100% 95 145 40 280 33.9% 51.8% 14.3% 100% Tabel 2. Pendidikan Responden No Desa 1 Cerme 5 Sumberejo 6 Gambyok Pendidikan SD SMP SMA PT 13 10 10 7 40 32.5% 25% 25% 17.5% 100% 18 11 7 4 40 45% 27.5% 17.5% 10% 100% 24 11 5 0 40 60% 27.5% 12.5% 0% 100% 20 14 4 2 40 50% 35% 10% 5% 100% 16 13 10 1 40 40% 32.5% 25% 2.5% 100% 24 10 5 1 40 60% 25% 12.5% 2.5% 100% 8 14 13 5 40 20% 35% 32.5% 12.5% 100% 123 83 54 20 280 43.9% 29.6% 19.3% 7.1% 100%

Tabel 3. Pekerjaan Ibu No. Desa 1 Cerme Sumberej 5 o 6 Gambyok Pekerjaan Tidak Petani Swasta PNS Bekerja 2 18 12 8 40 5% 45% 30% 20% 100% 9 19 6 6 40 22.5% 47.5% 15% 15% 100% 14 26 0 0 40 35% 65% 0% 0% 100% 7 6 27 0 40 17.5% 15% 67.5%.0% 100% 29 4 6 1 40 72.5% 10% 15% 2.5% 100% 20 3 16 1 40 50% 7.5% 40% 2.5% 100% 2 15 14 9 40 5% 37.5% 35% 22.5% 100% 83 91 81 25 280 29.6% 32.5% 28.9% 8.9% 100% Karakteristik Variabel Tabel 5 Perilaku BABs sesudah STBM

No Desa 1 Cerme 5 Sumberejo 6 Gambyok Perilaku_BAB Tidak 2 40 40 5% 100% 100% 0 40 40.0% 100% 100% 4 40 40 10% 100% 100% 2 40 40 5% 100% 100% 6 40 40 15% 100% 100% 9 40 40 22.5% 100% 100% 2 40 40 5% 100% 100% 25 255 280 8.9% 91.1% 100% Tabel 6 Perilaku CTPS sesudah STBM Perilaku_CTPS Tidak No Desa 1 Cerme 16 24 40 40% 60% 100% 13 27 40 32.5% 67.5% 100% 23 17 40 57.5% 42.5% 100% 15 25 40 37.5% 62.5% 100% 5 Sumberejo 26 14 40

6 Gambyok 65% 35% 100% 21 19 40 52.5% 47.5% 100% 10 30 40 25% 75% 100% 124 156 280 44.3% 55.7% 100% Tabel 7 Mengelola Air Minum dan Makanan Sesudah Pelaksanaan STBM No Desa Tidak Mengelola Air Minum dan Makanan 1 Cerme 0 40 40 0% 100% 100% 0 40 40 0% 100% 100% 1 39 40 2.5% 97.5% 100% 1 39 40 2.5% 97.5% 100% 5 Sumberejo 0 40 40 0% 100% 100% 6 Gambyok 0 40 40 0% 100% 100% 1 39 40 2.5% 97.5% 100% 3 277 280

1.1% 98.9% 100% Tabel 8 Mengelola Sampah Sesudah STBM No Desa Tidak Mengelola Air Makanan 1 Cerme 39 1 40 97.5% 2.5% 100% 32 8 40 80% 20% 100% 40 0 40 100% 0% 100% 28 12 40 70% 30% 100% 5 Sumberejo 24 16 40 60% 40% 100% 6 Gambyok 40 0 40 100% 0% 100% 34 6 40 85% 15% 100% 237 43 280 84.6% 15.4% 100% Tabel 9 Mengelola Limbah Sesudah STBM Mengelola Limbah No Desa Tidak

1 Cerme 5 Sumberejo 6 Gambyok 30 10 40 75% 25% 100% 29 11 40 72.5% 27.5% 100% 39 1 40 97.5% 2.5% 100% 36 4 40 90% 10% 100% 39 1 40 97.5% 2.5% 100% 40 0 40 100% 0% 100% 26 14 40 65% 35% 100% 239 41 40 85.4% 14.6% 100% Analisis Dampak Pemicuan STBM Hasil analisis dengan uji Kruskal Wallis didapatkan; 1. Ada perbedaan perilaku BAB yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,014 < 0,05 maka Ho ditolak). 2. Ada perbedaan perilaku CTPS yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,002 < 0,05 maka Ho ditolak). 3. Tidak ada perbedaan dalam mengelola air minum dan makanan yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,673 > 0,05 maka Ho diterima). 4. Ada perbedaan dalam mengelola sampah yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,000 <0,05 maka Ho ditolak).

5. Ada perbedaan cara mengelola limbah cair yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,000 <0,05 maka Ho ditolak). PEMBAHASAN Perilaku BABs Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak (Wawan dan Dewi, 2010). Jika ada perbedaan perilaku BAB yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri, hal ini disebabkan banyak faktor yang berpengaruh terhadap perilaku. Dalam kontek perilaku BAB, umumnya masyarakat belum memprioritaskan cara pembuangan tinja dan banyak alasan sehingga tidak membuat jamban memenuhi syarat kesehatan. Alasan klasik adalah alasan ekonomi yaitu tidak memiliki uang untuk membangun jamban. Hal ini memang masih sangat disadari karena umumnya masyarakat kita berasumsi bahwa membangun jamban membutuhkan dana yang besar.. Perilaku CTPS Sanitasi Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disingkat STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan (DepKes RI, 2014). Perilaku CTPS dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Jika diperhatikan, masyarakat di semua desa ini sudah mendapatkan pemicuan dari petugas kesehatan. Petugas yang memicu juga sama sehingga secara teknik penyampaian, metode penyampaian, strategi penyampaian, isi yang disampaikan tentunya relatif sama antara satu desa dengan desa yang lain. Jika ternyata hasilnya berbeda, maka hal ini dapat disebabkan adanya perbedaan faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku CTPS Perilaku Mengelola Air Minum dan Makanan yang Aman

STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan (Permenkes, 2014). Dampak yang akan terjadi melalui STBM adalah perubahan perilaku, terpenuhinya kebutuhan sanitasi dasar (jamban, air minum, pembuangan air limbah, sampah) dan akhirnya akan menurunkan angka penyakit berbasis lingkungan. Teknik ini dilakukan mengacu kepada teori perubahan perilaku. Jika tidak ada perbedaan dalam mengelola air minum dan makanan, hal ini disebabkan kesadaran untuk menyediakan makanan dan air minum yang aman, bersih sudah ada dan sudah membudaya. Dalam arti secara umum masyarakat kita sudah menyadari bahwa makanan atau minuman yang kurang bersih berpotensi menimbulkan penyakit. Oleh karenanya dengan adanya pemicuan STBM hanya akan memperjelas dan mempertegas kebenaran sebuah perilaku dalam mengelola makanan dan minuman yang baik dan benar. Dampak atau daya ungkit tidak terasa secara bermakna di dalam mengubah perilaku dalam mengelola makanan dan minuman yang sehat. Perilaku Mengelola Sampah Selain sampah benda padat, rumah tangga juga menghasilkan limbah cair. Limbah cair yang tidak dikelola dengan benar dapat pula menyebabkan berbagai macam penyakit bagi manusia. Selain itu lingkungan akan tampak kumuh dan tidak tidak indah. Sebaiknya pengelolaan limbah cair ini, masyarakat membuat SPAL (saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat. diantaranya saluran kedap air dan tertutup, terdapat lubang peresapan limbah (Hariyanto, 2011). Jika ada perbedaan dalam mengelola sampah yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri, hal ini disebabkan oleh kondisi yang berbeda diantara desa yang ada. Fasilitas atau kondisi desa yang luas, umumnya masih menerapkan prinsip pengelolaan sampah padat yang lama yakni dengan cara dibakar tanpa mempertimbangkan dampak yang dapat ditimbulkan terhadap lingkungan. Bagi masyarakat desa yang sudah ada pengelolaan sampah seperti TPS, akan mengelola sampah melalui TPS. Permasalahan yang ditemukan adalah masyarakat sering membuang sampah padat yang seharusnya tidak dibuang ke TPS seperti pecahan kaca, material bangunan, dan sisa penebangan pohon dalam jumlah besar. Selain itu, masyarakat cenderung menganggap bahwa pengelolaan sampah padat semata-mata merupakan tanggung jawab

pemerintah saja. Adanya perbedaan pola pikir demikian ini yang menyebabkan adanya perbedaan dalam rangka mengelola sampah. Mengelola Limbah Cair Rumah Tangga dengan Aman Pengelolaan limbah bertujuan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat (DPR RI, 2008). Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan cara mengelola limbah cair, hal ini disebabkan ada berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku dalam mengelola limbah cair di rumah tangga. Dalam penelitian ini sebenarnya semua desa yang diteliti sudah pernah mendapatkan pemicuan STBM oleh petugas kesehatan. Petugas yang memicu juga sama di semua desa yang diteliti. Oleh karenanya paparan tentang STBM kurang lebih juga sana bagi semua desa. Jika hasil atau dampak pemicuan dalam mengelola limbah cair berbeda, maka dapat diasumsikan bahwa perbedaan ini karena faktor lain. Banyak masyarakat di desa tertentu memiliki kesadaran tinggi dalam mengelola limbah cair dengan membuat saluran kedap air dan dimasukkan ke sumur resapan. Namun di desa lain tidak melakukan hal yang sama, cukup saluran apa adanya sehingga meluber ke kanan dan ke kiri rumah atau lahan. Alasan klasik selalu belum ada dan untuk membangun sarana. Namun demikian juga ada yang memang kondisi ekonominya sangat minim sehingga masalah pengelolaan limbah cair menjadi prioritas urutan yang ke sekian. Artinya seolah apa yang ada saat ini ya sudah demikian adanya dan dianggap tidak masalah bagi dirinya. Pemicuan yang hanya sekali dua kali masih belum mampu mengubah pola pikir yang ada sehingga mustahil akan terjadi perubahan. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan : 1. Ada perbedaan perilaku BAB yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,014 < 0,05 maka Ho ditolak). 2. Ada perbedaan perilaku CTPS yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,002 < 0,05 maka Ho ditolak).

3. Tidak ada perbedaan dalam mengelola air minum dan makanan yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,673 > 0,05 maka Ho diterima). 4. Ada perbedaan dalam mengelola sampah yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,000 <0,05 maka Ho ditolak). 5. Ada perbedaan cara mengelola limbah cair yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,000 <0,05 maka Ho ditolak). SARAN Disarankan agar pihak desa memilih orang-orang yang dilibatkan sebagai tim fasilitator desa dalam kegiatan STBM adalah orang-orang yang aktif dan peduli dengan kegiatan sosial. Hal ini sangat menentukan keberhasilan program STBM di tingkat desa. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 2008. Strategi Nasional Sanitasi Berbasis Masyarakat. Jakarta : Depkles RI Depkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2014 tentang Klinik. Jakarta : Depkes RI Dewan Perwakilan Rakyat RI 2008. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta. Hariyanto. 2011. Lima Pilar STBM. Puskesmas Temayang Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. 2008. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan). Surabaya : Salemba Medika Sugiono. 2008. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta Supari, Siti Fadilah. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/Menkes/Sk/Ix/2008 Tentang Strategi Nasional Sanitasi Berbasis Masyarakat. Jakarta : Kemenkes Suliha U, dkk. (2012). Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta : EGC

Wawan A dan Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Media