IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEROHANIAN ISLAM (ROHIS) (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan zaman sebagai efek dari globalisasi yang diakibatkan dari perkembangan

PENGEMBANGAN SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN REMAJA ( studi kasus kegiatan rohis di SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013)

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MEMBANGUN JIWA PERSATUAN DAN KESATUAN (Studi Kasus Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. kesejahteraan lansia yang dilakukan oleh gerakan Aisyiah di Perumnas

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Menurut Kirk dan Miller pengertian penelitian

Oleh: LITA AYU SOFIANA A

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM KEGIATAN PRAMUKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. BMT dilihat dari segi bagi hasil. Penelitian ini akan dilakukan pada beberapa BMT di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. April sampai dengan 19 Juni 2016, namun apabila dalam kurun waktu. yang diperlukan benar-benar terkumpul dan lengkap.

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, RnD, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 15.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELTIAN. variabel (Kriyantono, 2006:69). Hal ini berarti bahwa peneliti terjun langsung

PRESTASI DIRI PENYANDANG TUNANETRA (STUDI KASUS SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN TUNANETRA /SLB A-YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014)

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menemukan metode, materi nilai, pelaku, dan hasil dari internalisasi

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA PONDOK PESANTREN KHALAFIAH DI KUDUS NASKAH PUBLIKASI. Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI MUATAN DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PROSES PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya berkarakteristik kualitatif. Kirk dan Miller (dikutip Moleong, 2013; 4)

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Yogyakarta, SMK Negeri 2 Yogyakarta, SMK Negeri 3 Yogyakarta, SMK Negeri 4

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

IMPLEMENTASI BANTUAN PENDIDIKAN MASYARAKAT. (Studi Kasus Di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Berdasarkan. Perda No. 11-A Tahun 2012 Tentang BPMKS)

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

BAB III METODE PENELTIAN

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul penulis menggunakan penelitian

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan

BAB I PENDAHULUAN. satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh

BAB II METODE PENELITIAN

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH

IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH DALAM PENANAMAN BUDAYA DISIPLIN SISWA DI MTs HASYIM ASY ARI KOTA BATU SKRIPSI

PENANAMAN KARAKTER RELIGIUS DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus pada Remaja Masjid di Desa Tanjungsari Kecamatan Tersono Kabupaten Batang)

EDY NOVIYANTO A

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian field research yaitu

ANALISIS PERILAKU SISWA SMP DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Di SMP Negeri 3 Sawit Boyolali)

BAB III METODE PENELITIAN. melaksanakan penelitian agar hasil yang dilakukan benar-benar valid dan

IMPLEMENTASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB PADA ABDI DALEM. (Studi Kasus di Astana Mangadeg Matesih Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI

Saifuddin, Op. Cit., hlm. 5.

BAB III METODE PENELITIAN

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI KETAATAN HUKUM PADA SISWA. (Studi Kasus Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah di SMP Muhammadiyah 1. Kartasura Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah Klinik Daqu Sehat yang berlokasi di Jalan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Polri bukanlah satu-satunya alat negara yang bertanggung jawab atas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. teknik analisis data, indikator kinerja, dan prosedur penelitian.

PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PADA EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL (Studi Kasus di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta)

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan guna memperoleh data tentang tinjauan hukum islam dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan

KETAATAN HUKUM PETUGAS PARKIR (Studi Kasus pada Petugas Parkir Pasar Gedhe Hardjonagoro Surakarta)

BAB III METODE PENELITIAN

(Analisis Isi 2014/2015) persyaratan. Sarjana S-1. Diajukan Oleh: A

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan audit atas laporan keuangan pada KAP Drs. Joseph Munthe, M.S.,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUATAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN PELANGGARAN NORMA AGAMA. (Studi Kasus di MTs Mahadul Muta alimin Katerban

BAB III METODE PENELITIAN

PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PADA ANAK USIA DINI (Studi Kasus di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap peneliti selalu dihadapkan pada persoalan yang menuntut jawaban yang

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PROSES PEMBELAJARAN PKn KELAS X SMA (Studi Kasus Di SMA Muhammadiyah 4 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mengetahui Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis. Multikultural di SDN Percobaan Palangkaraya

SIKAP TOLERANSI TERHADAP SISWA PENYANDANG DISABILITAS DALAM SEKOLAH INKLUSI (Studi Kasus Pada Siswa SMA Muhammadiyah 5 Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Sarjana S-1

NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pasca Modernisme melahirkan gerakan seni rupa Kontemporer yang mendorong

BAB III METODE PENELITIAN

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta : Bandung, 2006, hal. 3.

Transkripsi:

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEROHANIAN ISLAM (ROHIS) (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan YULI PURWANINGSIH A220090117 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEROHANIAN ILAM (ROHIS) (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013) Yuli Purwaningsih, A220090117, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, xx + 121 halaman Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler Rohis di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Strategi penelitian adalah studi kasus tunggal dengan subjeknya adalah pembina dan anggota Rohis di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Rohis dapat menumbuhkan karakter dalam diri siswa, khususnya karakter religius, selain itu juga dapat membentuk karakter jujur, adil, toleransi, tanggungjawab, disiplin dalam segala hal, peduli sosial, peduli terhadap lingkungan sekitarnya, kreatif, dan lain-lain, (2) implementasi pendidikan karakter religius diberikan melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan yang telah terprogram secara sistematis dan dipraktekkan langsung oleh para pesertanya. Kata kunci: Implementasi, pendidikan karakter religius, ekstrakurikuler Rohis. Surakarta, 11 Juli 2013 Penulis (Yuli Purwaningsih)

2 PENDAHULUAN Konsep pendidikan formal di sekolah dibagi menjadi kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005:291), ekstrakurikuler adalah kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum, seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. Tujuan pendidikan di dalam suatu negara harus berdasarkan falsafah negara. Pada hakikatnya tujuan akhir dari pendidikan adalah pembinaan yang nantinya akan menciptakan manusia yang cerdas, cerdas dari sisi intelektual juga keagamaan (religius). Akan tetapi pada saat ini pendidikan hanya lebih condong membangun aspek intelektual saja, dan sering kali melupakan aspek keagamaan (religius). Ekstrakurikuler Rohis merupakan salah satu dari ekstrakurikuler yang mengajarkan pendidikan karakter religius. Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI (2011:13), kegiatan ekstrakurikuler berlandaskan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, menyebutkan bahwa: Struktur Kurikulum SMA/SMK terdiri dari 3 (tiga) komponen, yaitu: (1) Mata Pelajaran, Muatan Lokal, dan Pengembangan Diri. Proses pembelajaran ketiga komponen tersebut diberikan dalam bentuk kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Komponen pengembangan diri yang memiliki alokasi waktu 2 (dua) jam pelajaran per minggu, secara khusus bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler Rohis merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang berbentuk suatu organisasi yang bersifat kesiswaan, Rohis yang menjadi kegiatan ekstrakurikuler yang berbasis keagamaan mempunyai peranan yang cukup penting di dalam sekolah. Selain itu ekstrakurikuler Rohis mempunyai kaitan yang erat dengan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, karena keduanya mempuyai tugas untuk mengembangkan karakter warga negara. Pendidikan karakter di atas

3 juga menjadi sasaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu mengembangkan civic disposition. METODE PENELITIAN Tempat penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2004:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Strategi Penelitian. Strategi penelitian ini adalah studi kasus tunggal. Menurut Creswell sebagaimana dikutip Herdiansyah (2010:76), menyatakan bahwa studi kasus merupakan suatu model yang menekankan pada eksplorasi dari suatu sistem yang berbatas pada satu kasus atau beberapa kasus yang mendetail, disertai dengan penggalian data secara mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi yang kaya akan konteks. Menurut Bungin (2011:237), studi kasus adalah salah satu strategi dan metode analisis data kualitatif yang menekankan pada kasus-kasus yang terjadi pada objek analisis. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan metode atau strategi studi kasus tunggal dimana peneliti berusaha mendapatkan data dan pemahaman terhadap suatu kasus tertentu. Teknik Pengumpulan Data. Menurut Sugiyono (2011:308), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Menurut Arikunto (2002:126), instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode. Sesuai dengan karakteristik yang diperlukan untuk keperluan penelitian ini, maka teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Wawancara mendalam. Menurut Esterberg sebagaimana dikutip oleh Sugiyono (2011:317), wawancara adalah sebagai berikut: A meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic. Wawancara adalah merupakan

4 pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti memilih menggunakan teknik wawancara untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler Rohis di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2012/2013. b. Observasi. Menurut Nasution sebagaimana dikutip oleh Sugiyono (2011:310), observasi adalah sebagai berikut: Dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) dapat diobservasi dengan jelas. Observasi yang digunakan oleh peneliti adalah observasi sistematis, karena peneliti dalam mengumpulkan data menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. berikut: c. Dokumentasi. Menurut Sugiyono (2011:329), dokumen adalah sebagai Catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam penelitian ini peneliti memilih teknik dokumentasi digunakan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler Rohis di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri. Instrumen Pengumpulan Data. a. Menurut Arikunto (2002:126), dalam menggunakan metode wawancara, instrumennya adalah pedoman wawancara. b. Menurut Arikunto (2002:133), instrumen pengumpulan data dalam metode observasi adalah pedoman observasi yang berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.

5 c. Menurut Arikunto (2002:135), instrumen yang digunakan dalam metode dokumentasi adalah pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya. HASIL PENELITIAN 1. Implementasi Pendidikan Karakter Religius melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Rohis di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut: a. Berdoa sebelum dan sesudah mengerjakan sesuatu. Agama Islam mengajarkan agar umatnya senantiasa berdoa sebelum dan sesudah mengerjakan sesuatu dengan tujuan agar pekerjaan yang dilakukan senantiasa mendapat ridho dari Alloh SWT. b. Merayakan hari-hari besar keagamaan. Hari-hari besar keagamaan yang dirayakan umat Islam antara lain: Maulid nabi Muhammad SAW, Isra Mi raj, Nuzulul Qur an, Idul Adha, Idul Fitri, dan lain-lain. c. Menyediakan fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah. Fasilitas yang digunakan untuk beribadah bagi umat Islam adalah masjid, umat Nasrani adalah gereja, umat Hindu adalah pura, umat Budha adalah wihara. d. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah. Maksudnya adalah guru selalu memberikan kesempatan kepada semua peserta didiknya untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing. e. Jujur dalam perkataan dan perbuatannya. Jujur dalam perkataan dan perbuatan adalah perilaku yang selalu berupaya menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya baik dalam perkataan dan perbuatannya. f. Adil dalam segala hal, tidak membeda-bedakan satu sama lain. Adil dalam segala hal adalah tidak membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lainnya. g. Toleransi antar umat beragama. Toleransi antar umat beragama adalah sikap dan tindakan yang senantiasa menghargai perbedaan agama, etnis, suku, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

6 h. Bertanggungjawab atas perbuatan yang dilakukannya. Bertanggungjawab atas perbuatan yang dilakukannya adalah sikap untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, dan yang seharusnya dia lakukan baik terhadap dirinya sendiri, masyarakat, negara dan Alloh SWT. i. Disiplin dalam segala hal. Disiplin dalam segala hal adalah suatu tindakan yang menunjukkan perilaku patuh dan tertib terhadap berbagai peraturan yang ada. j. Peduli sosial dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Peduli sosial adalah suatu sikap yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan lingkungan masyarakat yang membutuhkan. k. Kreatif. Kreatif adalah melakukan sesuatu untuk menghasilkan hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 2. Kendala yang timbul dalam Implementasi Pendidikan Karakter Religius melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Rohis di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut: a. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah berdoa sebelum dan sesudah mengerjakan sesuatu itu adalah kelalaian. b. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah merayakan hari-hari besar keagamaan adalah masalah biaya. c. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah penyediaan fasilitas untuk beribadah di SMA Negeri 1 Baturetno menyediakan masjid sebagai tempat beribadah bagi umat Islam tetapi jumlah Al-Qur an dan mukenahnya sangat terbatas. d. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah pemberian kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah adalah waktunya dirasa kurang cukup. e. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah jujur dalam perkataan dan perbuatannya adalah terkadang

7 masih ada siswa yang menyontek pada saat ulangan harian maupun ulangan umum. f. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah adil dalam segala hal, tidak membeda-bedakan satu sama lain adalah terkadang masih ada terjadi ketidakadilan. g. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah toleransi antar umat beragama adalah kurang adanya toleransi dengan pemeluk agama lain. h. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah bertanggungjawab atas perbuatan yang dilakukannya adalah masih ada siswa yang tidak bertanggungjawab atas perbuatannya. i. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah disiplin dalam segala hal adalah masih ada siswa yang terlambat masuk sekolah, tidak mengerjakan tugas pekerjaan rumah. j. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah peduli sosial dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya adalah masih ada siswa yang kurang peka terhadap lingkungan sekitarnya. k. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah kreatif adalah majalah dinding (mading) Rohis-nya kurang besar. 3. Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi pada saat Implementasi Pendidikan Karakter Religius melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Rohis di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut: a. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah berdoa sebelum dan sesudah mengerjakan sesuatu adalah melalui pembiasaan untuk selalu berdoa. b. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah merayakan hari-hari besar keagamaan dengan mengumpulkan biaya mulai dari jauh-jauh hari.

8 c. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah penyediaan fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah adalah dengan memperbaiki masjid selain itu membeli Al-Qur an dan mukenah lebih banyak lagi agar fasilitasnya dapat memadai. d. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah pemberian kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah adalah dengan menambah waktu istirahat sehingga waktu untuk melaksanakan beribadah cukup. e. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah jujur dalam perkataan dan perbuatannya adalah melalui penjagaan yang ketat dan pemberian sanksi yang tegas. f. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah adil dalam segala hal dan tidak membeda-bedakan satu sama lain adalah dengan cara mendidik siswa agar dapat bertindak adil dan tidak berat sebelah. g. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah toleransi antar umat beragama adalah dengan cara pembinaan secara intensif. h. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah bertanggungjawab atas perbuatan yang dilakukannya adalah dengan pemberian sanksi yang tegas. i. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah disiplin dalam segala hal adalah melalui pemberian sanksi yang tegas sesuai dengan pelanggaran yang telah dilakukan. j. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah peduli sosial dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya adalah melalui pendekatan dan pembinaan. k. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah kreatif adalah melalui pembuatan majalah dinding (mading) Rohis yang berukuran lebih besar. SIMPULAN

9 1. Implementasi pendidikan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler Rohis dapat dilaksanakan dengan : a. Berdoa sebelum dan sesudah mengerjakan sesuatu, sebelum dan sesudah melakukan kajian rutin pembina selalu mengajak peserta Rohis untuk berdoa kepada Alloh SWT. b. Merayakan hari-hari besar keagamaan, hari-hari besar Islam yang diperingati antara lain: Maulid nabi Muhammad SAW, Isra Mi raj dengan mendatangkan ustadz dari luar, menyembelih hewan qurban. c. Memanfaatkan masjid untuk beribadah bagi umat Islam. Masjid SMA Negeri 1 Baturetno digunakan untuk beribadah bagi guru dan siswa yang beragama Islam. d. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah, maksudnya guru selalu memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan agamanya. e. Jujur dalam perkataan dan perbuatan itu sangat penting, kita dapat dipercaya oleh orang lain. f. Adil dalam segala hal dan tidak membeda-bedakan satu sama lain itu sangat penting, karena agar tidak terjadi kecemburuan sosial. g. Toleransi antar umat beragama itu sangat penting, karena di Indonesia terdapat agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha yang masing-masing mempunyai tata cara beribadah yang berbeda-beda. h. Bertanggungjawab atas perbuatan yang dilakukannya sudah baik dan tertanam dalam diri siswa. Siswa mempunyai rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap segala perbuatan yang dilakukannya. i. Disiplin dalam segala hal itu sudah dilaksanakan oleh peserta Rohis. Siswa menyadari bahwa sikap disiplin dalam segala hal itu sangat penting. j. Sikap peduli sosial dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya itu sangat penting. Agama Islam mengajarkan agar umatnya senantiasa untuk memberikan pertolongan kepada siapa saja yang membutuhkan. k. Kreatif adalah suatu upaya untuk melakukan sesuatu dan menghasilkan hal baru dari sesuatu yaang telah dimiliki sebelumnya.

10 2. Kendala yang timbul pada saat implementasi pendidikan karakter religius melalui ekstrakurikuler Rohis adalah sebagai berikut: a. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah berdoa sebelum dan sesudah mengerjakan sesuatu itu adalah kelalaian. b. Kendala dalam implementasi pen-didikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah merayakan hari-hari besar keagamaan adalah masalah biaya. c. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah penyediaan fasilitas untuk beribadah adalah jumlah Al- Qur an dan mukenahnya sangat terbatas. d. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang ber-kenaan dengan masalah pemberian kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah adalah waktunya dirasa kurang cukup. e. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah jujur dalam perkataan dan perbuatannya adalah terkadang masih ada siswa yang menyontek pada saat ulangan. f. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah adil dalam segala hal, tidak membeda-bedakan satu sama lain adalah terkadang masih ada terjadi ketidakadilan. g. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah toleransi antar umat beragama adalah kurang adanya toleransi dengan pemeluk agama lain. h. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah bertanggungjawab atas perbuatan yang dilakukannya adalah masih ada siswa yang tidak bertanggungjawab atas perbuatannya. i. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah disiplin dalam segala hal adalah masih ada siswa yang terlambat masuk sekolah.

11 j. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah peduli sosial dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya adalah masih ada siswa yang kurang peka terhadap lingkungan sekitarnya. k. Kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah kreatif adalah majalah dinding (mading) Rohis-nya kurang besar. 3. Solusi yang telah dilakukan untuk mengatasi beberapa kendala yang dihadapi pada saat implementasi pendidikan karakter religius adalah sebagai berikut: a. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah berdoa sebelum dan sesudah mengerjakan sesuatu adalah melalui pembiasaan untuk selalu berdoa. b. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah merayakan hari-hari besar keagamaan dengan mengumpulkan biaya jauh-jauh hari. c. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah penyediaan fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah adalah membeli Al-Qur an dan mukenah lebih banyak lagi. d. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah pemberian kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah adalah dengan menambah waktu istirahat. e. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah jujur dalam perkataan dan perbuatannya adalah melalui penjagaan yang ketat dan pemberian sanksi yang tegas. f. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah adil dalam segala hal dan tidak membeda-bedakan satu sama lain adalah dengan cara mendidik siswa agar dapat bertindak adil dan tidak berat sebelah.

12 g. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah toleransi antar umat beragama adalah dengan cara pembinaan secara intensif. h. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah bertanggungjawab atas perbuatan yang di-lakukannya dengan pemberian sanksi yang tegas. i. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah disiplin dalam segala hal adalah melalui pemberian sanksi yang tegas. j. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah peduli sosial dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya adalah melalui pendekatan dan pembinaan. k. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan karakter religius yang berkenaan dengan masalah kreatif adalah melalui pembuatan majalah dinding (mading) Rohis yang berukuran lebih besar. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi V). Jakarta: Rineka Cipta. Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainya. Jakarta: Kencana. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI. 2011. Panduan Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI. Herdiansyah, Haris. 2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Moleong, Lexy J. 2011. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.