BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat secara abnormal dan secara terus menerrus dilakukan pemeriksaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. melebihi 140/90 mmhg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MAKALAH FARMAKAKOLOGI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

KOSALA JIK. Vol. 4 No. 2 September Wiwin Winarni 1 Pradian Yoga Hartanto 2. Abstract

MEDITASI DAPAT MENURUNKAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI ESENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISSN: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI. (Telaah Pustaka) Oleh. S. Iswahyuni*)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi dimana jika tekanan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A

BAB II TINJAUAN TEORI. mmhg dan tekanan diastolic di atas 90 mmhg.pada populasi manula, hipertensi

PENGARUH STRES TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MATUR, KABUPATEN AGAM

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. banyak, akan menimbulkan persoalan-persoalan yang sangat beragam. dalam kehidupan masyarakat Indonesia, salah satunya dalam hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai perkembangan penyakit yang bersifat degeneratif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN.IDENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER: HIPERTENSI PADA NY.S DI DESA KEBON BARU KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

BAB II KONSEP DAN TEORI. mmhg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmhg (Doengus, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tingkat stress yang dialami. Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter air raksa (mmhg) (Guyton, 2014). Berdasarkan Seventh Joint National

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. Y DENGAN HIPERTENSI DI RUANG CEMPAKA BAWAH RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mengetahui Hipertensi secara Umum

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

NASKAH PUBLIKASI. KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan GelarAhli Madya Keperawatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Proporsi kematian

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PATOFISIOLOGI ANSIETAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

HIPERTENSI A. PENGERTIAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI PADA Tn. S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGRAH SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI BANGUNTAPAN BANTUL

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

LATAR BELAKANG TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Metodologi Asuhan Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. xiv

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Koroner dan penyakit Valvular ( Smeltzer, et., al. 2010). Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah komitmen negara terhadap rakyat

BAB II TINJAUAN TEORITIS. antara curah jantung (Cardiac Output = CO) dan tekanan vaskuler

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. Jeanny Ivones (G2B ) Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Ansietas Pada Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Hipertensi adalah suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah yang bersifat secara abnormal dan secara terus menerrus dilakukan pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan oleh beberapa resiko dalam mempertahankan tekanan darah secara normal. Secara umum hipertensi sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastolic diatas 90 mmhg. (Andra & Yessie, 2013) 2. Etiologi Hipertensi Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi melalui respons peningkatan curah jantung dan peningkatan tekanan perifer. Beberapa faktor mempengaruhi terjadinya hipertensi (Yuli aspiani, 2015) a. Genetik: Respon neurologi pada stres dan kelainan ekskresi atau transport Na. b. Obesitas: terkait pada tingkat insulin yang tinggi mengakibatkan tekanan darah meningkat. c. Stres karena lingkungan. d. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua dan pelebaran pembuluh darah.

3. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala utama pada penderita hipertensi adalah (Kowalak, William, & Brenna, 2014) a. Nyeri kepala oksipital gejala nyeri timbul pada saat bangun di pagi hari karena terjadi peningkatan tekanan intracranial. b. Perasaan pening, bingung dan keletihan akibat penurunan perfusi darah akibat vasokontraksi pembuluh darah. c. Penglihatan yang kabur akibat kerusakan retina. 4. Patofisiologi Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah berada dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre-ganglion melepaskan asetikolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor kecemasan dan ketakutan mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstiktor. Pasien dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin. Pada saat bersamaan ketika sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medula adrenal menyekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal menyekresi kostisol dan steroid lainnya, yang 9

dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah vasokonstriksi yang mengakibatkan turunnya aliran darah ke ginjal, mengakibatkan pelepasan rennin.(yuli aspiani, 2015) Rennin merangsang pembentukan angiotensin I kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, pada gilirannya merangsang skresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini mengakibatkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, mengakibatkan peningkatan volume intravaskuler. Faktor pencetus dari hipertensi. (Andra & Yessie, 2013) 5. Klasifikasi hipertensi Join Nation Comitten on Detection Evolution and Treatment of high Blood Pressure, badan penelitian hipertensi di America serikat, menentukan batasan pada tekanan darah yang berbeda. Laporan tahun 1993, dikenal dengan sebutan JPC-V, tekanan darah pada orang dewasa berusia 18 tahun diklasifikasikan sebagai berikut. (Yuli aspiani, 2015) 10

Tabel 1 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa Sebagai Patokan dan Diagnosis Hipertensi (mmhg) No Kriteria Tekanan darah Sistolik Diastolik 1. 2. 3. Normal Perbatas (high normal) Hipertensi Derajat 1 ringan < 130 mmhg 130-139 mmhg 140-159 mmhg < 85 mmhg 85-89 mmhg 90-99 mmhg Derajat 2 sedang 160-179 mmhg 100-109 mmhg Derajat 3 berat 180-209 mmhg 110-119 mmhg Derajat 4 sangat berat 210mmHg 120 mmhg Sumber : (Yuli aspiani, 2015) 6. Komplikasi Tekanan darah tinggi bila tidak diobati atau ditanggulangi, dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut.(andra & Yessie, 2013) Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi (Yuli aspiani, 2015) yaitu: a. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak, dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan darah tinggi. b. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk 11

trombus yang bisa memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah. Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan. c. Jantung darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan penyakit jantung koronel. Penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, disebut dekompensasi. Akibatnya jantung tidak mampu lagi memompa, banyak cairan tertahan diparu yang dapat menyebabkan sesak nafas (eudema) kondisi ini disebut gagal jantung. d. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan dalam tubuh. 7. Penatalaksanaan Penatalaksanaan yang bisa diberikan pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut : a. Penatalaksanaan nonfarmakologi Penatalaksanaan hipertensi adalah penurunan resiko penyakit kardiovaskuler dan moralitas, morbiditas yang berkaitan.(yuli aspiani, 2015) Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang sulit untuk dipisahkan dalam 12

mengobati tekanan darah tinggi.(ridwanamiruddin2007) dalam (Andra & Yessie, 2013) penatalaksanaan hipertensi dengan nonfarmakologis terdiri dari berbagai macam cara, modifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu : 1) Mempertahankan berat badan ideal. 2) Mempertahankan asupan nutrium. 3) Batasi konsumsi alkohol. 4) Makan K atau CA yang cukup dari diet. 5) Menghindari merokok. 6) Penurunan stress. 7) Terapi massage. b. Pengobatan farmakologi 1) Diuretik (Hidrokloratiazid) Mengeluarkan cairan tubuh, volume cairan tubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. 2) Penghambat simpatetik (Metidopa, Klonidin, Reserpin) Menghambat aktivitas saraf simpatis. 3) Betabloker (Metoprolol, Propanolol, Atenolol) Menurunkan daya pompa jantung. 4) Penghambat reseptor Angiotensin II (Valsartan) Menghalangi penempelan zat angiotensin II pada reseptor sehingga memperingan daya pompa jantung. 5) Antagonis kalsium (ditiasen dan verapamil) 13

8. Definisi Ansietas Kecemasan adalah perasaan tidak santai atau samar-samar yang terjadi karena ketidaknyamanan dan rasa takut disertai suatu respon. Perasaan takut dan tidak menentu sebagai siinya yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan datang dan memperkuat individu mengambil suatu tindakan dalam menghadapi ancaman.(a. Nurarif, 2015) Kecemasan adalah respons emosional terhadap suatu penilaian, kekhawatiran tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. (Gail, 2013) 9. Penyebab Ansietas Penyebab terjadinya ansietas menurut (SDKI/PPNI, 2016)adalah: a. Krisis situasional b. Kebutuhan tidak terpenuhi c. Krisis maturasional d. Ancaman terhadap konsep diri e. Ancaman terhadap kematian f. Kekhawatiran mengalami kegagalan g. Disfungsi sistem keluarga h. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan i. Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir) j. Penyalahgunaan Zat k. Terpapar bahaya lingkungan (mis, toksin, polutan) l. Kurang terpapar informasi 14

10. Faktor-faktor yang mempengaruhi Ansietas Faktor-faktor yang mempengaruhi Ansietas digolongkan menjadi 2 bagian menurut (Gail, 2013) a. Ancaman terhada intergritas fisik yaitu disabilitas fisiologisyang akan terjadi dan penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas hidup dalam keseharian. b. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu. 11. Tanda dan gejala ansietas Adapun tanda dan gejala menurut (SDKI/PPNI, 2016) a. Tanda dan gejala mayor 1) Subjektif: merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi,sulit berkonsentrasi. 2) Objektif: tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur. b. Tanda dan gejala minor 1) Subjektif: mengeluh pusing, anoreksia, palpitasi, merasa tidak berdaya. 2) Objektif: frekuensi napas meningkat, frekuensi nadi meningkat, tekanan darah meningkat, diaphoresis, mukak tampak pucat, suara bergetar, kontak mata buruk, sering berkemih berorientasi pada masa lalu. 12. Cara-cara mengurangi ansietas Mengusulkan rencana untuk mengatasi ansietas pada pasien antara lain: a. Sumber koping Individu dapat mengurangi ansietas dengan menggerakan sumber koping di lingkungan. Sumber koping berupa modal ekonomi, kemampuan 15

menyelesaikan masalah, dukungan sosial, dan keyakinan budaya dapat membantu individu mengintegrasikan pengalaman kecemasan. b. Ketika mengalami kecemasan, individu mempergunakan berbagai mekanisme koping dalam mengatasinya. Ketidakmampuan dalam mengatasi kecemasan secara konstruktif meupakan salah satu penyebab utama terjadinya prilaku patologis. Pola yang bisa digunakan dalam mengatasi kecemasan ringan dan sedang pada individu yaitu mekanisme pertahanan ego yang membantu dalam mengatasi kecemasan ringan atau sedang, tetapi berlangsung tidak sadar dari melibatkan penipuan diri dan distorsi realitas dan bersifat maladaptif. B. Konsep Asuhan Keperawatan Hipertensi Dengan Ansietas 1. Pengkajian Menurut (Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2016) dalam buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia data fokus yang perlu dikaji pada pasien dengan Ansietas antara lain : a. Tanda dan gejala mayor 1) Subjektif: merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi,sulit berkonsentrasi. 2) Objektif: tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur. b. Tanda dan gejala minor 1) Subjektif: mengeluh pusing, anoreksia, palpitasi, merasa tidak berdaya. 2) Objektif: frekuensi napas meningkat, frekuensi nadi meningkat, tekanan darah meningkat, diaphoresis, mukak tampak pucat, suara bergetar, kontak mata buruk, sering berkemih berorientasi pada masa lalu. 16

2. Diagnosa Keperawatan Ansietas berhubungan dengan setatus kesehatan 3. Intervensi Keperawatan Intervensi keperawatan dengan Ansietas menggunakan pendekatan menurut (Bulechek, Butcher, Dochterman, & Wagner, 2013). Setelah merumuskan diagnose keperawatan, maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu ditetapkan untuk mengurangi, menghilangkan, serta mencegah masalah keperawatan penderita. Tahapan ini disebut perencanaan keperawatan yang meliputi penentuan prioritas, diagnose keperawatan, menetapkan sasaran dan tujuan, menetapkan kriteria evaluasi, serta merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan. Berikut ini adalah intervensi untuk pasien dengan Ansietas (Bulechek et al., 2013) a. Masalah keperawatan : Ansietas b. Tujuan keperawatan yaitu setelah dilakukan asuhan keperawatan selama tiga kali 24 jam dengan(elizabeth, 2013) : 1) Kontrol kecemasan diri 2) Pola tidur yang efektif 3) Koping: Keluarga 4) Kontrol risiko : hipertensi Adapun kriteria hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1) Pasien dapat menerima status kesehatan 2) Pasien dapat mengontrol diri terhadap impuls 3) Pasien dapat mengontrol tingkat stress 4) Pasien mencari informasi tentang hipertensi. c. Intervensi yang diberikan kepada pasien sesuai dengan Nursing Intervention Classification (NIC) adalah sebagai berikut : 17

1) Identifikasi tingkat kecemasan 2) Gunakan teknik konseling dengan pendekatan yang menenangkan 3) Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi guna mengurangi tingkat kecemasan 4) Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi 5) Temani pasien untuk memberikan peningkatan keamanan dan mengurangi takut 6) Libatkan keluarga untuk mendampingi Pasien guna peningkatan koping Pasien 4. Implementasi Keperawatan Menurut (Hutahaean, 2010) Implementasi adalah proses dalam keperawatan untuk membantu pasien dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Tahap ini dimulai setelah rencana tindakan disusun. Perawat mengimplementasikan tindakan yang sudah diidentifikasi dalam sebuah rencana asuhan keperawatan. Tujuan implementasi keperawatan adalah meningkatkan kesehatan Pasien, mencegah suatu penyakit, pemulihan kesehatan Pasien, memfasilitasi koping Pasien. Pelaksanaan adalah kegiatan dalam pelaksanaan tindakan dari suatu perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pemenuhan kebutuhan fisik dan emosional yaitu variasi, tergantung individu dan masalah yang spesifik.(handayaningsih, 2009). Tujuan implementasi membantu Pasien untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dan mencangkup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, serta memfasilitasi koping. Tahap pertama dalam pelaksanaan asuhan keperawatan untuk disiapkan atau 18

diperlukan untuk melakukan intervensi yaitu persiapan pertama kegiatan meninjau ulang asuhan keperawatan yang sudah diidentifikasi pada tahap perencanaan, menganalisa kemampuan atau keterampilan keperawatan, mengetahui komplikasi dari intervensi keperawatan yang timbul, menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan, mempersiapkan lingkungan yang kondusif sesuai dengan intervensi yang akan dilakukan, mengidentifikasi aspek hokum atau kode etik keperawatan terhadap resiko yang muncul akibat dilakukannya intervensi. (Nursalam, 2008b) 5. Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan menurut (Hutahaean, 2010) adalah tindakan akhir dari proses keperawatan dan merupakan suatu tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berasil dicapai. Evaluasi dilaksanakan dengan melihat respon Pasien terhadap asuhan keperawatan yang telah diberikan sehingga perawat bisa mengambil suatu keputusan. Tujuan dari evaluasi yaitu untuk mendapatkan umpan balik yang relavan dengan cara membandingkan dengan criteria hasil. Hasil evaluasi menggambarkan tentang perbandingan tujuan yang dicapai dengan hasil yang diproleh. Evaluasi keperawatan menurut (Nursalam, 2008b) adalah tindakan intelektual dalam melengkapi proses keperawatan dalam keberasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi, dan implementasinya. Tujuan dalam evaluasi untuk melihat kemampuan Pasien dalam mencapai suatu tujuan. Kualitas asuhan keperawatan dievaluasi pada saat proses (formatif) dan dilihat dari hasil (sumatif). Pada proses formatif yaitu aktivitas dari proses keperawatan dan hasil pelayanan 19

asuhan keperawatan. Metode pengumpulan data dalam proses evaluasi terdiri dari analisis rencana asuhan keperawatan, open-chart audit, pertemuan kelompok, wawancara, observasi Pasien, dan menggunakan form evaluasi. Sistem dari penulisan tahap evaluasi dapat menggunakan sistem SOAP atau model dokumentasi lain. Evaluasi yang diharapkan sesuai dengan masalah yang Pasien hadapi yang sudah di buat pada perencanaan tujuan dan kriteria hasil. Evaluasi yang diharapkan dapat dicapai pada pasien hipertensi dengan Ansietas adalah : a. Pasien dapat menerima status kesehatan b. Pasien dapat mengontrol diri terhadap impuls c. Pasien dapat mengontrol tingkat stress d. Pasien mencari informasi tentang hipertensi. 20