KEMAMPUAN KONSELOR DALAM MENGELOLA KONSELING BEHAVIORAL MELALUI ALAT PENILAIAN



dokumen-dokumen yang mirip
KONSEP DASAR. Manusia : mahluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol/dipengaruhi oleh faktorfaktor

PENGANTAR. Semua tingkah laku dan tindakan yang dilakukan oleh seorang individu

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK REALITA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA BERPRESTASI KURANG (UNDERACHIEVER) Eko Abdul Surozaq 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Tingkah Laku Menyimpang. Tingkah laku menyimpang adalah tingkah laku tercela, yang dilakukan

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

STRATEGI GURU DALAM MEMBINA SISWA YANG BERTINGKAH LAKU MENYIMPANG

MODEL MENGAJAR DALAM PEMBELAJARAN: ALAM SEKITAR, SEKOLAH KERJA, INDIVIDUAL, DAN KLASIKAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratih Pertiwi, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian belajar secara komprehensif diberikan oleh Bell-Gredler (dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

KONSEP DASAR. Manusia padasarnya adalah unik memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan saat ini adalah pembangunan dibidang pendidikan, menyadari. kalangan pendidikan itu sendiri termasuk para guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

UNIT9 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN. Masrinawatie AS. Pendahuluan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehinga mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi terjadi dimana-mana; di rumah, di kampus, di kantor, dan

penting dalam pengertian belajar, yaitu sebagai berikut:

KONSEP DAN METODE PEMBELAJARAN UNTUK ORANG DEWASA (ANDRAGOGI)

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber Daya Manusia), terutama peningkatan dalam bidang pendidikan. Hal ini

Disiplin: Sebuah Keharusan yang Wajib Dimiliki Setiap Pegawai

Oleh : Yustiana K

PERAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA

SUDAHKAH GURU SERTIFIKASI MEMENUHI KEBUTUHAN PESERTA DIDIK? Oleh : Sumadji. Pengawas TK/SD Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan tentang Standar Proses

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang. yang sangat penting baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan

Bab 2. Landasan Teori. kondisi langsung belajar dalam menjelaskan tingkah laku. Menurut teori ini, semua

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah, misalnya tentang hal hal yang berkaitan dengan tugas perkembangan remaja

POLA PIKIR APARATUR SIPIL NEGARA SEBAGAI PELAYAN MASYARAKAT. Hak Cipta Pada: Lembaga Administrasi Negara EdisiTahun 2014

Transkripsi:

KEMAMPUAN KONSELOR DALAM MENGELOLA KONSELING BEHAVIORAL MELALUI ALAT PENILAIAN Oleh : Dra. Nelly Nurmelly, MM (Widyaiswara Muda Balai Diklat Keagamaan Palembang) ABSTRACT : Bimbingan dan Konseling merupakan suatu proses bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Konselor sebagai petugas profesional mempunyai tugas tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam pelaksanaan pelayanan Bimbingan dan Konseling terhadap sejumlah siswa. Sebagai helper ia bertugas sangat berat, sekalipun sudah dibekali wawasan dan kerampilan inipun belum cukup menjamin keterlaksanaan program bimbingan dan konseling secara efisien dan efektif. Sehubungan dengan keterlaksanaan layanan konseling khususnya, para konselor banyak mengalami kerisauan terhadap hasil bantuan yang diberikan kepada siswa / kliennya. Ia merasa kurang yakin apakah perubahan perilaku, sikap, pikiran, dan perasaan klien itu dari hasil intervensi konseling. Selama konselor belum berupaya mencari solusi kesulitan yang dialaminya maka perasaan perasaan tersebut senantiasa mengganggu. Sebagai salah satu profesi yang memberikan layanan sosial atau layanan kemanusiaan maka secara sadar atau tidak keberadaan profesi bimbingan dan konseling berhadapan dengan perubahan realitas baik yang menyangkut perubahan-perubahan pikiran, persepsi, demikian juga nilai-nilai. Perubahan yang terus menerus terjadi dalam kehidupan, mendorong konselor perlu mengembangkan awareness, pemahaman, dan penerapannya dalam perilaku serta keinginan untuk belajar, dengan diikuti kemampuan untuk membantu siswa memenuhi kebutuhan yang serupa. Kata Kunci : Konselor, Konseling Behavioral. KONSELING BEHAVIORAL Psikologi yang dikenal sebagai ilmu tentang perilaku manusia sebenarnya banyak dipengaruhi oleh paradigma behavioris. Paradigma tersebut melihat manusia as the behaviorist views it, sehingga kepribadian manusia dalam perspektif behavioral adalah

perilaku nampak dari seseorang individu. Kemunculan behavioris sebagai peradigma merupakan gagasan dari akibat ketidakpuasan terhadap psikologi yang sudah ada sebelumnya (psikoanalisis). Asumsi dasar dari psikologi behavioristis antara lain (Alwisol, 2003:400): 1. Tingkah laku itu mengikuti hukum tertentu, artinya setiap peristiwa berhubungan secara teratur dengan peristiwa lainnya. 2. Tingkah laku dapat diramalkan (diprediksikan). 3. Tingkah laku manusia dapat dikontrol. Dari paradigma behavioris tersebut lahirlah pendekatan konseling yang disebut dengan konseling behavioral, yang menekankan aspek modifikasi perilaku. Sejak perkembangannya tahun 1960-an, teknik-teknik modifikasi perilaku semakin bervariasi baik yang menekankan aspek perilaku nampak (fisik) maupun kognitif. Saat ini konseling behavioral berkembang pesat dengan ditemukannya sejumlah teknik-teknik pengubahan perilaku, baik yang menekankan pada aspek fisiologis, perilaku, maupun kognitif (Hackman, 1993). Rachman (1963) dan Wolpe (1963) mengemukakan bahwa terapi behavioral dapat menangani masalah perilaku mulai dari kegagalan individu untuk belajar merespon secara adaptif hingga mengatasi gejala neurosis. Teknik Konseling Behavioral Manusia adalah mahluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh faktor-faktor dari luar. Manusia memulai kehidupannya dengan memberikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian. Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak dan macamnya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya. Karakteristik konseling behavioral adalah : (a) berfokus pada tingkah laku yang tampak dan spesifik, (b) memerlukan kecermatan dalam perumusan tujuan konseling, (c) mengembangkan prosedur perlakuan spesifik sesuai dengan masalah klien, dan (d) penilaian yang obyektif terhadap tujuan konseling.

Asumsi Tingkah Laku Bermasalah 1. Tingkah laku bermasalah adalah tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan negatif atau tingkah laku yang tidak tepat, yaitu tingkah laku yang tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan. 2. Tingkah laku yang salah hakikatnya terbentuk dari cara belajar atau lingkungan yang salah. 3. Manusia bermasalah itu mempunyai kecenderungan merespon tingkah laku negatif dari lingkungannya. Tingkah laku maladaptif terjadi juga karena kesalapahaman dalam menanggapi lingkungan dengan tepat. 4. Seluruh tingkah laku manusia didapat dengan cara belajar dan juga tingkah laku tersebut dapat diubah dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar

DAFTAR PUSTAKA Alwisol. Psikologi Kepribadian. Malang. UMM Press. 2004. Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. 2002. Corey, Gerald. Teori dan Praktek Konseling dan psikologi. Bandung. Refika. 2003. Latipun. Psikologi Konseling. Malang. UMM Press. 2004. Wijaya, Juhana. Psikologi Bimbingan. Bandung. PT Eresco. 1988.