KADAR OPTIMUM FILLER ASBUTON BUTIR T.5/20 DALAM CAMPURAN PERKERASAN ASPHALT CONCRETE-WEARING COURSE (AC-WC)

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.12 Desember 2015 ( ) ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PENGGUNAAN PASIR SERUYAN KABUPATEN SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON AC WC

PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

I Made Agus Ariawan 1 ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. 2. METODE Asphalt Concrete - Binder Course (AC BC)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan

KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas

BAB IV Metode Penelitian METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 ( ) ISSN:

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

BATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS. Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji

PENGARUH KOMBINASI SEKAM PADI DAN SEMEN SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi berlebihan (overload) atau disebabkan oleh Physical Damage Factor (P.D.F.)

BAB III LANDASAN TEORI

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat

KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS

ANALISA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN DAN PERBANDINGAN STABILITAS ASPAL EMULSI DINGIN DENGAN LASTON

Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

BAB III LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 )

I. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa

BAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... ix

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

Pengaruh Subtitusi Asbuton Butir 20/25 pada Aspal pen. 60/70 Terhadap Karakteristik Campuran Beton Aspal AC-WC

Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall

B 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara

PENGARUH SUHU DAN DURASI TERENDAMNYA PERKERASAN BERASPAL PANAS TERHADAP STABILITAS DAN KELELEHAN (FLOW)

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1.a. Bagan Alir Penelitian

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT DAN AIR HUJAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

STUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PERENCANAAN PERSENTASE AGREGAT CAMPURAN. Dalam memperoleh gradasi argegat campuran yang sesuai dengan spesifikasi

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON-LAPIS ANTARA BERGRADASI HALUS

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. aspal keras produksi Pertamina. Hasil Pengujian aspal dapat dilihat pada Tabel 4.1

PENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS

PEMANFAATAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA WARM MIX ASPHALT (WMA) UNTUK LAPIS PERKERASAN JALAN (AC-WC) DI KOTA PALANGKA RAYA (LANJUTAN STUDI SEBELUMNYA)

NASKAH SEMINAR INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

EFEK PEMAKAIAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL PANAS (AC-BC) DENGAN PENGUJIAN MARSHALL

KARAKTERISTIK MARSHALL PADA CAMPURAN AC-BC DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENGISI (FILLER) FLY ASH

PENGARUH VARIASI SUHU PENCAMPURAN DAN PEMADATAN CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN ASPAL RETONA BLEND 55

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS

METODOLOGI PENELITIAN

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

KAJIAN PROPERTIES DARI AGREGAT BATU GUNUNG YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MATERIAL CAMPURAN BERASPAL

PERENCANAAN CAMPURAN ASPAL BETON AC-BC DENGAN FILLER ABU SEKAM PADI, PASIR ANGGANA, DAN SPLIT PALU ABSTRACT

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (AASHTO,1998) dan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan tahun 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL PORTAL, ISSN , Volume 4 No. 1, April 2012, halaman: 1

BAB I PENDAHULUAN. penduduk di Yogyakarta. Pembangunan hotel, apartemen, perumahan dan mall

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON

KAJIAN LABORATORIUM SIFAT FISIK AGREGAT YANG MEMPENGARUHI NILAI VMA PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS HRS-WC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN STEEL SLAG

Studi Alternatif Campuran Aspal Beton AC WC dengan Menggunaan Pasir Seruyan Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARET PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS A YANG SELURUHNYA MEMPERGUNAKAN AGREGAT BEKAS

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (1-10) ISSN:

KAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS

Transkripsi:

KADAR OPTIMUM FILLER ASBUTON BUTIR T.5/20 DALAM CAMPURAN PERKERASAN ASPHALT CONCRETE-WEARING COURSE (AC-WC) Fitra Ramdhani 1*, Suhanggi 2, Benny Hamdi Rhoma 3 1,2 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Abdurrab Jl. Riau Ujung No. 73, Pekanbaru, Riau * Email: fitra.ramdhani@univrab.ac.id Abstrak Asbuton merupakan aspal alam dengan deposit terbesar yang menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil aspal alam terbesar di dunia. Dengan banyaknya jumlah yang tersedia, Asbuton dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bahan penambah/pengganti aspal minyak dan penambah/pengganti filler sesuai komposisi campuran perkerasan Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC). Asbuton tipe 5/20 (T5/20) mempunyai penetrasi bitumen 5 dmm dan kadar bitumen 20%. Penggunaan filler asbuton ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan utilisasi Asbuton Butir T5/20. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar optimum penggunaan filler Asbuton Butir T.5/20 dalam campuran AC-WC yang memenuhi persyaratan terhadap parameter Marshall. Berdasarkan hasil pengujian marshall diperoleh kadar optimum aspal dalam campuran AC-WC sebesar 6%. Dengan nilai kadar aspal optimum (KAO) pada AC-WC sebesar 6%, dan variasi suhu pemadatan (140 0 C, 145 0 C, 150 0 C, 155 0 C ) dan variasi filler asbuton (1,13%, 1,6%, 2,01%, 2,25%, 2,56%, dan 3,1%) diperoleh kadar optimum filler asbuton sebesar 2,01% dan suhu pemadatan 150 0 C dengan nilai stabilitas 1204,03 kg, nilai kelelehan 3,11 mm, Nilai MQ 346,04 kg/mm, Nilai VIM 4,4%, Nilai VMA 17,56%, Nilai VFA 66,41%. Hasil pengujian Marshall pada AC-WC dengan Filler Asbuton 2,01 % dan suhu pemadatan 150 C dan merupakan campuran yang baik yang memenuhi standar spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi 3. Kata Kunci : Asbuton Butir T5/20, Filler Asbuton, Kadar Optimum. 1. PENDAHULUAN Filler merupakan salah satu bahan yang mengisi rongga-rongga dalam suatu campuran beraspal, Selain itu, filler juga berfungsi sebagai media untuk pelumasan aspal terhadap permukaan agregat. Pada campuran beraspal persentase filler yang dibutuhkan sangat kecil. Walaupun demikian, filler ini juga mempunyai pengaruh yang besar pada sifat-sifat Marshall yang juga merupakan kinerja campuran terhadap beban lalulintas (Ali,Hadi,2011). Bahan pengisi (filler) dalam campuran aspal beton adalah bahan yang lolos saringan No.200 (0,075 mm). Penggunaan jenis filler sebagai bahan campuran perkerasan telah banyak dilakukan seperti abu batu,semen, kapur, fly ash, serbuk genting, lanau, debu dolomite, abu terbang dan sebagainya. Asbuton merupakan singkatan dari Aspal Batu Buton yang terdapat di Pulau Buton Provinsi Sulawesi Tenggara. Dinas Pertambangan Propinsi Sulawesi Tenggara (2007) menyatakan cadangan Asbuton diperkirakan sekitar 670 juta ton dalam bentuk asal atau dalam bentuk bitumen sebesar 163.900.000 ton dengan perkiraan kandungan bitumen berkisar antara 15% - 35%. Jumlah ini masih belum mempertimbangkan potensi Asbuton yang belum tergali sampai saat ini, yang jumlahnya diperkirakan masih sangat banyak. Dengan banyaknya jumlah yang tersedia, maka Asbuton dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bahan penambah/pengganti aspal minyak dan penambah/pengganti filler semen/fraksi agregat dengan sesuai komposisi campuran. Penggunaan filler asbuton ini dapat menghemat penggunaan filler semen untuk menaikkan ketahanan aspal terhadap suhu permukaan jalan tinggi dan untuk jaringan jalan di daerah tropis. Filler Asbuton mempunyai karakteristik berbutir halus dan lolos saringan #200, tidak tercampur butir tanah / kapur dan mudah terpisah butiran filler dari aspal murni.filler Asbuton dapat berfungsi untuk mengurangi kepekaan terhadap temperatur serta mengurangi jumlah rongga udara dalam campuran, namun demikian jumlah filler harus dibatasi pada suatu batas yang menguntungkan. Terlampau tinggi kadar filler maka cenderung menyebabkan campuran menjadi getas dan akibatnya akan mudah retak akibat beban lalu lintas. Pada sisi lain kadar filler yang terlampau rendah menyebabkan campuran menjadi lembek pada temperatur yang relatif tinggi. Jurnal Kajian Teknik Sipil Volume 3 Nomor 1 32

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar optimum penggunaan filler Asbuton Butir T.5/20 dalam campuran perkerasan asphalt concrete-wearing course (AC-WC) yang memenuhi persyaratan terhadap sifat-sifat parameter Marshall. 2. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimental desain. Penelitian ini dilakukan di laboratorium PT. RMB (Riau Mas Bersaudara) dengan dasar menggunakan sistem pencampuran aspal panas Asphalt Concrete - Wearing Course (AC-WC). Pengujian dilakukan secara bertahap, yaitu terdiri atas pengujian agregat (kasar, halus dan filler), aspal dan pengujian terhadap campuran (uji Marshall). Pengujian terhadap agregat termasuk pemeriksaan berat jenis, pengujian abrasi dengan mesin Los Angeles, indeks kepipihan dan penyerapan air. Sedangkan metode yang digunakan sebagai penguji campuran adalah metode Marshall, dimana dari pengujian Marshall tersebut didapatkan hasil-hasil yang berupa komponenkomponen Marshall, yaitu stabilitas, flow, void in total mix (VITM), void filled with asphalt dan kemudian dapat dihitung Marshall Quotient-nya. Pengujian terakhir adalah berupa uji rendaman Marshall atau uji Immersion. 2.1 Bahan Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Agregat kasar yang digunakan berasal dari PT. Riau Mas Bersaudara, Rimbo Panjang, Kab. Kampar. 2. Agregat halus yang digunakan berasal dari PT. Riau Mas Bersaudara, Rimbo Panjang, Kab. Kampar. 3. Aspal yang digunakan pada penelitian ini adalah aspal keras produksi Pertamina Rebana penetrasi 60/70. 4. Filler atau material lolos saringan No. 200 yang digunakan dalam penelitian ini adalah Asbuton Butir T.5/20 Berasal dari Sulawesi, Pulau Buton. 2.2 Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain: 1. Penentuaan Kadar Aspal Optimum Pen 60/70 dengan variasi 5,0%, 5,5%, 6,0%, 6,5% dan 7,0% dengan pengujian Marshall 2. Penentuaan Filler Asbuton Butir T.5/20 dengan variasi Asbuton 1,5%, 2%, 2,5%, 3%, 3,5%, 4%, dan 4,5% dengan pengujian Ekstraksi. 3. Penentuan Kadar Optimum Filler Asbuton dengan pengujian Marshall dengan Suhu Pemadatan yaitu ; 140 0 C, 145 0 C, 150 0 C, dan 155 0 C 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Penentuaan Kadar Aspal Optimum Pen 60/70 Penentuan Kadar Aspal Optimum Pen 60/70 dengan mengggunakan pengujian Marshall bertujuan untuk mengetahui komposisi campuran perkerasan Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC). Penentuan Kadar Aspal Optimum ini berdasarkan ketentuan sifat-sifat campuran Laston seperti dijelaskan pada Tabel 1. Tabel 1. Ketentuan Sifat-Sifat Campuran Jurnal Kajian Teknik Sipil Volume 3 Nomor 1 33

Gambar 1. Hubungan Kadar Aspal dan Stabilitas Marshall Gambar 2. Hubungan Kadar Aspal dan Rongga dalam campuran (VIM) Gambar 3. Hubungan Kadar Aspal dan Rongga udara dalam Agregat (VMA) Gambar 4. Hubungan Kadar Aspal dan Kelelehan Plastis Gambar 5. Hubungan Kadar Aspal dan Rongga terisi aspal (VFA) Gambar 6. Hubungan Kadar Aspal Sisa Marshall (MQ) Gambar 7. Kadar Aspal Optimum Berdasarkan hasil pengujian Marshall diperoleh hubungan parameter Marshall dengan kadar aspal rencana yang memenuhi standar spesifikasi campuran modifikasi Bina Marga Revisi 3 seperti pada Tabel 1 seperti yang terlihat pada Gambar 1-7. Hubungan kadar aspal dan stabilitas Marshall yaitu pada kadar aspal 5%-6,4%, Hubungan kadar aspal dan VIM yaitu pada rentang aspal 5,6%- 6,7%, Hubungan kadar aspal dengan VMA, Kelelehan Plastis dan MQ yaitu kadar aspal 5%-7% semuanya memenuhi spesifikasi. Sedangkan VFA pada kadar 5% tidak masuk kedalam spasifikasi campuran. Maka dari perhitungan spsifikasi campuran diperoleh hasil Kadar Aspal Optimum Pen Jurnal Kajian Teknik Sipil Volume 3 Nomor 1 34

60/70 dalam campuran AC-WC yaitu (5,6+6,4)/2 = 6%. Maka untuk kadar pen yang optimal adalah 6,0%, KOA ini yang akan di gunakan untuk pencampuran penambahan filler asbuton. 3.2 Penentuaan Filler Asbuton Butir T.5/20 Penentuan filler asbuton T.5/20 dilakukan dengan membuat variasi asbuton butir T.5/20 yaitu 1,5%, 2%, 2,5%, 3%, 3,5%, 4%, dan 4,5% setelah itu diektraksi untuk memisahkan asbuton murni dan filler asbuton seperti yang dijelaskan pada Tabel 2. Tabel 2. Penentuaan Filler Asbuton Butir T.5/20 dengan pengujian ekstraksi Variasi Asbuton Butir Asbuton Murni T.5/20 (%) (%) Filler Asbuton (%) 1,5 0,37 1,13 2 0,40 1,60 2,5 0,49 2,01 3 0,75 2,25 3,5 0,94 2,56 4 1,10 2,90 4,5 1,40 3,10 Sumber: Hasil Pengujian 3.3. Penentuan Kadar Optimum Filler Asbuton Penentuan Kadar Optimum Filler Asbuton dilakukan dengan pengujian Marshall pada variasi Suhu Pemadatan yaitu 140 0 C, 145 0 C, 150 0 C, dan 155 0 C. Pada pengujian Marshall dilakukan dengan 4 variasi suhu optimal dan variasi filler asbuton, dimana berat agregat untuk setiap sampel dibuat 1200 gram. Pada aspal campuran normal dibuat 2 sampel benda uji pada setiap suhu pemadatanya sehingga diperoleh 14 benda uji untuk campuran pemadatanya. Berdasarkan hasil pengujian Marshall diperoleh hubungan filler asbuton dengan parameter Marshall yaitu stabilitas, kelelahan, MQ, VMA, VFA dan VIM dengan variasi filler asbuton 1,13%, 1,6%, 2,01%, 2,25%, 2,56%, dan 3,1% terhadap suhu pemadatan 140 0 C, 145 0 C, 150 0 C, dan 155 0 C seperti yang diilustrasikan pada Gambar 8-13. Gambar 8. Hubungan Filler Asbuton dan Stabilitas Marshall Gambar 9. Hubungan Filler Asbuton dan Kelelehan Jurnal Kajian Teknik Sipil Volume 3 Nomor 1 35

Gambar 10. Hubungan Filler Asbuton dan MQ/Sisa Marshal Gambar 11. Hubungan Filler Asbuton dan VMA Gambar 12. Hubungan Filler Asbuton dan VFA Gambar 13. Hubungan Filler Asbuton dan VIM Hasil pengujian Marshall dengan nilai kadar aspal optimum (KAO) pada AC-WC sebesar 6,0%, dan Variasi Suhu pemadatan 140 0 C, 145 0 C, 150 0 C, dan 155 0 C dan variasi filler asbuton 1,13%, 1,6%, 2,01%, 2,25%, 2,56%, dan 3,1% diperoleh kadar optimum filler asbuton adalah 2,01% pada suhu pemadatan 150 0 C. Tabel 3. Hasil Optimum Filler terhadap Suhu Pemadatan Dengan menggunakan Kadar Optimum Aspal sebesar 6,0%, kadar optimum Filler Asbuton sebesar 2,01% dan suhu pemadatan 150 C dengan 3 (tiga) macam sampel pengujian yang di beri Jurnal Kajian Teknik Sipil Volume 3 Nomor 1 36

kode A-1, A-2, dan A-3 maka diperoleh nilai rata-rata parameter Marshall antara lain: nilai stabilitas 1204,03 kg, nilai kelelehan 3,11 mm, nilai MQ 346,04 kg/mm, nilai VIM 4,4%, nilai VMA 17,56%, nilai VFA 66,41%. Hasil pengujian Marshall pada AC-WC dengan Filler Asbuton 2,01 % dan suhu pemadatan 150 C dan merupakan campuran yang baik yang memenuhi standar spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi 3. Tabel 4. Hasil Pengujian Marshall Test AC-WC dengan Kadar Optimum Filler Asbuton Butir T.5/20 4. KESIMPULAN Dari hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Kadar optimum aspal dalam campuran AC-WC dengan pengujian Marshall sebesar 6,0%. 2. Hasil pengujian Marshall dengan nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) pada AC-WC sebesar 6,0%, dan Variasi Suhu pemadatan 140 0 C, 145 0 C, 150 0 C, dan 155 0 C dan variasi filler asbuton 1,13%, 1,6%, 2,01%, 2,25%, 2,56%, dan 3,1% diperoleh kadar optimum filler asbuton adalah 2,01% pada suhu pemadatan 150 0 C dengan nilai stabilitas 1204,03 kg, nilai kelelehan 3,11 mm, nilai MQ 346,04 kg/mm, nilai VIM 4,4%, nilai VMA 17,56%, nilai VFA 66,41%. Hasil pengujian Marshall pada AC-WC dengan Filler Asbuton 2,01 % dan suhu pemadatan 150 C dan merupakan campuran yang baik yang memenuhi standar spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi 3. 3. Berdasarkan hasil pengujian parameter Marshall pada AC-WC untuk suhu Pemadatan 150 C dan pengisi Filler 2,01 % merupakan campuran yang baik untuk proses pelaksanaan Pekerjaan konstruksi jalan sesuai spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi 3. 4. Kelebihan dari penggunaan Filler terhadap campuran sebagai berikut: Berdasarkan perbandingan nilai rata rata stabilitas, campuran laston dengan aspal Pen 60/70 dan filler dengan penambahan filler asbuton memiliki stabilitas lebih tinggi yaitu >1000 dibandingkan campuran laston dengan aspal minyak Pen 60/70 dan filler abu batu. Campuran laston dengan aspal pen 60/70 dengan tambahan filler asbuton bisa diggunakan karena nilai Flow, VIM dan VMA memenuhi syarat dengan menunjukan hasil yang lebih baik di bandingkan campuran laston dengan aspal Pen 60/70 tanpa tambahan filler asbuton. 5. Meningkatkan utilisasi penggunaan material alam dari asbuton sehingga lebih ekonomis. DAFTAR PUSTAKA Ali, Hadi, 2011, Karakteristik Campuran Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC) dengan Penggunaan Abu Vulkanik dan Abu Batu sebagai Filler, Jurnal Rekayasa Vol. 15 No.1 Heriyanto, dkk, 2015, Pengaruh Substitusi Asbuton Butir 20/25 pada Aspal Pen 60/70 terhadap Karakteristik Campuran Beton Aspal AC-WC, Jurnal Teknik Sipil Vol. 4 No.1, Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh Indriyati, Eva Wahyu, 2012, Kajian Perbaikan Sifat Reologi Visco-Elastic Aspal Dengan Penambahan Asbuton Murni Menggunakan Parameter Complex Shear Modulus, Tesis Program Studi Magister Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung. Kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Bina Marga, 2010, Campuran Beraspal Panas, Spesifikasi Umum Revisi 3. Nofrianto, Hendri dan Hendra, Zulfi, 2014, Kajian Campuran Panas Agregat (AC-BC) dengan Semen sebagai Filler berdasarkan Uji Marshall, Jurnal Momentum Vol.16 No.2, Jurusan Jurnal Kajian Teknik Sipil Volume 3 Nomor 1 37

Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Institut Teknologi Padang Ramdhani, Fitra, 2013, Evaluasi Reologi Campuran Aspal Pen 80/100 dan Bahan Modifikasi Asbuton Ekstraksi Penuh sebagai Dasar Penentuan Kadar Bahan Modifikasi Optimum, Tesis Program Studi Magister Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung Jurnal Kajian Teknik Sipil Volume 3 Nomor 1 38