PENERAPAN AKTIVITAS HANDBALL LIKE GAMES UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI AKTIVITAS BERMAIN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia terus di didik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang. 20 tahun 2003 terdapat tujuan pendidikan nasional yaitu untuk

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran, terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2008:61)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan pada Pasal 3, disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. Pendahuluan. berlangsung seumur hidup. Berdasarkan undang-undang No.20 tahun. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan manusia. indonesia perlu memiliki warga yang bermutu atau berkualitas tinggi.

memilih alat-alat peraga yang cocok.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aline Noor Fajrina,2014

Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan Jumlah Wakatu Aktif Belajar Saat Proses Belajar Mengajar Permainan Bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MELAKUKAN TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN PERMAINAN MODIFIKASI SISWA KELAS VIII A MTs NEGERI JOMBANG KAUMAN TAHUN 2015

prilaku hidup sehat peserta didik, dalam kehidupan sehari-hari (Suroto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi (Sapriya 2011:11).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Shinta Mustika, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang sangat berarti dalam kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan pendidikan akan menentukan nasib kehidupan bangsa yang berkaitan langsung dalam pembangunan kulitas sumber daya manusia, Pernyataan ini diperkuat oleh tujuan pendidikan nasional yang tercantum pada Undang-undang Republik Indonesia Dalam UU No.20 Tahun 2003 (dalam Afnil Guza 2008, hlm. 244), tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa : Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa. Proses belajar mengajar atau pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum dalam lembaga pendidikan agar siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan siswa menuju perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial budaya. Dengan pendidikan diharapkan supaya siswa dapat hidup mandiri sebagai

2 individu maupun makhluk sosial. Proses pembelajaran itu sendiri menekankan pada terjadinya interaksi antara peserta didik, guru, metode, kurikulum, sarana, dan aspek lingkungan yang terkait untuk mencapai kompetensi pembelajaran. Untuk mencapai kompetensi yang ingin dipenuhi akan tergantung pada proses belajar, karena proses belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok yang berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa. Hal ini disebabkan karena kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah lebih bersifat formal, dan direncanakan oleh guru dan pendidik lainnya. Dalam kegiatan belajar, akan terjadi bertambahnya perubahan tingkah laku yang bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar yang dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2010, hlm. 2) bahwa Belajar ialah sesuatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam proses belajar perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung pada faktor-faktor pendukung belajar yang mempengaruhi siswa. Faktor-faktor ini umumnya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berhubungan dengan segala sesuatu yang ada pada diri siswa yang menunjang pembelajaran, seperti inteligensi, bakat, kemampuan motorik panca indera, dan skema berpikir. Faktor ekstern merupakan segala sesuatu yang berasal dari luar diri siswa yang mengkondisikannya dalam pembelajaran, seperti pengalaman, lingkungan sosial, metode belajar-mengajar, strategi belajar-mengajar, fasilitas belajar dan dedikasi guru. Keberhasilan mencapai suatu tahap hasil belajar memungkinkannya untuk belajar lebih lancar dalam mencapai tahap selanjutnya. Dalam faktor-faktor yang mempengaruhi belajar motivasi termasuk

3 ke dalam faktor intern. Motivasi sangat berpengaruh untuk mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik serta mempunyai motivasi untuk berfikir, memusatkan perhatian, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan belajar, termasuk dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan motivasi sangat berperan penting sebab dapat mendorong individu untuk bergerak dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Keberadaan pendidikan jasmani telah diakui oleh pemerintah dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 37 (dalam Afnil Guza 2008, hlm. 261) bahwa : Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat : a. pendidikan agama; b. pendidikan kewarganegaraan; c. bahasa; d. matematika; e. ilmu pengetahuan alam; f. ilmu pengetahuan sosial; g. seni dan budaya; h. pendidikan jasmani dan olahraga; i. keterampilan/kejujuran; dan j. muatan lokal. Khususnya isi kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang menetapkan pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga sebagai mata pelajaran yang wajib diberikan di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan jasmani dan olahraga telah menjadi bagian integral dari proses pendidikan. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah (2006, hlm. 208) menyebutkan bahwa pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan terdapat beberapa ruang lingkup yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

4 aktivitas permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas, dan kesehatan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan salah satu ruang lingkup yang terdapat dalam kurikulum yaitu aktivitas permainan. Pendidikan jasmani selalu mengandung unsur bermain, aktivitas fisik, dan olahraga. Sebagaimana dikemukakan oleh Agus Mahendra (2009, hlm. 19) bahwa Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif. Aktivitas permainan dan olahraga merupakan salah satu aspek yang dipelajari dalam pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Permainan bola kecil dan permainan bola besar termasuk ke dalam aktivitas permainan dan olahraga. Permainan bola kecil di antaranya : tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, baseball, softball, kasti, dan lain sebagainya. Sedangkan permainan bola besar di antaranya : sepak bola, futsal, voli, basket, bola tangan dan lain sebagainya. Permainan bola tangan termasuk ke dalam permainan bola besar yang banyak mengandung unsur aktivitas bermain. Menurut Rowland, 1979 (dalam Didin Budiman dan Yudiana, 2008, hlm. 2-3) mengungkapkan bahwa : Permainan bola tangan adalah suatu permainan beregu yang dimainkan dengan cara melempar dan menangkap bola, serta menembakkan bola ke gawang. Dapat dimainkan oleh putra maupun putri, oleh semua orang dari segala usia. Bentuk permainan bola tangan dapat dikatakan merupakan gabungan permainan sepak bola dan bola basket (Haris, 1991). Peralatan utama yang dibutuhkan untuk permainan ini adalah satu buah bola dan dua buah gawang. Sehingga pada dasarnya permainan bola tangan adalah permainan yang sangat sederhana dan dapat dimainkan dan disenangi oleh semua tingkatan keterampilan semua orang. Berbagai jenis permainan olahraga seperti permainan bola kecil dan permainan bola besar dikelompokkan ke dalam : kelompok permainan invasi, kelompok permainan net, dan kelompok permainan sentuh. Permainan handball like games termasuk ke dalam permainan invasi. Dinamakan handball like

5 games karena permainan ini menyerupai permainan bola tangan. Menurut Yoyo Bahagia (2010, hlm. 26) mengemukakan bahwa : Handball like games adalah salah satu permainan yang masuk dalam kelompok permainan invasi. Dinamakan handball like games karena permainan tersebut berisi dengan berbagai aktivitas bermain yang menyerupai permainan bola tangan. Dalam aktivitasnya sarat dengan modifikasi-modifikasi, baik dalam aktivitasnya, aturan main, jumlah pemain, lapangan permainan, obyek permainan, cara memainkan dan sebagainya. Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk lebih memudahkan pada peserta didik tentang bagaimana bisa terlibat dalam permainan yang menyerupai handball ini. Pendekatan penyajian materi permainannya disampaikan secara didaktis dan metodis, sehingga peserta didik dapat mengikuti aktivitas tersebut tanpa kesulitan yang terlalu tinggi kesulitan yang terlalu tinggi. Di samping itu handball like games menggunakan fasilitas serta alat dan aturan yang dimodifikasi, diharapkan dengan modifikasi tidak mengurangi makna dari keterlibatan peserta didik dalam aktivitas pembelajaran dengan segala aspek yang terkandung di dalamnya meliputi domain psikomotor, kognitif dan afektifnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran jasmani di sekolah guru lebih sering menggunakan pendekatan teknik dalam melaksanakan pembelajarannya, hal ini dibenarkan berdasarkan hasil observasi penelitian Dhea Amelia Pratiwi (2013, hlm. 4) bahwa : Kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran penjas khususnya permainan bola basket yaitu pembelajaran kurang merangsang minat belajar atau tidak meningkatnya kemampuan siswa bermain ini disebabkan oleh pendekatan tradisional yang terlalu dominan sehingga waktu belajar terlalu banyak dihabiskan untuk latihan-latihan teknik dasar/drill oleh guru, sehingga siswa merasa bosan dan tidak mengalami proses permainan yang sebenarnya. Sehingga dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan siswa sering merasa cepat jenuh karena pendekatan guru yang masih cenderung ke penekatan teknik. Hal tersebut akan mempengaruhi motivasi siswa untuk

6 belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan agar motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani tidak berkurang maka dilakukan penerapan aktivitas handball like games. Selain itu dengan menggunakan pendekatan bermain motivasi anak untuk mengikuti pembelajaran juga akan bertambah. Karena dalam belajar motivasi itu sangat penting dan sangat menentukan keberhasilan belajar. Seperti yang dikemukakan Sardiman A. M. (2011, hlm. 84) bahwa Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Dalam teori motivasi terdapat dua bentuk motivasi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Menurut Yusuf Hidayat (2008, hlm. 57-58) bahwa : Motivasi intrinsik adalah dorongan yang bersumber dari dalam diri siswa atau altlet yang menyebabkannya berpartisipasi dalam suatu aktivitas. Ketika siswa atau atlet merasakan kesenangan dan kepuasan atas keterlibatannya dalam aktivitas olahraga maka siswa atau atlet tersebut termotivasi secara intrinsik. Adapun motivasi ekstrinsik diartikan sebagai dorongan yang bersumber dari luar yang menyebabkan siswa atau atlet berpartisipasi dalam suatu kegiatan olahraga. Jika keterlibatannya dalam aktivitas olahraga didasari oleh harapan ingin menjadi juara dan memperoleh medali, hadiah, atau penghargaan dari pihak lain, maka siswa atau atlet tersebut termotivasi secara ekstrinsik. Oleh sebab itu dengan penerapan aktivitas handball like games disertai penggunaan pendekatan bermain akan menambah motivasi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya permainan bola tangan juga akan ikut meningkat. Hal itu disebabkan karena permainan bola tangan merupakan permainan yang tergolong baru apalagi di tingkat sekolah dasar maka jika penerapan aktivitas handball like games diberikan pada siswa sekolah dasar akan menambah motivasi siswa dalam belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Selain itu siswa akan merasakan kesenangan dan kepuasan atas keterlibatannya dalam aktivitas olahraga, serta jika diberikan pendekatan bermain siswa akan termotivasi untuk menjadi juara dan memperoleh

7 penghargaan dari guru dan teman-temannya. Hal tersebut yang akan memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah khususnya pembelajaran permainan bola tangan, maka dilatar belakangi hal tersebut penulis mengambil judul Penerapan Aktivitas Handball Like Games untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Permainan Bola Tangan B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan peneliti mengidentifikasi beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu : 1. Kurangnya pendekatan bermain pada saat pembelajaran sehingga motivasi siswa dalam pembelajaran berkurang. 2. Siswa mengalami kejenuhan pada saat pemberian materi yang mengakibatkan siswa tidak memperhatikan penjelasan materi dari pengajar. 3. Siswa kurang mengenal permainan bola tangan 4. Tingkat ketertarikan siswa terhadap pembelajaran bola tangan sangat rendah. 5. Tingkat motivasi belajar siswa dalam pembelajaran permainan bola tanga masih rendah. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah Apakah penerapan aktivitas handball like games dapat meningkatkan motivasi belajar permainan bola tangan? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar permainan bola tangan.

8 E. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang baik, baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu : 1. Manfaat Teoritis Dapat menambah pengetahuan di bidang pembelajaran permainan khususnya handball like games dan dapat menambah pengetahuan tentang permainan bola tangan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa, dalam aktivitas handball like games dapat menambah motivasi belajar permainan bola tangan pada siswa. b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman guru dalam memberikan materi pendidikan jasmani sehingga mudah dicerna siswa. c. Bagi peneliti, dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti sehingga akan bermanfaat di masa mendatang. d. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan memberikan wawasan dan pengalaman tentang proses belajar pendidikan jasmani dengan menggunakan penerapan permainan handball like games sehingga dapat diaplikasikan saat pembelajaran di sekolah. F. Batasan Penelitian Untuk membatasi penelitian ini agar lebih spesifik, maka penulis membatasi masalahnya sebagai berikut : 1. Penelitian difokuskan pada peningkatan motivasi belajar permainan bola tangan siswa. 2. Permainan yang dijadikan model penelitian adalah handball like games.

9 3. Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan bermain. 4. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. 5. Subyek penelitian ini adalah Siswa kelas VI SDN Sukarasa 3 dan 4 Kota Bandung. G. Definisi Operasional Agar tidak terdapat kesalah pahaman dan menghindari penafsiran yang salah dalam penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan mengenai istilah-istilah yang penting. Adapun istilah yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya : 1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007, hlm. 1258), Penerapan diartikan pemasangan; pengenaan; perihal mempraktekan. Penerapan yang dimaksud adalah penerapan pembelajaran yang penulis gunakan dalam penelitian, yaitu penerapan aktivitas Handball Like Games. 2. Menurut Slameto (2010, hlm. 2) Belajar ialah sesuatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 3. Menurut Yusuf Hidayat (2008, hlm. 55) Adapun motivasi adalah proses aktualisasi dari sumber penggerak atau pendorong tersebut. Motivasi sebagai proses psikologis adalah refleksi kekuatan interaksi antara kognisi, pengalaman dan kebutuhan. 4. Menurut Sukintaka (1992, hlm. 1) Bermain merupakan kata kerja sedangkan permainan merupakan kata benda. Anak bermain berarti anak mengerjakan sesuatu permainan, sedang permainan merupakan sesuatu yang dikenai bermaian. 5. Menurut Yoyo Bahagia (2010, hlm. 26) Handball like games adalah salah satu permainan yang masuk dalam permainan invasi. Dinamakan handball like games karena permainan tersebut berisi dengan berbagai aktivitas bermain yang menyerupai permainan bola tangan.

10 6. Menurut Ridwan Haris (1991, hlm. 3) Permainan bola tangan adalah suatu permainan beregu dan dapat dimainkan oleh anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua. Bentuk permainan bola tangan dapat dikatakan merupakan penggabungan antara permainan sepak bola dan bola basket. Peralatan utama yang digunakan dalam permainan bola tangan adalah sebuah bola dan dua buah gawang. 7. Menurut Didin Budiman dan Yunyun Yudiana (2008, hlm. 8) Pendekatan bermain merupakan pendekatan yang menekankan pada permainan dan hanya sebagian kecil waktu dipergunakan untuk latihan teknik secara khusus.