5. Kebijakan Perdagangan Internasional Kebijakan perdagangan internasional muncul karena meluasnya jaringanjaringan hubungan ekonomi antarnegara.

dokumen-dokumen yang mirip
Materi Minggu 5. Kebijakan Ekonomi & Perdagangan Internasional Pengertian, Instrumen dan Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional

KEBIJAKAN EKONOMI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1

KEBIJAKAN EKONOMI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

III KERANGKA PEMIKIRAN

Kebijakan Ekonomi & Perdagangan Internasional. By: Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI

TIMBULNYA BISNIS INTERNASIONAL

BAB VII Perdagangan Internasional

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

ekonomi Sesi PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. KONSEP DASAR a. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN DAMPAKNYA

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL Dumping dan Anti Dumping

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, mendorong

BAB II LANDASAN TEORI. ketentuan yang berlaku (Rinaldy, 2000: 77). Dalam aktivitas ekspor ada beberapa tahapan - tahapan yang

BAB I PENDAHULUAN. implikasi positif dan negatif bagi perkembangan ekonomi negara-negara

Universitas Bina Darma

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan aspek yang sangat penting dalam. perekonomian setiap Negara di dunia. Tanpa adanya perdagangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ekspor dan impor suatu negara terjadi karena adanya manfaat yang diperoleh

ERD GANGAN INTERNA INTERN SIONA SION L

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Ekonomi Internasional

FUNGSI KEPABEANAN Oleh : Basuki Suryanto *)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sarnowo dan Sunyoto (2013:1) permintaan adalah jumlah barang

SIAPA YANG DIUNTUNGKAN DALAM PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS?

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah. mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai

NERACA PERDAGANGAN DAN NERACA PEMBAYARAN


MAKALAH DEVISA DAN DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL LENGKAP

PRINSIP-PRINSIP PERDAGANGAN DUNIA (GATT/WTO)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG TINDAKAN ANTIDUMPING, TINDAKAN IMBALAN, DAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

SISTEM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

EKONOMI INTERNASIONAL

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN TENTANG TINDAKAN ANTIDUMPING, TINDAKAN IMBALAN, DAN TINDAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

LKS PERDAGANGAN INTERNASIONAL VERSI MS. WORD

Sessi. Dosen Pembina:

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tidak sekedar di tunjukan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi. perekonomian kearah yang lebih baik. (Mudrajad,2006:45)

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh keuntungan dari mengekspor dan mengimpor.

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan relatif pesat. Beberapa perubahan tersebut ditandai oleh: (1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masingmasing

VIII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk kemudian didatangkan ke negara tersebut dengan tujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis yang berkembang sangat pesat. perhatian dunia usaha terhadap kegiatan bisnis

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

Makalah Perdagangan Internasional BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PENUTUP. IV.1 Kesimpulan

15. Mata Pelajaran Ekonomi Untuk Paket C Program IPS

Praktek Dumping. Abstraksi

KEBIJAKAN HARGA. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen : Kebijakan Harga_2. Julian Adam Ridjal, SP., MP.

KAPSEL-M2: LINGKUNGAN PERUSAHAAN : SEGALA FAKTOR EKSTERN YANG MEMPENGARUHI ORGANISASI DAN KEGIATANNYA.

BAB I PENDAHULUAN. pajak impor dan ekspor, melainkan menahan diri dari tindakan yang khusus

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan kekuatan permintaan dan penawaran (Waluya, 2003)

DUMPING DAN ANTI-DUMPING SEBAGAI BENTUK UNFAIR TRADE PRACTICE DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BISNIS GLOBAL. Kata kunci : Bisnis, perdagangan, global

Key Words: Indications, Practice of Dumping, Laws

Menerjang Arus Globalisasi ACFTA dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan global merupakan aspek penting dalam perekonomian di setiap

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. faktor, di Indonesia sendiri banyak yang mengemukakan bahwa faktor-faktor

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kerjasama perdagangan Indonesia dengan Thailand. AFTA, dimana Indonesia dengan Thailand telah menerapkan skema

PP 34/1996, BEA MASUK ANTIDUMPING DAN BEA MASUK IMBALAN BEA MASUK ANTIDUMPING DAN BEA MASUK IMBALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1996 TENTANG BEA MASUK ANTIDUMPING DAN BEA MASUK IMBALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN SELAMA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 1. perubahan perilaku konsumsi dan transaksi dan sebagainya.

INTERNASIONALISASI : TEORI DAN PERKEMBANGAN. PEMASARAN INTERNASIONAL MINGGU KEDUA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. FAKULTAS EKONOMI UNIV.

SILABUS OLIMPIADE EKONOMI. : 120 menit tingkat kabupaten/kota dan provinsi. 150 menit tingkat nasional

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1996 TENTANG BEA MASUK ANTIDUMPING DAN BEA MASUK IMBALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1992 Ekonom

ANALISIS PERBANDINGAN KD-KD KURIKULUM 2006 DENGAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. pertumbuhan produksi pertanian tidak sebesar laju permintaan pangan. Tabel 1.1

Materi Minggu 2. Pengaruh Ekonomi Internasional Terhadap Keseimbangan Ekonomi

HASIL DAN PEMBAHASAN

68. Mata Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol.7, No.1, (Juli 2013), 2. (Bogor, Ghalia Indonesia, 2005), 1.

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg

Teori-teori Ekonomi Bisnis Internasional

MULTILATERAL TRADE (WTO), FREE TRADE AREA DI TINGKAT REGIONAL (AFTA) ATAU FREE TRADE AGREEMENT BILATERAL

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perdagangan antar negara. Nopirin (1996:26) mengatakan bahwa perdagangan internasional

ABSTRAK. Kata kunci : WTO (World Trade Organization), Kebijakan Pertanian Indonesia, Kemudahan akses pasar, Liberalisasi, Rezim internasional.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka

Transkripsi:

5. Kebijakan Perdagangan Internasional Kebijakan perdagangan internasional muncul karena meluasnya jaringanjaringan hubungan ekonomi antarnegara. Sehingga dapat juga disimpulkan Kebijakan Perdagangan Internasional adalah segala tindakan negara/pemerintah, baik langsung ataupun tidak langsung untuk memengaruhi struktur, arah, komposisi, serta bentuk perdagangan luar negeri atau kegiatan perdagangan. Adapun kebijakan yang dimaksud bisa berupa tarif, larangan impor, kuota, dumping dan berbagai kebijakan lainnya. Seperti yang disampaikan dalam link video berikut: https://bit.ly/2esvx61 Secara umum kebijakan perdagangan internasional dapat dijabarkan sebagai berikut. a) Politik Proteksi Politik Proteksi merupakan kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry) dari persaingan-persaingan barang-barang impor. Tujuan Kebijakan proteksi adalah 1) mengoptimalkan produksi dalam negeri 2) memelihara tradisi nasional 3) memperluas lapangan kerja 4) menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan dapat terganggu jika bergantung pada negara lain. 5) menghindari risiko yang mungkin terjadi jika hanya menggantungkan diri pada satu komoditi andalan. Politik Proteksi dalam kebijakan perdagangan internasional dapat dilakukan melalui kebijakan sebagai berikut: 1) Tarif dan Bea Masuk Tarif adalah sebuah pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah pabean (costum area). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk. Dengan penerapan bea masuk yang besar atas barang-barang dari luar negeri, memiliki tujuan untuk memproteksi industri dalam

negeri sehingga diperoleh pendapatan negara. Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor dengan prosentase tertentu dari harga barang yang diimpor. Akibat dan pengenaan tarif dan bea masuk barang impor adalah : Harga barang impor naik, Sehingga produksi dalam negeri menjadi lebih bisa bersaing (karena lebih murah), Kemudian karena produksi dalam negeri mampu menyaingi barang impor maka diharap impor barang menjadi turun. Ada tiga macam penentuan Tarif dan bea masuk, yaitu : 1) Bea ekspor (export duties) merupakan pajak/ bea yang dikenakan kepada barang yang diangkut menuju negara lain (diluar costum area) 2) Bea impor (import duties) merupakan pajak/ bea yang dikenakan kepada barang-barang yang masuk dalam suatu negara (tom area) 3) Bea transito (transit duties) merupakan pajak / bea yang dikenakan kepada barang-barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut ke negara lain. Gambar 4. Kegiatan eksport import Indonesia Sumber: https://goo.gl/images/aiuipk Gambar 4 menunjukkan contoh jaringan eksport dan import yang dilakukan oleh Indonesia. Dalam kegiatan eksport import Indonesia memiliki hak untuk menentukan kebijakan dalam

kegiatannya. Kegiatan yang dimaksud yaitu kegiatan perdagangan internasional baik itu berupa barang ataupun jasa. 2) Subsidi Subsidi merupakan kebijakan pemerintah untuk membantu mengurangi sebagian biaya produksi per unit barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen dalam negeri bisa memasarkan barangnya lebih murah dan dapat bersaing dengan barang impor. Subsidi yang diberikan dapat berupa tenaga ahli, mesin-mesin, peralatan, fasilitas kredit, keringanan pajak, dll.kebijakan subsidi biasanya juga diberikan untuk menurunkan biaya produksi barang yang menjadi komoditas ekspor, sehingga diharapkan harga jual produk dapat lebih murah dan dapat bersaing di pasar internasional. Tujuan dari subsidi ekspor adalah untuk mendorong jumlah ekspor, karena eksportir dapat memasarkan produknya dengan harga yang lebih rendah. Harga jual dapat diturunkan sebesar subsidi tadi. Namun tindakan ini dianggap sebagai persaingan yang tidak jujur dan dapat menjurus kea rah perang subsidi. Hal ini karena semua negara ingin mendorong ekspornya dengan cara memberikan subsidi. 3) Dumping Dumping merupakan kebijakan pemerintah untuk mengadakan diskriminasi harga, yakni produsen menjual barang di luar negeri dengan harga yang lebih murah dari dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara pengimpor kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif impor yang lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling duties hal tersebut dilakukan untuk melindungi industri yang sejenis di negara pengimpor.

Kebijakan dumping sendiri biasanya hanya berlaku sementara, harga produk akan dinaikkan sesuai dengan harga pasar setelah berhasil merebut dan menguasai pasar internasional. Biasanya kebijakan dumping dilakukan dengan tujuan untuk mematikan persaingan di luar negeri. Setelah persaingan di luar negeri mati maka harga di luar negeri akan dinaikkan untuk menutup kerugian sewaktu melakukan kebijakan dumping. Namun, pelaksanaan politik dumping dalam praktik perdagangan internasional dianggap sebagai tindakan yang tidak terpuji (unfair trade) karena dapat merugikan negara lain. Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu: 1) Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat membeli barang dari luar negeri. 2) Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar dibanding luar negeri, sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri. 4) Kuota atau Pembatasan Impor Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang yang masuk dari luar negeri. Akibat dari kebijakan kuota dan pembatasan impor biasanya akan terjadi : Jumlah barang di pasar turun, Harga barang naik, Produksi dalam negeri meningkat, dan Impor barang turun. Tujuan diberlakukannya kebijakan kuota impor atau pembatasan impor di antaranya adalah: 1) Untuk mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna mencapai stabilitas harga di dalam negeri. 2) Untuk menjamin tersedianya barang-barang di dalam negeri dalam proporsi yang cukup. 3) Melindungi produksi dalam negeri dari serbuan produk luar negeri.

5) Pelarangan Impor Kebijakan ini dimaksudkan untuk melarang masuknya produkproduk asing ke dalam pasar domestik. Kebijakan ini biasanya dilakukan karena alasan politik dan ekonomi. untuk alasan ekonomi pelarangan impor biasanya bertujuan untuk melindungi produksi dalam negeri dan meningkatkan produksi dalam negeri. Dampak pelaksanaan kebijakan larangan impor: 1) Menghindari/mengurai defisit neraca pembayaran 2) Melindungi perusahan dalam negri dari kebangkrutan b) Politik Autarki Politik autarki merupakan kebijakan perdagangan internasional dengan tujuan untuk menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh ekonomi, militer mapun politik. sehingga kebijakan ini berlawanan dengan prinsip perdagangan internasional yang mendorong adanya perdagangan bebas. Contohnya adalah seorang importir harus membeli uang dollar terlebih dahulu sebelum melaksanakan pembayaran, kemudian membayarkannya kepada eksportir di Amerika. c) Politik Dagang Bebas Politik dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan perdagangan bebas antar negara. Alasan diberlakukannya kebijkan perdagangan bebas ini adalah bahwa perdagangan bebas dapat mendorong setiap Negara melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang, sehingga barang suatu negara memiliki keunggulan komparatif dibandingkan Negara lain. Misalnya dengan FTA. FTA adalah singkatan dari perjanjian yang disebut Free Trade Agreement atau Perjanjian Perdagangan Bebas. Banyak orang yang sudah mengetahui istilah tersebut, tetapi mungkin masih belum banyak yang mengerti benar mengenai substansi dari FTA dan apa dampaknya bagi

masyarakat. Meskipun, FTA sangat mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia dan dampaknya dirasakan oleh penduduk, baik di pedesaan dan perkotaan. FTA adalah perjanjian antara dua negara atau lebih untuk membangun sebuah area perdagangan bebas di mana perdagangan dalam bentuk barang dan jasa dapat dilakukan dengan melampaui batas-batas umum (misalnya batas geografis), tanpa tarif atau penghalang. Baru-baru ini dalam sebuah FTA tidak hanya menyepakati mengenai barang dan jasa saja, namun juga menyangkut mengenai Hak atas Kekayaan Intelektual dan Investasi. Sehingga, cakupan FTA menjadi sangat luas. Pernahkah kamu membayangkan bahwa dengan adanya FTA, petani akan tidak mampu lagi menanam benih tanamannya sendiri? Pernahkah kamu berpikir bahwa dengan adanya FTA akan mematikan usaha-usaha kecil, seperti toko kelontong atau warung rokok? Ya, dengan adanya perdagangan yang bebas tanpa batas akan memungkinkan bagi supermarket besar untuk berdiri bersebelahan dengan warung rokok Bu Darmi atau toko kelontong Pak Memet.