BAB II Uraian Teoritis Tentang Kepariwisataan dan Kebudayaan. 2. 1 Pengertian Pariwisata Kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yakni ; pari dan wisata. Pari artinya dari dan ke, sedangkan wisata artinya perjalanan atau kunjungan. Jadi kata pariwisata dapat didefinisikan yaitu suatu perjalanan atau kunjungan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pengertian tentang pariwisata muncul pada akhir abad ke-17 pada masa De St Maurice menerbitkan buku petunjuk The true guide for foreigners travelling in France, to appreciate its beauties, learn the language and take axcercise. Buku ini pada dasarnya sebagai buku pegangan (pocket book) untuk belajar bahasa Perancis, tetapi kerana isinya petunjuk perjalanan bagi orang asing untuk menikmati keindahan alam, maka lama kelamaan menjadi buku petunjuk perjalanan. Perjalanan ada dua, iaitu le petit tour (perjalanan kecil meliputi kota Paris dan kawasan Barat Daya Perancis ) dan le Grand tour (perjalanan besar meliputi kawasan-kawasan Perancis lainnya). Aktifitas perjalanan menimbulkan pengertian istilah tour untuk menyatakan perjalanan, dan touriste untuk menyatakan orang yang melakukan perjalanan untuk menikmati keindahan alam, (Soekadijo, 2000: 4).
Pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang membentuk percepatan globalisasi dimana terjadi pertukaran pengalaman dan usaha untuk memahami kebudayaan yang berbeda, tanpa dibatasi oleh tempat. Pariwisata juga merupakan suatu fenomena yang relative masih baru maka banyak masalah yang belum terselesaikan dengan tuntas. Salah satu masalah tersebut adalah mengenai siapa yang dianggap sebagai wisatawan dan siapa yang tidak. Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Menurut Marpaung dan Bahar (Dalam Richard Sihite, 2000:46-47) mengatakan:... pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Definisi yang lebih luas oleh Kodhyat (1983:4) mengatakan: Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Manakala menurut pendapat James J.Spillane (1982:20) mengatakan... pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan memperolehkan kenikmatan, mencari kepuasan,
mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain. Pengertian pariwisata berdasarkan UU no 10 tahun 2009 adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. 2. 2 Pengertian Kepariwisataan Pada dasarnya kata kepariwisataan berasal dari kata pariwisata menjadi kepariwisataan, hal seperti ini sudah menjadi kebiasaan untuk memberikan pengertian yang lebih luas lagi, bagi suatu kata atau pengertian jamaknya. Maka kepariwisataan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata yang dalam bahasa Inggris disebut tourism. Menurut UU no 10 tahun 2009 memberikan pengertian bahwa kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha. 2. 3 Pengertian Industri Pariwisata Bila orang mendengar kata industri, gambaran dari kebanyakan orang tentang suatu industry adalah suatu bangunan pabrik yang mempunyai cerobong asap dengan menggunakan mesin-mesin dalam proses produksinya. Ini adalah gambaran industry pada umumnya, tetapi industri pariwisata jauh berbeda dengan itu.
G. A. Schmoll dalam bukunya Tourism Promotion memberi batasan tentang industry pariwisata sebagai berikut: Tourism is a highly decentralized industry consisting of enterprises different in size, location, function, type organization, range of service provided and method used to market and sell them. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industry yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa atau produk yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan itu tidak hanya dalam jasa yang dihasilkan, tetapi juga dalam besarnya perusahaan, lokasi tempat kedudukan, letak geografis, fungsi, bentuk organisasi yang mengelola dan metode arau cara pemasarannya. Prof. Hunziker memberikan rumusan definisi industry pariwisata sebagai berikut: Tourism enterprises are all business entities which, by combining various means of production, provide goods and services of a specifically touristnature. Pengertian industri pariwisata akan semakin lebih jelas bila kita mempelajarinya dari jasa atau produk yang dihasilkannya atau pelayanan yang diharapkan wisatawan bilamana ia sedang dalam perjalanan atau perlawatannya. Dengan tujuan ini akan terlihat tahap-tahap di mana konsumen (wisatawan) memerlukan pelayanan (service) tertentu. Pendekatan ini beranggapan bahwa produk dari industri pariwisata adalah semua jasa yang diberikan oleh macammacam perusahaan, semenjak seseorang wisatawan meninggalkan tempat kediamannya, sampai di tempat tujuan, hingga kembali ke tempat asalnya.
Dapat dibayangkan betapa banyaknya jasa-jasa yang diperlukan oleh wisatawan kalau hendak melakukan perjalanan pariwisata, semenjak ia berangkat sampai ia kembali ke rumah kediamannya. Jasa-jasa yang dibutuhkan wisatawan tersebut tidak hanya dihasilkan oleh satu perusahaan saja, tetapi oleh banyak dan macam-macam perusahaan. Jadi ada serangkaian jasa-jasa yang diperlukan wisatawan, oleh karena itu produk industri pariwisata adalah merupakan suatu package, baik perjalanan itu diurus oleh travel agent atau tidak. Pengertian ini akan lebih jelas lagi kalau membeli suatu inclusive package tour bila hendak melakukan perjalanan pariwisata. Industri pariwisata juga istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua cabang perekonomian yang produksinya baik barang-barang maupun jasa-jasa digunakan untuk memenuhi permintaan wisatawan asing maupun dalam negeri. Dalam UU no 10 tahun 2009, tercantum pengertian industri pariwisata yaitu kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait Dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Industri pariwisata juga memiliki pengertian yaitu kumpulan dari macammacam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasajasa (goods and services) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya. Dalam buku Pengantar Pariwisata Indonesia yang diterjemahkan oleh Direktur Jenderal Pariwisata (1976: 40-41) disebutkan antara lain bahwa: kata industri menganvung pengertian suatu rangkaian perusahaan-perusahaan yang
menghasilkan barang (product) tertentu. Produk wisata sebenarnya bukan merupakan suatu produk nyata, melainkan rangkaian jasa-barang yang tidak hanya mempunyai segi-segi yang bersifat ekonomis, tetapi juga segi-segi yang bersifat social dan psikologis serta alam. Jasa-jasa yang diusahakan oleh berbagai perusahaan itu terkait menjadi suatu produk wisata. Sebagai industri, maka rangkaian perusahaan yang biasa merupakan unsur industri pariwisata ialah: perusahaan-perusahaan penginapan, angkutan wisata, biro perjalanan, restoran dan perusahaan hiburan. 2. 4 Motivasi Perjalanan Wisata Motivasi berwisata bila diartikan sama halnya dengan dorongan untuk melakukan perjalanan. Sebelum penulis melanjutkan uraian tersebut, mungkin akan timbul pertanyaan yang berbunyi seperti ini; hal-hal apa sajakah yang mendorong manusia untuk melakukan perjalanan? atau mengapa manusia melakukan perjalanan?. Untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut penulis tidak terlepas dari sejarah secara sepintas mengenai kepariwisataan yang telah penulis kemukakan dalam bab ini. Untuk lebih jelasnya penulis mengutip kembali apa yang telah dikemukakan oleh; Nyoman S. Pendit dalam bukunya yang berjudul : Pengantar Ilmu Kepariwisataan, terbitkan Pradya Paramita, Jakarta, tahun 1967. Mobilitas manusia didorong oleh berbagai dorongan kebutuhan yang biasa disebutkan dengan istilah motivasi. Motivasi dimaksud digolongkan sebagai berikut :
1. Dorongan kebutuhan dagang atau ekonomi. 2. Dorongan kebutuhan kepentingan politik. 3. Dorongan kebutuhan keamanan. 4. Dorongan kebutuhan kesehatan dan pemukiman. 5. Dorongan kebutuhan keagamaan, pendidikan/studi. 6. Dorongan minat kebudayaan, hubungan keluarga dan untuk rekreasi. Bukti sejarah telah menyatakan bahwa sejak dahulu manuusia telah bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Ciri ini selalu tampak pada pola kehidupan manusia sebagai bangsa primitif maupun modern. Pada hakekatnya mobilitas manusia merupakan salah satu sifat utama kehidupan manusia itu sendiri yang tidak pernah puas terpaku pada suatu tempat saja untuk memenuhi kehidupannya, baik itu kebutuhan akan jasmani maupun rohani. Arus wisatawan yang datang dari luar negeri maupun pengunjung dari dalam negeri serta pengunjung lokal, yang berkunjung ke daerah objek wisata Pulau Samosir sudah tentu tidak akan berhenti pada satu tempat saja, tetapi selalu saja ingin mengetahui dan mengelilingi segala tempat yang indah di sekitar Pulau Samosir, baik itu mengenai masyarakat, adat istiadat, kesenian daerahnya dan lain sebagainya. Perlu diingat bahwa manusia di muka bumi ini mempunyai satu kesamaan sifat yaitu rasa ketidak puasan dan mudah merasa bosan. Kalaulah hanya keindahan alam Danau Toba saja yang dilihat dan disaksikan setiap harinya, niscaya para wisatawan akan cepat merasa bosan dan jenuh.