BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN

Bagan 3.1 Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam. Dalam bab ini peneliti akan menggunakan Analisis Wacana yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III ANALISIS WACANA. analisis teks media diantaranya analisis wacana (discourse analysis), analisis

BAB III METODE PENELITIAN. latar dan individu secara holistic yang disebut dengan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa masjid di Surabaya, sebagaimana seseorang peneliti dalam kegiatan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari

A. Pendekatan dan Jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. disebut: Science Research Method. Metodologi berasal dari kata methodogy,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. empiris (bisa diamati indra manusia) dan siste matis (menggunakan tahapan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. suatu kebenaran yang sesuai dengan target dan tujuan. Seorang peneliti perlu

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

Gambar 3.3 Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode analisis wacana kritis atau juga disebut dengan critical

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik

BAB I PENDAHULUAN. LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), kemudian berubah nama menjadi PT Bank

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA

BAB III METODE PENELITIAN. Science Researt Method. Metodelogi berasal dari kata methodology,

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Metodologi dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoretis. yang rumit dengan peristiwa dan situasi lain.

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung Lautan Api untuk nama Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage,

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari firman Allah yang terdokumentasikan dalam mushhaf al-quran, yaitu

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Komunikasi Massa

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan hasil penelitian struktur teks van Dijk.

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penyampaiannyalah yang berbeda (Djuroto, 2002:9). Masing-masing mempunyai

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

SKRIPSI. Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Diajukan oleh: Agatha Rebecca Rajagukguk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian merupakan usaha untuk menangkap gejala-gejala alam dan

WACANA PENCITRAAN KINERJA ANGGOTA DPR PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT (Analisis Wacana Kritis)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pidato sebagai Media Penyampaian Makna Komunikasi. kebersamaan atau kesamaan makna.

BAB II SEMIOTIK. A. Sistem Kerja Semiotik dalam Penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Seringkali kita jumpai dalam ajang peragaan busana banyak memamerkan

Bab III. Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tertentu sesuai dengan apa yang akan dikaji atau diteliti secara ilmiah. Ada dua

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

KONSTRUKSI WACANA TEKS PEMBERITAAN KEKERASAN PEREMPUAN PADA PROGRAM TALKSHOW SUDUT PANDANG DI METRO TV EPISODE KETIKA RUMAH TAK LAGI AMAN SKRIPSI

BAB II. Tinjauan Teoritis

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu. model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma-paradigma

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi tentang pengunduran diri seseorang dan faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. musik, pemilihan instrumen musik, dan cara ia membawakannya. Musik adalah

BAB III. Metode Penelitian. Seperti halnya ilmu-ilmu sosial yang menjadi induk, ilmu dan penelitian

BAB 2 KERANGKA TEORI 2.1. Media massa

IMPLEMENTASI VISI DAN MISI TELEVISI LOKAL DI KOTA MEDAN (Studi Analisis Isi DAAI TV Medan Dalam Program Siaran Lokal) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu kajian dalam mempelajari peraturanperaturan yang terdapat dalam penelitian (Usman&Akbar, 2008:41). Metode dalam penelitian juga diartikan sebagai suatu cara teknis yang dilakukan dalam proses penelitian (Mardalis,2007:24). Berdasarkan penjelasan diatas, dalam bab ini akan dijelaskan metode penelitian meliputi: jenis pendekatan, jenis penelitian, unit amatan dan unit analisis, proses pengumpulan data hingga pengolahan atau analisis data. 3.1 Jenis Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan pendekatan analisis wacana. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang lebih menekankan pada interpretatif dan obyektif, sehingga pendekatan kulitatif digunakan untuk menginterpretasikan secara obyektif mengenai wacana kepemimpinan Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo dalam tayangan Mata Najwa episode Pejabat Kekinian. Pendekatan analisis wacana digunakan untuk menguak wacana kepemimpinan Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo, untuk itu digunakan dimensi teks analisis wacana kritis model Van Dijk (Eriyanto, 2007:225), yaitu : 1. Struktur makro merupakan makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik/ tema yang diangkat oleh suatu teks. 2. Superstruktur merupakan kerangka suatu teks,seperti bagian pendahuluan, isi, penutup dan kesimpulan bersifat skematik (bagaimana bagian daan urutan teks sikemakan dalam keseluruhan teks utuh). 3. Struktur mikro merupakan makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks. Bersifat semantik (makna yang ingin ditekankan dalam teks), sintaksis (bagaimana kalimat dibentuk dan disusun), stilistik (bagaimana pilihan kata yang dipakai), retoris (bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan dalam teks). 31

Penelitian terhadap tayangan Mata Najwa episode Pejabat Kekinian akan difokuskan atas tiga struktur teks di atas, yaitu pengamatan terhadap isi tayangan berdasarkan tema kepemimpinan dan bagaimana tema itu di dukung oleh susunan kata dan kalimat dalam tayangan tersebut. Alasan peneliti menggunakan analisis wacana model Van Dijk, karena model Van Dijk juga melihat kognisi sosial unit amatan dan konteks sosial di mana unit amatan itu muncul. Dari kognisi sosial inilah, Van Dijk menganalisis bagaimana seseorang mendengar dan membaca keadaan, bagaimana peristiwa tersebut dimengerti, dimaknai dan ditampilkan dalam pikiran. Sedangkan dari konteks sosial, menganalisis kondisi sosial atau keadaan politik yang sedang berkembang di tempat unit amatan berada. Dari kedua inilah, yang akhirnya membuatnya analisis wacana kritis model Van Dijk paling memenuhi lima karakteristik analisis wacana kritis untuk penelitian ini. 3.2 Jenis Penelitian Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Jenis penelitian deskriptif adalah penelitian secara sistematis tentang fakta fakta dan fenomena dari obyek yang diteliti (Kriyantono, 2007:69). Jenis penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti (Mardalis, 2007:26). Sesuai dengan penjelasan diatas, jenis penelitian deskripsi digunakan sebagai proses melihat permasalahan penelitian dengan menggambarkan, menganalisa dan menginterpretasikan sebuah wacana. Penelitian ini ingin menggambarkan wacana kepemimpinan Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo dalam tayangan Mata Najwa episode Pejabat Kekinian yang ditunjukkan dari kata/ kalimat yang berkaitan dengan kepemimpinan, yang sebelumnya telah dipilah menggunakan teori kepemimpinan menurut Ordway Tead & George R Terry. 3.3 Unit Amatan dan Unit Analisis Tahapan penting dalam penelitian adalah mengumpulkan data atau informasi yang dibutuhkan. Sebelum mengumpulkan data, terlebih dahulu dipilih unit yang akan diamati dan yang akan dianalisa. Unit amatan adalah sesuatu yang dijadikan sumber 32

untuk memperoleh data dalam rangka penggambaran/ menjelaskan tentang satuan analisis. Unit analisa adalah hakekat dari populasi yang tentangnya hasil penelitian diberlakukan (Ihalauw,2003:174). Unit amatan dalam penelitian ini berupa teks dari percakapan-percakapan serta filler dalam tayangan Mata Najwa episode Pejabat Kekinian, karena tayangan tersebut merupakan sumber data dalam penelitian ini. Sedangkan unit analisa penelitian ini adalah gaya kepemimpinan Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo. 3.4 Jenis Data Jenis data penelitian kualitatif adalah tampilan yang berupa kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, benda-benda yang diamati sampai detail (Arikunto, 2010:22). Dalam penelitian jenis data dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer Data primer adalah data utama dalam bentuk verbal atau kata kata yang diucapkan secara lisan, gerak gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subyek yang dapat dipercaya yang berkenaan dengan variabel penelitian (Arikunto, 2010:22). Data penelitian yang diperoleh langsung dari penelitian ini, yaitu percakapan dalam tayangan Mata Najwa episode Pejabat Kekinian, yang akan dipisahkan menurut kebutuhan penelitian, dalam penelitian ini data yang akan dipilah terlebih dahulu menggunakan teori kepemimpinan menurut Ordway Tead & Geoge R Terry, sehingga terlihat percakapan mana yang mengandung wacana kepemimpinan dan kemudian di analasis menggunakan analisis wacana kritis Teun A. Van Dijk. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang bersifat pendukung berupa dokumen-dokumen grafis, literatur dan benda-benda lain yang memperkaya data primer (Arikunto,2010:22). Data pendukung yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari sumber-sumber lain. Diantaranya buku, jurnal ilmiah serta data online lain yang terkait dengan penelitian wacana kepemimpinan Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo dalam tayangan Mata Najwa episode Pejabat Kekinian. 33

3.5 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui setting dari berbagai sumber, dan berbagai cara. Dilihat dari setting, data dapat dikumpulkan dengan menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti (Satori&Komariah,2010:103). Untuk mengumpulkan data primer dan sekunder maka dilakukan teknik pengumpulan data yakni : 3.5.1. Analisis Teks Media Metode ini digunakan untuk mendalami langsung materi penelitian atau sebagai materi untuk memperoleh fakta mengenai obyek yang kemudian dianalisa (Satori&Komariah,2010:103). Analisis pada penelitian ini akan berpusat pada percakapan dalam tayangan Mata Najwa episode Pejabat Kekinian, dengan menyaring teks yang memiliki topik kepemimpinan menurut Ordway Tead dan George R. Terry, dan kemudian dianalisa dengan teori analisis wacana kritis Teun A. Van Djik. 3.5.2. Dokumentasi Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang (Sugiono,2009:240). Digunakan untuk mendokumentasikan catatan kehidupan Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo sehingga dapat mendukung data penelitian ini. Data tersebut diambil dari berbagai sumber, seperti website, blog dan jurnal-jurnal elektronik lainnya. 3.5.3. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moloeng, 2001:103). 34

3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis wacana Teun A. Van Dijk dengan mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga dapat didayagunakan dan dipakai secara praktis, atau biasa disebut sebagai model Kognisi Sosial. Penelitian atas wacana tidak hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, tetapi dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi. Selain itu, Van Dijk juga melihat bagaimana struktur sosial, dominasi dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dana bagaimana kognisi atau pikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu. Dengan menggabungkan definisi bahasa berdasarkan setidaknya tiga pandangan, yaitu positivisme-empiris, konstruktivisme dan pandangan kritis, wacana model Van Dijk merangkum model analisis wacananya dengan mengkategorikannya ke dalam tiga dimensi wacana yang digabungkan ke dalam satu kesatuan analisis, yaitu : a. Teks Teun A. Van Dijk membuat kerangka model analisis wacana. Van Dijk melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur atau tingkatan, yang masingmasing bagian saling mendukung. Van Dijk membaginya ke dalam tiga tingkatan, yaitu : 1. Struktur Makro. Ini merupakan makna global atau umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa. 2. Superstruktur adalah kerangka suatu teks bagaimana struktur dan elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh. 3. Struktur Mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, prafrase yang dipakai dan sebagainya (Sobur, 2001:73-74). 35

Skema penelitian dan metode analisis wacana Van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 3.6.1 Skema Penelitian dan Metode Van Dijk Struktur Metode Teks Critical Linguistic Menganalisis bagaimana strategi wacana yang digunakan untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu. Bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk memarjinalkan suatu kelompok, gagasan atau peristiwa tertentu. Kognisi Sosial Wawancara Mendalam Menganalisis bagaimana kognisi penulis dalam memahami seseorang atau oeristiwa tertentu yang akan ditulis. Konteks Sosial Studi Pustaka dan Penelusuran Sejarah Menganalisis bagaimana wacana yang berkembang dalam masyarakat, proses produksi dan reproduksi seseorang atau peristiwa digambarkan. (Sumber: Eriyanto, 2001:224) Struktur atau elemen yang dikemukakan Van Dijk ini dapat digambarkan sebagai berikut : 36

Tabel 3.6.2. Struktur Model Analisis Wacana Van Dijk Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen Struktur Makro Tematik Topik Tema/topikyang dikedepankan dalam berita suatu Superstruktur Strukur Mikro Struktur Mikro Struktur Mikro Skemantik Bagaimana bagian dan urutan berita diskemakan dalam teks berita utuh. Semantik Makna yang ingin ditekankan dalam teks berita Sintaksis Bagaimana anak kalimat (bentuk, susunan) yang dipilih. Stilistik Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam teks berita. Skema Latar, Detil, Maksud, Pra-anggapan, Nominalisasi Bentuk Kalimat, Koherensi, Kata Ganti Leksikon Struktur Mikro Retoris Grafis, Metafora, Bagaimana dan dengan cera Ekspresi penekanan dilakukan. (Sumber: Eriyanto, 2001: 228-229) 37

b. Kognisi Sosial Van Dijk meneliti teks dari sisi lain yang tidak dilihat oleh penelitian wacana lainnya, yaitu unsur kognisi sosial, yang meneliti bagaimana suatu teks diproduksi dengan memperhatikan latar belakang kepercayaan, pengetahuan, perilaku, norma, nilai dan ideologi yang dianut wartawan sebagai bagian dari suatu grup. Dalam kerangka analisis Van Dijk, perlu ada penelitian mengenai kognisi sosial yang meneliti kesadaran mental wartawan, dalam hal karya satra maka bisa dikatakan kesadaran mental pengarangnya dalam membentuk teks dalam karyanya. Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau menandakan sejumlah makna, pendapat, dan ideology. Untuk membongkar bagaimana makna tersembunyi dari teks, maka dibutuhkan suatu analisis kognisi dan konteks sosial. Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa (Eriyanto, 2001:260). Dalam hal ini diperhatikan bagaimana suatu teks diproduksi dan bagaimana cara ia memandang suatu realitas sosial seingga dituangkan ke dalam sebuah tulisan tertentu dalam dimensi kognisi sosial yang memiliki hubungan erat dengan proses pembuatan teks di mana peristiwa atau informasi yang hendak ditonjolkan, ditutup-tutupi, waktu, kejadian, dan lokasi, keadaan yang relevan atau perangkat yang dibentuk dalam struktur teks. c. Konteks Sosial Titik perhatian dari analisis wacana adalah menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam suatu proses komunikasi, konteks sangat penting untuk menentukan makna dari suatu tujuan. Konteks sosial berusaha memasukkan semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa. Pemakaian kata-kata tertentu, kalimat, gaya tertentu bukan semata-mata dipandang sebagai cara berkomunikasi, tetapi dipandang sebagai politik 38

berkomunikasi suatu acara untuk mempengaruhi pendapat umum, menciptakan dukungan, memperkuat legitimasi, dan menyingkirkan lawan atau penentang. Dalam pandangan Van Dijk, teks itu dapat dianalisis dengan menggunakan elemen tersebut. Untuk memperoleh gambaran dari elemen struktur wacana (teks) di atas, berikut adalah penjelesan secara singkat : 1. Tematik Elemen tematik menunjukkan pada gambaran umum dari suatu teks. Secara harfiah tema berarti sesuatu yang diuraikan, yaitu suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya (Keraf, 1980:107). Tema bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks (Eriyanto, 2001:229). 2. Skematik Skematik menggambarkan bentuk wacana umum yang disusun dengan sejumlah kategori seperti pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan masalah, penutup, dan sebagainya. Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti (Eriyanto, 2001:232). Struktur skematik memberikan tekanan pada bagian mana yang didahulukan dan bagian mana yang bisa dikemudiankan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting. 3. Semantik Semantik adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna satuan lingual, baik leksikal (unit semantik terkecil) maupun makna gramatikal (makna yang terbentuk dari gabungan satuan-satuan kebahasaan) (Wijana, 1996:1). 4. Sintaksis Menurut Pateda dalam buku Analisis Teks Media yang ditulis oleh Alex Sobur, secara etimologis, kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani (sun= dengan + tattein= menempatkan ). Jadi secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang 39

membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase (Sobur, 2001:80). 5. Stilistik Stilistik menitikberatkan pada style (gaya bahasa) yaitu cara yang digunakan pengarang untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. 6. Retoris Retoris adalah gaya diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Misalnya dengan pemakaian kata yang berlebihan (hiperbolik), atau bertele-tele. Retoris mempunyai fungsi persuasive, dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu disampaikan kepada khalayak (Sobur, 2001:83-84). Startegi retoris juga muncul dalam bentuk interaksi, yakni bagaimana pembicara menempatkan atau memposisikan dirinya di antara khalayak. 40