BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pada saat sekarang selalu mengalami perubahan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. modal perusahaan, investor tidak dapat dipisahkan dari informasi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara (termasuk Indonesia) menganggap sektor industri sebagai motor

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, apalagi pada perusahaan yang sedang tumbuh senantiasa. berhadapan dengan persoalan penambahan modal yang tujuannya

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau keuntungan perusahaan. Profitability menggambarkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap negara menginginkan perekonomian negaranya untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam kaitannya dengan kegiatan operasi perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

pendanaan internal maupun eksternal. Brigham dan Houston (2011:153) menyatakan bahwa perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pasti memerlukan investasi besar dengan kebutuhan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan internal merupakan dana yang berasal dari internal perusahaan seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al,

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. dalam jumlah yang memadai. Dana ini tidak hanya dibutuhkan untuk membiayai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

BAB - I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. telah membuat suatu perusahaan berusaha meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Globalisasi bermuara pada masalah tantangan dan peluang yang dihadapi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (shareholder). Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. struktur modal perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi suatu kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

Jurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVII, NO. 1 Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman dan pertumbuhan jumlah penduduk di

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen keuangan merupakan manajemen yang berhubungan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi seperti saat ini, persaingan dalam dunia bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengambil peluang ini karena industri sektor properti yang terus berkembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I. kemakmuran. Dalam hal ini kebijakan tersebut harus mempertimbangkan dan menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB II URAIAN TEORITIS. Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba atau keuntungan. Laba (profit) adalah selisih antara. menghasilkan barang atau jasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. Peran sektor perbankan dalam memobilisasikan dana

BAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendirian sebuah perusahaan bukanlah tanpa tujuan. Tujuan didirikannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian pada saat sekarang selalu mengalami perubahan dan persaingan bisnis yang sangat ketat. Sehingga, membuat para Manajer terus meningkatkan laba perusahaannya dengan mengembangkan dan menjalankan perusahaannya secara optimal. Dalam menghadapi kondisi yang demikian, setiap perusahaan harus dituntut untuk bisa membaca dan melihat situasi yang terjadi sehingga dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan baik seperti dalam bidang produksi, pemasaran, maupun keuangan agar perusahaan dapat lebih unggul dalam persaingan yang ada. Persaingan bisnis tidak dapat dihindarkan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya. Manajer yang ingin terus menjaga kelangsungan hidup perusahaannya harus memaksimalkan keuntungan dari tahun ke tahun. Setiap perusahaan yang akan berekspansi, perusahaan tersebut membutuhkan modal, dan modal tersebut dapat berasal dari utang maupun ekuitas. Utang memiliki dua keunggulan. Pertama, bunga yang dibayarkan dapat menjadi pengurang pajak, yang selanjutnya akan mengurangi biaya efektif utang tersebut. Kedua, kreditor akan mendapatkan pengembalian dalam jumlah tetap, sehingga pemegang saham tidak harus membagi keuntungan jika bisnis berjalan dengan sangat baik. 1

2 Namun, utang juga memiliki kelemahan. Pertama, semakin tinggi rasio utang, maka perusahaan tersebut akan semakin berisiko, sehingga semakin tinggi pula biaya baik dari utang maupun ekuitasnya. Kedua, jika perusahaan mengalami masa-masa sulit dan laba operasi tidak cukup untuk menutupi beban bunga, para pemegang sahamnya harus menutupi kekurangan tersebut, dan jika mereka tidak dapat melakukannya, maka akan terjadi kebangkrutan. Masa-masa yang lebih baik mungkin sudah menanti, tetapi utang yang terlalu banyak dapat menunda perusahaan untuk mancapai masa tersebut dan menyapu habis para pemegang sahamnya. Oleh sebab itu, keputusan dalam pembiayaan (struktur modal) merupakan aspek penting dalam mendapatkan laba yang maksimal. Dalam meningkatkan kekayaan pemilik perusahaan, Manajer keuangan harus dapat menilai struktur modal perusahaan dan memahami hubungannya dengan risiko, hasil/pengembalian, dan nilai. Sartono (2008) menyebutkan bahwa struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Sementara itu struktur keuangan adalah perimbangan antara total utang dengan modal sendiri. Dengan kata lain, struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan. Perusahaan dalam memperoleh yang optimal, perusahaan sebaiknya menetapkan suatu struktur modal sasaran (target capital structure). struktur modal sasaran adalah kombinasi antara utang, saham preferen, dan saham ekuitas yang digunakan perusahaan untuk merencanakan mendapatkan modal

3 (Brigham dan Houston 2006). Sasaran ini dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan kondisi, tetapi di setiap waktu, manajemen sebaiknya memiliki suatu struktur modal yang spesifik dalam pikiran mereka. Jika pada kenyataannya rasio utang ternyata berada di bawah tingkat sasaran, ekspansi modal biasanya akan dilakukan dengan menerbitkan utang, sedangkan jika rasio utang berada di atas tingkat sasaran, biasanya ekuitas yang akan diterbitkan. Setiap perusahaan harus memilih timbangan struktur modal yaitu untuk menghitung keseluruhan biaya modal yang digunakan untuk membiayai perusahaan. Menurut Keown dkk (2000), timbangan untuk menghitung biaya keseluruhan ini harus mencerminkan komposisi pembiayaan perusahaan. Misalnya, jika kreditor diperkirakan membiayai 30 persen dari investasi baru dan pemegang saham biasa akan menyediakan 70 persen sisanya, biaya tertimbang harus mempertimbangkan ini. Menurut Rosyadah dkk (2013) Struktur modal diharapkan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik melalui peningkatan kemakmuran atau nilai perusahaan Pemilihan pendanaan yang tepat akan mengurangi biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Biaya modal yang timbul dari keputusan pendanaan merupakan konsekuensi yang secara langsung timbul dari keputusan Manajer. penggunaan dana eksternal Debt to Asset Ratio (DAR) akan timbul biaya bunga yang dibebankan oleh kreditur. Penggunaan dana internal Debt to Equity Ratio (DER) akan timbul biaya modal berupa dividen. dari dana atau modal sendiri yang digunakan. Pembiayaan dengan utang jangka panjang

4 terhadap aset Long Term Debt to Asset Ratio (LDAR) bagaimana perusahaan dalam memenuhi total utang jangka panjangnya terhadap total aktiva. Begitu juga dengan utang jangka panjang terhadap modal Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) yang digunakan untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah yang dijadikan utang jangka panjang perusahaannya. Pengambilan keputusan pendanaan yang tidak tepat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitability (ROE) perusahaan. tetapi juga berpengaruh terhadap risiko keuangan yang dihadapi perusahaan. Menurut Sartono (2008) menjelaskan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Sedangkan Menurut Hery (2015) profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya. Hubungan antara struktur modal dan profitability (ROE) tidak dapat diabaikan begitu saja, karena peningkatan profitability (ROE) diperlukan untuk bertahan hidup jangka panjang sebuah perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk menguji hubungan antara struktur modal dan profitability (ROE) perusahaan dalam membuat suatu keputusan pemilihan struktur modal yang tepat. Pemilihan struktur modal yang tepat akan dapat menghasilkan laba yang optimal. Baik buruknya pemilihan struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap keuangan perusahaan.

5 Perusahaan pabrik (manufacturing firm) adalah sebuah perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual barang jadi tersebut ke pasaran. Perusahaan manufaktur di Indonesia mengalami pasang surut dalam mencapai keuntungan (profitabilitas) yang menjadikan perkembangan industri manufaktur membutuhkan beberapa faktor pendukung untuk melakukan kegiatan operasionalnya. Sehingga perusahaan manufaktur membutuhkan pendanaan yang besar untuk investasi seperti Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Asset Ratio (LDAR) dan Long Term Debt to Equity Ratio (LDER). Dengan demikian kebijakan struktur modal menjadi hal yang penting bagi perusahaan manufaktur. Keputusan pendanaan yang baik akan menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya yang juga akan berpengaruh terhadap risiko perusahaan. Jika perusahaan meningkatkan porsi utangnya, maka perusahaan ini secara otomatis akan meningkatkan risiko keuangan yang akan dihadapi perusahaannya. Pengetahuan yang lebih baik diperlukan untuk melihat masalah tentang struktur modal dan pengaruhnya terhadap profitability (ROE) pada perusahaan manufaktur di BEI. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2012) meneliti tentang efek struktur modal terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia pada tahun 2007-2009 menyimpulkan bahwa Variabel Short Debt to Asset Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Equity, variabel Long Term Debt to Asset Ratio berpengaruh negatif dan signifikan Return On Equity, variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh positif

6 dan signifikan terhadap Return On Equity, Dan variabel Equity to Asset Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Equity. Penelitian ini mengacu pada penelitian Wahyuni (2012). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dengan mengganti variabel Short Debt to Asset Ratio dan variabel Equity to Asset Ratio dengan variabel Debt to Asset Ratio (DAR) dan variabel Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) karena pada Penelitian yang dilakukan oleh Rahmat (2013) yang meneliti tentang pengaruh financial leverage terhadap ROE pada perusahaan retail yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) periode 2008-2012 menyimpulkan bahwa secara parsial Debt to Asset Ratio terhadap Return on Equity pada perusahaan retail berpengaruh secara signifikan, secara parsial Equity Multiplier terhadap terhadap Return on Equity pada perusahaan retail tidak berpengaruh secara signifikan, secara parsial Long Term Debt to Equity Ratio terhadap Return on Equity pada perusahaan retail berpengaruh secara signifikan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu mengganti variabel Short Debt to Asset Ratio dan variabel Equity to Asset Ratio dengan variabel Debt to Asset Ratio (DAR) dan variabel Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) sebagai variabel independen, Selain itu, perbedaan selanjutnya data penelitian yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah tahun 2007-2009 sedangkan pada penelitian ini adalah data pada tahun 2012-2014. Adanya perbedaan dengan penelitian terdahulu membuat faktor-faktor yang mempengaruhi profitability (ROE) pada suatu perusahaan masih merupakan hal yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut. Penelitian ini

7 dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Asset Ratio (LDAR) dan Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) berpengaruh atau tidak terhadap profitability (ROE). Alasan pemilihan struktur modal yaitu Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Asset Ratio (LDAR) dan Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) menjadi variabel independen adalah karena penulis merasa tertarik untuk meneliti hubungan antara struktur modal dengan profitability (ROE). Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti mengambil judul PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO (DAR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), LONG TERM DEBT TO ASSET RATIO (LDAR) DAN LONG TERM DEBT TO EQUITY RATIO (LDER) TERHADAP PROFITABILITY (ROE) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat dikemukakan perumusan masalahnya yaitu : 1. Apakah Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Asset Ratio (LDAR) dan Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) secara simultan berpengaruh positif terhadap profitability (ROE)? 2. Apakah Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh positif terhadap profitability (ROE)?

8 3. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap profitability (ROE)? 4. Apakah Long Term Debt to Asset Ratio (LDAR) berpengaruh positif terhadap profitability (ROE)? 5. Apakah Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) berpengaruh positif terhadap profitability (ROE)? 1.3 Pembatasan Masalah 1. Agar tujuan dan pembatasan masalah dalam penelitian ini dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan, maka peneliti membatasi penelitian ini hanya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012-2014 secara lengkap. 2. Penelitian ini hanya mengenai pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Asset Ratio (LDAR) dan Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) terhadap profitability (ROE). 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Asset Ratio (LDAR) dan Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) secara simultan berpengaruh positif terhadap profitability (ROE). 2. Untuk menguji Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh positif terhadap profitability (ROE).

9 3. Untuk menguji Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap profitability (ROE). 4. Untuk menguji Long Term Debt to Asset Ratio (LDAR) berpengaruh positif terhadap profitability (ROE). 5. Untuk menguji Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) berpengaruh positif terhadap profitability (ROE). 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan memiliki nilai guna, diantaranya : 1. Bagi Peneliti Peneliti memperoleh pengetahuan dan informasi dalam bidang keuangan, khususnya mengenai struktur modal yang berpengaruh terhadap profitability (ROE). Penelitian ini juga merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana S1 ekonomi dan bisnis Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 2. Bagi Akademik Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta memberi referensi baru mengenai pengaruh mengenai struktur modal terhadap profitability (ROE) pada perusahaan manufaktur di BEI, dan sebagai dasar penelitian-penelitian sejenis di masa yang akan datang. 3. Bagi Investor

10 Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan bagi investor dalam memutuskan untuk melakukan investasi ke sebuah perusahaan yang dilihat dari tingkat profitability (ROE). 4. Bagi Perusahaan Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan rekomendasi tentang keputusan perusahaan dalam mengambil keputusan untuk memilih utang dana dari internal ataupun eksternal perusahaan.