BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam rangka untuk mengetahui pertisipasi politik masyarakat desa Wonokampir kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo dalam Pemilukada langsung tahun 2010, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya, contohnya dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang, disamping juga tentang peranan organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal-balik, sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus namun analisanya bersifat kualitatif (Strauss & Corbin, 2003). Menurut Anselm Strauss dan Juliet Corbin (2003) pula penelitian kualitatif temuan penelitiannya dapat dipakai untuk menjelaskan atau menggambarkan temuan-temuan kuantitatif. Penelitian ini lebih menekankan pada masalah proses, metode merupakan cara atau alat untuk mencapai tujuan. Sehingga dalam penelitian digunakan metode penilitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode penelitian kualitatif digunakan pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada 48
generalisasi. Menurut Sugiyono (2010) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan filsafat postpositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Alasan lain digunakan metode ini adalah bahwa metode tersebut dapat digunakan untuk menginterprestasikan keadaan data yang nyata. 3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Wonosobo pada masyarakat di desa Wonokampir Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah. Pertimbangan mengapa penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di daerah ini dikarenakan di desa ini terdiri dari lima (5) dusun yang masing-masing dusun memiliki ideologi keagamaan Islam yang berbeda. Sebut saja Untuk Dusun Wonosori yang sebagian besar beraliran Islam Ahmadiyah (Qodiyan), dusun Gedangsari Nahdhatul Ulama dan Ahmadiyah (Perbandingannya 60:40), dusun Wonokampir dan Pagentan hampir 100% Nahdhatul Ulama, dan dusun Gedangan sebagian besar Muhamadiyah. Pengurus Anak Cabang (PAC) dan Ranting dari partaipartai besar juga ada di dusun Gedangsari, Gedangan, dan Wonokampir. 3.3 Subyek Penelitian Sugiyono (2010) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ditempat lain 49
pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang di pelajari. Dari uraian tersebut maka peneliti tidak menerapkan populasi pada penelitian ini tetapi menekankan situasi sosial yang ada pada tempat, pelaku, dan aktivitas yang akan diamati secara mendalam pada subyek penelitian. Subyek penelitian ini yaitu masyarakat desa Wonokampir kecamatan Watumalang kabupaten Wonosobo yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pemilihan Kepala Daerah kabupaten Wonosobo tahun 2010. 3.4 Sumber Data Sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah : 1. Informan atau nara sumber utama yaitu warga masyarakat Desa Wonokampir yang terdaftar dalam DPT, Anggota KPUD Woonosobo terutama bidang Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Pengembangan SDM. Serta Kepala Desa dan Perangkat Desa Wonokampir Kecamatan Watumalang kabupaten Wonosobo. 2. Arsip dan Dokumen perjalanan dan laporan pelaksanaan pemilukada kabupaten Wonosobo. 3.5 Pengumpulan Data Untuk melengkapi metode yang digunakan dalam mengumpulkan data-data dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teknik 50
pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Studi literatur atau kajian kepustakaan, yaitu mempelajari buku-buku dan bahan-bahan yang berhubungan dengan masalah yang menjadi pokok bahasan dan hubungan dengan objek penelitian guna mendapatkan informasi teoritis walaupun dikatakan bahwa sumber diluar kata dan tindakan ini merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan. Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi (Lexy J.Moleong, 2010). 2. Observasi, yaitu tinjauan langsung ke objek penelitian untuk mendapatkan gambaran nyata tentang masalah yang sedang diteliti. Observasi dilakukan tidak hanya mencatat suatu kejadian atau peristiwa, akan tetapi juga segala sesuatu atau sebanyak mungkin halhal yang diduga ada kaitannya. Observasi atau yang sering disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Suharsimi Arikunto,1998). 3. Angket, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan Instrumen berupa pertanyaan secara tertulis untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto,1998). 51
4. Wawancara atau yang sering disebut dengan interview atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Suharsimi Arikunto,1989). Tabel 3.1 Matriks Penelitian No Jenis Data Sumber Data Partisipasi Politik a. Informan atau Masyarakat desa Narasumber. Wonokampir b. Arsip dan 1 Kecamatan Dokumen. Watumalang Kabupaten Wonosobo. a. Informan atau Narasumber. b. Arsip dan Dokumen Pilkada Langsung (Laporan 2 Kabupaten Pelaksanaan Wonosobo Tahun Pilkada 2010. Wonosobo tahun 2010. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara. b. Purposive Sampling c. Studi Literatur atau Kajian Kepustakaan. a. Snowball Sampling. b. Wawancara. c. Studi Literatur atau Kajian Kepustakaan. 52
3.6 Validitas Data Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep validitas (kesahihan) dan realibilitas. Dalam penelitian ini, untuk menjamin validitas dalam meningkatkan kesahihan data digunakan teknik triangulasi data. Menurut apa yang di kemukakan oleh Moleong (2010) bahwa teknik triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin (1978) seperti yang dikutip oleh Moleong (2010) membedakan empat macam teknik triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan yang dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, 53
orang berada, orang pemerintahan; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Triangulasi dengan metode ada dua cara yaitu: (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Teknik triangulasi dengan penyidik yaitu memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data. Teknik triangualasi yang terakhir yaitu dengan teori yaitu mendasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaan dengan satu teori. Dalam hal ini, apabila analisis telah mengurai pola, hubungan dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis tentang partisipasi politik masyarakat di desa Wonokampir kecamatan Watumalang kabupaten Wonosobo pada Pemilukada 2010, maka penting sekali untuk mencari tema atau penjelasan pembanding. Hal ini dapat dilakukan dengan menyertakan usaha pencarian cara lainnya untuk mengorganisasikan data yang barangkali mengarahkan pada upaya penemuan penelitian lainnya. 3.7 Analisis Data Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah Interaktive Model yaitu penelitian bergerak dimulai dari reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Aktifitasnya 54
dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data. Hasil penelitian dapat ditransferkan pada tempat lain yang konteksnya tidak jauh berbeda dengan tempat penelitian (Sugiyono,2010). Penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi tetapi lebih menekankan kedalam informasi sehingga sampai pada tingkat makna. Seperti telah dikemukakan, makna adalah data dibalik yang tampak. Walaupun penelitian kualitatif tidak memuat generalisasi, tidak berarti hasil penelitian kualitatif tidak dapat diterapkan ditempat lain. Generalisasi dalam penelitian kualitatif disebut dengan transferability dalam bahasa Indonesia dinamakan keteralihan. Maksudnya adalah bahwa hasil penelitian kualitatif dapat ditransferkan atau diterapkan ditempat lain, manakala kondisi tempat lain tersebut tidak jauh berbeda dengan tempat penelitian. Selain analisis seperti diatas, analisis untuk penelitian ini juga menggunakan analisis seperti yang diungkapkan oleh Miles dan Huberman yang dikutip oleh Mukhtar (2007) yaitu model analisis data berlangsung atau mengalir (flow model analysis). Aktivitas-aktivitas yang dilakukan melalui pendekatan ini yaitu: Pertama, pengumpulan data. Kedua, reduksi data. Ketiga, display data. Keempat, verifikasi/menarik kesimpulan. 55
Pengumpulan Data Display Data Reduksi Data Menarik Kesimpulan Gambar 3.1. Flow model analysis; penelitian kualitatif.. Pengumpulan data merupakan proses yang berlangsung sepanjang penelitian, dengan menggunakan seperangkat instrument yang telah disiapkan, guna memperoleh informasi data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam proses pengumpulan data ini, seorang peneliti dapat melakukan analisis secara langsung, sesuai dengan informasi data yang diperoleh di lapangan. Reduksi data menunjukkan proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, dan mentransformasi data mentah yang muncul dalam penulisan catatan lapangan. Reduksi data bukan merupakan sesuatu yang terpisah dari analisis. Reduksi data adalah bagian dari analisis. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang tajam, ringkas, terfokus, membuang data yang tidak perlu atau tidak penting, dan 56
mengorganisasikan data sebagai cara untuk menggambarkan dan memverifikasikan kesimpulan akhir. Display data adalah usaha merangkai informasi yang terorganisir dalam upaya menggambarkan kesimpulandan mengambil tindakan. Bentuk display (penampilan) data dalam penelitian ini menggunakan teks narasi. Sebagaimana reduksi data, kreasi dan penggunaan display juga bukan merupakan sesuatu yang terpisah dari analisis, akan tetapi merupakan bagian dari analisis ini. Verifikasi dan penarikan kesimpulan merupakan aktivitas analisis, dimana pada awal pengumpulan data, seorang analis mulai memutuskan apakah sesuatu bermakna atau tidak mempunyai keteraturan, pola, penjelasan, kemungkinan konfigurasi, hubungan sebab akibat dan proposisi. 57