ANALISA LAJU KOROSI MILD STEEL PADA LINGKUNGAN DENGAN KELEMBABAN TINGGI SELAMA 24 JAM

dokumen-dokumen yang mirip
Pertemuan <<22>> <<PENCEGAHAN KOROSI>>

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Perlindungan Lambung Kapal Laut Terhadap Korosi Dengan Sacrificial Anode. Oleh : Fahmi Endariyadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER

Handout. Bahan Ajar Korosi

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

PERCOBAAN LOGAM KOROSI BASAH DAN KOROSI ATMOSFERIK

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

Laju Korosi Baja Dalam Larutan Asam Sulfat dan Dalam Larutan Natrium Klorida

Pengaruh Jarak Anoda-Katoda dan Durasi Pelapisan Terhadap Laju Korosi pada Hasil Electroplating Hard Chrome

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH SUHU LARUTAN ELEKTROLIT DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA PADA PLAT BAJA LUNAK TERHADAP NILAI KETEBALAN ABSTRACT

Penentuan Laju Korosi pada Suatu Material

ANALISA LAJU KOROSI PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA PADA PIPA API 5L GRADE B

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

STUDI EKONOMIS PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH. Nizam Effendi *)

PENGARUH KEHADIRAN TEMBAGA TERHADAP LAJU KOROSI BESI TUANG KELABU

Hasil Penelitian dan Pembahasan

ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN MENGGUNAKAN AIR LAUT DAN H 2 SO 4

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5

Bab II Tinjauan Pustaka

DESAIN PROSES LAS PENGURANG PELUANG TERJADINYA KOROSI. Abstrak

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.

PENGARUH TEGANGAN DALAM (INTERNAL STRESS) TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAUT

Fe Fe e - (5.1) 2H + + 2e - H 2 (5.2) BAB V PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Sidang TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir.Sulistijono,DEA

BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

CARBON STEEL CORROSION IN THE ATMOSPHERE, COOLING WATER SYSTEMS, AND HOT WATER Gatot Subiyanto and Agustinus Ngatin

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan jenis martensitik, dan feritik, di beberapa lingkungan korosif seperti air

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

KIMIA ELEKTROLISIS

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM A 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Korosi

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

Jurnal Foundry Vol. 3 No. 1 April 2013 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Klasifikasi Baja [7]

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA ANODA KORBAN ALUMINIUM GALVALUM III TERHADAP LAJU KOROSI PELAT BAJA KARBON ASTM A380 GRADE C

PENCEGAHAN KOROSI DENGAN MENGGUNAKAN INHIBITOR NATRIUM SILIKAT(Na 2 SiO 3 ) HASIL SINTESIS DARI LUMPUR LAPINDO PADA BAJA TULANGAN BETON

PENGARUH PROSES TEMPERING PADA HASIL PENGELASAN BAJA TERHADAP MECHANICAL PROPPERTIES DAN SIFAT KOROSI

PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI BAJA JIS S45C HASIL ELECTROPLATING NIKEL PADA APLIKASI MATERIAL CRYOGENIC

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

SEMINAR TUGAS AKHIR. Aisha Mei Andarini. Oleh : Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat.Triwikantoro, M.Sc. Surabaya, 21 juli 2010

STRATEGI PENGENDALIAN UNTUK MEMINIMALISASI DAMPAK KOROSI. Irwan Staf Pengajar Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRAK

MODEL LAJU KOROSI BAJA KARBON ST-37 DALAM LINGKUNGAN HIDROGEN SULFIDA

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 2 No. 1 Agustus 2009 PERUBAHAN LAJU KOROSI AKIBAT TEGANGAN DALAM DENGAN METODE C-RING

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri

Pengaruh Rasio Luasan Terhadap Perilaku Korosi Galvanic Coupling Baja Stainless Steel 304 & Baja Karbon Rendah AISI 1010

PERANCANGAN ALAT UJI KOROSI SALT SPRAY CHAMBER DAN APLIKASI PENGUKURAN LAJU KOROSI PLAT BODY AUTOMOBILES PRODUKSI EROPA DAN PRODUKSI JEPANG PADA

10/16/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Penyebab Korosi. Dampak Korosi

Semarang, 6 juli 2010 Penulis

PEMANFAATAN OBAT SAKIT KEPALA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3,5% NaCl DAN 0,1M HCl

BAB 4 HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

EKSTRAK DAUN GAMBIR SEBAGAI INHIBITOR KOROSI Oleh: Dr. Ahmad Fadli, Ir.Rozanna Sri Irianty, M.Si, Komalasari, ST., MT. Abstralc

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU LOGAM DAN KOROSI

LAJU DAN BENTUK KOROSI PADA BAJA KARBON MENENGAH YANG MENDAPAT PERLAKUAN PADA SUHU AUSTENIT DIUJI DI DALAM LARUTAN NaCl 3 N

Proteksi Katodik dengan Menggunakan Anoda Korban pada Struktur Baja Karbon dalam Larutan Natrium Klorida

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PELAPIS EPOKSI TERHADAP KETAHANAN KOROSI PIPA BAJA ASTM A53 DIDALAM TANAH SKRIPSI

PEMANFAATAN OBAT PARACETAMOL SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1M HCl

Optimasi Proses Sand Blasting Terhadap Laju Korosi Hasil Pengecatan Baja Aisi 430

PENGARUH TEGANGAN DAN KONSENTRASI NaCl TERHADAP KOROSI RETAK TEGANG PADA BAJA DARI SPONS BIJIH LATERIT SKRIPSI

PENGARUH ph TERHADAP LAJU KOROSI

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

Transkripsi:

ANALISA LAJU KOROSI MILD STEEL PADA LINGKUNGAN DENGAN KELEMBABAN TINGGI SELAMA 24 JAM Batu Mahadi Siregar*, Muthia Bintang** * Staf pengajar tetap FT-UISU ** DPK FT-UISU Industri Abstrak: Laju korosi dapat diminimalkan dan dihindari dengan melakukan analisa pada material tersebut akan digunakan. Korosi mempunyai laju yang tinggi pada lingkungan dengan kelembaban yang tinggi. Dari hasil analisa laju koros pelat Mild Stee untuk jarak yang berbeda dengan metode exposure dan immerse pada moisture room ditahan selama 24 jam menunjukkan bahwa posisi ditengah dari moisture room berdampak lebih besar terhadap pertumbuhan korosi dan kondisi exposure juga berdampak pada laju korosi dibandingkan dengan cara immerse dengan laruran air tawar. Kata kunci: Moisture room, exposure dan immerse, mild steel. Abstract: Corrosion rate ear minimization and avoided by analyses for the wanted of material and on condition of environment where the material will be used. Corrosion had to accelerate high at environment with high dampness. Rom result of fast analysis of corrosion for Mild Steel plate to different distance with menthod of exposure and of immerse the under arrest by room moisture during 24 hours indicate that position in the middle of from rom moisture affect bigger to growth of condition and corrosion of exposure also more affecting at corrosion rate compared to the way of immerse with freshwater condensation. Keys word: Moisture room, exposure and immerse, mild steel. 1. Pendahuluan Korosi adalah kehendak alam, dimana tidak bisa dicegah, namum dapat di hambat laju geraknya. Pada hakekatnya peristiwa sel dari keadaan setimbangnya yang menyebabkan kenaikan rapat arus. Korosi yang terjadi terhada logam terhadap material dipengaruhi oleh sifat logam yang menjadi komposisi pembentuknya. Korosi terjadi terhadap logam ferrous maupun non ferrous. Dimana hal ini disebabkan reaksi elektro kimia pada material tersebut. Biaya akan banyak sekali dikeluarkan bila penanganan terhadap laju korosi tidak diberikan pada material konstruksi dan komponen mesin. Factor utama penyebab korosi adalah adanya suatu reaksi kimia, dimana kecepatan korosi tergantung dari pada beberapa aspek pendukungnya, diantaranya adalah : (1) temperatur, (2) konsentras reakten, (3) produk dari korosi itu sendiri, (4) tegangan mekanik,dan (5) erosi akibat gesekan. Korosi basah (Wet corrosion) Korosi kering (Dry corrosion) Pada eksprimen laboratorium ini dilakukan tentang riset laju korasi pada kondisi basah tau Wet corrosion, dengan memberikan moisture atau meletakkan spesimen pada lingkungan moisture di berbaga jarak dengan sumber uap dan dibandingkan dengan laju korosi bila specimen dicelupkan di dalam wadah air. 2. Tinjauan Pustaka Hampir sebagaian besar peristiwa korosi yang terjadi disebabkan oleh reaksi elektrokimia karena logam disebabkan oleh reaksi elektrokimia karena logam pasti memiliki elektron bebas yang mampu menimbulkan sel elektrokimia pada skala kecil di dalam logam itu sendiri. Sebagian logam akan terkorosi di dalam air dan atmosfir terbuka, sehingga semua lingkungan dapat dikatakan korosif pada skala tertentu. Korosi terjadi adanya 4 elemen pembentu korosi : a. Anoda b. Katoda c. Arus Listrik d. Elektrolit a. Anodik, disini terjadi adalah metal reduction, dimana atom elektron dari logam terlepas, dan membuat logam tersebut menjadi bersifat Anodik, secara reaksi ditulis : M M + + ne - Fe Fe 2+ + 2e - Al Al 3+ + 3e -, dan lain sebagainya b. Katoda, pada Katoda terjadi 2 proses yaitu : Oksigen reduksi O 2 + 4H + 4e - 2H 2 O (Acid Solution) O 2 + H 2 O + 4e - 4OH (Neutral dan basa) Hydrogen evolution 2H + + 2e H 2 66

Analisa Laju Korosi Mild Steel Batu Mahadi Siregar, Muthia Bintang c. Arus listrik,akan terjadi bila logam melakukan pelepasan alektron maupun melakukan reaksi pembentukan / ikatan dengan atom lain. Contoh : Fe 3+ + e - Fe 2+ menghasilkan +0,77 Volt e. Elektrolit,adalah cairan yang bersifat dapa dialiri oleh arus listrk yang timbul akibat reaksi pada Anodik maupun Katodik. Bentuk bentuk Korosi : a. Uniform attack b. Dissimilar metal c. Crevice corrosion d. Selective Leaching Corrision e. Pitting f. Intergranular corrosion g. Strees corrosion h. Errosion corrosion. Laju Korosi (corrosion rate) Laju korosi adalah pernyataaan laju korosi yang terjadi pada suatu material, dimana dengan mengetahui laju korosinya dapat dilakukan penghambatan laju korosi ataupun dapat memprediksi usia komponen. Dengan memperkirakan banyaknya faktor kehilangan berat yang dialami logam selama proses korosi, maka besarnya laju korosi [2,3] dapat dihitung dengan persamaan berikut : 534 W CR = (mpy) atau.. (1) ρ AT 87600 W = (µm / year) ρ AT dimana : W = Kehilangan berat selama korosi (gr) ρ = Massa jenis spesimen (gr/cm 3 ) A = Luas penampang (m 2 ) T = Waktu proses koros (jam) MPY = Milimeter per year, sebagai kecepatan penetrasi logam. H 2 O, bila di semprotkan /diuapkan akan mengikuti reaksi : H 2 O H + + OH - H + sangat reaktif untuk berekasi dengan logam dalam reaksi asam, dan OH - reaktif untuk reaksi basa, dimana kedua reaksi ini merupakan penyebab korosi. Korosi dapat terjadi di segala lingkungan baik padat, cair dan gas 3. Metode Ekperimen Pada pengujian laju korosi ini dilakukan dengan menggunakan kondisi basah. Penyiapan Spesimen Spesimen yang digunakan adalah pelat dari jenis Mild Steel yang digunakan sebagai pelat bahan penbuatan panel box. Spesimen disiapkan dengan memotong pelat sesuai dengan ukuran yang disesuaikan kapasitas moisture room, ukuran dan bentuk spsimena dalam mm ditunjukkan pada Gambar 1 dengan jumlah spesimen yang diuji adalah 4 buah pelat. Beberapa hal yang dilakukan sebelum spesimen dimasukkan ke dalam moisture room, yaitu : a. Spesimen di bersihkan dan dihaluskan permukaannya dengan menggunakan ampas serta digosok dengan autosol (polish), sehingga permukaannya benar-benar halus dan licin hingga tidak terdapat noktah-noktah pada permukaannya. b. Diberi lubang untuk tempat menggantungkan spesimen pada moisture room. c. Panandaan atau penomoran specimen dan zona pengamatan. d. Timbang specimen sebelum perlakuan dimasukkan pada moisture room. e. Kemudian specimen diberi tali plastic untuk menggantungkannya pada moisture room. Set Up Alat Moisture room di set-up dengan menempatkan 3 buah rantai plastic, dan dibuat dengan jarak yang berbeda, hal ini dimaksudkan untuk melihat perbedaan posisi exposure pada material, dikarenakan moisture condition untuk tiap level juga akan berbeda. Kualitas moisture akan kandungan on H + dan OH - akibat reaksi H 2 O H + + OH - berbeda untuk tiap posisi. Moisture dihasilkan dari aliran air yang dipompakan dan disalurkan melalui nozel, sehingga menghasilkan moisture, hal ini ditampilkan pada Gambar 2. Prosedur Percobaan Specimen yang sudah disiapkan sebelumnya digantungkan pada gantungan yang terdapat di dalam moisture room. Larutan yang digunakan adalah air tawar, yang bersumber dari instalasi air bersih. Lama waktu ekposure dilakukan selama 24 jam.dalam percobaan ini nantinya akan dibandingkan juga terhadap spesimen dengan metode di immerse (dicelup) di dalam air yang sama dan waktu yang sama pula, akan dilihat laju korosi dari kedua metode tersebut. Dari kedua metode tersebut di atas menggunakan 4 buah spesimen yang masing-masing berbeda posisinya, seperti terlihat pda Gambar 3 dengan 67

pentabulasi, yaitu : Tabel 1. Letak dan Posisi spesimen No Posisi Lokasi 1 Rantai atas Moisture room 2 Rantai tengah Moisture room 3 Rantai bawah Moisture room 4 Dicelup diwadah Wadah collecting water Moisture room penambahan bentuk (geometri) dari pelat mild steel yang dalam hal ini merupakan pembentukan sebuah ceruk yang didahului oleh korosi biasa diseluruh permukaan yang dibasahi air, mungkin akibat efek dari batas butir sederhana. Setelah 24 jam specimen seluruhnya diangkat dan dikeluarkan dari lokasi moisture room seperti terlihat pada Gambar 4, selanjutnya dilakukan beberapa tahapan diantaranya : a. Keringkan sampai benar-benar kering. b. Bersihkan dan hilangkan korosi yang menempel pada permukaan spesimen dengan kain lap dan sikat plastic hingga permukaannya benar-benar bersih, ditunjukkan Gambar 5. c. Timbang berat setelah dilakukan percobaan untuk mengetahui kehilangan berat dari masingmasing spesimen. d. Catat data dari hasil percobaan sebelum dan sesudahnya. e. Data dibuat dalam tabulasi dan selanjutnya dianalisa serta disimpulkan hasil dari percobaan yang dilakukan. 4. Hasil dan Diskusi Gambar 4 menunjukkan adanya perubahan atau 68

Analisa Laju Korosi Mild Steel Batu Mahadi Siregar, Muthia Bintang Tabel 2. Dimensi pelat untuk masing-masing zona pengamatan No W1 W2 Wr L 1 L 2 L r Tebal Volume (cm) (cm 3 ) 1 3.01 3.11 3.06 5.19 5.09 5.14 0.124 1.9503216 2 2.95 3.165 3.0575 4.99 4.99 4.99 0.124 1.8918587 3 3.05 3.03 3.04 5.19 5.35 5.27 0.124 1.9865792 4 3.185 3.12 3.1525 5.36 5.41 5.385 0.124 2.10505035 No Berat awal (gr) Density ρ(gr/cm 3 ) Table 3. Berat pelat sebelum dan sesudah percobaan Waktu (jam) Berat sesudah (gr) Berat hilang W (gr) Area A (m 2 ) Laju korasi CR (mpy) 1 15.1861 77.86495 24 15.162 0.0241 0.003791 1.816792988 2 14.3044 75.6103 24 14.2725 0.0319 0.004867 1.928777159 3 14.3338 74.16669 24 14.7154 0.0184 0.002948 1.872565122 4 16.1769 76.84804 24 161671 0.0098 0.001664 1.705518363 Gambar 6. Grafik Corrosion rate (CR) pada moisture room selama 24 jam 69

Khususnya untuk specimen 2 yang berada ditengah, sangat mudah dipahami bahwa daerah basah yang bersebelahan dengan udara atau antarmuka elektrolit menerima oksigen dari difusi lebih banyak ketimbang daerah di pusat tetesan air (bagian bawah) yang terletak paling di pusat dari sumber pemasokan oksigen Gradien konsentrasi ini daerah di tengah itu mengalami polarisasi anodic sehingga terlarut dengan aktif : Fe Fe 2+ + 2e -. Ion-ion hidroksil yang dibangkitkan di daerah katoda terdifusi kearah dalam dan bereaksi dengan ion-ion besi yang terdifusi kearah luar, sehingga terjadilah pengendapan produk korosi tak dapat larut di sekelilinng cekungan, atau ceruk. Ini selanjutnya menghambat difusi oksigen, mempercepat proses anodic di pusat tetesan,dan menyebabkan reaksi bersifat otokatalik. Menurut KR. Trethewey bahwasanya laju korosi dalam air tawar untuk baja 0.05 mm per tahun adalah hal yang biasa, namun untuk kajian per tahun di atas angkanya yaitu berkisar 1,7 mm per tahun, hal ini dimungkinkan akibat dari proses produksi baja tersebut yang telah mendapat perlakuan panas sebelumnya hal inilah yang menyebabkan laju korasi pada pelat Mild Steel lebih tinggi. Dari percobaan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil percobaan berupa data yang dibuat dalam bentuk tabulasi. Terlihat pada Tabel 2 dantabel 3 dimana menggunakan persamaan (1). 5. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pelat Mild Steel yang digunakan untuk pembuataan panel box pada moisture rom dengan metode exposure dan immerse yang menggunakan air tawar dari PAM ditahan selama 24 jam, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu : 1. Laju korosi jarak specimen dengan sumber moisture, dimana kualitas moisture pada posisi ditengah memperlihatkan lebih banyak ion-ion H + dan OH -, sehingga menimbulkan korosi yang lebih berdampak pada material. 2. Laju korosi pada exposure dengan kondisi pemberian moisture air tawar lebih memberikan dampak dibandingkan dengan exposure metode immerse dengan larutan air tawar. 6. Daftar Pustaka Haftirman,Corrosions Fatigue, hand out, 2002 Fadhila R, Korosi dan Degradasi Material, hand out,2002 Fadhila R,Aspek Elektro-Kimia dan Proses Korosi, hand out, 2002 Treathewey, KR. And Chamberlain, J, Korosi, 1991 70