1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Dalam operasi penambangan terbuka, desain lereng merupakan hal terpenting dalam menentukan keseimbangan antara kemiringan lereng dan keuntungan produksi tambang. Dinding tambang yang didesain dengan kemiringan yang curam dapat meningkatkan produksi tambang tetapi beresiko mengalami longsor. Kestabilan lereng tambang umumnya dinyatakan dengan nilai Faktor Keamanan (FK) yang diperoleh dari Metode Kesetimbangan Batas (Limit Equilibrium Method). Nilai FK=1 dinyatakan sebagai batas kritis lereng stabil. Realita yang ada, masih ditemui lereng yang tidak stabil dengan nilai FK > 1 atau lereng yang stabil dengan nilai FK < 1 (Hoek, 1974, dalam Steffen, 2008). Hal ini disebabkan karena besaran ketidakpastian tidak ditangkap oleh nilai FK. Jika tedapat lereng yang memiliki nilai FK=3, bukan berarti lereng tersebut dua kali lebih stabil daripada nilai FK=1.5. Ketidakpastian atau aspekaspek realitas akan mempengaruhi proses pengerjaan, sehingga, para ahli geoteknik bekerja dalam kondisi pesimis atau terlalu optimis. Pendekatan analisis berbasis resiko berdasarkan probabilitas kelongsoran (PK) diperlukan dalam menentukan kestabilan lereng tambang terbuka. Lereng yang memiliki nilai PK 5% mengindikasikan lereng tersebut dua kali lebih stabil daripada 1
2 lereng yang memiliki nilai PK 10%. Nilai PK yang didapatkan akan membantu untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan suatu lereng akan mengalami kelongsoran. Saat ini PT. Kaltim Prima Coal (PT. KPC) masih belum menggunakan metode ini secara menyeluruh di semua pit. Metode analisis probabilitas ini hanya dilakukan pada beberapa pit saja. Salah satu pit di PT. KPC yang belum menggunakan metode probabilitas adalah Pit Tania Panel 2. I.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana nilai FK dan PK yang dihasilkan pada daerah penelitian berdasarkan kondisi geologi dan kondisi massa batuannya? 2. Bagaimana rekomendasi terhadap peningkatan kestabilan lereng dengan mempertimbangkan geometri lereng pada daerah penelitian? I.3. Tujuan Penelitian 1. Menentukan nilai FK minimum dan PK maksimal highwall dan lowwall pada Pit Tania Panel 2. 2. Memberikan rekomendasi dengan mengubah desain dinding tambang (bench dan berm) berdasarkan nilai FK dan PK yang dihasilkan. I.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan informasi mengenai kestabilan lereng yang terdapat pada Pit Tania Panel 2 PT. Kaltim Prima Coal berdasarkan kondisi
3 geologi dan geoteknik yang mempengaruhi dengan metode probabilitas, sehingga dapat diketahui nilai FK dan PK yang dihasilkan agar memperlancar proses penambangan batubara pada pit tersebut. Penelitian ini memberi pencegahan dari bencana gerakan massa atau longsor yang kemungkinan dapat terjadi dari desain lereng yang digunakan. I.5. Lingkup Penelitian a. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data core tiap boreholes, sedangkan data sekunder berupa data eksplorasi, dan data boreholes meliputi data kedalaman, data hasil uji kuat tekan, data deskripsi litologi, data uji berat jenis, data core, data model geologi, peta topografi asli (tanpa desain Pit Tania Panel 2), peta topografi beserta area penambangan Pit Tania dan peta persebaran lokasi titik bor. b. Kajian kestabilan lereng dilakukan di Pit Tania Panel 2 yang terdiri dari highwall dan lowwall. c. Perhitungan berdasarkan Generalized Hoek dan Brown (2002). d. Analisis kestabilan lereng menghasilkan nilai FK dan PK. e. Rekomendasi terhadap peningkatan kestabilan lereng dilakukan dengan mempertimbangkan geometri lereng.
4 I.6. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Pit Tania Panel 2 pada PT. Kaltim Prima Coal (PT. KPC) yang terletak di Kecamatan Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Gambar 1.1. menunjukkan peta indeks daerah penelitian. U Skala 1:30.000 : Daerah penelitian Gambar 1.1. Peta lokasi daerah penelitian Pit Tania Panel 2
5 Peta topografi daerah penelitian ditunjukkan pada Lampiran H (halaman 229). Pada lokasi penelitian, terdapat dua jenis lereng penyusun Pit Tania Panel 2 yaitu highwall dan lowwall. Highwall merupakan bagian lereng tambang terbuka yang didesain memotong secara tegak lurus atau berlawanan arah dengan bidang perlapisan batubara serta terdiri dari slope dan bench. Bagian bawah (toe) dari highwall tersebut sesuai dengan letak dari seam target penambangan. Pada peta topografi beserta desain pit yang ditunjukkan pada Lampiran H (halaman 230), highwall dapat ditunjukkan oleh garis-garis yang lurus berwarna merah dan terlihat rapat (tidak renggang). Lowwall merupakan dinding lereng tambang terbuka yang didesain searah dengan kemiringan perlapisan batubara. Bagian permukaan dari lowwall merupakan seam floor atau lapisan paling bawah dari batubara. Pada peta topografi, lowwall dapat ditunjukkan oleh garis lengkungan berwarna hijau muda dan terlihat renggang. Pada lokasi penelitian, besar kemiringan perlapisan batuan tidak lebih dari 25 0, sehingga tidak dilakukan pembuatan bench. Lowwall yang dibuat bench, tergantung pada besar kemiringan perlapisan batuan pada lowwall dan besar nilai dari uji kuat tekannya. Keadaan lapangan dari area penelitian Pit Tania Panel 2 dapat ditunjukkan pada Gambar 1.2 (bagian highwall) dan Gambar 1.3 (bagian lowwall). Gambar 1.2. Area Penelitian Pit Tania Panel 2 (highwall). Kamera menghadap ke arah utara
6 Gambar 1.3. Area Penelitian Pit Tania Panel 2 (lowwall). Kamera menghadap ke arah selatan I.7. Peneliti Terdahulu Daerah penelitian termasuk dalam area penambangan PT. Kaltim Prima Coal, Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Pada daerah ini, telah banyak dilakukan penelitian-penelitian mengenai kondisi geologi dan geoteknik. Berikut akan dijelaskan secara singkat hasil penelitian dari beberapa peneliti pendahulu pada daerah ini. Sehingga dapat diketahui informasi-informasi penting agar dapat memperlancar tahapan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis. 1. Hamilton (1979) Pulau Kalimantan dijelaskan oleh Hamilton (1979), merupakan daerah yang memiliki tatanan tektonik yang kompleks yang dihasilkan dari interaksi konvergen antara tiga lempeng utama, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Asia yang membentuk daerah Timur Kalimantan. 2. Biantoro dkk. (1992) Menurut Biantoro dkk. (1992), Cekungan Kutai dari kerangka tektonik, morfologi, sehingga menyebabkan perbedaan litologi dan stratigrafi pada tiap sub cekungan di Cekungan Kutai khususnya pada sub Cekungan Bengalun- Sangatta.
7 3. Sukardi dkk. (1995) Sukardi dkk. (1995) menyusun Peta Geologi Regional Lembar Sangatta skala 1 : 250.000. Peta ini memberikan informasi kondisi geologi regional yaitu stratigrafi dan struktur geologi pada daerah Sangatta. 4. Azizi (2014) Penelitian mengenai pengembangan metode penentuan reabilitas kestabilan lereng tambang terbuka batubara di Indonesia dilakukan oleh Azizi (2014). 5. Prabowo (2015) Penelitian mengenai kestabilan lereng tambang terbuka batubara menggunakan pendekatan probabilitas pada Pit Inul East Panel 1, PT. Kaltim Prima Coal, Kalimantan Timur dilakukan oleh Prabowo (2015). Daerah penelitian tersebut termasuk dalam formasi yang sama dengan daerah penelitian penulis yaitu Formasi Balikpapan. Penelitian tersebut menghasilkan nilai FK minimum pada highwall sebesar 0,948 dengan nilai PK maksimal 54,02 %, sedangkan pada lowwall dihasilkan nilai 0,865 dengan nilai PK maksimal 100%. I.8. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai analisis kestabilan lereng pada Pit Tania Panel 2 PT. Kaltim Prima Coal belum pernah dilakukan sebelumnya.