BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ada di MA Cokroaminoto adalah : Kelas X ada 10 orang, kelas XI ada 10 orang,

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata Kunci : Dysmenorhea, Siswi, Massage

BAB III METODE PENELITIAN. Desain dari penelitian ini adalah Pre Experimental dengan pendekatan one

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

EFEKTIVITAS PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI DISMINORE PADA REMAJA DI SMPN III COLOMADU KARANGANYAR

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

PERSETUJUAN PEMBIMBING. JURNAL Pengaruh Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Dismenorea Primer Pada Siswi di SMA Negeri 1 Telaga Kabupaten Gorontalo

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi

Acupressure and Decrease Pain Menstruation (Dysmenorrhea Primary) Akupresur Dan Pengurangan Nyeri Haid (Dismenore Primer)

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dipaparkan hasil dan pembahasan dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja.

PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SISWI SMK PERBANKAN SIMPANG HARU PADANG

PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE PUNGGUNG TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMPN 3 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI DI MTsN NGEMPLAK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

1. Menjelaskan maksud, tujuan, dan cara dilakukannya teknik relaksasi Pernapasan

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan

BAB I PENDAHULUAN. Dismenorheayaitu nyeri di perut bagian bawah ataupun di punggung bagian bawah

Karisma Tejo Widaghdo

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. unik. Salah satunya adalah mereka mengalami menstruasi setiap bulannya yang

BAB IV ANALISIS DATA. Kebajikan Anak-Anak Yatim Kuching, Sarawak, Malaysia. sampel berpasangan. Prosedur Paired Samples Uji T digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI DISMENORE (Pada Mahasiswi Tingkat 1 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI KOMPARASI PEMBERIAN TERAPI KOMPRES HANGAT DAN TERAPI YOGA TERHADAP TINGKAT DISMENOREA PADA SISWI KELAS VIII DI SMP N 4 GAMPING YOGYAKARTA

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHEA) PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Responden Penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah adalah ibu primigravida

UJI SPSS. Shapiro-Wilk. Statistic df Sig. Statistic df Sig. Independent Samples Test. Levene's Test for Equality of t-test for Equality of Means

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama saya Kismi asih Adethia, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan

BAB 1 PENDAHULUAN. keluar (Smeltzer & Bare, 2001). Siklus menstruasi endometrium terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan

PENCEGAHAN NYERI HAID MELALUI PEMANFAATAN TERAPI NON-FARMAKOLOGI PADA REMAJA PUTRI SMAN I TAMBUSAI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti yang menggunakan metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

Heny Ekawati Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

FORMULIR INFORMASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Semarang. Sekolah ini beralamat di Jalan Sentro Jambu. Jumlah kelas keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB III METODE PENELITIAN. non randomized control group pretest posttest design. Pada rancangan

LEMBAR PENGUMPULAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

BAB I PENDAHULUAN. masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

PENGARUH PEMBERIAN BACK EXERCISE DAN SLOW- STROKE BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PRIMER

UJI SPSS. Tests of Normality. Statistic df Sig. Statistic df Sig. Pre Post Sel

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. juga istilah adolesens (dalam Bahasa Inggris: adolescence). Para ahli. merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SIYAM RAHMAWATI

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI DAN NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN DISMENORE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I. tahun dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Non-equivalent Control Group Design. Kelompok Eksperimen. Kelompok Kontrol

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Kegiatan Membaca Manaqib Syaikh Abdul

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Madrasah Aliyah Cokroaminoto Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo sejak tanggal 18 Mei sampai tanggal 1 Juni 2013. Madrasah ini didirikan pada tahun 2009 dan telah diakreditasi pada tahun 2012 dengan nilai akreditas B. Sekolah ini beralamat di Desa Luwoo Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo. Jumlah siswi yang ada di MA Cokroaminoto adalah : Kelas X ada 10 orang, kelas XI ada 10 orang, dan kelas XII ada 24 orang. Jumlah guru ada 11 orang dan staf tata usaha 1 orang. Sarana yang ada di MA Cokroaminoto adalah : 6 ruang belajar, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang TU, 1 ruang dewan guru, 1 ruang laboraturium IPA dan 1laboratorium komputer, dan 1 ruang perpustakaan. Sedangkan prasarana yang menunjang di MA Cokroaminoto antara lain :1 masjid, 1 ruang warung internet, 1 ruang UKS / BK, dan 1 gedung olahraga. Sebelah utara sekolah ini berbatasan dengan Jalan Tehnik, sebelah selatan berbatasan dengan rumah warga, sebelah timur berbatasan dengan Perumahan Griya Permai, dan sebelah barat berbatasan dengan rumah warga.

1.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Umur saat diteliti Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur Saat Diteliti Umur(tahun) N Persentase(%) 16 10 22.7 17 13 29.5 18 13 29.5 19 8 18.2 Total 44 100 % Sumber : Data Primer, 2013 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa umur semua responden hampir terbagi rata pada rentang umur 16 19 tahun. Di mana responden yang berumur 16 tahun ada 10 orang (22.7%), yang berumur 17 tahun ada 13 orang (29.5%), yang berumur 18 tahun ada 13 orang (29.5%), dan yang berumur 19 tahun ada 8 orang (18.2%). 4.2.2 Umur menarche Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur Menarche Umur(tahun) N Persentase(%) 10 6 13.6 11 9 20.5 12 12 27.3 13 10 22.7 14 7 15.9 Total 44 100 % Sumber : Data Primer, 2013 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa semua responden pertama kali haid pada rentang umur menarche 10-14 tahun. Di mana responden yang pertama kali haid pada umur 10 tahun ada 6 orang (13.6%), pada umur 11 tahun ada 9 orang (20.5%), pada umur 12 tahun a da 12 orang (27.3%), pada umur 13 tahun ada 10 orang (22.7%), dan pada umur 14 tahun ada 7 orang (15.9%).

4.2.3 Durasi nyeri Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Durasi Nyeri Durasi Nyeri N Persentase % < 1 jam 8 18.2 > 1 jam 7 15.9 1 hari 24 54.5 >1 hari 5 11.4 Total 44 100 % Sumber : Data Primer, 2013 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden mengalami nyeri haid dengan durasi < 1 jam yaitu 8 orang (18.2 %), dengan durasi > 1 jam yaitu 7 orang (15.9 %), dengan durasi 1 hari yaitu 24 orang (54.5%), dan dengan durasi > 1 hari yaitu 5 orang (11.4 %). 4.2.4 Tingkat nyeri sebelum diterapi Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Skala Nyeri Sebelum Diberikan Terapi Skala Nyeri N Persentase (%) 0 (tidak nyeri) 0 0 1-3 (nyeri ringan) 7 15.9 4-6 (Nyeri sedang) 27 61.4 7-9 (nyeri berat terkontrol) 10 22.7 10 (Nyeri berat tidak terkontrol) 0 0 Total 44 100 % Sumber : Data Primer, 2013 Berdasarkan tabel di atas bahwa pada hasil penelitian ditemukan bahwa sebelum diberikan terapi responden paling banyak mengalami nyeri pada skala 4-6 (nyeri sedang) yaitu sekitar 60 %, pada skala 1-3 (nyeri ringan) ada 7 orang (15.9%), pada skala 7-9 (nyeri berat terkontrol) ada 10 orang (22.7%).

4.2.5 Tingkat nyeri setelah diberikan terapi Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Skala Nyeri Setelah Diberikan Terapi Skala Nyeri N Persentase (%) 0 (tidak nyeri) 2 4.5 1-3 (nyeri ringan) 26 59.1 4-6 (Nyeri sedang) 15 34.1 7-9 (nyeri berat terkontrol) 1 2.3 10 (Nyeri berat tidak terkontrol) 0 0 Total 44 100 % Sumber : Data Primer yang diolah Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setelah diberikan terapi responden yang mengalami nyeri 7 9(nyeri berat terkontrol) ada 1 orang (2.3%), nyeri skala 4-6 (nyeri sedang) ada 15 orang (34.1 %), nyeri 1-3 (nyeri ringan) ada 26 orang (59.1 %), dan tidak mengalami nyeri ada 2 orang (4.5 %). 4.2.6 Uji normalitas data Sebelum data dianalisis, peneliti melakukan uji normalitas data terlebih dahulu untuk menguji apakah data yang didapatkan dari hasil penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan Kolmogorov Smirnov pada program SPSS versi 16 dengan hasil sebagai berikut. Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Kolmogorov-Smirnov a Sig. Sebelum terapi 0.07 Sesudah diterapi 0.06 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa data sebelum diterapi berdistribusi normal (0.07 > 0.05). Sedangkan untuk data setelah diterapi juga berdistribusi normal (0.06 > 0.05).

4.2.7 Perbedaan nyeri haid sebelum dan sesudah diberikan terapi Dalam menganalisis perubahan yang terjadi pada variabel independent yaitu nyeri haid sebelum dan sesudah diberikan terapi massage, maka peneliti menggunakan analisis Uji T berpasangan ( Paired sample t-test) dalam program SPSS for windows 16.00. Tabel 4.7 Hasil Uji T Nyeri Haid Sebelum dan Sesudah diberikan Terapi Mean Paired Samples Test Paired Differences Std. Deviatio n Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Low er Upper Pair 1 Sebelum 1.750 1.314.198 1.35 Sesudah 0 2.150 8.83 4 Sumber : Data Primer, 2013 t df Sig. (2- tailed) 43.000 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa rata rata sampel ( mean) adalah 1.750, Standard Deviation adalah 1.314, dan hasil signifikan 0.000. Maka nilai probabilitas/p value T Test Paired: Hasil = 0.000. Artinya: Ada perbedaan antara sebelum dan sesudah perlakuan diberikan terapi massage. Sebab nilai p value adalah 0.000 < 0,05 (95 % kepercayaan). Sehingga terdapat pengaruh terapi massage (independen) terhadap penurunan nyeri haid (dependen) pada siswi di MA Cokroaminoto Kec.Talaga Jaya.

4.3 Pembahasan 4.3.1 Tingkat nyeri haid sebelum diberikan terapi massage Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 44 responden sebagian besar responden mengalami nyeri haid pada skala 4-6 (nyeri sedang) yaitu sebanyak 27 responden (61.4 %). Menurut peneliti bahwa nyeri haid pada responden disebabkan oleh tingginya kadar Prostaglandin dalam darah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Perry and Potter (2006) bahwa selama haid, uterus berkontraksi lebih kuat. Kadang-kadang ketika kontraksi seseorang itu akan merasakan nyeri. Kontraksi otot-otot rahim berlaku ketika prostaglandin dihasilkan. Prostaglandin adalah bahan kimia yang dibuat oleh lapisan rahim. Sebelum menstruasi, kadar prostaglandin meningkat. Price (1994) m enjelaskan bahwa nyeri haid yang dirasakan oleh wanita disebabkan karena adanya jumlah prostaglandin yang berlebihan pada darah menstruasi sehingga merangsang hiperaktivitas uterus. Prostaglandin menyebabkan peningkatan aktivitas uterus dan serabutserabut saraf terminal rangsang nyeri. Kombinasi antara peningkatan kadar prostaglandin dan peningkatan kepekaan miometrium menimbulkan tekanan intra uterus sampai 400 mm Hg dan menyebabkan kontraksi miometrium yang hebat. Atas dasar itu disimpulkan bahwa prostaglandin yang dihasilkan uterus berperan dalam menimbulkan hiperaktivitas miometrium. Kontraksi miometrium yang disebabkan oleh prostaglandin akan mengurangi aliran darah, sehingga terjadi iskemia sel-sel miometrium yang mengakibatkan timbulnya nyeri spasmodik. Jika

prostaglandin dilepaskan dalam jumlah berlebihan ke dalam peredaran darah, maka akan timbul efek sistemik seperti diare, mual, muntah (Harel, 2006). Hal ini didukung oleh Dawood (2007) yang melakukan penelitian mengukur kadar PGF 2α pada darah menstruasi yang terdapat dalam tampon, mendapatkan bahwa kadar PGF 2α dua kali lebih tinggi pada wanita yang mengalami nyeri haid dibandingkan dengan yang tidak mengalami nyeri haid. Lundstrom and Green (1978) melakukan penelitian pada sediaan endometri um wanita dengan nyeri haid yang tidak menjalani pengobatan, diperoleh kadar PGF 2α empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa nyeri haid saat hari pertama menstruasi. 4.3.2 Tingkat Nyeri Haid Setelah Diterapi Massage Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa setelah diberikan terapi dari 44 responden sebagian besar responden mengalami nyeri haid pada skala 1 3 (nyeri ringan) yaitu sebanyak 26 orang (59.1 %). Selain itu didapatkan ada 7 orang responden (16 %) yang tidak mengalami penurunan nyeri haid. Menurut peneliti hal ini terjadi karena faktor stres dari responden tersebut. Hal ini sesuai dengan teori menurut Prawirohardjo ( 2006), yang menyatakan bahwa faktor yang memegang peranan penting sebagai penyebab dysmenorrhea salah satunya adalah faktor kejiwaan. Karena pada masa remaja labilnya emosi erat kaitannya dengan perubahan hormon dalam tubuh. Bobak (2004) juga mengemukakan bahwa pada gadis - gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore.

Selain itu penelitian yang mendukung asumsi peneliti yaitu penelitian oleh Purwanti (2008) dengan hasil terd apat hubungan antara tingkat stres dengan kejadian dismenore pada remaja putri di SMK Hidayah Banyumanik. Hasil penelitian oleh Inayah (2010) dengan hasil bahwa ada hubungan antara dismenorea dengan tingkat kecemasan di MTS Sudirman Kuwayuhan, Pejagoan Kebumen. 4.3.3 Pengaruh Pemberian Terapi Massage Terhadap Tingkat Nyeri Haid Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sampel penelitian menyatakan bahwa setelah pemberian terapi massage merasakan adanya penurunan nyeri haid. Hasil analisis statistik terhadap penurunan nyeri haid dengan menggunakan Program SPSS for windows 16.00 menunjukkan nilai p value = 0.000. Sebab nilai p value < 0,05 (95 % kepercayaan), maka H 0 ditolak dan H a diterima artinya ada pengaruh pemberian terapi massage terhadap penurunan nyeri haid siswi di Madrasah Aliyah Cokroaminoto Kec.Talaga Jaya. Menurut peneliti bahwa ada pengaruh pemberian terapi massage terhadap penurunan nyeri haid dikarenakan terapi massage yang diberikan membuat relaksasi otot abdomen sehingga sangat efektif untuk menurunkan rasa nyeri haid. Hal ini sejalan dengan Gate Control Theory menurut Monsdragon (dalam Nisofa 2002) bahwa serabut nyeri membawa stimulasi nyeri ke otak lebih kecil dan perjalanan sensasinya lebih lambat dari pada serabut sentuhan yang luas. Ketika sentuhan dan nyeri dirangsang bersamaan, sensasi sentuhan berjalan ke otak dan

menutup pintu gerbang dalam otak, pembatasan jumlah nyeri dirasakan dalam otak. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ekowati (2009) bahw a tehnik massage pada abdomen memiliki efek penurunan intensitas nyeri pada dismenore primer. Penelitian selanjutnya oleh Saraswati (2009) bahwa teknik effleurage/massage berpengaruh dalam penurunan intensitas nyeri menstruasi. Untuk mengurangi intensitas nyeri, disarankan untuk menggunakan manajemen non farmakologis nyeri, seperti: pijat, terapi es, kompres hangat, terapi relaksasi dan hipnotis (Bare dan Smeltzer, 2002). Menurut Aulia (2009) bahwa salah satu penanganan non farmakologi untuk nyeri haid yaitu terapi massage. Dari hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa responden menyatakan mereka minum obat atau jamu untuk mengatasi nyeri saat haid/dismenore. Untuk itu perlu adanya alternatif lain yang bersifat preventif untuk mengatasi dismenore, salah satunya terapi massage. Menurut Campbell dan Mc Grath (1997) (dalam Wiknjosastro, 1999) bahwa telah diteliti sebesar 30-70% remaja wanita mengobati nyeri haidnya dengan obat anti nyeri yang dijual bebas). Hal ini sangat berisiko, karena efek samping dari obat-obatan tersebut jika digunakan secara bebas dan berulang tanpa pengawasan dokter. Sebagai alternatif, dilakukan berbagai penelitian untuk menemukan terapi pengganti ataupun terapi pelengkap yang lebih aman jika dibandingkan terapi dengan NSAID, seperti terapi herbal, terapi suplemen, terapi

akupuntur, terapi tingkah laku, dan aroma terapi (Robert dan David, 2004). Salah satunya yaitu terapi massage yang lebih aman, tanpa efek samping, dan dapat dilakukan secara mandiri. Massage merupakan tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan/atau meningkatkan sirkulasi. Pijatan pada abdomen yang teratur dangan latihan pernapasan digunakan untuk mengalihkan klien dari rasa nyeri. Begitu pula adanya massage yang mempunyai efek distraksi juga dapat meningkatkan pembentukan endorphin dalam sistem kontrol desenden. Massage dapat membuat pasien lebih nyaman karena massage membuat relaksasi otot. Massage merupakan teknik yang aman, mudah, tidak perlu banyak alat, tidak perlu biaya, tidak memiliki efek samping dan dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang lain (Nisofa, 2002). Sehingga menurut peneliti, tehnik massage ini merupakan tindakan mandiri perawat yang dapat membantu mengurangi nyeri haid pada pasien, tetapi nyeri ini tidak akan berkurang apabila pasien tersebut mengalami kecemasan. Seperti yang telah ditekankan oleh Smeltzer & Bare (2002) bahwa kecemasan yang berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri. Dari hasil penelitian ini menemukan bahwa penggunaan terapi massage terbukti dapat menurunkan nyeri haid pada wanita. Dengan demikian, terapi ini

dapat dimanfaatkan sebagai terapi alternatif non farmakologis dalam menurunkan nyeri haid. 4.4 Keterbatasan Penelitian Setiap penelitian tidak terlepas dari kemungkinan adanya keterbatasan yang dapat mempengaruhi kualitas hasil penelitian. Adapun keterbatasan peneliti antara lain : 4.4.1 Jumlah responden Responden dalam penelitian ini adalah seluruh siswi di MA Cokroaminoto yang hanya berjumlah 44 orang sehingga hasil penelitian masih belum bisa menggambarkan secara keseluruhan. 4.4.2 Peneliti pemula Peneliti belum berpengalaman, karena baru pertama kali melakukan penelitian sehingga masih banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini.