TENTANG DAFTARKEWENANGANDESABERDASARKANHAKASALUSUL DANKEWENANGANLOKALBERSKALADESA DI KABUPATENTANJUNGJABUNGTIMUR DENGANRAHMA TUHANYANGMAHAESA

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

Mengingat :.1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SERANG

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DESA

DAFTAR BIDANG KELOMPOK KEGIATAN APBD DESA

KEPALA DESA PARAKANLIMA KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA PARAKANLIMA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG :

DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG BERDASARKAN HAK ASAL USUL

KEWENANGAN KEGIATAN 3 4

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU TFMUR TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2OO3 tentang. Tahun 2003 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4272);

PERATURAN DESA LONJOBOKO NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG RANCANGAN KEWENANGAN DESA

Bagian Kedua Uraian Tugas Sekretaris Desa dan Kepala Urusan. Pasal 8

GAMBARAN UMUM. Luas wilayah ha. 33 kecamatan 12 kelurahan 378 desa Rukun Warga (RW) Rukun Tetangga (RT).

KEPALA DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI PERATURAN DESA CABAK NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

Disampaikan pada: SOSIALISASI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA dan TRANSISI PNPM MANDIRI Jakarta, 30 April 2015

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 4 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 20 Tahun : 2015

KEPALA DESA PULUTAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA PULUTAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

Contoh RANCANGAN PERATURAN DESA tentang Daftar Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa LAMBANG BURUNG GARUDA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 71 Tahun : 2015

PERATURAN DESA KALIBEJI KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN NOMOR :... Tahun 2016 TENTANG :

5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2014 tentang Dana Desa Dana Desa 6.

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU DESA

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA PEMERINTAH DESA BANJARJO KECAMATAN KEBONAGUNG TAHUN ANGGARAN 2017 URAIAN

PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

B U P A T I K A R O PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA TEGAL ARUM KABUPATEN TEBO RANCANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 66 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA GADUNG KECAMATAN TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA

IMPLEMENTASI UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PERATURAN DESA SUMBERANYAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 masyarakat hukum serta keserasian dan sinergi dalam pelaksanaan pengaturan dan kebijakan mengenai desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN DANA DESA

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG PENGATURAN KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 7

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 8 TAHUN 2O15 TENTANG

LEMBARAN DESA JAMBLANG NOMOR 1 TAHUN 2016 SERI E.1.

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR : 10 TAHUN2015 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan ata

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

KEPALA DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK PERATURAN DESA DEMPET NOMOR 06 TAHUN 2O16 TENTANG

PERATURAN DESA MIAU MERAH NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA MIAU MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 25 TAHUN 2015 SERI

BUPATI KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR : 01 TAHUN 2016

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUNGO,

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA CINANGGELA KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DESA CINANGGELA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA

Transkripsi:

BUPAT TANJUNG JABUNG TMUR PROVNS JAMB PERATURANBUPAT TANJUNG JABUNG TMUR NOMOR 8 TAHUN2017 TENTANG DAFTARKEWENANGANDESABERDASARKANHAKASALUSUL DANKEWENANGANLOKALBERSKALADESA D KABUPATENTANJUNGJABUNGTMUR DENGANRAHMA TUHANYANGMAHAESA BUPATTANJUNGJABUNGTMUR, Menimbang Mengingat a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 ayat (2) Peraturan Pemerintah 'Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, perlu disusun daftar kewenangan Desa berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan lokal berskala Desa; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Bupati Tanjung Jabung Timur tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur; 1. Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik ndonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik ndonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang Perubahan.-

Atas Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik.ndonesia Tahun 2000 Nomor81, Tambahan Lembaran Negara Republik ndonesia Nomor3969); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik ndonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik ndonesia Nomor4438); ' 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara RepubJik ndonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik ndonesia Nomor 5234); 4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik ndonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik ndonesia Nomor 5495); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik ndonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik ndonesia Nomor5587) sebagaimana telah diubah beberap.. kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik ndonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik ndonesia Nomor5679);, _" 6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa [LernbaranNegara Republik ndonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik ndonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor47 Tahun 2015 tentang ' '

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik ndonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran NegaraRepublikndonesia Nomor5717); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara Republik ndonesia Tahun 2014 Nomor 2091); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik ndonesia Tahun 2014 Nomor 2093);, 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik ndonesia Tahun 2014 Nomor 2094); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik ndonesia Tahun 2015 Nomor 2036); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik ndonesia Tahun 2016 Nornor 1037); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pemerintahan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2016 Nomor 2); MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURANBUPATTENTANGDAFTARKEWENANGANDESA BERDASARKANHAKASALUSUL DAN KEWENANGANLOKAL BERSKALA DESA D KABUPATEN TANJUNG JABUNG TMUR. BAB KETENTUANUMUM Pasal1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik ndonesia yang memegang

kekuasaan pemerintahan Negara Republik ndonesia: sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar NegaraRepublikndonesia Tahun 1945. 2. Pemerintah Provinsi adalah Gubemur beserta Perangkatl! Daerah sebagaiun sur penyelenggarapemerintahan Daerah.: 3. Pemerintah Kabupaten adalah Bupati beserta Perangkat: Daerah sebagai un sur penyelenggarapemerintahan Daerah. 4. Bupati adalah Bupati TanjungJabung Timur. 5. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam' pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari BupatijWalikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakantugas umum pemerintahan. 6. Desa adalah Desa dan Desa Adat atau yang disebut dengan il nama lain yang selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, danj atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan NegaraKesatuan Republikndonesia. 7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam. sistem pemerintahan NegaraKesatuan Republikndonesia. 8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut.i dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggarapemerintahan Desa. 9. KewenanganDesa Berdasarkan Hak Asal Usul adalah hak yang merupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan perkembangankehidupan masyarakat. 10. Kewenangan Lokal Berskala Desa adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul karena perkembangan Desa dan prakarsa masyarakat Desa. i

11. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban APB Desa atau perolehan hak lainnya yang sah. 12. Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUM Desa adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan ' secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang! dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. 13. Barang Milik Desa adalah kekayaan milik Desa berupa barang bergerak, dan barang tidak bergerak. 14. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang' diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis. 15. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa. 16. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan, sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan, yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa. i BAB RUANOLNOKUP Pasal2 Daftar kewenangan Desa yang diatur dalam Peraturan Bupati ini meliputi : a. kewenangan berdasarkan hak asal usu1; dan b. kewenangan lokal berskala Desa.

Pasal3 Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a meliputi: a. sistem organisasi perangkat Desa; b. pembinaan kelembagaan masyarakat; c. pengelolaan tanah kas Desa; d. pengelolaan tanah Desa atau tanah hak milik Desa yang menggunakan sebutan setempat; e. pengelolaan tanah bengkok; f. pengelolaantanah titisara; dan g. pengembanganperan masyarakat Desa. Pasal4 Kewenangan lokal berskala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b dengan kriteria: a. kewenangan yang mengutamakan kegiatan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat; b. kewenangan yang mempunyai lingkup pengaturan dan kegiatan hanya di dalam wilayah dan masyarakat Desa yang mempunyai dampak internal Desa; c. kewenangan yang berkaitan dengan kebutuhan dan kepentingan sehari-hari masyarakat Desa; d. kegiatan yang telah dijalankan oleh Desa atas dasar prakarsa Desa; e. program kegiatan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten dan pihak ketiga yang telah diserahkan dan dikelolaoleh Desa; dan f. kewenangan lokal berskala Desa yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang pembagian kewenangan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten.. Pasal5 Pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e meliputi :

a. individu; b. organisasi kemasyarakatan; c. perguruan tinggi; d. lembaga swadaya masyarakat; e. lembaga donor; dan f. perusahaan. Pasa16 Kewenangan lokal berskala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b meliputi: a. bidang pemerintahan Desa; b. pembangunan Desa; c. kemasyarakatan Desa; dan d. pemberdayaan masyarakat Desa. Pasal7 Kewenangan lokal berskala Desa di bidang pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a antara lain meliputi: a. penetapan dan penegasan batas Desa; b. pengembangan sistem administrasi dan informasi Desa; c. pengembangan tata ruang dan peta sosial Desa; d. pendataan dan pengklasifikasian tenaga kerja Desa; e. pendataan penduduk yang bekerja pada sektor pertanian ' dan non pertanian; f. pendataan penduduk menurut jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, pencari kerja, dan tingkat partisipasi angkatan kerja; g. pendataan penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan jenis pekerjaan dan status pekerjaan; h. pendataan penduduk yang bekerja di luar negeri; 1. penetapan organisasi Pemerintah Desa; J. pembentukan Badan Permusyawaratan Desa; k. penetapan perangkat Desa; 1. penetapan BUMDesa; m. penetapan APBDesa; n. penetapan Peraturan Desa;

o. penetapan kerja sarna antar-desa; p. pemberian izin penggunaan gedung pertemuan atau balai i Desa; q. pendataan potensi Desa; r. pemberian izin hak pengelolaan atas tanah Desa; s. penetapan Desa dalarn keadaan darurat seperti kejadian bencana, konflik, rawan pangan, wabah penyakit, gangguan keamanan, dan kejadian luar biasa lainnya dalarn skala Desa; t. pengelolaan arsip Desa; dan u. penetapan pos kearnanan dan pos kesiapsiagaan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sosial masyarakat Desa. Pasal8 Kewenangan lokal berskala Desa di bidang pembangunan Desa sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 6 huruf b meliputi: a. pelayanan dasar Desa; b. sarana dan prasarana Desa; c. pengembangan ekonomi lokal Desa; dan d. pemanfaatan sumber daya alarn dan lingkungan Desa. Pasal9 Kewenanganlokal berskala Desa di bidang pelayanan dasar!. sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 8 huruf a antara lain meliputi : a. pengembangan pos kesehatan Desa dan Polindes; b. pengembangan tenaga kesehatan Desa; c. pengelolaan dan pembinaan Posyandu melalui: 1.layanan giziuntuk balita; 2. pemeriksaan ibu harnil; 3. pemberian makanan tambahan; 4. penyuluhan kesehatan; 5. gerakan hidup bersih dan sehat; 6. penimbangan bayi; dan 7. gerakan sehat untuk lanjut usia.

d. pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional; e. pemantauan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif di Desa; f. pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini; g. pengadaan dan pengelolaan sanggar belajar, sanggar seni budaya, dan perpustakaan Desa; dan h. fasilitasi dan motivasi terhadap kelompok-kelompok belajar di Desa.! Pasall0 Kewenangan lokal berskala Desa di bidang sarana dan prasarana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8! huruf b antara lain meliputi: a. pembangunan dan pemeliharaan kantor Desa dan balai! Desa; b. pembangunan dan pemeliharaan jalan Desa; c. pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani; d. pembangunan dan pemeliharaan embung Desa; e. pembangunan energi baru dan terbarukan; f. pembangunan dan pemeliharaan rumah ibadah; g. pengelolaan pemakaman Desa dan petilasan; h. pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan; 1. pembangunan dan pengelolaan air bersih berskala Desa; J. pembangunan dan pemeliharaan irigasi tersier; k. pembangunan dan pemeliharaan lapangan Desa; 1. pembangunan dan pemeliharaan taman Desa; m. pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan saluran untuk budidaya perikanan; dan n. pengembangan sarana dan prasarana produksi di Desa. Pasalll Kewenangan lokal berskala Desa di bidang pengembangan ekonomi lokal Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf cantara lain meliputi: a. pembangunan dan pengelolaan pasar Desa dan kis Desa;

b. pembangunan dan pengelolaan tempat pelelangan ikan ' milik Desa; c. pengembangan usaha mikro berbasis Desa; d. pembangunan dan pengelolaan keramba jaring apung dan bagan ikan; e. pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan dan penetapan cadangan pangan Desa; f. pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan dan penetapan cadangan pangan Desa; g. penetapan komoditas unggulan pertanian dan perikanan, Desa; h. pengaturan pelaksanaan penanggulangan hama dan penyakit pertanian dan perikanan secara terpadu; 1. penetapan jenis pupuk dan pakan organik untuk pertanian dan perikanan; j. pengembangan benih lokal; k. pengembangan temak secara kolektif; 1. pembangunan dan pengelolaan energi mandiri; m. pendirian dan pengelolaan BUMDesa; n. pembangunan dan pengelolaan tambatan perahu; o. pengelolaan padang gembala;, i, i! p. pengembangan wisata Desa di luar rencana induk pengembangan pariwisata Kabupaten; q. pengelolaan balai benih ikan; r. pengembangan teknologi tepat guna pengolahan hasil i pertanian dan perikanan; dan s. pengembangan sistem usaha produksi pertanian yang bertumpu pada sumber daya, kelembagaan dan budaya lokal. Pasal12 Kewenanganlokal berskala Desa di bidang kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c meliputi: a. membina keamanan, ketertiban dan ketentraman wilayah dan masyarakat Desa; b. membina kerukunan warga msyarakat Desa;

.: c. memelihara perdamaian, menangani konflik dan melakukan mediasi di Desa; dan d. melestarikan dan mengembangkan gotong royong masyarakat Desa. i Pasal13 Kewenangan lokal berskala Desa di bidang pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal6 huruf d antara lain meliputi : a. pengembangan seni budaya lokal; b. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi lembaga kemasyarakatan dan lembaga adat; c. fasilitasi kelompok-kelompokmasyarakat melalui: 1. kelompoktani; 2. kelompoknelayan; 3. kelompokseni budaya; dan 4. kelompokmasyarakat lain di Desa. d. pemberian santunan sosial kepada keluarga fakir miskin;, e. fasilitasi terhadap ke1ompok-kelompokrentan, kelompok masyarakat mskin, perempuan, masyarakat adat, dan difabel; f. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi para legal untuk memberikan bantuan hukum kepada warga masyarakat Desa; g. analisis kemiskinan secara partisipatif di Desa; h. penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan sehat; i. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi kader pembangunan dan pemberdayaan masyarakat; J. peningkatan kapasitas melalui pelatihan usaha ekonomi Desa; k. pendayagunaan teknologitepat guna; dan 1. peningkatan kapasitas masyarakat melalui : 1. kader pemberdayaan masyarakat Desa; 2. kelompokusaha ekonomiproduktif; 3. kelompokperempuan; 4. kelompoktani;

" 5. kelompokmasyarakat miskin; 6. kelompoknelayan; 7. kelompokpengrajin; 8. kelompokpemerhati dan perlindungan anak; 9. kelompokpemuda; dan 10, kelompoklain sesuai kondisi Desa. BAB PENETAPANKEWENANGANDESA Pasa114 (1)Pemerintah Desa mengadakan musyawarah Desa untuk. memilih dari daftar kewenangan Desa masing-masing sesuai Peraturan Bupati ini dengan mempertimbangkan situasi, kondisi, dan kebutuhan lokal. (2)Memilih dari daftar kewenangan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapi dengan Berita. Acara yang ditandatangani oleh seluruh yang hadir dan diketahui oleh Kepala Desa dan Ketua BPD. (3)Format berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)! tercantum pada Lampiran dan merupakan bagian yang! tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (4)Hasil memilih dari daftar kewenangan Desa oleh masing- ' masing Desa disusun dalam Rancangan Peraturan Desa tentang Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan KewenanganLokalBerskala Desa. (5)Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan penetapan oleh Kepala Desa menjadi Peraturan Desa setelah mendapat kesepakatan bersama antara Kepala Desa dengan pimpinan Badan Permusyawaratan Desa. (6)Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (5) disampaikan kepada Sekretaris Desa untuk diundangkan.

" _" BABV KETENTUANPENUTUP Pasal15 Peraturan Bupati mi mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Ditetapkan di pada tanggal a Sabak, ~tiua1l-t 20 17 JABUNGTMUR, Diundangkan di Muara Sabak pada tanggal a,.j~ua(la 2017 UPATENTANJUNGJABUNGTMUR, PATEN TANJUNG JABUNG TMUR TAHUN 2017! '

.' LAMPlRAN : PERATURANDUPATTANJUNG JABUNG TMUR NOMOR 8 TAHUN2017 TANGGAL : G? jatiu\(t\ 2017 TENTANG : DAFTARKEWENANGANDESA BERDASARKANHAKASALUSULDAN KEWENANGANLOKALBERSKALADESA D KABUPATENTANJUNGJABUNGTMUR: FORMAT BERTA ACARA : KOPNASKAHDNAS PEMERNTAHDESA i BERTA ACARA MUSYAWARAH DESA TENTANG BASL MEMLH DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA Pada hari ini tanggal bulan tahun.., bertempat di Kantor Desa, telah dilaksanakan rapat pengkajian dan memilih terhadap Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul Desa dan kewenangan lokal berskala Desa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang dapat dilaksanakan di Desa... berdasarkan Peraturan Bupati Tanjung Jabung Timur Nomor Tahun.. tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asa Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dengan kegiatan sebagai berikut : A. Materi Rapat Melakukan pemilihan kewenangan Desa bedasarkan hak asal usul Desa dan kewenangan lokal berskala Desa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur berdasarkan Peraturan Bupati Tanjung Jabung Timur Nomor... Tahun... tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dengan mempertimbangkan situasi, kondisi, dan kebutuhan lokal. B. Keputusan Rapat Rincian kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul Desa dan kewenangan lokal berskala Desa, adalah sebagai berikut: KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DESA DAN KEWENANGANLOKALBERSKALADESAD DESA KECAMATAN. KABUPATENTANJUNGJABUNGTMUR A. Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul, meliputi : a. sistem organisasi Perangkat Desa b. pembinaan kelembagaan masyarakat; c. pengelolaan tanah kas Desa; d. pengelolaan tanah Desa atau tanah hak milik Desa yang menggunakan sebutan setempat; e. pengelolaan tanah bengkok;

f. pengelolaan tanah titisara; dan g. pengembangan peran masyarakat Desa. i, B. Kewenanganlokal berskala Desa, meliputi : a. bidang pemerintahan Desa; b. pembangunan Desa; c. kemasyarakatan Desa; dan d. pemberdayaan masyarakat Desa. C. Penutup Keterangan : *) Rincian kewenangan terpilih berdasarkan hasil rapat Rapat pengkajian dan memilih daftar kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa... dan BPD terhadap kesiapan Desa... dalam rangka melaksanakan kewenangan berdasarkan hak asal usul Desa dan kewenangan lokal berskala Desa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang pengaturannya diserahkan kepada Desa... Kecamatan dihadiri oleh Kepala Desa, perangkat Desa dan Anggota BPD di Desa sebanyak orang, sebagaimana daftar hadir terlampir. Selanjutnya hasil rapat ini dijadikan sebagai dasar di dalam penetapan Keputusan BPD sebagai persetujuan BPD kepada Pemerintah Desa untuk ditetapkan dalam Keputusan Kepala Desa... Demikian Berita Acara iru dibuat untuk dijadikan bahan seperlunya., ~lja BlD. KEPALADESA. NAMAJELAS NAMAJELAS PESERTAYANGHADR 1... 2. 3. 4. dst JABUNGTMUR, l\ H. ROM i