BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 47 TAHUN 2018 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SERANG

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DESA

Mengingat :.1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Contoh RANCANGAN PERATURAN DESA tentang Daftar Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa LAMBANG BURUNG GARUDA

Disampaikan pada: SOSIALISASI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA dan TRANSISI PNPM MANDIRI Jakarta, 30 April 2015

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 44 TAHUN 2017 T E N T A N G

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 7

PERATURAN DESA LONJOBOKO NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG RANCANGAN KEWENANGAN DESA

SALINAN KEPALA DESA OLEHSARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA OLEHSARI NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG BERDASARKAN HAK ASAL USUL

salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2014 tentang Dana Desa Dana Desa 6.

KEPALA DESA PARAKANLIMA KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA PARAKANLIMA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG :

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU DESA

PERATURAN DESA TULANGAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA TULANGAN KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 8 TAHUN 2O15 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

KEPALA DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI PERATURAN DESA CABAK NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEWENANGAN KEGIATAN 3 4

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

Bagian Kedua Uraian Tugas Sekretaris Desa dan Kepala Urusan. Pasal 8

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 20 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 12

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

KEPALA DESA SELOMARTANI KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DESA SELOMARTANI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 66 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

KEPALA DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK PERATURAN DESA DEMPET NOMOR 06 TAHUN 2O16 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA PULUTAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA PULUTAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 23 TAHUN 2017

KEPALA DESA TEGAL ARUM KABUPATEN TEBO RANCANGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 71 Tahun : 2015

PERATURAN DAERAHKABUPATEN BREBES NOMOR 004 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES

BUPATI PATI PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DESA

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN DESA NGETAL NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG. BADAN KREDIT DESA (BKD) SEBAGAI UNIT USAHA BUMDesa

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

DAFTAR BIDANG KELOMPOK KEGIATAN APBD DESA

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TENTANG MUSYAWARAH DESA

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 5 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

2 masyarakat hukum serta keserasian dan sinergi dalam pelaksanaan pengaturan dan kebijakan mengenai desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

SALINAN. Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 47 TAHUN 2018 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 dan Ketentuan Pasal 21 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa. Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah - Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 1

2 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);

3 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037). MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA. BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Bupati adalah Bupati Banyuwangi. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. 3. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan Pemerintahan di wilayah kerja Kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan Pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umum Pemerintahan. 5. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki desa meliputi kewenangan berdasarkan hak asal-usul, kewenangan lokal berskala desa, kewenangan yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah daerah provinsi, atau pemerintah daerah serta kewenangan lain yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah daerah provinsi, atau pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 6. Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul adalah kewenangan hak yang merupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa desa atau prakarsa masyarakat desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat.

4 7. Kewenangan Lokal Berskala Desa adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat desa yang telah dijalankan oleh desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh desa atau yang muncul karena perkembangan desa dan prakarsa masyarakat desa. 8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 10. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. 11. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh BPD untuk menyepakati hal yang bersifat strategis. 12. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa. 13. Tanah Desa adalah tanah yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Pemerintah Desa sebagai salah satu sumber pendapatan asli desa dan/atau untuk kepentingan sosial. 14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat APBDes adalah rencana keuangan tahunan pemerintah Desa. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Ruang lingkup dalam Peraturan Bupati ini adalah: a. Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul; b. Kewenangan lokal berskala Desa; c. Pelaksanaan kewenangan Desa; d. Penetapan kewenangan Desa; e. Pungutan Desa; f. Pembiayaan; dan g. Pembinaan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan.

5 BAB III KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL Pasal 3 Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, paling sedikit meliputi: a. Sistem organisasi masyarakat adat; b. Pembinaan kelembagaan masyarakat; c. Pembinaan lembaga dan hukum adat; d. Pengelolaan tanah desa yang terdiri dari tanah kas desa, tanah bengkok, tanah titisara, bondo deso atau tanah hak milik desa yang memiliki sebutan setempat; dan e. Pengembangan peran masyarakat desa. Pasal 4 Kewenangan berdasarkan hak asal usul setelah dilakukan identifikasi dan inventarisasi, adalah : a. Pembinaan sistem organisasi masyarakat desa; b. Pembinaan dan pelestarian kelompok sosial budaya di desa; c. Pembinaan paguyuban dan rembug-rembug warga; d. Pembinaan kehidupan ekonomi, keamanan, dan lingkungan; e. Pembinaan kelembagaan kemasyarakatan lokal berskala desa; f. Pelestarian budaya gotong royong masyarakat; g. Pelestarian adat dan budaya; dan h. Pembinaan kerukunan hidup bermasyarakat. BAB IV KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA Pasal 5 Rincian kewenangan lokal berskala desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b paling sedikit terdiri atas : a. Pengelolaan tambatan perahu; b. Pengelolaan pasar desa; c. Pengelolaan tempat pemandian umum; d. Pengelolaan jaringan irigasi; e. Pengelolaan lingkungan permukiman masyarakat desa;

6 f. Pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos pelayanan terpadu; g. Pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan belajar; h. Pengelolaan perpustakaan desa dan taman bacaan; i. Pengelolaan embung desa; j. Pengelolaan air minum berskala desa; dan k. Pembuatan jalan desa antar pemukiman ke wilayah pertanian. Pasal 6 Kewenangan lokal berskala desa hasil identifikasi dan inventarisasi kewenangan, meliputi: 1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan desa a. Pengelolaan sarana dan prasarana desa; b. Pendataan penduduk, potensi desa dan pendayagunaan profil desa; c. Pengelolaan administrasi dan informasi serta kearsipan pemerintahan desa; d. Penyuluhan program-program pemerintah serta sosialisasi regulasi; e. Pengembangan tata ruang dan peta sosial desa; f. Penanggulangan bencana, keadaan darurat dan keadaan mendesak dalam skala lokal desa; g. Pengelolaan aset milik desa; h. Pengembangan sistem informasi desa dan administrasi desa; i. Penetapan kerjasama desa; j. Pengukuran, pelacakan, penyiapan patok dan dokumen penegasan batas desa; k. Mediasi konflik pertanahan; dan l. Penyelenggaraan tata praja pemerintahan, perencanaan keuangan dan pelaporan. 2. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa a. Pengelolaan PAUD/TK/TPA/TKA/TPQ/Madrasah non-formal milik desa; b. Pengelolaan taman bermain, taman bacaan, perpustakaan desa, sanggar belajar dan sanggar seni milik desa; c. Dukungan pendidikan bagi siswa miskin/ berprestasi yang tidak termasuk dalam program APBN dan APBD; d. Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa (PKD)/Polindes milik desa (Obatobatan); e. Penyelenggaraan posyandu dan taman posyandu;

7 f. Insentif bidan desa/ perawat desa; g. Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS); h. Penyelenggaraan desa siaga kesehatan; i. Penanganan bagi penyandang kesejahteraan sosial; j. Pembangunan/pemeliharaan jalan desa, jembatan milik desa dan sarana prasarana jalan desa; k. Pengembangan tata ruang desa; l. Dukungan pelaksanaan program pembangunan/rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), keluarga miskin (pemetaan, validasi, dll); m. Pengelolaan sumur resapan milik desa; n. Pengelolaan sumber air bersih milik desa (mata air/tandon penampungan air hujan/sumur bor, dll); o. Pemeliharaan sanitasi permukiman (gorong-gorong, selokan, parit, dll., diluar prasarana jalan); p. Pengelolaan sanitasi lingkungan (pengelolaan sampah dan tempat pembuangan sampah); q. pengelolaan lumbung pangan dan penetapan cadangan pangan desa; dan r. Pengelolaan wisata milik desa. 3. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa a. Pengadaan/penyelenggaraan pos keamanan desa (pembangunan pos, pengawasan pelaksanaan jadwal ronda/patrol dll); b. Penguatan dan peningkatan kapasitas bagi kelompok masyarakat; c. Pelaksanaan ketentraman, ketertiban umum desa; d. Penyediaan pos kesiapsiagaan bencana skala lokal desa; e. Bantuan hukum untuk aparatur desa dan masyarakat miskin; dan f. Pembinaan kerukunan warga masyarakat desa. 4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa a. Pengelolaan dan budidaya perikanan, peternakan, pertanian dan perkebunan milik desa; b. Pengelolaan pelabuhan perikanan sungai/kecil milik desa; c. Pengelolaan dan pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG); d. Peningkatan kapasitas aparatur desa, BPD dan lembaga kemasyarakatan desa; e. Fasilitasi pemberdayaan warga miskin, perempuan dan anak lokal desa; f. Pengembangan produk unggulan desa; g. Pengembangan pusat perekonomian desa; h. Pengelolaan BUMDesa; dan

8 i. Pengembangan dan pengelolaan industri kecil level desa. BAB V PELAKSANAAN KEWENANGAN DESA Pasal 7 (1) Setiap desa melakukan penetapan kewenangan desa didasarkan pada daftar rincian kewenangan desa yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bupati ini. (2) Pemilihan kewenangan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Kepala Desa bersama BPD dengan melibatkan unsur masyarakat desa melalui musyawarah desa. (3) Kewenangan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih sesuai situasi, kondisi, kebutuhan dan kemampuan lokal desa. (4) Hasil musyawarah desa tentang pemilihan kewenangan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam berita acara musyawarah desa. BAB VI PENETAPAN KEWENANGAN DESA Pasal 8 (1) Pemilihan kewenangan desa dilakukan dalam forum Musyawarah Desa yang diselenggarakan oleh BPD dan dihadiri unsur Pemerintah Desa, lembaga kemasyarakatan desa dan unsur masyarakat. (2) Hasil musyawarah desa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dituangkan dalam berita acara hasil musyawarah desa yang ditandatangani oleh Kepala Desa, BPD dan perwakilan peserta musyawarah desa yang selanjutnya dijadikan dasar oleh Pemerintah Desa dan BPD dalam menetapkan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa. (3) Tata cara penyusunan, pembahasan, penetapan dan pengundangan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Desa Berskala Lokal sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. (4) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan, program dan administrasi desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, pemberdayaan masyarakat desa dan penanggulangan bencana, keadaan darurat dan mendesak.

9 BAB VII PUNGUTAN DESA Pasal 9 (1) Segala pungutan yang dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan desa, yang berupa uang dan/atau barang yang sifatnya membebani masyarakat ditetapkan dengan peraturan desa. (2) Desa dapat melaksanakan pungutan dalam rangka peningkatan pendapatan asli desa sesuai dengan kewenangan desa. (3) Desa berwenang melakukan pungutan atas jasa usaha seperti pemandian umum, wisata desa, pasar desa, tambatan perahu, keramba ikan, pelelangan ikan dan swadaya masyarakat. (4) Desa dapat mengembangkan dan memperoleh bagi hasil dari usaha bersama antara pemerintah desa dengan masyarakat desa. (5) Desa berwenang melakukan pungutan kepada pihak dari luar desa atas pemanfaatan fasilitas umum milik desa, seperti lapangan olahraga desa, jalan ekonomi, jalan usaha tani, jalan akses pemanfaatan bahan mineral bukan logam dan buatan, dan sebagainya. BAB VIII PEMBIAYAAN Pasal 10 (1) Pembiayaan untuk menjalankan kewenangan desa bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). (2) Pemerintah Desa dapat mengembangkan dan memperoleh bagi hasil dari usaha bersama antara pemerintah desa dengan masyarakat desa. (3) Selain pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibiayai dari: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; dan b. Sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

10 BAB IX PEMBINAAN, PENGAWASAN, EVALUASI DAN PELAPORAN Pasal 11 (1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan kewenangan desa. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), melalui: a. Pemberian pedoman; b. Fasilitasi, konsultasi dan koordinasi; c. Peningkatan kapasitas aparatur Pemerintah Desa; d. Monitoring dan evaluasi; dan e. Dukungan teknis administrasi. (3) Pembinaan, pengawasan dan pemberdayaan penyelenggaraan kewenangan desa dilakukan secara fungsional dilaksanakan oleh Camat dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait yang membidangi pemberdayaan dan pemerintahan desa. (4) Pengawasan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bertujuan agar pelaksanaan kewenangan desa berdayaguna dan berhasil guna serta berjalan sesuai dengan ketentuan. (5) Satuan kerja perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dalam melaksanakan tugasnya dapat membentuk tim pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kewenangan desa. Pasal 12 (1) Camat dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait yang menangani urusan Pemerintahan Desa melakukan evaluasi terhadap penetapan dan pelaksanaan kewenangan Desa (2) Pelaksanaan evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (1) minimal dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. (3) Kepala Desa wajib melaporkan realisasi pelaksanaan kewenangan Desa kepada Bupati melalui Camat. (4) Laporan sebagaimana dimaksud ayat (3) dilakukan secara tertulis dan disampaikan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

11 BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Bupati ini berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Banyuwangi. Ditetapkan di Banyuwangi Pada tanggal 3 Desember 2018 BUPATI BANYUWANGI, ttd H. ABDULLAH AZWAR ANAS Diundangkan di Banyuwangi Pada Tanggal 3 Desember 2018 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI, ttd DJADJAT SUDRADJAT BERITA DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2018 NOMOR 47