BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara kompetitif. Industrialisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia, yang dimana setiap manusia diharapkan dapat menjadi sumber daya siap pakai dan mampu membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu bertahan dalam persaingan yang ketat yaitu dengan meningkatkan produktivitas kerja. Produktivitas pada dasarnya merupakan suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan. Produktivitas kerja merupakan perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan) yang mengarah kepada pencapaian kinerja yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu (Hasibuan, 2007:46). Produktivitas pada semua perusahaan ditentukan oleh sistem manajemen karena sumber daya manusia sebagai pelaksana yang memiliki peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan produktivitasnya.
Luce Neni dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Gaji, Pendidikan dan Jaminan Sosial terhadap Produktivitas Kerja (2005) menyebutkan, pada dasarnya kekuatan yang ada dalam suatu perusahaan terletak pada orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Apabila tenaga kerja diperlakukan secara tepat dan sesuai dengan harkat dan martabatnya, perusahaan akan mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa faktor sumber daya manusia memegang peranan yang paling penting dan utama dalam proses produksi, karena alat produksi tidak akan berjalan tanpa dukungan dan keberadaan sumber daya manusia. Menurut Ravianto dalam bukunya Produktivitas dan Seni Usaha (1986: 91) Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah kesehatan kerja. Perusahaan perlu memelihara kesehatan para karyawan, kesehatan ini menyangkut kesehatan fisik ataupun mental. Kesehatan karyawan yang buruk akan mengakibatkan kecenderungan tingkat absensi yang tinggi dan produksi yang rendah. Adanya program kesehatan yang baik akan menguntungkan para karyawan secara material, karena mereka akan lebih jarang absen bekerja dengan lingkungan yang menyenangkan, sehingga secara keseluruhan akan mampu bekerja lebih lama berarti lebih produktif. Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan sehat yang sempurna baik fisik, mental maupun social. Selain itu, kesehatan kerja menunjuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum dengan tujuan memelihara kesejahteraan individu secara menyeluruh (Maltis dan Jackson, 2002:52). Menurut Undang-undang
Pokok Kesehatan RI No.9 Tahun 1960, Bab 1 Pasal 2, Keadaan sehat diartikan sebagai kesempurnaan yang meliputi keadaan jasmani, rohani dan kemasyarakatan, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan-kelemahan lainnya. Program kesehatan kerja tidak terlepas dari program keselamatan kerja, karena dua program tersebut tercakup dalam pemeliharaan terhadap karyawan, Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan, Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja, baik didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam air, maupun diudara. Keselamatan kerja merupakan sarana untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja berarti proses merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan dalam bekerja. Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Keselamatan kerja dapat membantu peningkatan produksi dan produktivitas atas dasar. Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat ditekan sekecil-kecilnya, Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi.
Kecelakaan kerja juga merupakan kecelakaan seseorang atau kelompok dalam rangka melaksanakan kerja di lingkungan perusahaan. Kecelakaan kerja juga merupakan suatu kejadian yang tak terduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur. Program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu sistem yang dirancang untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua personel di tempat kerja agar tidak menderita luka maupun menyebabkan penyakit di tempat kerja dengan mematuhi/taat pada hukum dan aturan keselamatan dan kesehatan kerja, yang tercermin pada perubahan sikap menuju keselamatan di tempat kerja (Rijuna Dewi, 2006:60). Selain itu program keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan dan penyakit kerja akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif terjadi hal demikian (Rizky Argama, 2006:41). Program kesehatan dan keselamatan kerja diselenggarakan perusahaan dengan tujuan pencegahan kecelakaan dan penyakit kerja untuk meringankan penderitaan karyawan dan keluarganya yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja, mengurangi ke absensian karyawan yang disebabkan oleh kecelakaan kerja, dan meminimalisasi pengeluaran perusahaan yang disebabkan oleh kecelakaan kerja baik itu kecelakaan ringan maupun berat. Salah satu perusahaan yang melaksanakan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap karyawannya adalah PTPN IV (Persero) Kebun
Pabatu yaitu perusahaan perkebunan yang memproduksi tanaman keras yaitu kelapa sawit. PTPN IV (Persero) Kebun Pabatu yang memiliki luas keseluruhan lahan 4.797 ha dengan jumlah karyawan 1.046 jiwa yang terdiri dari manajer kebun, kepala dinas tanaman, kepala dinas teknik, kepala tata usaha, Petugas Umum, Perwira Keamanan, karyawan pelaksana dan pemeliharaan tanaman serta karyawan pelaksana teknik dan produksi. Dari luas lahan yang mencapai 4.797 ha dapat digambarkan hasil produksi dari tahun 2008 sampai dengan 2012 pada tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Hasil Produksi Tanaman Sawit PTPN IV (Persero) Pabatu Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Luas Area TM (Ha) 4212 4672 4797 4797 4797 Luas Area TBM (Ha) 584 125 0 0 0 Total Produksi TBS (Ton) 82.669 95.776 99.813 97.832 103.588 Produktivitas Tanaman Sawit Perhektar (Ton) 19,6 20,5 20,8 20,33 21,59 Sumber : Dinas Tanaman PTPN IV (Persero) Pabatu Tabel 1.2 Hasil Pengolahan Pabrik PTPN IV (Persero) Pabatu Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Rendemen TBS (%) 23,2 23,5 23,75 24,1 24,25 Produksi CPO (Ton) 19.179 22.507 23.710 23.578 25.120 Produksi CPO Perhektar (Ton) 4,55 4,81 4,94 4,91 5,23 Rendemen Inti Sawit (%) 3,5 3,75 3,77 4,2 4,7 Produksi Inti Sawit (Ton) 2.893 3.591 3.762 4.108 4.868 Produksi Inti Sawit Perhektar (Ton) 0,68 0,76 0,78 0,85 0,10 Sumber : Dinas Pengolahan PTPN IV (Persero) Pabatu Berdasarkan Tabel 1.1 dan 1.2 di atas dapat terlihat bahwa perkembangan produktivitas PTPN IV (Persero) untuk lima tahun terakhir semakin meningkat mulai dari produktivitas CPO maupun Produksi inti sawit yang terlihat pada tabel bahwa pada tahun 2008 produksi CPO mencapai 19.179 ton dan untuk empat
tahun terakhir hingga tahun 2012 produksi CPO sudah mencapai 25.120 ton, hal ini menunjukkan bahwa produktivitas CPO meningkat pesat begitu juga dengan produksi inti sawit yang terus meningkat, dengan meningkatnya hasil produksi setiap tahunnya menuntut pihak perusahaan untuk meningkatkan juga kualitas karyawan dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia, melalui peningkatan keselamatan kerja, serta pelayanan kesehatan di perusahaan. PTPN IV (Persero) Pabatu menggalakkan program kesehatan dan keselamatan kerja bagi seluruh karyawannya khususnya karyawan pelaksana dan pemeliharaan tanaman dan karyawan reproduksi yang hampir setiap tahunnya mengalami kecelakaan ringan maupun berat mulai dari digigit ular, tersayat pisau egrek, tertusuk duri sawit, tertimpa TBS, terhirup racun hawa, tangan masuk kedalam mesin press minyak, terpeleset ke dalam penampungan minyak panas, terjatuh ke dalam kolam limbah sawit dan tangan terbakar terkena lori panas saat mengeluarkan buah. Perusahaan melaksanakan program kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawannya untuk mengurangi absensi yang disebabkan kecelakaan kerja dan mengurangi kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan serta meminimalisasi pengeluaran perusahaan yang harus ditanggung perusahaan untuk membiayai karyawan yang mangalami kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang terjadi di PTPN IV (Persero) Pabatu hingga saat ini diperkirakan mulai dari tahun 2008-2012 kecelakaan yang terjadi yaitu terjatuh ke dalam kolam limbah sawit, pada tahun 2010 kecelakaan yang terjadi yaitu tangan masuk kedalam mesin press
minyak dan sering terjadi kecelakaan tangan terbakar terkena lori panas saat mengeluarkan buah. Berdasarkan data yang didapat dari bagian SDM PTPN IV (Persero) Kebun Pabatu dari tahun 2008-2012 tercatat sudah 42 orang yang mengalami kecelakaan kerja. Tingkat kecelakaan kerja pada PTPN IV (Persero) Pabatu diklasifikasikan berdasarkan bagian/unit pekerjaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1.3 Jumlah Pekerja Yang Mengalami Kecelakaan Kerja Menurut Bagian/Unit Pekerjaan di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Pabatu Tahun 2008 2012 No. Bagian Kerja \ Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 % 1 Operator Rebusan 5 5 3 3 2 42.86 2 Operator Stasiun Kempa 1 0 0 0 0 2.38 3 Operator Loading Ramp 0 1 1 0 0 4.76 4 Operator Ketel Uap 2 2 1 1 1 16.66 5 Operator Stasiun Inti 0 0 0 1 0 2.38 6 Bagian Mesin 1 1 2 2 2 19.04 7 Bagian Laboratorium 0 0 1 0 0 2.38 8 Analisa Ketel 1 0 1 1 1 9.53 Total Kecelakaan 10 9 9 8 6 100% Sumber: Bagian SDM PTPN IV (Persero) Pabatu. Dari Tabel 1.3 dapat dilihat dalam periode tahun 2008-2012 setiap tahunnya PTPN IV (Persero) Kebun Pabatu mengalami penurunan tingkat kecelakaan kerja karyawan, dan menurut data pada Tabel 1.3 Bagian yang paling sering mengalami kecelakaan kerja di Pabrik PTPN IV (Persero) Kebun Pabatu adalah bagian Operator Rebusan, yakni sebesar 42,86% dari total seluruh kejadian kecelakaan di PTPN IV (Persero) Kebun Pabatu dalam rentang waktu 2008-2012.
Menurut data Jamsostek, angka kecelakaan kerja di Indonesia tercatat selama 2009, terdapat 54.398 kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia. Meski mengalami penurunan dibanding 2008 sebanyak 58.600 dan 2007 sebanyak 83.714, namun angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi dibanding Negara-negara lainnya, khususnya di Asia (Jamsostek, 2010). Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna menyelesaikan skripsi penulis yang berjudul Pengaruh Pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PTP Nusantara IV (Persero) Kebun Pabatu. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : Apakah Ada Pengaruh Pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PTP Nusantara IV (Persero) Kebun Pabatu. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PTP Nusantara IV (Persero) Kebun Pabatu.
1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan yang bersangkutan serta memberikan kebijakankebijakan yang lebih efisien terhadap karyawan dalam program pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan di PTP Nusantara IV (Persero) Kebun Pabatu. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta menjadi bahan masukan dalam perkuliahan di bidang kesehatan dan keselamatan kerja pada sumber daya manusia yang dimiliki karyawan. 3. Bagi Peneliti Lanjutan Referensi bagi peneliti selanjutnya sehingga dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan pengembangan penelitian yang sama di masa yang akan datang.