BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia diharapkan dapat menjadi sumber daya siap pakai dan mampu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan.

BAB 1 LATAR BELAKANG. signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2006, luas lahan areal kelapa

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi industri seperti sekarang ini, persaingan di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan manfaat namun juga dampak risiko yang ditimbulkan.

BAB I PENDAHULUAN. produktivitasnya. Standar operasional perusahaan pun otomatis mengalami

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dicapai.untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan modal salah satunya adalah

PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA DI BANDAR LAMPUNG. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan.

BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global

BAB I PENDAHULUAN. maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara kompetitif. Dari segi dunia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor yang terpenting pula. (Kusumadiantho, dalam Jurnal Universitas Pelita Harapan Volume i dan ii, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi semakin tajam, sehingga

KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

BAB I PENDAHULUAN. operasi serta membentuk perusahaan perusahaan modal ventura atau bergabung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya produktivitas (Multahada, 2008)

BAB I PENDAHULUAN. adalah Undang-Undang Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 27, Ayat (2) menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Ketiga tujuan tersebut antara lain: laba perusahaan yang maksimal,

PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tugas dan Tanggung Jawab Tiap-Tiap Jabatan pada Struktur. Organisasi. Menurut data bagian kantor Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.

BAB I PENDAHULUAN. cara mengurangi biaya yang dianggap kurang penting dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. seperti faktor modal, alam, dan tenaga kerja. Ketiga faktor tersebut merupakan hal yang

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Nilai dari sumber daya manusia akan tampak jelas ketika perusahaan. asset jika sumber daya manusianya berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

LAMPIRA N. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan karyawan yang sehat jasmani dan rohani

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal

POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT 1 Oleh: Almasdi Syahza Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Lembaga Penelitian Universitas Riau

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.

Peranan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja Sebagai Wujud Keberhasilan Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tenaga manusia dalam bidang industri. Dengan diketemukannya mesin serta

BAB I PENDAHULUAN. makin terangkat ke permukaan, terutama sejak di keluarkannya Undang Undang

disepakati bersama (Rivai dan Basri, 2005:50).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi telah menciptakan suatu lingkungan bisnis yang semakin kompetitif bagi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desa Pandu Senjaya merupakan wilayah dengan potensi pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto, 2010). kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Kurniawidjaja, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. satu asset penting bagi perusahaan, serta faktor pendukung utama dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Agar dapat lebih unggul dalam persaingan perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan bagian yang sangat penting dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas, dan usaha mereka kepada organisasi. Oleh karena itu, manusia

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab dari masing-masing jabatan di PT. Perkebunan Nusantara I Unit Tanjung Seumantoh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja diwajibkan dalam peraturan perundangundangan.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

PENTINGNYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di Indonesia, alih fungsi lahan pertanian merupakan masalah yang

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau badan usaha termasuk di dalamnya BUMN perkebunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH. Oleh AHMAD FAUZI LUBIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha percepatan pembangunan ekonomi, industrialisasi

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan (Sastrohadiwiryo, 2003,hal.17). Menurut Sumakmur (1996,hal.23), disisi lain kegiatan industri dalam

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kesehatan yang datang dari pekerjaan mereka tersebut. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber Daya Manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesejahteraan bangsa secara berkesinambungan dan terus-menerus dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. akan ditimbulkan akibat aktivitas-aktivitas yang ditimbulkan seperti kecelakaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. proses industri dipercepat untuk mendapatkan produksi semaksimal mungkin.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat- syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh Ario Noviansyah NIM.

BAB.I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.000 ha Kelapa Sawit. Karet. tahun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara kompetitif. Industrialisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia, yang dimana setiap manusia diharapkan dapat menjadi sumber daya siap pakai dan mampu membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu bertahan dalam persaingan yang ketat yaitu dengan meningkatkan produktivitas kerja. Produktivitas pada dasarnya merupakan suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan. Produktivitas kerja merupakan perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan) yang mengarah kepada pencapaian kinerja yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu (Hasibuan, 2007:46). Produktivitas pada semua perusahaan ditentukan oleh sistem manajemen karena sumber daya manusia sebagai pelaksana yang memiliki peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan produktivitasnya.

Luce Neni dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Gaji, Pendidikan dan Jaminan Sosial terhadap Produktivitas Kerja (2005) menyebutkan, pada dasarnya kekuatan yang ada dalam suatu perusahaan terletak pada orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Apabila tenaga kerja diperlakukan secara tepat dan sesuai dengan harkat dan martabatnya, perusahaan akan mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa faktor sumber daya manusia memegang peranan yang paling penting dan utama dalam proses produksi, karena alat produksi tidak akan berjalan tanpa dukungan dan keberadaan sumber daya manusia. Menurut Ravianto dalam bukunya Produktivitas dan Seni Usaha (1986: 91) Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah kesehatan kerja. Perusahaan perlu memelihara kesehatan para karyawan, kesehatan ini menyangkut kesehatan fisik ataupun mental. Kesehatan karyawan yang buruk akan mengakibatkan kecenderungan tingkat absensi yang tinggi dan produksi yang rendah. Adanya program kesehatan yang baik akan menguntungkan para karyawan secara material, karena mereka akan lebih jarang absen bekerja dengan lingkungan yang menyenangkan, sehingga secara keseluruhan akan mampu bekerja lebih lama berarti lebih produktif. Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan sehat yang sempurna baik fisik, mental maupun social. Selain itu, kesehatan kerja menunjuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum dengan tujuan memelihara kesejahteraan individu secara menyeluruh (Maltis dan Jackson, 2002:52). Menurut Undang-undang

Pokok Kesehatan RI No.9 Tahun 1960, Bab 1 Pasal 2, Keadaan sehat diartikan sebagai kesempurnaan yang meliputi keadaan jasmani, rohani dan kemasyarakatan, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan-kelemahan lainnya. Program kesehatan kerja tidak terlepas dari program keselamatan kerja, karena dua program tersebut tercakup dalam pemeliharaan terhadap karyawan, Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan, Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja, baik didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam air, maupun diudara. Keselamatan kerja merupakan sarana untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja berarti proses merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan dalam bekerja. Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Keselamatan kerja dapat membantu peningkatan produksi dan produktivitas atas dasar. Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat ditekan sekecil-kecilnya, Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi.

Kecelakaan kerja juga merupakan kecelakaan seseorang atau kelompok dalam rangka melaksanakan kerja di lingkungan perusahaan. Kecelakaan kerja juga merupakan suatu kejadian yang tak terduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur. Program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu sistem yang dirancang untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua personel di tempat kerja agar tidak menderita luka maupun menyebabkan penyakit di tempat kerja dengan mematuhi/taat pada hukum dan aturan keselamatan dan kesehatan kerja, yang tercermin pada perubahan sikap menuju keselamatan di tempat kerja (Rijuna Dewi, 2006:60). Selain itu program keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan dan penyakit kerja akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif terjadi hal demikian (Rizky Argama, 2006:41). Program kesehatan dan keselamatan kerja diselenggarakan perusahaan dengan tujuan pencegahan kecelakaan dan penyakit kerja untuk meringankan penderitaan karyawan dan keluarganya yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja, mengurangi ke absensian karyawan yang disebabkan oleh kecelakaan kerja, dan meminimalisasi pengeluaran perusahaan yang disebabkan oleh kecelakaan kerja baik itu kecelakaan ringan maupun berat. Salah satu perusahaan yang melaksanakan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap karyawannya adalah PTPN IV (Persero) Kebun

Pabatu yaitu perusahaan perkebunan yang memproduksi tanaman keras yaitu kelapa sawit. PTPN IV (Persero) Kebun Pabatu yang memiliki luas keseluruhan lahan 4.797 ha dengan jumlah karyawan 1.046 jiwa yang terdiri dari manajer kebun, kepala dinas tanaman, kepala dinas teknik, kepala tata usaha, Petugas Umum, Perwira Keamanan, karyawan pelaksana dan pemeliharaan tanaman serta karyawan pelaksana teknik dan produksi. Dari luas lahan yang mencapai 4.797 ha dapat digambarkan hasil produksi dari tahun 2008 sampai dengan 2012 pada tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Hasil Produksi Tanaman Sawit PTPN IV (Persero) Pabatu Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Luas Area TM (Ha) 4212 4672 4797 4797 4797 Luas Area TBM (Ha) 584 125 0 0 0 Total Produksi TBS (Ton) 82.669 95.776 99.813 97.832 103.588 Produktivitas Tanaman Sawit Perhektar (Ton) 19,6 20,5 20,8 20,33 21,59 Sumber : Dinas Tanaman PTPN IV (Persero) Pabatu Tabel 1.2 Hasil Pengolahan Pabrik PTPN IV (Persero) Pabatu Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Rendemen TBS (%) 23,2 23,5 23,75 24,1 24,25 Produksi CPO (Ton) 19.179 22.507 23.710 23.578 25.120 Produksi CPO Perhektar (Ton) 4,55 4,81 4,94 4,91 5,23 Rendemen Inti Sawit (%) 3,5 3,75 3,77 4,2 4,7 Produksi Inti Sawit (Ton) 2.893 3.591 3.762 4.108 4.868 Produksi Inti Sawit Perhektar (Ton) 0,68 0,76 0,78 0,85 0,10 Sumber : Dinas Pengolahan PTPN IV (Persero) Pabatu Berdasarkan Tabel 1.1 dan 1.2 di atas dapat terlihat bahwa perkembangan produktivitas PTPN IV (Persero) untuk lima tahun terakhir semakin meningkat mulai dari produktivitas CPO maupun Produksi inti sawit yang terlihat pada tabel bahwa pada tahun 2008 produksi CPO mencapai 19.179 ton dan untuk empat

tahun terakhir hingga tahun 2012 produksi CPO sudah mencapai 25.120 ton, hal ini menunjukkan bahwa produktivitas CPO meningkat pesat begitu juga dengan produksi inti sawit yang terus meningkat, dengan meningkatnya hasil produksi setiap tahunnya menuntut pihak perusahaan untuk meningkatkan juga kualitas karyawan dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia, melalui peningkatan keselamatan kerja, serta pelayanan kesehatan di perusahaan. PTPN IV (Persero) Pabatu menggalakkan program kesehatan dan keselamatan kerja bagi seluruh karyawannya khususnya karyawan pelaksana dan pemeliharaan tanaman dan karyawan reproduksi yang hampir setiap tahunnya mengalami kecelakaan ringan maupun berat mulai dari digigit ular, tersayat pisau egrek, tertusuk duri sawit, tertimpa TBS, terhirup racun hawa, tangan masuk kedalam mesin press minyak, terpeleset ke dalam penampungan minyak panas, terjatuh ke dalam kolam limbah sawit dan tangan terbakar terkena lori panas saat mengeluarkan buah. Perusahaan melaksanakan program kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawannya untuk mengurangi absensi yang disebabkan kecelakaan kerja dan mengurangi kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan serta meminimalisasi pengeluaran perusahaan yang harus ditanggung perusahaan untuk membiayai karyawan yang mangalami kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang terjadi di PTPN IV (Persero) Pabatu hingga saat ini diperkirakan mulai dari tahun 2008-2012 kecelakaan yang terjadi yaitu terjatuh ke dalam kolam limbah sawit, pada tahun 2010 kecelakaan yang terjadi yaitu tangan masuk kedalam mesin press

minyak dan sering terjadi kecelakaan tangan terbakar terkena lori panas saat mengeluarkan buah. Berdasarkan data yang didapat dari bagian SDM PTPN IV (Persero) Kebun Pabatu dari tahun 2008-2012 tercatat sudah 42 orang yang mengalami kecelakaan kerja. Tingkat kecelakaan kerja pada PTPN IV (Persero) Pabatu diklasifikasikan berdasarkan bagian/unit pekerjaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1.3 Jumlah Pekerja Yang Mengalami Kecelakaan Kerja Menurut Bagian/Unit Pekerjaan di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Pabatu Tahun 2008 2012 No. Bagian Kerja \ Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 % 1 Operator Rebusan 5 5 3 3 2 42.86 2 Operator Stasiun Kempa 1 0 0 0 0 2.38 3 Operator Loading Ramp 0 1 1 0 0 4.76 4 Operator Ketel Uap 2 2 1 1 1 16.66 5 Operator Stasiun Inti 0 0 0 1 0 2.38 6 Bagian Mesin 1 1 2 2 2 19.04 7 Bagian Laboratorium 0 0 1 0 0 2.38 8 Analisa Ketel 1 0 1 1 1 9.53 Total Kecelakaan 10 9 9 8 6 100% Sumber: Bagian SDM PTPN IV (Persero) Pabatu. Dari Tabel 1.3 dapat dilihat dalam periode tahun 2008-2012 setiap tahunnya PTPN IV (Persero) Kebun Pabatu mengalami penurunan tingkat kecelakaan kerja karyawan, dan menurut data pada Tabel 1.3 Bagian yang paling sering mengalami kecelakaan kerja di Pabrik PTPN IV (Persero) Kebun Pabatu adalah bagian Operator Rebusan, yakni sebesar 42,86% dari total seluruh kejadian kecelakaan di PTPN IV (Persero) Kebun Pabatu dalam rentang waktu 2008-2012.

Menurut data Jamsostek, angka kecelakaan kerja di Indonesia tercatat selama 2009, terdapat 54.398 kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia. Meski mengalami penurunan dibanding 2008 sebanyak 58.600 dan 2007 sebanyak 83.714, namun angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi dibanding Negara-negara lainnya, khususnya di Asia (Jamsostek, 2010). Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna menyelesaikan skripsi penulis yang berjudul Pengaruh Pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PTP Nusantara IV (Persero) Kebun Pabatu. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : Apakah Ada Pengaruh Pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PTP Nusantara IV (Persero) Kebun Pabatu. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PTP Nusantara IV (Persero) Kebun Pabatu.

1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan yang bersangkutan serta memberikan kebijakankebijakan yang lebih efisien terhadap karyawan dalam program pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan di PTP Nusantara IV (Persero) Kebun Pabatu. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta menjadi bahan masukan dalam perkuliahan di bidang kesehatan dan keselamatan kerja pada sumber daya manusia yang dimiliki karyawan. 3. Bagi Peneliti Lanjutan Referensi bagi peneliti selanjutnya sehingga dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan pengembangan penelitian yang sama di masa yang akan datang.