APLIKASI PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK BUDIDAYA UBI JALAR DI DESA MUARO PIJOAN KABUPATEN MUARO JAMBI Ahmad Riduan, Rainiyati, dan Yusnaini Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi ABSTRAK Progam pengabdian ini dilaksanakan di desa Muaro Pijoan yang secara administrasi termasuk dalam Kecamatan Jambi Luar Kota (Jaluko), Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi selama 8 bulan mulai dari bulan Mei sampai dengan Desember 2014. Letak desa ini di sebelah Barat dan Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pijoan, sebelah Utara berbatasan desa Pematang Jering, di sebelah Timur berbatasan dengan desa Sei. Duren. Wilayah desa dibagi menjadi 2 dusun, 3 RW dan 8 RT. Adapun tujuan dari program pengabdian ini adalah untuk mendukung program Pemerintah dalam pengentasan kemiskinan terutama di pedesaan, yaitu; meningkatkan mutu dan sumberdaya manusia sehingga mampu dan terampil dalam penguasaan dan penggunaan Iptek; meningkatkan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi demi peningkatan kesejahteraan masyarakat; mendukung terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat; mendukung pengembangan agribisnis dan agroindustri. Program pengabdian ini menggunakan tanaman Ubi Jalar sebagai objek yang ditanam secara organik. Hasil yang dicapai pada program pengabdian adalah adanya peningkatan hasil Ubi Jalar yang ditanam dengan budidaya organik memberikan pertumbuhan vegetatif yang sangat subur, akarnya tidak berumbi,h. l ini diduga karena asal bibit ubi jalar yang digunakan adalah berasal dari daerah Kerinci yang mempunyai ketinggian tempat 1400 m dpl, sedangkan lokasi pelaksanaan program mempunyai ketinggian tempat hanya 0-500m dpl. Disamping itu penyebab lain tidak berumbinya Ubi Jalar tersebut dikarenakan pengaruh musim. Pada saat fase pembungaan berlangsung terjadi kabut asap yang sangat tebal di lokasi pelaksanaan program sehingga menghambat perjadinya pembuahan. Key words: Ubi Jalar, Pupuk Organik, Muaro Pijoan PENDAHULUAN Secara administrasi desa Muaro Pijoan termasuk dalam Kecamatan Jambi Luar Kota (Jaluko), Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi. Letak desa ini di sebelah Barat dan Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pijoan, sebelah Utara berbatasan desa Pematang Jering, di sebelah Timur berbatasan dengan desa Sei. Duren. Wilayah desa dibagi menjadi 2 dusun, 3 RW dan 8 RT. Luas desa diperkirakan 1.467 Ha, dari luas tersebut 36,7% tidak diusahakan, dan merupakan ladang/kebun tertinggal. Padahal jarak ke kota Kecamatan hanya 4 Km, jarak ke kota Kabupaten 39 Km dan jarak ke kota Propinsi 20 Km. Dari luas lahan yang tersedia yang digunakan untuk ladang seluas 115 Ha, 150 Ha digunakan untuk tegalan/kebun dan perkebunan sawit dan karet 546 Ha. Sedangkan sawah dengan irigasi sederhana tersedia 35 Ha, tetapi yang digunakan hanya 15Ha (Profil desa Muaro Pijoan, 2010). Jumlah penduduk desa Muaro Pijoan per Desember 2010 adalah 1.820 yang terdiri dari 466 KK, diantaranya terdapat jumlah KK miskin BLT yaitu 158 KK (33%). Adanya jumlah penduduk miskin ini disebabkan karena sebagian besar penduduk, khususnya petani belum memanfaatkan lahan pertaniannya dengan maksimal, disamping itu juga disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan sebagian besar penduduk desa setempat (Tabel 2), sehingga mereka tidak punya motivasi dan minat yang kuat untuk meningkatkan pendapatan pada sektor pertanian, dan akhirnya mereka mencari jalan pintas dengan beralih profesi menjadi buruh bangunan (Personal Personifikasi, 2011). Mata pencaharian utama penduduk desa adalah sektor pertanian, dengan Jambi 58
jumlah petani 229 orang dan 315 orang berupa ibu rumah tangga yang tidak mempunyai pekerjaan. Luas desa diperkirakan 1.467 Ha, dari luas tersebut 36,7% tidak diusahakan, dan merupakan ladang/kebun tertinggal. Sebagian besar lahan berupa ladang tegalan/kebun yaitu 265 Ha merupakan lahan tidur atau tidak produktif, padahal di desa tersebut sudah ada 7 kelompok tani, tetapi yang aktif hanya 2 kelompok tani ladang dan 1 kelompok tani kolam. Dilihat dari kondisi pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat Desa Muaro Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat masih banyak terdapat pengangguran akibat putus sekolah atau yang belum mendapat pekerjaan terutama bagi ibu-ibu rumah tangga. Keadaan ini sangatlah memprihatinkan mengingat masih ada desa yang jaraknya sangat dekat dengan kota Kecamatan, Kabupaten dan Propinsi tapi masih banyak penduduk yang miskin BLT. Adapun tujuan dari program pengabdian ini adalah untuk mendukung program Pemerintah dalam pengentasan kemiskinan terutama di pedesaan, yaitu; meningkatkan mutu dan sumberdaya manusia sehingga mampu dan terampil dalam penguasaan dan penggunaan Iptek; meningkatkan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi demi peningkatan kesejahteraan masyarakat; mendukung terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat; mendukung pengembangan agribisnis dan agroindustri Oleh karena itu kami berusaha untuk mendukung program pemerintah tersebut dengan memberikan pembinaan kepada masyarakat petani, melalui kelompok tani Ubi Jalar agar dapat memberdayakan lahan pertanian mereka yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Adapun teknologi yang akan diterapkan di desa tersebut adalah aplikasi teknologi organik MOL batang pisang, bonggol pisang dan serabut kelapa. Hasil yang didapat dari penerapan teknologi ini pada kelompok tani adalah: Produk Pupuk Cair Organik berupa pupuk cair organik yang mengandung MOL (Mikro Organisme Lokal) batang pisang, bonggol pisang dan serabut kelapa. Ketiga produk yang dihasilkan ini dapat merupakan sumber pendapatan petani. Hal ini dilakukan untuk membantu petani meningkatkan hasil pertaniannya dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang harganya mahal. Adapun judul yang kami ajukan adalah I b m (Iptek Bagi Masyarakat) Kelompok Tani Dalam Menerapkan Budidaya Ubi Jalar Organik Di Desa Muaro Pijoan Kecamatan Jaluko Kabuipaten Muaro Jambi. METODE PELAKSANAAN Pada program pengabdian ini diterapkan pemakaian pupuk organik cair MOL batang pisang, bonggol pisang dan serabut kelapa. Metoda yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi, demplot serta pendampingan, Adapun maeri penyuluhan untuk mendukung realisasi metode yang ditawarkan kepada kedua kelompok tani yang telah ditetapkan diatas adalah sebagai berikut: Prosedur Pembuatan Mol Batang pisang, Bonggol Pisang dan Serabut Kelapa. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilaksanakan program pengabdian ini dengan melakukan demplot penanaman budidaya Ubi Jalar secara organik diperoleh hasil sebaai berkut: Ubi Jalar yang ditanam dengan budidaya organik memberikan hasil yang sangat baik, karena dapat menekan kerusakan hasil Ubi Jalar akibat serangan penyakit. Budidaya Ubi Jalar organik dapat dilakukan dengan biaya yang rendah karena menggunakan pupuk dari bahan yang ada di sekitar kita dan ramah lingkungan. Program IbM ini sangat membantu masyarakat, hal ini disebabkan karena beberapa hal antara lain: Tim mampu memberikan contoh budidaya Ubi Jalar organik melalui demplot yang telah dilaksanakan. Petani/kelompok tani telah Jambi 59
mampu memproduksi Mol Batang pisang, Bonggol Pisang dan Serabut kelapa pestisdanabati sendiri. Hal ini akan berdampak pada peningkatan penghasilan bagi petani apabila Mol ini dikomersilkan. Melihat pertumbuhan tanaman Ubi Jalar di lapangan yang sangat baik walaupun saat demplot ini dilakukan musim kemarau panjang namun tanaman Ubi Jalar dengan menggunakan pupuk cair Mol Batang pisang, Bonggol Pisang dan Serabut kelapa ini tetap bertahan hidup sampai panen. Oleh karena itu masyarakat setempat berkeinginan untuk melanjutkan teknologi Mol Batang pisang, Bonggol Pisang dan Serabut kelapa, ini untuk budidaya Ubi Jalar mereka. Kontribusi Masyarakat Mitra setelah IBM terlihat peran serta kelompok tani dalam Kegiatan mengikuti program IbM ini adalah sangat antusias dan sangat aktif, terutama dalam hal: memelihara tanaman Ubi Jalar dengan baik dan menyediakan lahan, menanam bibit dan memelihara tanaman dengan baik. Adapun pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan selama program ini berlangsung dapat dilhat pada tahapan kegiatan di bawah ini. 1. Survey Lokasi penelitian. Survey dilakukan diawal tanggal 3 bulan Mei 2014 yang diikuti oleh seluruh Tim pengabdian.selanjutnya pada tanggal 6Mei 2014 dilakukan pengurusan izin dengan kepala Desa Muaro Pijoan Kecamatan Jaluko Kabuipaten Muaro Jambi. Setelah mendapatkan izin dari Kepala desa, selanjutnyatim minta jadwal pertemuan dengan ketua kelompok tani untuk menetapkan jadwal/ tempat penyuluhan. 2. Penyuluhan dan diskusi tentang teknik pembuatan pupuk cair MOL (mikro organisme lokal) dan budidaya ubi jalar. Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 13Mei 2014 yang dihadiri lebih kurang 20 orang petani.penyuluhan berupa penyampaian materi pengabdian (budidaya ubi jalar organik, pembuatan mol bonggol, batang pisang dan serabut kelapa, pembuatan pestisida nabati.(gambar 1.) Batang pisang Bonggol pisang Serabut Kelapa Air Kelapa Pencampuran bahan Inkubasi MOL Gambar 1. Demonstrasi Pembuatan Mol bonggol, batang pisang dan serabut kelapa Jambi 60
3. Persiapan lahan untuk demplot. Lahan yang digunakan untuk demplot budidaya ubi jalar adalah lahan dari kelompok tani.lahan tersebut merupakan lahan pekarangan yang sudah lama tidak digarap oleh petani. Gambar 2. Lahan sebelum diolah Lahan sesudah diolah Gambar 2. Persiapan Lahan Untuk Demplot. 4. Pengolahan tanah sampai siap tanam. Dilaksanakan selama lebih kurang 1 bulan mulai tanggal 15 Juni sampai dengan tanggal 15 Juli 2014. Kegiatan yang dilakukan adalah pembersihan lahan dari semak yang ada, pengolahan lahan, persiapan sampai lahan siap untuk ditanam. Lahan sebelum diolah Lahan siap untuk di tanam Gambar 3. Persiapan lahan untuk ditanam 5. Persiapan lahan persemaian dan persemaian Ubi jalar Dilaksanakan selama lebih kurang dua minggu mulai tanggal 16-30 Juni 2014 Bibit Umur 1 minggu Bibit siap dipindah ke lapang Gambar 4. Persiapan bibit sampai siap tanam Jambi 61
6. Pembuatan mol bonggol, batang pisang dan serabut kelapadan pestisida nabati. Kompos jerami dibuat terlebih dahulu karena digunakan sebagai pupuk dasar pada petakan lahan dan dibiarkan selama dua minggu sebelum tanaman dipindahkan ke lahan.bersamaan dengan itu juga dilakukan pembuatan Mol bonggol, batang pisang dan serabut kelapayang digunakan setelah tanaman berumur 1 minggu di pindahkan ke lahan. Selanjutnya dibuat pestisida nabati dari bahan alami yang sudah disiapkan. 7. Pemindahan bibit ubi jalar ke lapangan. Pemindahan bibit ubi jalar ke lapangan dilakukan setelah bibit lebih kurang berumur 2 minggu. Cara bibit dipindah ke lapang Bibit setelah dipindah ke lapang Gambar 5. Pelaksanaan pemindahan bibit ke lapang 8. Pemeliharaan (penyulaman, penyiraman). Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan menyulam tanaman yang tumbuh kurang baik atau kena penyakit atau dimakan hewan. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari kalau tidak turun hujan. 9. Panen Panen dilakukan apabila umbi ubi jalar sudah menunjukkan ukuran ekonomis untuk dijual. Panen Akar yang tidak berumbi Gambar 6. Pelaksanaan panen Jambi 62
Hasil panen yang dilakukan pada tanggal 25 bulan Oktober 2014, ternyata akarnya tidak berumbi, sedangkan pertumbuhan vegetatif terlihat sangat subur. Hal ini diduga karena asal bibit ubi jalar yang digunakan adalah berasal dari daerah Kerinci yang mempunyai ketinggian tempat 1400 m dpl, sedangkan lokasi pelaksanaan program mempunyai ketinggian tempat hanya 0-500m dpl. Disamping itu penyebab lain tidak berumbinya Ubi Jalar tersebut dikarenakan pengaruh musim. Pada saat fase pembungaan berlangsung terjadi kabut asap yang sangat tebal di lokasi pelaksanaan program sehingga menghambat perjadinya pembuahan. 10. Hasil yang dicapai pada program pengabdian ini setelah 60-70% berjalan adalah sebagai berikut: 1. Hasil Demplot Setelah dilaksanakan program pengabdian ini dengan melakukan demplot penanaman budidaya ubi jalar organik diperoleh hasil sebagai berkut: 1) Ubi jalar yang ditanam dengan budidaya organik memberikan pertumbuhan yang sangat baik, karena dapat menekan kerusakan hasil ubi jalar akibat serangan hama. 2) Budidaya ubi jalar organik dapat dilakukan dengan biaya yang rendah karena menggunakan pupuk dari bahan yang ada di sekitar kita dan ramah lingkungan. 2. Keadaan Masyarakat Mitra setelah IBM Program IbM ini sangat membantu masyarakat, hal ini disebabkan karena beberapa hal antara lain: 1) Tim mampu memberikan contoh budidaya ubi jalar organik melalui demplot yang telah dilaksanakan. 2) Petani/kelompok tani telah mampu memproduksi Mol bonggol, batang pisang dan serabut kelapaserta pestisdanabati sendiri. Hal ini akan berdampak pada peningkatan penghasilan bagi petani apabila Mol ini dikomersilkan. 3. Keberlanjutan Masyarakat Mitra setelah IBM Melihat pertumbuhan tanaman ubi jalar di lapangan yang sangat baik walaupun saat demplot ini dilakukan musim kemarau panjang namun tanaman padi dengan menggunakan pupuk cair Mol bonggol, batang pisang dan serabut kelapaini tetap bertahan hidup sampai panen. Oleh karena itu masyarakat setempat berkeinginan untuk melanjutkan teknologi Mol bonggol, batang pisang dan serabut kelapaini untuk budidaya ubi jalar mereka. 4. Kontribusi Masyarakat Mitra setelah IBM Peran Serta Mitra dalam Kegiatan mengikuti program IbM ini adalah sangat antusias dan sangat aktif, terutama dalam hal: Memeliharatanaman ubi jalar dengan baik Menyediakan lahan, menanam bibit dan memelihara tanaman dengan baik 5. Output Program pengabdian ini menghasilkan output berupa: pupuk cair Mol bonggol, batang pisang dan serabut kelapa. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil pelaksanaan program pengabdian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Budidaya Ubi Jalar organik dapat meningkatkan hasil Ubi Jalar dan menekan kerusakan hasil Ubi Jalar akibat serangan penyakit. 2. Budidaya Ubi Jalar organik dapat dilakukan dengan biaya yang Jambi 63
rendah karena menggunakan pupuk dari bahan yang ada di sekitar kita dan ramah lingkungan. 3. Program pengabdian ini menghasilkan output berupa: mol Batang pisang, Bonggol Pisang dan Serabut kelapa. Saran Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dianjurkan penggunaan mol Batang pisang, Bonggol Pisang dan Serabut kelapa harus rutin sesuai dengan jadwal penyemprotan. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2002. Pertanian Organik. Departemen Pertanian. Http: ttp://www.deptan.go.id [26 Mei 2011]. Anonim, 2010. Profil Desa Muaro Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi, 2010 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. 2009. Pemanfaatan Trichokompos pada Tanaman Sayuran. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi, Jambi. Deptan. 2002. Agribisnis jagung. Informasi dan Peluang. Festival Jagung Pangan Pokok Alternatif. Istana Bogor. 26 27 April 2002. Deri. 2010. Majalah AgriBisnis Senin, 29 Nov 2010 10:38 WIB Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta: KanisiusINDOAGROW on February 8, 2012 http://www.facebook.com/groups/ kliniktani/doc/316215268410861/htt p://id.wikipedia.org/wiki/bioteknolo gihttp://isroi.wordpress.com/2010/04 /24/mol-nasi-resep-2/ Rukmana, R. 1997.- Ubi jalar Budidaya dan pasca panen - Yogyakarta : Kanisiu Sarwono, B. 2005. Cara budidaya yang tepat, efisien dan ekonomis - Jakarta : Penebar swadaya Jambi 64
Jambi 65