BAB I PENDAHULUAN. Lansia atau bisa disebut juga penuaan adalah suatu proses. menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai sejak permulaan kehidupan (Nugroho, 2008). Lansia adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

I. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dilihat dari usia harapan hidup (UHH) (Mubarak,

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan yang akan dialami oleh semua individu. Proses ini merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap. lahir dan umumnya dialami pada semua mahluk hidup (Nugroho, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Population Prospects: the 2015 Revision, pada

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, 2008). Jumlah

BAB I. empat dekade mendatang, proporsi jumlah penduduk yang berusia 60 tahun. 10% hingga 22% (World Health Organization, 2012).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun) dan pada tahun 2025 jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses. pembangunan,terutama di bidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010).

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. perkembangan pada masa dewasa akhir. Kehidupan pada fase perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

BAB 1 PENDAHULUAN. seksualnya sesuai dengan keinginan dan orientasi seksual yang dimilikinya (Lis Susanti,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar tubuh (Padila, 2013). Menjadi tua merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan kesehatan nasional dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan waktu,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin. Pada tahun 2025 diperkirakan akan terdapat 1,2 milyar lansia yang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan sosial lanjut usia (lansia) adalah proses pemberian

BAB I PENDAHULUAN. psikososial (Nugroho, 2008). Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun

BAB I PENDAHULUAN diprediksikan mencapai jiwa atau 11,34%. Pada tahun terjadi peningkatan mencapai kurang lebih 19 juta jiwa.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan menjadi 3 yakni young old (70-75 tahun), old ( laporan PBB, populasi lansia meningkat sebesar dua kali lipat hanya

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lansia dapat menjadi salah satu tolok ukur kesejahteraan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada umumnya bertujuan untuk merubah kualitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yakni setelah Cina (200 juta), India (100 juta) dan menyusul

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2010, dengan masalah kesehatan). Menurut Sumiati Ahmad Mohammad, masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata

BAB I PENDAHULUAN. berusia diatas 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan ekonomi Menurut (BKKBN 2006). WHO dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

BAB I PENDAHULUAN. faktor peningkatan permasalahan kesehatan fisik dan juga masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu juga mulai terlihat hilangnya bentuk-bentuk dukungan keluarga terhadap lansia (

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah lanjut usia akan

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia atau bisa disebut juga penuaan adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya. Proses menua atau penuaan merupakan proses yang terus-menerus secara alamiah dimulai sejak lahir dan setiap individu tidak sama cepatnya. Menua bukan status penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh (Stanley, 2010). Semakin bertambahnya umur manusia, maka terjadi proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia tersebut, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial, dan seksual (Azizah, 2011). Kondisi yang dialami oleh lansia sesuai dengan pertambahan usia dan perubahan-perubahan kondisi tubuh pada lansia, menyebabkan lansia dikatagorikan dalam kelompok resiko tinggi. Resiko tinggi inilah yang dapat menyebabkan dampak pada keluarga untuk mengabaiakan lansia sehingga lansia menjadi depresi dan sering cepat marah (Ramlah, 2011). Fenomena yang ditemukan di mayarakat bahwa masih ada beberapa lansia yang menerima perawatan kurang maksimal dari keluarga seperti tidak diantarkannya pergi berobat ke pelayanan 1

2 kesehatan sehingga beberapa dari mereka merenungi nasib dengan suka melamun dan tidak semangat untuk beraktifitas. Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, populasi penduduk lanjut usia semakin bertambah dari hari ke hari. Pertumbuhan penduduk lansia cepat di seluruh dunia telah mengatasi pertumbuhan kelompok usia lainnya. Menurut WHO, jumlah penduduk di 11 negara kawasan Asia Tenggara yang berusia di atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali lipat di tahun 2050 (Badan kesehatan dunia WHO, 2012). Di Indonesia proporsi penduduk berusia lanjut terus meningkat. Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni mencapai 24 juta jiwa pada tahun 2011 atau hampir 10% dari jumlah penduduk. Penduduk lansia diproyeksikan menjadi 28,8 juta jiwa atau sekitar 11,34% dari total penduduk Indonesia pada tahun 2020, atau menurut proyeksi Bappenas, jumlah penduduk lansia 60 tahun akan menjadi dua kali lipat yakni sekitar 36 juta jiwa pada tahun 2025 (Sensus Penduduk & Bappenas, 2012). Berdasarkan hasil survey dari 10 provinsi di Indonesia pada tahun 2012, kekerasan pada lansia dengan kekerasan fisik berupa tamparan sebesar (17,43%), kekerasan psikologis berupa dibentak sebesar (31,36%), kekerasan sosial berupa perlakuan tidak adil sebesar (67,33%), penelantaran atau pengabaian sebesar (68,55%) (Kementerian Sosial, 2012). Dan untuk prevalensi depresi pada lansia di seluruh dunia di perkirakan ada 500 juta jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun

3 (Kristyaningsih, 2011). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dari hasil wawancara dengan Kader Posyandu pada tanggal 04 Oktober 2017 menyatakan bahwa jumlah lansia di Posyandu Lansia Anyelir berjumlah 40 orang, lansia yang aktif mengikuti posyandu lansia sebanyak 30 orang, 7 orang lainnya kurang aktif mengikuti posyandu lansia dan sisanya sebanyak 3 orang menolak untuk menjadi responden. Alasan mereka yang kurang aktif mengikuti posyandu lansia yaitu sibuk merawat cucunya karena anak mereka bekerja dari pagi hingga sore dan dari beberapa lansia mengalami perlakuan dari keluarga yang kurang maksimal seperti mereka tidak diantarkan untuk berobat ke pelayanan kesehatan karena alasan kesibukan anggota keluarga sehingga lansia tersebut menjadi sering menyendiri di dalam kamar. Kemudian ditemukan juga beberapa dari lansia ini yang sudah mengalami penurunan penglihatan namun tidak didukung dengan pemberian kacamata sehingga membuat lansia rentan jatuh dan penampilan dari lansia yang kurang diperhatikan. Dari pengamatan Kader Posyandu mereka menunjukkan gejala-gejala seperti merenung, sering menyendiri dalam rumah dan tidak mau bersosialisasi dengan tetangga terdekatnya. Keluarga itu sendiri adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran yang penting dalam keperawatan karena keluarga menyediakan sumber-sumber yang penting untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi dirinya dan orang lain dalam keluarga

4 (Maryam, 2008). Namun, dalam kenyataannya keluarga sering kali mengabaikan tugas-tugas dan fungsi utamanya; fungsi afektif; fungsi ekonomi; dan fungsi perawatan kesehatan. Keluarga yang seharusnya menjadi satu-satunya lembaga yang merawat dan menjaga eksistensi lansia justru mengabaikannya dan membuangnya ke tempat-tempat penitipan lansia dengan dalih manajemen yang lebih baik dan lebih terarah. Hal ini lantas menimbulkan dampak dan gejala ledakan lansia terlantar, belum lagi ketidakmampuan lembaga-lembaga PLSU (Penanganan Sosial Lanjut Usia) untuk menampung jumlah penduduk lansia yang tiap harinya mengalami peningkatan, sedangkan banyak dari lansia yang telah ada tidak menunjukan kecenderungan jumlah penurunan karena angka harapan hidup yang tinggi. Karena itulah, sering kita lihat banyak lansia-lansia terlantar, hidup di jalanan dan bekerja serabutan. Pengabaian pada lansia merupakan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar lansia. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan makanan, tempat tinggal yang memadai, kebersihan, dukungan emosional, cinta dan afeksi, keamanan dan kenyamanan (Stanley, 2010). Perilaku pengabaian yang terjadi pada lansia dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang dipicu oleh ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan lansia akibat keterbatasan yang dialami. Faktor yang mempengaruhi perilaku kekerasan pada lansia terutama perilaku pengabaian dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan keluarga tentang kebutuhan dan masalah pada lansia. Sehingga memicu terjadinya kesalahpahaman, merasa direpotkan, kurang

5 komunikasi, sikap tidak menghormati, merasa malu dan jengkel, bahkan sampai sikap balas dendam atas perlakuan yang dilakukan lansia di masa lalu dan masalah warisan (Anderson, 2009). Dari faktor yang mempengaruhi perilaku kekerasan terutama perilaku pengabaian tersebut dapat memicu terjadinya depresi yang dialami oleh lansia. Sejalan dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa depresi pada lansia tersamarkan oleh gangguan fisik, selain itu terjadinya penyangkalan dan pengabaian yang dilakukan lansia terhadap proses penuaan yang dianggap normal menyebabkan tidak terdeteksinya gangguan depresi (Stanley & Beare, 2007). Dengan demikian fungsi keluarga perlu diterapkan salah satunya yaitu mempertahankan hubungan yang baik dengan lansia dan keluarga dapat memenuhi kebutuhan lansia terutama dalam memperhatikan kesehatan lansia. Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan pengabaian keluarga dengan tingkat depresi pada lansia di Posyandu Lansia Bukirsari yang berada di Wilayah Puskesmas Kendalsari Malang.

6 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah pengabaian yang dilakukan oleh keluarga terhadap lansia di Posyandu Lansia Anyelir Wilayah Puskesmas Kendalsari Malang? 2. Bagaimanakah tingkat depresi pada lansia di Posyandu Lansia Anyelir Wilayah Puskesmas Kendalsari Malang? 3. Apakah ada hubungan antara pengabaian keluarga dengan tingkat depresi pada lansia di Posyandu Lansia Anyelir Wilayah Puskesmas Kendalsari Malang? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara pengabaian keluarga dengan tingkat depresi pada lansia di Posyandu Lansia Anyelir Wilayah Puskesmas Kendalsari Malang. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi pengabaian keluarga yang dilakukan pada lansia di Posyandu Lansia Anyelir Wilayah Puskesmas Kendalsari Malang. 2. Mengidentifikasi tingkat depresi pada lansia di Posyandu Lansia Anyelir Wilayah Puskesmas Kendalsari Malang. 3. Menganalisa hubungan antara pengabaian keluarga dengan tingkat depresi pada lansia di Posyandu Lansia Anyelir Wilayah Puskesmas Kendalsari Malang.

7 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil Penelitian ini diharapakan dapat menambah wawasan dan sebagai referensi teoritis dan pengalaman dalam melaksanakan tindakan tentang pengabaian keluarga dengan tingkat depresi pada lansia. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Posyandu Lansia Diharapkan posyandu lansia dapat memberikan informasi yang akurat kepada keluarga, misalnya Kader mendatangi ke rumah lansia dan memberikan motivasi tentang bagaimana merawat lansia. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti selanjutnya sebagai suatu pengalaman belajar dalam kegiatan penelitian. 3. Bagi Responden Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi diri tentang pengabaian keluarga yang dilakukan pada lansia terkait dengan depresi.

8 4. Bagi Keluarga Diharapkan bagi keluarga dapat meningkatkan komunikasi dengan lansia dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan memberikan dukungan baik secara psikologis maupun spiritual. Selain itu juga diharapkan kepada keluarga untuk mengetahui tentang masalah pengabaian dan depresi serta memberikan kebebasan kepada lansia.