BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Beberapa bahan yang digunakan pada penelitian ini, antara lain:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Karakteristik Bahan Baku Biodiesel. Propertis Minyak Kelapa (Coconut Oil)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April September 2013 bertempat di

: Dr. Rr. Sri Poernomo Sari ST., MT.

PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum)

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli September 2013 bertempat di

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

Oleh : Wahyu Jayanto Dosen Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari ST., MT.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

LAPORAN TETAP TEKNOLOGI BIOMASSA PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

III. METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (homogen). Berikut spesifikasi dari alat hot plate magnetic stirrer : 1. Speed range : 500, 1000, 1500 rpm

Karakteristik Biodiesel Dari Minyak Jelantah Dengan Menggunakan Metil Asetat Sebagai Pensuplai Gugus Metil. Oleh : Riswan Akbar ( )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN BIODIESEL. Disusun oleh : Dhoni Fadliansyah Wahyu Tanggal : 27 Oktober 2010

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

BAB III. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak sawit mentah

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Data Analisa Rendemen Produk Biodiesel Tabel 14. Data Pengamatan Analisis Rendemen Biodiesel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan bahan baku biodiesel dilakukan di laboratorium PIK (Proses

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

LAMPIRAN A. Pembuatan pelumas..., Yasir Sulaeman Kuwier, FT UI, 2010.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

III. METODOLOGI A. Bahan dan Alat 1. Alat 2. Bahan

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KAPUK SEBAGAI BAHAN DASAR BIODIESEL YANG RAMAH LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan bahan bakar fosil yang bersifat tidak dapat

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

INCUBATOR SHAKER IK.KS.4000i Control

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Motor Diesel, 1 silinder

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboraturium Riset Kimia Lingkungan,

Jurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1, Juni 2010 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

: Muhibbuddin Abbas Pembimbing I: Ir. Endang Purwanti S., MT

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Teknologi Hasil

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

BAB III METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan untuk proses pencampuran biodiesel dan minyak

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER

LAMPIRAN. Minyak sawit mentah (CPO) ditentukan kadar asam lemak bebas dan kandungan aimya

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat

MODUL II VISKOSITAS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum.

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. 1. Data Pengamatan Ekstraksi dengan Metode Maserasi. Rendemen (%) 1. Volume Pelarut n-heksana (ml)

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN Alat Penelitian 1. Mesin electrospinning, berfungsi sebagai pembentuk serat nano.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: Nufi Dini Masfufah Ajeng Nina Rizqi

Bab III Metodologi Penelitian

4 Pembahasan Degumming

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

INSTRUKSI KERJA ALAT HOTPLATE AND STIRER IKA C-MAG HS7

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

LAMPIRAN DATA PENGAMATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Alat dan Bahan Alat-alat - Beaker glass 50 ml. - Cawan porselin. - Neraca analitis. - Pipet tetes.

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA

Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisikokimia minyak dan biodiesel. 1. Kadar Air (Metode Oven, SNI )

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

Bab III Metoda, Peralatan, dan Bahan

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang digunakan dalam menyelesaikan alat Infra merah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan Dan Alat Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan bahan yang di butuhkan untuk penelitian ini, antara lain: a. Minyak jarak (castor oil) Minyak jarak diperoleh dari toko Sari Bahan Batik dan Kimia, Jalan Brigjen Katamso, Yogyakarta. b. Minyak sawit (palm oil) Minyak sawit didapat dari Villa Bogor Indah 2 Blok DD1 No.3 Ciparigi, Kota Bogor, Jawa Barat. c. Metanol Metanol digunakan untuk pereaksi untuk mengikat lemak yang terkandung dalam minyak sawit dan minyak jarak supaya terjadi endapan. Metanol memiliki sifat mudah menguap dan mudah terbakar. Bahan ini dapat diperoleh di toko kimia. Gambar 3. 1 Metanol 17

18 d. Katalis kalium hidroksida (KOH) ini berbentuk padat dan berupa lempengan yang berfungsi untuk mempercepat reaksi pada proses transesterifikasi. Gambar 3. 2 Kalium Hidroksida (KOH) 3.1.2 Alat penelitian Berikut adalah beberapa alat yang digunakan untuk penelitian ini antara lain: a. Wadah plastik Wadah plastik ini berguna untuk menyimpan sampel dengan kapasitas 100 ml dan 1000 ml. Gambar 3. 3 Wadah plastik 100 ml Gambar 3. 4 Wadah plastik 1000 ml b. Neraca digital Neraca ini berfungsi untuk mengukur berat atau massa suatu benda.

19 Gambar 3. 5 Neraca digital Tabel 3. 1 Spesifikasi neraca digital (analitik) Merk Kapasitas Pan size Power Fujitsu 200 gr x 0.0001 gr 9 cm Dc adaptor c. Hot plate (kompor listrik) Hot plate (kompor listrik) ini berfungsi untuk memanaskan sampel. Gambar 3. 6 Hot plate

20 d. Digital timer switch Digital timer switch ini berfungsi untuk memutus dan menyambungkan arus listrik secara otomatis dengan batas waktu ON/OFF yang telah diatur. Gambar 3. 7 Digital timer switch Tabel 3. 2 Spesifikasi digital timer switch Merk Rated Voltage Maximum Load 1 Min.Time Interval Inductance Current Kitani 230V,50 Hz 6A.230V.3600W 1 min 3A e. Gelas beker Gelas beker ini berkapasitas 1000 ml dan berfungsi untuk pengadukan, pencampuran dan pemanasan. Gambar 3. 8 Gelas beker

21 f. Gelas ukur Gelas ini berfungsi untuk mengukur banyaknya metanol atau minyak yang digunakan dengan kapasitas gelas ukur sebesar 50 ml. g. Alat pembuat biodiesel Gambar 3. 9 Gelas ukur Alat ini berguna untuk mengkonversi minyak nabati menjadi biodiesel. Gambar 3. 10 Alat pembuat biodiesel

22 Komponen-komponen yang digunakan pada alat pembuatan biodiesel meliputi: i. Toples plastik Toples plastik digunakan untuk wadah pencampuran, pengadukan dan pemanasan minyak nabati. ii. Pemanas Pemanas digunakan untuk memanaskan campuran (minyak nabati metanol dan katalis) serta campuran biodiesel, dengan daya 1000 watt. iii. Thermostat Thermostat digunakan untuk menstabilkan suhu yang diinginkan. Berikut ini dapat dilihat pada tabel 3.3 tentang spesifikasi thermostat. Tabel 3. 3 Spesifikasi thermostat. Model REX-C100FK02-V*AN Range 0-400 C Output SSR No. 14F86981 Supply 100-240 AC, 50 HZ/60 Hz iv. Dimmer Dimer berfungsi untuk mempercepat atau memperlambat putaran sesuai dengan yang dikehendaki. v. Switch on/off Switch on/off berfungsi untuk mematikan dan menghidupkan pemanas atau pengaduk. h. Alat pencampur Alat ini berfungsi untuk mencampur biodiesel dengan variasi komposisi yang telah diinginkan.

23 i. Alat uji viskositas (viscometer) Gambar 3. 11 Alat pencampur Alat ini berfungsi untuk mengukur kekentalan (viskositas) biodiesel. Gambar 3. 12 Alat viscometer (manual book viscometer NDJ 8S) j. Alat uji densitas Alat uji densitas digunakan untuk mengetahui besaran kerapatan massa biodiesel yang dinyatakan dalam perbandingan antara massa dan volume.

24 k. Alat uji flash point Alat uji flash point digunakan untuk mengetahui titik nyala pada biodiesel. Gambar 3. 13 Alat uji flash point l. Alat uji nilai kalor Alat uji nilai kalor digunakan untuk mengetahui besar kecilnya nilai kalor pada biodiesel. Gambar 3. 14 Alat uji nilai kalor (Bomb Calorimeter) 3.2 Tempat Penelitian Dan Pengujian Penelitian dan pengujiam ini bertempat di Laboratorium Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Penelitian dan Pengujiaan Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada.

25 3.3 Diagram Alir Penelitian Agar lebih mudah untuk memahami bagaimana jalannya proses penelitian maka dibuatlah diagram. Bagian-bagian ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur yang ada di dalam sistem. Bagian alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan disistem. Pada gambar 3.15 merupakan diagram alir pada penelitian ini. Mulai Minyak Nabati - Minyak sawit (palm oil) - Minyak jarak (castor oil) Pembuatan biodiesel Minyak jarak (Castor Oil) dan minyak sawit (palm Oil) melalui proses transesterifikasi Proses pembuatan sampel campuran biodiesel Pencampuran antara biodiesel jarak dan biodiesel sawit pada suhu 80 C dengan lama pencampuran 30 menit dengan variasi pencampuran: 0:100,10:90,20:80,30:70,40:60,50:50,60:40,70:30,80:20,90:10,100:0 (%). Pengujian karakteristik biodiesel 1. Densitas 2. Viskositas 3. Flash point 4. Nilai kalor Data dan Analisa Kesimpulan Selesai Gambar 3. 15 Diagram alir penelitian

26 3.4 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian ini diawali dengan mempersiapkan alat dan bahan. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan biodiesel dengan menggunakan proses transesterifikasi pada minyak jarak dan minyak sawit. Selanjutnya dilakukan pembutan sampel biodiesel dengan variasi yang sudah ditentukan. Setelah didapat sampel dari masing-masing variasi maka langkah selanjutnya yaitu pengujian sifat biodiesel yang terdiri dari densitas, viskositas, flash point, dan nilai kalor. Setelah pengujian selesai dilakukan kemudian dilakukan pengolahan data dan analisa. 3.4.1 Proses pembuatan biodiesel Minyak jarak dan minyak sawit merupakan bahan baku yang digunakan pada pembuatan biodiesel ini. Pembuatan biodiesel dilakukan melalui proses transesterifikasi. Pemilihan proses ini berdasarkan kadar free fatty acid (FFA) minyak. 3.4.1.1 Proses Transesterifikasi Pada minyak sawit memiliki asam lemak bebas sebesar 0,32% (Atika, 2010). Sedangkan analisa yang dilakukan oleh Dewi (2015) kadar asam lemak bebas pada minyak jarak kepyar (racinus communis) sebesar 0,79%. Menurut Nurayati (2014) tikat ekstrasi minyak sawit lebih dari 22% dan memiliki kandungan asam lemak jenuh di bawah 2%. Pada proses pembuatan biodiesel dapat dilakukan dengan tahap esterifikasi dan atau transesterifikasi. Hal ini bergantung pada kandungan asam lemak bebas yang dimiliki masing-masing minyak nabati dengan kandungan asam lemak bebas lebih dari 2% maka perlu di lakukan tahap esterifikasi (Indrayati, 2009). Pada gambar 3.16. merupakan diagram alir proses transesterifikasi minyak jarak dan minyak sawit.

27 Mulai Minyak nabati 1. Minyak sawit (Palm oil) 2. Minyak jarak (Castor oil) Proses Transesterifikasi minyak jarak dan minyak sawit direaksikan dengan Metanol (15% dari volume minyak) + Kalium Hidroksida (KOH) (1% dari volume minyak) dipanaskan pada suhu 60 C kemudian diaduk selama 60 menit Proses Settling Pengendapan dan pemisahan antara biodiesel dan gliserol didiamkan selama 8 jam Proses Washing Pencucian dengan menggunakan air di atas suhu didih metanol (> 65 C) Proses Drying Minyak di panaskan pada suhu 100 C selama 10 menit 1. Biodiesel jarak 2. Biodiesel sawit Selesai Gambar 3. 16 Diagram alir proses transesterifikasi minyak jarak dan minyak sawit

28 Metanol 15% dan kalium hidroksida 1% Minyak nabati Reaksi transesterifikasi pada suhu 60 0 C dan waktu reaksi selama 60 menit Settling Biodiesel Gliserol Washing Drying biodiesel Gambar 3. 17 Skema proses pembuatan biodiesel

29 3.4.2 Proses Pembuatan Sampel Campuran Biodiesel Setelah selesai membuat biodiesel, langkah selanjutnya yaitu dengan membuat sampel biodiesel dengan campuran biodiesel jarak dan biodiesel sawit. Sampel ini nantinya untuk meneliti pengaruh komposisi campuran terhadap sifat biodiesel. No Tabel 3. 4 Variasi pembuatan sampel campuran biodiesel Sampel Variasi Komposisi Campuran (%) biodiesel jarak biodiesel sawit Suhu Pencampuran ( 0 C) Lama Pencampuran (Menit) 1 BJ 100-2 BJBS91 90 10 3 BJBS82 80 20 4 BJBS73 70 30 5 BJBS64 60 40 6 BJBS55 50 50 80 30 7 BJBS46 40 60 8 BJBS37 30 70 9 BJBS28 20 80 10 BJBS19 10 90 11 BS - 100 Keterangan: BS BJ = Biodiesel Sawit = Biodiesel Jarak BJBS91 = Biodiesel Jarak (90%), Biodiesel Sawit (10%) BJBS82 = Biodiesel Jarak (80%), Biodiesel Sawit (20%) BJBS73 = Biodiesel Jarak (70%), Biodiesel Sawit (30%) BJBS64 = Biodiesel Jarak (60%), Biodiesel Sawit (40%) BJBS55 = Biodiesel Jarak (50%), Biodiesel Sawit (50%) BJBS46 = Biodiesel Jarak (40%), Biodiesel Sawit (60%) BJBS37 = Biodiesel Jarak (30%), Biodiesel Sawit (70%) BJBS28 = Biodiesel Jarak (20%), Biodiesel Sawit (80%)

30 BJBS19 = Biodiesel Jarak (10%), Biodiesel Sawit (90%) Tahapan-tahapan pembuatan sampel campuran adalah sebagai berikut: a. Mempersiapkan alat yang akan digunakan untuk proses pembuatan sampel, b. Mengukur volume perbandingan biodiesel antara biodiesel jarak dan biodiesel sawit yang akan dicampur, c. Tuas diputar bergerak keatas untuk memberikan jarak pada gelas ukur yang telah terisi biodiesel, d. Gelas ukur berisi biodiesel dimasukkan ke dalam alat pencampur dan tuas diputar berlawanan arah sehingga pemanas, pengaduk dan sensor panas berada di dalam gelas ukur, e. Alat pencampur disambungkan ke listrik, kemudian saklar pemanas dan pengaduk dihidupkan, f. Suhu pemanas dan kecepatan pengadukan diatur sesuai kebutuhan pencampuran, g. Proses pencampuran dilakukan selama 30 menit dengan suhu 80 C, h. Sebelum dimatikan, suhu pemanas diturunkan di bawah suhu ruangan dan rasio kecepatan putaran pengaduk dikurangi, kemudian tuas diputar bergerak keatas sampai gelas ukur bisa dikeluarkan, i. Saklar pengaduk dan pemanas dimatikan lalu cabut sambungan listriknya. j. Setelah proses pencampuran selesai. Sampel dimasukkan ke dalam wadah plastik berukuran 100 ml dan 1000 ml, dan k. Mengulang langkah-langkah di atas untuk seluruh variabel variasi komposisi yang akan diuji.

31 Biodiesel sawit Biodiesel jarak Pencampuran dengan suhu 80 0 c selama 30 menit Gambar 3. 18 Skema pembuatan sampel campuran biodiesel 3.5 Pengujian Karakteristik Biodiesel Metode pengujian karakteristik biodiesel dilakukan dengan 11 variasi komposisi dengan suhu pencampuran 80 C dan pengadukan selama 30 menit. Setelah didapatkan sampel, langkah selanjutnya yaitu pengambilan data dengan melakukan pengukuran densitas, flash point, viskositas, dan nilai kalor terhadap 11 variasi sampel biodiesel. 3.5.1 Pengujian Densitas Campuran Biodiesel Densitas merupakan perbandingan berat suatu sampel dengan volumenya pada suhu pengujiannya. 3.5.1.1 Alat dan Bahan Pengujian Densitas Dalam pengujian densitas pada setiap sampel ada beberapa alat dan bahan yang perlu disiapkan sebelum dilakukan pengujian diantaranya yaitu: a. Sampel campuran biodiesel, b. Hot plate (kompor listrik), c. Gelas beker 1000 ml, d. Gelas ukur 50 ml, Sampel Campuran Biodiesel

32 e. Magnetic stirrer, f. Neraca digital, dan g. Thermometer raksa. 3.5.1.2 Prosedur Pengujian Densitas Dalam pengujian densitas, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan sebelum dan saat melaksanakan pengujian. Pemanasan sampel Penakaran sampel Penimbangan sampel 000 0000 Hot Plate Gelas Ukur Neraca Digital Gambar 3. 19 Skema pengujian densitas campuran biodiesel Tahapan pengujian densitas campuan biodiesel adalah sebagai berikut: a. Mempersiapkan alat neraca digital, dan gelas ukur 50 ml, b. Menimbang terlebih dahulu gelas ukur dalam kondisi kosong dan dikalibrasikan, c. Mengisi sampel biodiesel ke dalam gelas ukur dan panaskan mencapai temperatur 40 C, d. Menempatkan gelas ukur yang telah terisi sampel biodiesel ke neraca digital, e. Mencatat hasil pengujiian, dan

33 f. Membersihkan dan merapikan alat dan tempat setelah melakukan pengujian. Perhitungan: Secara matematika massa jenis dinyatakan dengan persamaan: ρ...(3.1) Keterangan: ρ = massa jenis (kg/m 3 ), = massa (kg), dan ν = Volume (mm 3 ). 3.5.2 Pengujian Viskositas Campuran Biodiesel Pada penelitian ini, pengukuran viskositas menggunakan alat viscometer tipe Cone/Plate (Viscometer NDJ 8S). Prinsip kerjanya adalah dengan meletakkan sampel biodiesel di wadah yang sudah disediakan. Proses kerjanya yaitu rotor yang ada pada viscometer berputar untuk mengetahui viskositas yang ada pada wadah tersebut. Kecepatan putar rotor viscometer dapat diatur dengan berbagai kecepatan secara otomatis. 3.5.2.1 Alat dan Bahan Pengujian Viskositas Dalam pengujian viskositas pada setiap sampel ada beberapa alat dan bahan yang perlu disiapkan sebelum dilakukan pengujian diantaranya yaitu: a. Sampel campuran biodiesel, b. Viscometer NDJ 8S, c. Hot plate (kompor listrik), d. Gelas beker 1000 ml, e. Magnetic stirrer, dan f. Thermometer raksa. 3.5.2.2 Prosedur Pengujian Viskositas Dalam pengujian viskositas ada beberapa langkah yang perlu dilakukan sebelum dan saat melakukan pengujian. Pada Gambar 3.20 merupakan skema dari pengujian viskositas dari campuran biodiesel.

34 Pemanasan sampel Pengujian sampel 000 Hot plate Viskometer NDJ 8S Gambar 3. 20 Skema pengujian viskositas campuran biodiesel Tahapan pengujian viskositas campuran biodiesel diantaranya adalah: A. Menyiapkan sampel biodiesel yang akan diuji menggunakan viscometer NDJ 8S, B. Menyiapkan alat pengujian, dalam hal ini ada beberapa alat yang harus dipersiapkan, adapun alat yang harus di siapkan adalah sebagai berikut: a. Viscometer NDJ 8S, Prosedur untuk menyiapkan viscometer NDJ 8S ini adalah sebagai berikut: i. Merangkai penyangga viscometer seperti pada Gambar 3.21,

35 Gambar 3. 21 Rangkaian penyangga viscometer NDJ 8S (manual book viscometer NDJ 8S) Pada saat merangkai mur harus dikencangkan menggunakan kunci yang telah disediakan, hal ini bertujuan supaya penyangga tidak lepas sewaktu pengujian berlangsung. ii. Memasang viscometer NDJ 8S pada penyangga yang telah dirangkai sehingga seperti pada Gambar 3.22. Setiap rangkaian harus mengencangkan baut, hal ini bertujuan supaya rangkaian tidak lepas saat proses pengujian berlangsung,

36 Gambar 3. 22 Rangkaian penyangga beserta viscometer NDJ 8S (manual book viscometer NDJ 8S) Keterangan: iii. iv. 1. Level Indikator, 2. LCD, 3. Housing, 4. Braket Pelindung, 5. Base (Dudukan), 6. Penyesuain Tingkat Knob, 7. Rotor, 8. Rotor Connector, dan 9. Tombol Pengoperasian. Memposisikan viscometer yang telah dirangkai pada posisi yang terhindar dari goncangan yang besar, tidak ada gas korosif dan tidak ada gangguan elektromagnetik, Memasang rotor yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan rotor 1, karena dinilai paling efektif, dan

37 v. Memastikan viscometer tidak dalam keadaan miring menggunakan waterpass yang ada di bagian atas viscometer. b. Hot Plate (kompor listrik) i. Memasang kabel power dari soket ke hot plate, dan ii. Memasukkan sampel ke dalam gelas beker kemudian diletakkan di atas hot plate untuk dilakukan pemanasan mencapai suhu 40 C. c. Thermometer Digital i. Thermometer digital sebelum menggunakan harus terlebih dahulu dikalibrasi, dan ii. Memposisikan thermocouple sedekat mungkin dengan rotor supaya hasil pengukuran lebih valid. C. Setelah semua alat siap, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan sampel biodiesel pada toples berkapsitas 1 liter. Sampel biodiesel yang digunakan kurang lebih 800 ml, D. Langkah selanjutnya memasukan rotor kedalam toples yang berisi sampel biodiesel dengan cara menurunkan posisi viscometer menggunakan lifting knop pada bagian penyangga, E. Menyalakan viscometer dengan menekan tombol power pada bagian belakang viscometer, F. Menyesuaikan jenis rotor yang dipakai dan kecepatan putar rotor dengan menggunakan control panel,

38 Tombol untuk memilih rotor dan speed Tombol untuk memindahkan kursor Tombol reset Tombol OK, untuk menjalankan viscometer Gambar 3. 23 Control panel viscometer NDJ 8S G. Mengatur kecepatan putar rotor 3, 6, 12, 30, dan 60 rpm dan menggunakan rotor 1, H. Menjalankan viscometer dengan menekan tombol (OK), I. Menunggu sampai proses pengukuran selesai, kemudian tekan tombol reset, J. Mencatat hasil pembacaan viscometer yang ditampilkan pada display berupa output viskositas, percent pembacaan viskositas dan suhu yang terbaca pada thermometer, K. Mematikan alat, kemudian membersihkan area pengujian viskositas, dan L. Mengulang langkah C sampai K untuk pengujian pada sampel biodiesel lainnya. 3.5.3 Pengujian Flash point Titik nyala atau flash point merupakan nilai yang menyatakan suhu terendah dari bahan bakar minyak untuk bisa menyala jika terkena nyala api. 3.5.3.1 Alat dan Bahan Pengujian Flash Point Dalam pengujian flash point pada setiap sampel ada beberapa alat dan bahan yang perlu disiapkan sebelum dilakukan pengujian diantaranya yaitu: a. Sampel campuran biodiesel, b. Alat uji flash point,

39 c. Thermostat, d. Thermocouple, e. Pemanas elektrik, f. Cawan, dan g. Sumbu kompor. 3.5.3.2 Prosedur Pengujian Flash Point Dalam pengujian flash point, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan sebelum dan saat melaksanakan pengujian. Pada Gambar 3.24 merupakan skema pengujian flash point campuran biodiesel. Sumbu api thermocouple thermostat cawan 00 00 Gambar 3. 24 Skema pengujian flash point campuran biodiesel Tahapan-tahapan pengujian flash point campuan biodiesel adalah sebagai berikut: a. Mempersiapkan alat pengujian flash point, b. Menakar sampel biodiesel sebanyak 10 ml, c. Menempatkan sampel pada cawan, d. Memanaskan sampel hingga suhu di atas 100 C, e. Menyalakan api pemancing, f. Mengamati pada suhu berapa sampel mulai menyala, g. Mencatat hasil pengujian, h. Membersihkan dan merapikan alat dan tempat pengujian, dan

40 i. Mengulang langkah b sampai g untuk pengujian pada sampel biodiesel lainnya. 3.5.4 Pengujian Nilai Kalor Campuran Biodiesel Nilai kalor merupakan jumlah panas / kalori yang diperoleh dari proses pembakaran sejumlah bahan bakar dengan udara / oksigen. 3.5.4.1 Alat dan Bahan Pengujian Nilai Kalor Dalam pengujian nilai kalor pada setiap sampel ada beberapa alat dan bahan yang perlu disiapkan sebelum dilakukan pengujian diantaranya: a. Sampel campuran biodiesel, b. Bomb Calorimeter 6050, c. Neraca digital, d. Pipet pengukur, dan e. Air. 3.5.4.2 Prosedur Pengujian Nilai Kalor Pengujian dilakukan dengan menyerahkan sampel biodiesel di Laboratorium Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang kemudian dilakukan pengujian nilai kalor dengan menggunakan alat uji bomb calorimeter, Pada Gambar 3.25 merupakan skema pengujian nilai kalor campuran biodiesel. Calorimeter 6050 0.7x Neraca Digital Neraca Digital Oksigen Bomb Calorimeter Cawan Komputer Gambar 3. 25 Skema pengujian nilai kalor.

41 Tahapan pengujian nilai kalor campuran biodiesel diantaranya adalah: a. Menyiapkan bomb calorimeter 6050, b. Menyiapkan sampel yang akan diuji, c. Memasukkan sampel dicawan sampai neraca menunjukkan angka 0,7xxx gram, angka tersebut nantinya diinput pada software yang tersambung langsung dengan bomb calorimeter 6050, d. Memasukkan cawan ke dalam bomb calorimeter 6050 dan tunggu sampai proses pengujian nilai kalor selesai, e. Mencatat hasil pembacaan dari bomb calorimeter 6050 berupa output nilai kalor, dan Mengulang langkah b sampai e untuk pengujian pada sampel biodiesel lainnya.