BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

ANALISIS KURS VALUTA ASING YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING (PMA), EKSPORT, DAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN DI JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

KONSEP PURCHASING POWER PARITY DALAM PENENTUAN KURS MATA UANG

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dijadikan sebagai referensi untuk saling melengkapi. Terhadap Kurs Rupiah Tahun Teknik analisis yang digunakan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS MATA UANG SUATU NEGARA

BAB 9 HUBUNGAN KURS VALAS DAN INFLASI

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan

BAB II URAIAN TEORETIS. Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Harga Saham

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tukar bebas. Salah satu karakteristik dari nilai tukar paska era Bretton-Woods adalah

BAB II URAIAN TEORITIS

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

Kondisi Paritas Internasional

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan

BAB II TELAAH PUSTAKA. memainkan peranan penting dalam perdagangan internasional, karena nilai. dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai negara.

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

Kondisi Paritas Internasional dan Penentuan Nilai Tukar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Nilai Tukar ( Exchange Rate

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP. Trisnadi Wijaya. STIE MDP 1. PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN TEORI 1. NilaiTukar Rupiah

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

TINJAUAN PUSTAKA. Teori Purchasing Power Parityatau paritas daya beli dikemukakan oleh Gustav

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman era globalisasi ini persaingan perekonomian antar negara semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tinjauan pustaka ini akan disampaikan teori-teori yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA. Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

BAB II LANDASAN TEORI. sesuai dalam melakukan pengukuran tersebut adalah Gross Domestic Product (GDP).

Perekonomian Indonesia

Materi 3 NERACA PEMBAYARAN. 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. lembaga keuangan. Definisi dari pengertian uang beredar terdiri atas beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

SEBUAH TEORI MAKROEKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA

BAB II URAIAN TEORTIS

1. Tinjauan Umum

BAB II LANDASAN TEORI. tidaknya pembangunan ekonomi adalah dengan menentukan besarnya Produk

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

ANALISIS INFLASI TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH DI INDONESIA. Erasma Fitilai Zalogo. Program Studi Manajemen STIE Nias Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keputusan investasi yang sebelumnya sudah dilakukan diantaranya sebagai berikut

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perdagangan antar negara. Nopirin (1996:26) mengatakan bahwa perdagangan internasional

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan karena penelitian ini mengacu kepada penelitian terdahulu. Ruang lingkup dalam penelitian ini hampir sama, tetapi objek dan periode waktu yang berbeda maka terdapat banyak hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk saling melengkapi. Penelitian yang dilakukan oleh Zulkifli tahun 2011 dengan judul pengaruh inflasi, suku bunga, dan jumlah uang beredar terhadap nilai tukar. Dari hasil penelitian yang dilakukan Dari pengujian statistik yang telah dilakukan, diperoleh hasil untuk uji F menunjukkan inflasi, suku bunga dan Money Supply Bersama sama berpengaruh terhadap nilai tukar. Sedangkan Uji t menunjukkan bahwa variabel inflasi, suku bunga dan Money Supply tidak berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai tukar. Penelitian lain juga dilakukan oleh Kartikaningtyas dkk (2014) meneliti tentang pengujian teori PPP nilai tukar empat mata uang utama terhadap rupiah Indonesia. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) variabel rasio inflasi Indonesia dan Amerika terbukti berpengaruh terhadap nilai tukar. Teori PPP terbukti berlaku pada nilai tukar rupiah/dollar dan 12

13 memiliki arah positif, (2) variabel rasio inflasi Indonesia dan Jepang berpengaruh terhadap perubahan nilai tukar rupiah/yen. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara rasio inflasi Indonesia dan jepang, sehingga teori PPP berlaku untuk jepang terhadap Indonesia, (3) variabel rasio inflasi Indonesia dan Inggris berpengaruh terhadap perubahan nilai tukar. Teori paritas daya beli terbukti berlaku pada nilai tukar rupiah/poundterling karena memiliki arah positif, (4) variabel rasio inflasi Indonesia dan Uni Eropa terbukti memiliki pengaruh terhadap perubahan nilai tukar Rupiah/Euro sangat lemah. Pada hasil pengujian didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh negatif antara rasio inflasi Indonesia dan uni eropa terhadap nilai tukar Rupiah/Euro sehingga teori paritas daya beli berlaku untuk Uni Eropa terhadap Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul (2014) tentang pengaruh jumlah uang beredar, tingkat suku bunga SBI, impor dan cadangan devisa terhadap nilai tukar Rupiah/Dollar Amerika menyimpulkan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh positif signifikan dalam jangka panjang. Suku bunga SBI dan cadangan devisa dalam panjang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai tukar Rupiah/Dollar. Impor dalam jangka panjang berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai tukar. Penelitian lain juga dilakukan oleh Surja (2002) juga mempunyai hasil berbeda yang meneliti tentang pengaruh nilai tukar Rupiah terhadap Mata uang Asing dan menunjukkan hasil bahwa secara bersama sama

14 variabel Inflasi, Suku Bunga, Jumlah Uang beredar, GDP Riil dan BOP berpegaruh terhadap nilai tukar. Secara parsial inflasi, suku bunga Bunga GDP Riil dan BOP tidak berpengaruh terhadap nilai Tukar dan Jumlah Uang Beredar yang berpengaruh terhadap Nilai Tukar. 2. Tinjauan Teori a. Nilai Tukar Nilai tukar mata uang atau yang sering disebut dengan kurs adalah harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik atau dapat juga dikatakan harga mata uang domestik terhadap mata uang asing (Rahardjo, 2009). Sistem nilai tukar dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis berdasarkan pada seberapa kuat tingkat pengawasan pemerintah pada nilai tukar. Secara umum nilai tukar dapat dibagi menjadi : 1) Nilai tukar tetap Sistem nilai tukar tetap ditentukan secara resmi oleh pemerintah (Rahardjo, 2009). Nilai tukar tetap dibuat konstan ataupun hanya diperbolehkan berfluktuasi dalam kisaran sempit. Bila pada suatu saat nilai tukar mulai berfluktuasi terlalu besar, maka pemerintah akan melakukan intervensi untuk menjaga fluktuasi tetap berada dalam kisaran yang diinginkan. Kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara untuk menaikkan nilai mata uangnya terhadap mata uang asing disebut revaluasi, sementara kebijakan

15 menurunkan nilai mata uang terhadap mata uang asing disebut devaluasi. 2) Nilai tukar mengambang bebas Sistem nilai tukar mengambang bebas ditentukan sepenuhnya oleh pasar tanpa intervensi pemerintah (Madura, 2006). Nilai tukar mengambang bebas memperbolehkan adanya fleksibilitas secara penuh dimana pergerakan nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain bisa berfluktuasi bebas karena nilai tukar akan menyesuaikan diri dengan kondisi penawaran dan permintaan dari mata uang tersebut. 3) Nilai tukar mengambang terkendali Sistem nilai tukar yang ada saat ini sebagian besar mata uangnya berada diantara Sistem tetap dan mengambang bebas. Fluktuasi nilai tukar dibiarkan mengambang dari hari ke hari dan tidak ada batasan batasan resmi. Menurut Madura (2006:160) apabila suatu saat terjadi penurunan nilai mata uang terhadap nilai mata uang negara lain maka pemerintah sewaktu waktu dapat melakukan intervensi untuk menghindarkan fluktuasi yang terlalu jauh dari mata uangnya. Sistem yang terdapat campur tangan dari pemerintah untuk mempengaruhi nilai tukar meskipun dibiarkan berfluktuasi disebut Sistem mengambang terkendali karena disuatu waktu pergerakan

16 nilai tukar dibiarkan mengambar dan disuatu waktu pula ketika nilai tukar mengalami penurunan nilai mata uangnya maka intervensi dari pemerintah akan mengendalikan penurunan nilai mata uang tersebut. 4) Nilai tukar terikat Beberapa negara menggunakan Sistem mata uang terikat, di mana mata uang lokal mereka diikatkan nilainya pada sebuah valuta asing atau pada sebuah jenis mata uang tertentu (Madura, 2006). Nilai ata uang tersebut akan mengikuti fluktuasi dari nilai mata uang yang dijadikan ikatan tersebut. Apabila nilai mata uang yang menjadi patokan terapresiasi, maka mata uang lokal juga akan mengalami kenaikan nilai tukar jika nilai mata uang yang menjadi patokan terdepresiasi, maka nilai tukar mata uang lokal juga akan mengalami depresiasi. b. Faktor faktor yang mempengaruhi nilai tukar Keseimbangan nilai tukar akan berubah sepanjang waktu diakarenakan tingkat permintaan dan penawaran terhadap mata uang. Keseimbangan nilai tukar dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga pergerakannya sangat sulit untuk diperkirakan dimasa depan. Menurut Lindert (1994: 393) perubahan nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya: money

17 supply, pendapatan nasional, tingkat inflasi, suku bunga dan neraca perdagangan. Faktor faktor lain yang mempengaruhi nilai tukar juga dikemukakan oleh Sukirno (2013 :402) terdapat faktor yang mempengaruhi nilai tukar yaitu perubahan dalam citarasa masyarakat, perubahan harga barang impor, perubahan harga barang ekspor, inflasi, perubahan suku bunga, pengembalian investasi, dan pertumbuhan ekonomi. c. Inflasi Inflasi menurut Nopirin (2013: 174) Adalah proses kenaikan harga harga umum barang barang secara terus menerus. Barang yang mengalami kenaikan secara terus menerus tidak berarti bahwa harga berbagai macam barang ini naik dengan persentase yang sama. Fenomena ini mungkin dapat terjadi Karena kenaikan harga umum barang secara terus menerus selama periode tertentu. Kenaikan inflasi ini bisa diukur dengan menggunakan indeks harga. Indeks harga yang sering digunakan untuk mengukur inflasi menurut Nopirin (2013: 174) dibagi menjadi tiga yaitu : 1) Indeks biaya hidup Indeks biaya hidup juga sering disebut dengan indeks harga konsumen (IHK) yaitu mengukur biaya/pengeluaran untuk membeli

18 sejumlah barang dan jasa yang dibeli dalam periode tertentu. Banyaknya barang dan jasa yang tercakup dapat bermacam macam. 2) Indeks harga perdagangan besar Indeks perdagangan besar menitikberatkan pada sejumlah barang pada tingkat perdagangan besar. IHPB juga merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga dari komoditi komoditi yang diperdagangkan pada tingkat produsen di suatu daerah pada periode tertentu. Indeks harga perdagangan besar mengamat harga barang mentah, bahan baku atau setenga jadi masuk dalam perhitungan indeks harga. Biasanya perubahan indeks harga dan sejalan/searah dengan indeks biaya hidup. 3) GNP deflator GNP deflator adalah jenis indeks yang lain. Berbeda dengan indeks biaya hidup dan indeks harga perdagangan besar dalam cakupan barangnya. GNP deflator mencakup jumlah barang dan jasa yang masuk dalam perhitungan GNP, jadi lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan indeks biaya hidup dan indeks perdagangan besar. d. Suku Bunga Bunga adalah pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan uang. Suku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu yang disebut sebagai persentase dari jumlah yang dipinjamkan

19 (Samuelson, 2004). Suku bunga dibagi menjadi dua yaitu: Pertama, Suku bunga nominal yang merupakan suku bunga atas uang dalam ukuran mata uang. Suku bunga nominal mengukur pendapatan dalam mata uang pertahun per mata uang yang diinvestasikan. Kedua, Suku bunga riil adalah suku bunga hasil koreksi karena inflasi dan dihitung sebagai suku bunga nominal dikurangi dengan tingkat inflasi yang terjadi. e. Impor Impor adalah kegiatan perdagangan internasional dengan cara memasukkan barang kedalam suatu negara. Harga dari suatu barang impor merupakan salah satu faktor penting yang menentukan apakah nanti akan mempengaruhi nilai tukar mengalami depresiasi atau apresiasi. Jumlah impor mengalami kenaikan akan cenderung membuat nilai tukar mengalami depresiasi mata uang dan apabila jumlah impor mengalami penurunan maka nilai tukar cenderung mengalami apresiasi nilai tukar. Menurut Sukirno (2013, 402) pengurangan harga barang impor akan menambah jumlah barang barang impor dan kenaikan harga barang barang impor akan mengurangi jumlah barang barang Impor. Importir akan cenderung menyukai mata uang yang terapresiasi di dalam negeri dikarenakan dengan begitu mereka akan membeli

20 barang barang impor jauh lebih murah dan akan menaikkan jumlah importir mereka. f. Money Supply Money Supply merupakan kebijakan moneter dari pemerintah untuk mengatur jumlah uang yang tersedia dalam perekonomian (Mankiw, 2012). Pada saat Bank sentral memutuskan akan menaikkan jumlah uang yang beredar, maka bank sentral akan membuat dan menggunakannya untuk membeli obligasi negara dari publik dalam pasar obligasi nasional sehingga diharapkan dengan menaikkan jumlah uang yang beredar maka otomatis nilai tukar juga akan mengalami kenaikan. Bank sentral jika memutuskan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar, maka bank sentral akan menjual obligasi negara dari portofolionya kepada publik di pasar obligasi nasional dengan harapn bahwa dengan mengurangi jumlah uang beredar maka nilai tukar juga akan mengalami penurunan mata uang. g. Paritas Daya Beli The theory of purchasing power parity states that the exchange rate between two countries currency equals the ratio of price levels (Krugman, 2013). Daya beli domestik dari mata uang suatu negara tercermin pada tingkat harga (tingkat harga adalah harga uang dari sekeranjang atau serangkaian barang dan jasa). Teori paritas daya beli atau PPP memprediksikan bahwa penurunan daya beli mata uang

21 domestik (ditunjukkan oleh kenaikan tingkat harga domestik) akan diiringi dengan depresiasi mata uangnya secara proporsional dalam pasar valuta asing. Begitu pula sebaliknya, PPP memprediksikan bahwa kenaikan daya beli mata uang domestik akan dibarengi dengan apresiasi secara proporsional. Gagasan dasar PPP lahir dari tulisan tulisan para ekonom inggris diabad 19, antara lain david ricardo. Kemudian Gustav cassel, seorang ekonom swedia yang aktif diawal abad 20 mempopulerkan PPP dengan menjadikannya sebagai intisari dari suatu teori kurs. Menurut Madura (2000: 128) teori paritas daya beli menyatakan bahwa nilai tukar akan menyesuaikan diri dari waktu ke waktu untuk mencerminkan selisih inflasi antara dua negara. Teori PPP memprediksikan bahwa penurunan daya beli mata uang domestik akan diiringi dengan depresiasi mata uangnya secara proporsional dalam pasar valuta asing. Begitu pula sebaliknya, PPP memprediksikan bahwa kenaikan daya beli mata uang domestik akan dibarengi dengan apresiasi secara proporsional (Krugman,2013). Teori PPP dibedakan menjadi dua yaitu PPP absolut dan PPP relatif. 1) PPP absolut PPP absolut menurut Madura (2006: 300) PPP absolut menyatakan bahwa harga dari sejumlah produk yang sama pada dua negara berbeda seharusnya setara jika diukur dengan mata uang yang

22 sama. Bentuk absolut juga dinamakan hukum satu harga, yang menyatakan bahwa harga dari produk produk yang sama di dua negara yang berbeda seharusnya sama jika diukur memakai valuta yang sama. Apabila terdapat perbedaan harga setelah diukur memakai valuta yang sama, akan terjadi perubahan permintaan sehingga harga yang satu akan mendekati harga yang lain. Kenyataannya eksistensi biaya transportasi, tarif dan kuota mungkin mencegah bentuk absolut dari PPP. 2) PPP Relatif PPP relatif menurut Salvatore (2014: 72) merumuskan bahwa perubahan nilai tukar sepanjang periode waktu seharusnya sebanding dengan perubahan relatif tingkat harga dikedua negara selama periode waktu yang sama. Bentuk relatif dari PPP ini adalah sebuah versi alternatif yang memperhitungkan keberadaan ketidaksempuraan pasar seperti biaya transportasi,tarif dan kuota. Purchasing Power Parity relatif mengakui bahwa keberadaan ketidaksempurnaan pasar harga dari produk produk yag sama di negara negara yang berbeda bisa jadi tidak sama jika diukur memakai valuta yang sama. Bentuk relatif dari PPP menyatakan bahwa laju perubahan harga produk seharusnya tidak jauh berbeda jika diukur memakai valuta yang sama, sepanjang biaya transportasi dan proteksi perdagangan tidak berubah.

23 Teori paritas daya beli juga bisa tidak terjadi dikarenakan oleh beberapa hal yaitu paritas daya beli tidak terjadi secara konsisten karena adanya pengaruh lain seperti faktor faktor lain yang ikut mempengaruhi nilai tukar. Alasan selanjutnya adalah tidak ada substitusi barang yang diperdagangkan (Madura, 2006). Selain itu juga inflasi mempengaruhi nilai tukar hasilnya juga berbeda tergantung periode dasar yang digunakan. h. Fisher effect International Fisher Effect International merupakan teori yang menjelaskan bahwa suku bunga suatu negara mempengaruhi nilai tukar (Madura, 311). Dalam teori IFE dijelaskan bahwa nilai tukar dengan suku bunga yang relatif tinggi di suatu negara akan akan terdepresiasi karena suku bunga yang tinggi mencerminkan taksiran inflasi. Teori IFE tidak sejalan dengan teori faktor faktor yang mempengaruhi nilai tukar dikarenakan bahwa suku bunga yang tinggi dapat menarik investor dari berbagai negara untuk berinvestasi dan dapat mendorong nilai tukar mengalami apresiasi. Teori dari IFE ini juga bisa tidak berlaku dikarenakan oleh beberapa faktor. Menurut Madura (2006, 320) teori IFE tidak berlaku dikarenakan terdapat faktor faktor selain suku bunga yang mempengaruhinya. Faktor lain selain Suku Bunga akan mendorong apresiasi nilai mata uang sehingga menutupi tekanan penurunan nilai mata uang yang disebabkan oleh suku bunga. Faktor lain yang

24 mempengaruhi suku bunga tidak berlaku terhadap nilai tukar adalah periode dasar yang digunakan. Periode dasar yang berbeda akan memberikan dampak yang berbeda pula terhadap nilai tukar. i. Hubungan Antar Variabel 1) Hubungan Inflasi dengan Nilai Tukar Perubahan pada tingkat inflasi relatif dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan internasional, yang akan mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu mata uang sehingga akan mempengaruhi kurs nilai tukar (Madura, 2006). Hal ini dikarenakan semakin tinggi inflasi yang terjadi disebuah negara, investor akan mengalihkan dananya ke negara lain yang tingkat inflasinya relatif rendah. Dalam kenyataannya, kurva permintaan, dan penawaran aktual, serta kurs keseimbangan nilai tukar sesungguhnya merupakan cerminan beberapa faktor secara simultan. Setiap faktor dinilai sendiri sendiri untuk menentukan pengaruh masing masing terhadap kurs mata uang, jika faktor lain tidak berubah. Kemudian seluruh faktor dipertimbangkan bersama untuk memberikan penjelasan secara menyeluruh mengenai mengapa kurs mata uang berubah. Inflasi sangat erat hubungannya dengan pengaruh nilai tukar dikarenakan semakin tinggi inflasi disuatu negara maka investor akan mempertimbangkan untuk menanamkan modalnya negara tersebut.

25 2) Hubungan Suku Bunga Dengan Nilai Tukar Perubahan pada suku bunga mempengaruhi investasi pada sekuritas asing, yang akan mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang dan karenanya juga akan mempengaruhi kurs nilai tukar.(madura, 2006). Suku bunga relatif tinggi meskipun dapat menarik arus masuk asing untuk berinvestasi pada sekuritas yang menawarkan pengembalian yang tinggi, namun suku bunga relatif tinggi mungkin mencerminkan prediksi inflasi yang relatif tinggi. Suku bunga yang rendah juga memberikan efek ragunya investor untuk menanamkan modalnya di suatu negara karena tujuan investor menanamkan modalnya adalah menerima keuntungan yang tinggi. Inflasi yang tinggi dapat memberikan tekanan menurunkan mata uang lokal, sehingga beberapa investor asing mungkin tidak berminat untuk melakukan investasi pada sekuritas dalam mata uang tersebut. 3) Hubungan Impor Dengan Nilai Tukar Faktor lain yang mempengaruhi nilai tukar adalah impor (Sukirno, 2013). Perubahan pada impor juga dapat mempengaruhi nilai tukar melalui dampaknya pada permintaan barang luar negeri. Apabila permintaan dan penawaran mata uang suatu negara lemah maka nilai tukar akan cenderung terdepresiasi sehingga negara tersebut akan mengurangi impor sebaliknya jika permintaan dan

26 penawaran mata uang suatu negara mengalami apresiasi maka negara tersebut akan menambah impor. Nilai tukar yang menguat seringkali digunakan oleh importir untuk menambah jumlah impornya dikarenakan harga barang barang impor jauh lebih murah ketika mata uang terapresiasi. 4) Hubungan Money Supply Dengan Nilai Tukar Money supply merupakan cara yang dilakukan pemerintah untuk mengontrol jumlah uang yang berdar luas dipasaran. Kontrol pemerintah dalam hal ini bank sentral, yang mengatur suplai uang sangat penting untuk mengendalikan uang yang beredar dengan target tertentu, Karena suplai yang berlebihan dan melebihi permintaan akan uang yang nantinya bisa mendorong peningkatan inflasi (Yusgiantoro, 2004). Inflasi yang naik akan menimbulkan kenaikan pada mata uang karena harga harga di pasar menjadi lebih mahal. B. Kerangka Pikir Penelitian Penelitian ini menggunakan 4 (empat) variabel independen yang diduga berpengaruh terhadap perubahan nilai tukar mata uang rupiah. Variabel yang berpengaruh terhadap nilai tukar adalah inflasi, tingkat suku bunga, Impor serta jumlah uang beredar. Hubungan antara variabel terikat yaitu nilai tukar mata

27 uang asing terhadap tingkat inflasi, suku bunga, impor, dan money supply bisa dilihat pada gambar 2.1. Inflasi Suku bunga Impor Money Nilai Tukar Gambar 2.1: Kerangka Berpikir Gambar 2.1 menerangkan tentang bagaimana Nilai Tukar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini menggunakan tingkat inflasi, suku bunga, impor dan Money Supply sebagai faktor yang mempengaruhi nilai tukar. menurut Madura (2006: 128) inflasi yang tinggi akan menyebabkan nilai tukar melemah. Suku bunga yang rendah akan menarik investor asing berinvestasi tetapi selain itu investor juga terkadang ragu karena tingkat pengembalian yang kecil. Impor yang tinggi merupakan gambaran bahwa nilai tukar mengalami apresiasi mata uang dan Money Supply yang tinggi merupakan indikasi menguatnya nilai tukar karena permintaan nilai tukar yang tinngi pula di suatu negara (Madura, 2006) Faktor faktor yang akan diuji diharapkan akan mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh Inflasi, Suku Bunga, Impor, dan Money Supply terhadap nilai tukar.

28 C. Hipotesis Berdasarkan kerangka penelitian dan penelitian terdahulu yang dikemukan oleh Zulkifli (2011) yang menyatakan bahwa variabel inflasi, suku bunga, money supply berpengaruh terhadap nilai tukar. Penelitian yang mendukung juga berasal dari Nurul (2014) yang mengatakan bahwa impor berpengaruh terhadap nilai tukar. Variabel yang paling berpengaruh menurut Kartikanintyas dkk (2014) adalah variabel inflasi. Maka dugaan sementara (hipotesis) yang diuji kebenarannya bahwa: 1. Variabel Inflasi, suku bunga, impor dan money Supply berpengaruh terhadap nilai tukar valuta asing. 2. Variabel Inflasi yang paling berpengaruh terhadap Nilai tukar