BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB II LANDASAN TEORITIS. asset lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Rasio ini dapat dibuat dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perekonomian yang terus berkembang, perusahaan harus

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB I PENDAHULUAN. karena pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

PENGARUH CURRENT RATIO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada investor, yaitu keuntungan berupa dividen dan capital gain. Capital gain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

antara nilai jual yang lebih tinggi daripada nilai beli saham,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

2.1.2 Net Profit Margin (NPM) Lukman Syamsuddin (2007:62) mendefinisikan NPM sebagai berikut:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. pembagian dividen. Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB II. Tinjauan Pustaka. memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang

BAB II URAIAN TEORITIS. Rinati (2009) melakukan penelitian yang berudul Pengaruh Net Profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB II URAIAN TEORITIS. Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2003). Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh dividen per share (DPS), earning per share

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan sebagai rujukan untuk mendukung teori-teori yang akan diujikan.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia pada tahun 2015 meningkat sekitar 5,8 persen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995 menyatakan bahwa Pasar

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang di berbagai bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

sejarah perusahaan. untuk melanjutkan operasi Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan teknik yang lazim dipakai yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. modal dikatakan efisiensi secara informasional apabila harga sekuritassekuritasnya

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

BABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan. lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), pasar modal (capital market)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan analisis laporan keuangan, sebenarnya pintu yang paling

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham menurut Anoraga (2006:57) didefinisikan sebagai surat berharga atas bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Dengan memiliki saham, investor mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan dimana setelah dikurangi dengan semua kewajiban perusahaan. Saham memiliki ciri high risk-high return, artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal untuk mendapatkan return atau keuntungan dalam jumlah besar dengan waktu singkat. Namun, seiring dengan berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat pemodal mengalami kerugian dalam waktu singkat. Menurut Widioatmodjo (2004:42) terdapat keuntungan dan kerugian dalam investasi saham yaitu: 1) keuntungan: 8

a) dividen, yaitu bagian keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham, b) capital gain, yaitu keuntungan dari hasil jual/beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi daripada nilai beli saham, c) saham perusahaan, seperti tanah atau aktiva berharga sejenis, nilainya akan meningkat sejalan dengan waktu dan sejalan dengan perkembangan atau kinerja perusahaan, d) saham dapat dijaminkan ke bank sebagai agunan untuk memperoleh kredit. 2) kerugian: a) capital loss, yaitu kerugian dari hasil jual/beli saham berupa selisih antara nilai jual yang lebih rendah daripada nilai beli saham, b) opportunity loss, kerugian berupa selisih suku bunga deposito dikurangi total hasil yang diperoleh dari investasi, seandainya terjadi penurunan harga dan tidak dibaginya dividen, c) kerugian karena perusahaan dilikuidasi, dimana nilai likuidasi yang dibagikan lebih rendah dari harga beli saham. b. Karakteristik Saham Fakhruddin dan Hadianto (2001:8) menyebutkan bahwa saham memiliki karakteristik, antara lain: 1) dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba, 2) memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), 3) memiliki hak akhir dalam pembagian kekayaan perusahaan jika perusahaan dilikuidasi dan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi, 4) memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya, 5) hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya. c. Klasifikasi Saham Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:8), klasifikasi saham dapat dibedakan atas beberapa hal: 1) cara peralihan hak: 9

a) saham atas unjuk, yaitu dimana pada saham tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya, b) saham atas nama, merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu, 2) hak tagihan atau klaim: a) saham biasa, yaitu saham yang menempatkan pemiliknya paling terakhir terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, b) saham preferen, merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor, 3) kinerja saham: a) blue-chip stocks, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen, b) income stocks, yaitu saham dari suatu perusahaan yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya, c) growth stocks, yaitu saham-saham dari perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi, d) speculative stocks, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemampuan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti, e) counter cyclical stocks, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum, dimana perusahaannya mampu memberikan dividen yang tinggi, contohnya perusahaan barang konsumsi. 2. Harga Saham a. Pengertian Harga Saham Harga saham menurut Tandeililin (2001:211) merupakan cerminan dari ekspektasi investor terhadap faktor-faktor earning, aliran kas dan tingkat return yang diisyaratkan investor. 10

Menurut Anoraga (2006: 58) nilai suatu saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : 1) par value (nilai nominal) Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan. Jumlah saham yang dikeluarkan dikali dengan nilai nominalnya merupakan modal disetor penuh bagi suatu perseroan. Dalam pencatatan akuntansi nilai nominal dicatat sebagi modal ekuitas perseroan di dalam neraca. 2) base price (harga dasar) Harga dasar dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksi perusahaan. Untuk saham baru, harga dasar merupakan harga perdananya, 3) market price (harga pasar) Harga pasar adalah harga pada pasar riil. Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah ditutup. Jadi harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). b. Pendekatan Penilaian Harga Saham Menurut Halim (2005:5) ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam menilai harga saham yaitu: 1) pendekatan fundamental Ide pendekatan ini adalah bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Analisis ini menyatakan bahwa saham memiliki nilai intrinsik tertentu. Analisis ini membandingkan antara nilai intrinsik saham dengan harga pasarnya untuk mengetahui apakah harga saham sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. Nilai intrinsik dipengaruhi oleh faktorfaktor fundamental yang memengaruhinya seperti laba dan penjualan. 2) pendekatan teknikal Pendekatan ini berdasarkan pada data perubahan harga saham di masa lalu untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang. Para analis memperkirakan pergeseran penawaran dan permintaan dalam jangka pendek, serta berusaha untuk cenderung mengabaikan risiko dan pertumbuhan laba dalam menentukan barometer dari penawaran dan permintaan. Ada dua pendekatan dalam penentuan nilai intrinsik saham yaitu: 11

1) pendekatan nilai sekarang Perhitungan nilai sekarang dilakukan dengan mendiskontokan semua aliran kas yang diharapkan diterima di masa depan dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang diisyaratkan investor. Vo n CFt (1 kt t 1 ) t Keterangan: Vo= nilai sekarang dari suatu saham CFt = aliran kas yang diharapkan pada periode t Kt = return yang diisyaratkan pada periode t N = jumlah periode aliran kas 2) pendekatan Price Earning Ratio (PER) Pendekatan ini juga disebut sebagai pendekatan multiplier yaitu menghitung berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga saham. PER harga saham EPS c. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Harga Saham Menurut Warsono (2003:113) ada empat macam faktor yang memengaruhi besar kecilnya harga saham yaitu: 1) besarnya dividen yang diberikan 12

Besarnya dividen yang diberikan kepada pemegang saham berdasarkan pada besarnya laba yang diperoleh pada periode tertentu dan kebijakan dividen yang ditetapkan perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh maka dividen yang diberikan juga semakin besar. 2) tingkat risiko dari arus yang diharapkan Tingkat risiko yang diharapkan berkaitan dengan kemungkinan adanya variasi dari arus kas yang diharapkan di masa yang akan datang. Semakin besar variasi arus kas yang dihasilkan dari arus kas estimasinya, semakin besar pula risikonya. Risiko dari arus kas di masa yang akan datang yang semakin tinggi akan menyebabkan tingkat pengembalian yang disyaratkan oleh para pemegang saham semakin tinggi. Akibatnya, harga saham akan semakin tinggi. 3) harga jual yang diharapkan Selisih antara harga pembelian dengan harga penjualan saham disebut dengan keuntungan modal (capital gains). Besarnya capital gains yang diharapkan akan berpengaruh terhadap harga saham. 4) tingkat pengembalian yang diharapkan Tingkat pengembalian yang diharapkan berfungsi sebagai tingkat diskonto, sehingga jika tingkat pengembalian meningkat akan berakibat pada penurunan nilai sahamnya. 3. Earning Per Share (EPS) EPS menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS dalam laporan keuangannnya, tetapi besarnya EPS perusahaan dapat dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Rumus untuk menghitung EPS adalah sebagai berikut: EPS laba setelah pajak jumlah saham yang beredar 13

yaitu : Menurut Ang (1997), dalam perhitungan EPS, terdapat dua jenis EPS, 1. EPS historis EPS yang dihitung berdasarkan kinerja perusahaan pada tahun buku yang telah lampau. EPS historis merupakan nilai yang telah terjadi pada masa lampau, 2. EPS proyektif EPS yang diperkirakan akan terjadi dengan asumsi sesuai dengan proyeksi kinerja perusahaan. Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena dapat menggambarkan prospek laba perusahaan di masa depan (Tandeililin,2001:234). Pada umumnya pemegang saham dan calon pemegang saham sangat tertarik pada EPS, karena hal ini menggambarkan berapa jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham. Para calon pemegang saham tertarik pada EPS yang besar, karena EPS merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan (Syamsuddin,2000:89). Tidak berarti bahwa semua jumlah EPS akan didistribusikan kepada pemegang saham, karena jumlah yang akan didistribusikan tergantung pada kebijaksanaan perusahaan dalam hal pembayaran dividen. EPS yang besar menandakan kemampuan perusahaan juga besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Peningkatan EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan taraf kemakmuran investor, dan hal ini akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan. 14

4. Dividend Per Share (DPS) DPS merupakan perbandingan antara besarnya dividen total yang dibayar perusahaan dengan jumlah saham yang beredar. Secara matematis, besarnya DPS dapat dihitung dengan formula sebagai berikut: DPS jumlah dividen yang dibayar jumlah saham yang beredar Besarnya hasil perhitungan DPS menunjukkan besarnya distribusi sebagian laba yang dihasilkan perusahaan setiap unit saham kepada para pemegang sahamnya. Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:7) dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Pembayaran dividen merupakan komunikasi secara tidak langsung kepada para pemegang saham tentang tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan. Dividen dapat digunakan investor sebagai alat penduga mengenai prestasi perusahaan di masa akan datang karena dividen menyampaikan pengharapan-pengharapan manajemen mengenai masa depan (Halim,2005:78) Menurut Warsono (2003:272), dividen dalam suatu perusahaan dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu: a. dividen tunai Dividen tunai merupakan jenis dividen yang umum dan banyak digunakan oleh perusahaan. Dividen tunai diterima oleh para pemegang saham melalui cek atau terkadang para pemegang saham menginvestasikannya kembali dalam saham di perusahaan. b. dividen saham 15

Dividen saham dibayarkan dalam lembar saham tambahan dan bukan dalam bentuk uang tunai. Perusahaan yang akan memberikan dividen saham biasanya mengumumkan besarnya dividen tersebut dalam persentase tertentu. c. dividen kekayaan Dividen kekayaan adalah distribusi rata suatu aset fisik. Aset tersebut biasanya berupa produk yang dihasilkan perusahaan. Deviden kekayaan diberikan apabila jumlah pemegang saham perusahaan masih sedikit dan perusahaan menghasilkan sesuatu yang mudah didistribusikan. Kebijakan dividen antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain dapat berbeda. Hal ini tergantung pada jenis kebijakan dividen yang dianutnya. Menurut Halim (2005:94) ada tiga jenis kebijakan pembayaran dividen: a. dividen dalam jumlah stabil Perusahaan menjalankan kebijakan pembayaran dividen yang stabil artinya jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Pembayaran dividen ini dapat memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang. b. dividen dengan rasio pembayaran konstan Perusahaan melakukan pembayaran dividen berdasarkan persentase tertentu dari laba. Jika laba berfluktuasi maka jumlah dividen juga akan berfluktuasi. Kebijakan ini tidak akan memaksimalkan nilai saham perusahaan, karena pasar tidak dapat mengandalkan kebijakan ini untuk memberikan informasi tentang perusahaan di masa mendatang. c. dividen tetap yang rendah ditambah ekstra Pembayaran dividen ini merupakan modifikasi dari kedua cara pembayaran diatas. Kebijakan ini memberi fleksibilitas pada perusahaan, tetapi mengakibatkan investor sedikit ragu-ragu tentang berapa besarnya dividen yang diterima. Apabila laba perusahaan sangat berfluktuasi, kebijakan ini menjadi pilihan yang terbaik. Perusahaan akan berusaha untuk menyeimbangkan antara dividen yang dibayarkan dengan pertumbuhan di masa mendatang yang dapat 16

memaksimumkan harga sahamnya. Menurut Warsono (2003:281) hal itu dapat dijelaskan dengan teori kebijakan dividen yaitu: 1) argumen kerelevanan dividen Semakin tinggi dividen akan menyebabkan harga saham semakin tinggi. Hal ini menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak penting, secara implisit mengasumsikan bahwa seorang investor pasti menggunakan tingkat pengembalian yang sama untuk pendapatan dividen maupun capital gains. Namun, pendapatan dividen memiliki sifat yang lebih pasti daripada capital gains. Ini berarti capital gains mempunyai kadar risiko yang lebih besar dibandingkan dividen. Dengan dasar pemikiran diatas, maka menurut pandangan ini dividen yang besar dapat meningkatkan harga saham. 2) teori kebijakan dividen yang terkena pajak Menurut pandangan ini, bahwa dividen itu sebenarnya merugikan investor. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan perlakuan pajak terhadap pendapatan dividen dan capital gains. Bagi seorang investor, tujuan yang ingin dicapai adalah hasil investasi yang maksimal setelah dipotong pajak tanpa harus menanggung risiko yang terlalu besar. Pajak untuk pendapatan dividen harus langsung dibayarkan pada saat dividen diterima, sedangkan untuk pajak capital gains tertunda sampa saham benar-benar terjual. 3) argumen ketidakrelevanan dividen Pendekatan ini menyatakan bahwa dividen tidak relevan, dengan menyatakan bahwa pendekatan ini merepresentasikan suatu sisa laba lebih baik daripada variabel keputusan aktif yang memengaruhi nilai perusahaan. Dividen yang besar berpengaruh terhadap harga saham dalam arah yang sama, dalam arti kenaikan dividen akan menghasilkan kenaikan harga saham, dan penurunan dividen menghasilkan penurunan harga saham. Pengaruh ini diakibatkan oleh dividen itu sendiri tetapi lebih disebabkan oleh isi informasi dividen dengan tanggapan untuk laba di masa mendatang. 5. Pertumbuhan Penjualan Menurut Kotler (2006:45) penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual dipenuhi, melalui antar pertukaran informasi dan kepentingan. Menurut Swasta (2000: 422), faktor faktor yang dapat mempengaruhi penjualan adalah: 17

1. kondisi dan kemampuan penjual Penjual harus dapat meyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan. Untuk itu penjual harus memahami bebarapa hal yaitu: jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan, harga produk, dan syarat penjualan. 2. kondisi pasar Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualan. Adapun faktor faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah jenis pasar, kelompok pembeli, daya belinya, frekuensi pembeliannya, dan keinginan serta kebutuhannya. 3. modal Untuk melaksanakan kegiatan penjualan maka penjual harus memiliki sejumlah modal. 4. kondisi organisasi Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri / bagian penjualan yang dipegang oleh orang orang tertentu atau yang ahli dibidang penjualan. Sedangkan pada perusahaan kecil masalah penjualan masih ditangani oleh orang yang juga melaksanakan fungsi fungsi lain. 5. faktor faktor lain Faktor faktor lain tersebut di antaranya adalah periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah. Tahap perkembangan perusahaan dapat digunakan untuk mengestimasi besarnya penjualan suatu perusahaan. Untuk mengestimasikan penjualan perusahaan perlu menentukan lamanya waktu masing-masing tahap dalam daur hidup perusahaan. Menurut Tandeililin (2001 : 224), ada empat tahap daur hidup produk yang mempengaruhi pertumbuhan penjualan dan laba perusahaan, yaitu: 1. tahap permulaan Tahap permulaan merupakan masa-masa awal perkembangan sebuah perusahaan. Pada tahap ini, pertumbuhan penjualan sangat kecil dan laba yang dihasilkan kemungkinan akan menunjukkan angka negative karena perusahaan harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk menutupi biaya promosi dan pengembangan produk di awal-awal pertumbuhan perusahaan. 2. tahap pertumbuhan Pada tahap pertumbuhan, penjualan tumbuh sangan cepat. Permintaan semakin meningkat, sedangkan persaiangan belum 18

begitu ketat, sehingga profit pada tahap pertumbuhan akan tumbuh dengan tinggi. Pertumbuhan perusahaan pada tahap ini akan cenderung lebih besar dari pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. 3. tahap kedewasaan Pada tahap ini, pertumbuhan penjualan mulai menurun, karena banyaknya pesaing yang mulai masuk dan permintaan yang sudah relatif stabil. Oleh karena itu, profit pada tahap ini akan mengalami pertumbuhan yang mulai menurun dan menuju tingkat keuntungan yang normal. 4. tahap stabil Tahap stabil mungkin merupakan tahap yang paling panjang dalam daur hidup perusahaan. Pertumbuhan perusahaan akan cenderung sama dengan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau segmen ekonomi di mana perusahaan berada. Pada tahap ini investor dapat mengestimasi pertumbuhan penjualan secara mudah karena penjualan terkait erat dengan kondisi ekonomi, tetapi besarnya pertumbuhan penjualan masing-masing perusahaan akan berbeda dengan yang lain, tergantung dari kemampuan manejerial dari masing-masing perusahaan. 5. tahap penurunan Pada tahap penurunan, tingkat penjualan profit industri semakin menurun. Oleh karena itu, pada tahap ini ada perusahaan yang mulai keluar dari industri dan investor mulai berpikir untuk mencari alternatif perusahaan lain yang lebih menguntungkan, Pertumbuhan penjualan merupakan perubahan penjualan per tahun. Secara matematis pertumbuhan penjualan dapat dihitung dengan rumus: Pertumbuha npenjualan penjualan( n) penjualan n 1 penjualan( n 1) Dengan mengetahui tahap daur hidup suatu perusahaan, secara umum akan dapat mengestimasi tingkat pertumbuhan penjualan suatu perusahaan (Tandeililin, 2001:225). Jika pertumbuhan penjualan per tahun meningkat, maka investor akan percaya pada perusahaan bahwa perusahaan dapat memberikan keuntungan di masa depan. 19

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti dan Tahun Penelitian 1. Mohamad Abdul (2005) 2. Taranika Intan (2009) 3. Muhammad Izhar (2010) Judul Penelitian Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di BEJ Pengaruh Dividend Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan pada Perusahaan Go Public di BEI Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Go Variabel Independen Earning Per Share (EPS) dan Pertumbuhan Penjualan Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS) Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS) Hasil Penelitian Secara simultan, EPS dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Secara parsial EPS berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham dan pertumbuhan penjualan tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap perubahan harga saham. Secara parsial, DPS tidak berpengaruh signifikan dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham Secara simultan, EPS dan DPS berpengaruh secara signifikan. Secara parsial, EPS dan berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan DPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham Secara simultan, EPS dan DPS tidak berpengaruh 20

Public di Indonesia secara signifikan terhadap harga saham/ 4. Yuda Subrata (2010) Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS) EPS dan DPS berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun bersama terhadap harga saham. Hasil penelitian dari peneliti terdahulu menunjukkan hasil yang berbedabeda baik secara parsial maupun secara simultan. Masing-masing peneliti terdahulu menggunakan analisis regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan uji hipotesis. Pemilihan sampel penelitian dari peneliti terdahulu menggunakan metode purposive sampling dengan populasi penelitian yang berbeda-beda. Abdul (2005) meneliti perusahaan makanan dan minuman di BEJ dari tahun 2000-2003, Intan (2009) meneliti perusahaan go public di BEI periode 2005-2007, Izar (2010) meneliti perusahaan go public di Indonesia dari tahun 2006-2008 dan Subrata (2010) meneliti perusahaan manufaktur di BEI periode 2006-2008. C. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. 21

Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitan ini dapat dilihat dibawah ini Earning Per Share (X1) Dividend Per Share (X2) Harga Saham (Y) Pertumbuhan Penjualan (X3) Gambar 2.1 EPS menggambarkan laba yang akan dibagikan kepada investor atas kepemilikan saham perusahaan. Jika laba yang dihasilkan perusahaan tinggi maka akan besar pula laba yang akan diperoleh investor. Investor mengharapkan tingkat pengembalian/ return yang menguntungkan dari investasi saham Perusahaan yang memiliki laba yang tinggi akan menarik para investor untuk menanamkan modalnya. Semakin banyak investor yang membeli saham perusahaan akan meningkatkan permintaan saham sehingga harga saham akan cenderung naik. DPS merupakan pendapatan yang akan didistribusikan kepada para pemegang saham. Perusahaan yang membayar DPS dalam jumlah yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kondisi keuangan yang baik dan dapat memakmurkan para pemegang saham. Hal ini akan menarik para 22

investor untuk membeli saham perusahaan yang kemudian akan menaikkan harga saham. Pertumbuhan penjualan merupakan perubahan penjualan per tahun perusahaan. Pertumbuhan penjualan yang selalu meningkat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik dan menguntungkan. Investor akan memperoleh return yang besar jika melakukan investasi saham pada perusahaan yang dapat memberikan keuntungan yang besar. Hal ini akan mendorong para investor untuk berinvestasi sehingga permintaan saham akan naik. Meningkatnya permintaan saham akan diikuti oleh kenaikan harga saham. D. Hipotesis Penelitan Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitan (Sugiyono, 2007:51). Berdasarkan tinjuaun teoritis dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: earning per share (EPS), dividend per share (DPS) dan tingkat pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap harga saham baik secara parsial maupun secara simultan. 23