BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini dilakukan dengan rujukkan penelitian sebelumnya, terdapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan dipengaruhi oleh lingkungan tempat bekerja, baik dari atasan, bawahan

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi

BAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony

BAB I PENDAHULUAN. (compliance audit) dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan hidup karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance).

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah akuntan publik 1016 orang. Jumlah ini meningkat pesat

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. entitas yang wajib diaudit oleh Akuntan Publik kurang lebih entitas. Total

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh akuntan publik adalah sumber daya akuntan publik yang tersedia.

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena sumber daya manusia merupakan pelaku dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter

MEMOTIVASI PIHAK YANG DIAUDIT. Kebutuhan Menjadi Bagian dari Organisasi Menghormati Diri Sendiri dan Orang Lain

BAB I PENDAHULUAN. model kepemimpinan path goal theory yang dikembangkan oleh House (1971)

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan bisnis yang makin ketat seperti dewasa ini, sumber daya

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap pengambilan keputusan akan lengkap dan sempurna jika melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi tersebut. Sehingga, untuk tercapainya tujuan organisasi,

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIDANG KEUANGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Kantor Akuntan Publik menjadi sukses. Sebaliknya jika SDM. terutama pada era persaingan yang semakin kompetitif ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan

PENGARUH KOMITMEN AUDITOR TERHADAP KEPUASAN KERJA: MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu organisasi profesi setiap anggota. komitmen profesi. Harsanti (2001) menyatakan bahwa komitmen dapat dijadikan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan go public di Indonesia berkembang dengan sangat cepat, hal

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara satu dengan lainnya, memiliki kecenderungan timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda. Kepuasan itu terjadi

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka berpikir yang mendasari penelitian ini adalah path goal theory

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang

Judul : Locus Of Control Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profesionalisme dan Kompleksitas Tugas Pada Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan Publik Di Bali

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Ruky (2001) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat. Dalam pasal 1 ayat (2) Kode Etik Ikatan Akuntan. integritas dan obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. tergantung kepada anggota organisasinya. Apabila organisasi dapat mengelola

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah menghadapi tantangan kompetensi global. Dengan begitu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atas kewajiban laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak. memberikan informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi dapat diambil secara tepat. globalisasi dalam mewujudkan era transparansi bisnis yang fair.

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. daya non manusia sebagai alat penunjang terselesainya kegiatan perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap. ditetapkan sebelumnya (Sardjito dan Muthaher, 2007).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kondisi organisasi, namun sebuah sistem pengendalian tertentu hanya efektif

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

ABSTRAK. Kata Kunci : komitmen organiasi, gaya kepemimpinan demokratis, etika profesi, pengalaman auditor pada kinerja auditor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia bisnis akuntansi yang menyediakan pelayanan jasa kepada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Auditor adalah seorang independent yang bertugas mengaudit atas laporan

BAB I PENDAHULUAN. jasa pemeriksa laporan keuangan, menyimpan banyak konflik dalam. Masalah yang sering terjadi ternyata tidak sedikit auditor yang

DAFTAR ISI. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa audit serta jasa atestasi dan assurance lainnya. Jenis jasa

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam suatu organisasi merupakan penentu

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya peran auditor dalam dunia perekonomian (Ristina dan Indah, 2014). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP), yaitu jasa assurance dan jasa non assurance. Jasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terpenting di dalamnya. Tanpa adanya manusia, organisasi tidak mungkin dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profesionalisme dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study) karena peneliti

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. bagian input, proses, output. Tanpa ketiga itu sistem informasi tidak dapat berjalan. nantinya akan kita sajikan bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan oleh orang yang menyusun peran mereka yaitu

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi. Globalisasi telah menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

BAB I PENDAHULUAN. publik untuk pengambilan keputusan ekonomi. Profesi akuntan publik merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. sebaiknya kita perlu mengetahui definisi auditing terlebih dahulu. Ada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. Sutiadi (2003:6) dalam Ida Ayu dan Suprayetno (2008) mendefinisikan

Judul : Pengaruh Konflik Interpersonal dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan PT POS Indonesia (Persero) Pusat Denpasar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada. umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB II LANDASAN TEORI

Abstrak. Kata Kunci : Profesionalisme, Komitmen organisasi, Locus of Control Internal, Etika profesi dan Kinerja.

BAB I PENDAHULUAN. atas kewajarannya sering dibutuhkan judgment (Zulaikha, 2006). Dalam pembuatan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan dengan rujukkan penelitian sebelumnya, terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu. Berikut ini adalah uraian singkat tentang penelitian terdahulu. Tabel 2.1 PENELITIAN TERDAHULU No Peneliti Variabel Tujuan Hasil 1 Dwi Fitri Orientasi Untuk menguji secara 1. Bahwa konflik peran Puspa Dan professional, empiris hubungana para dosen Bambang lingkungan antara lingkungan mempunyai hubungan Riyanto LS pengendalian pengendalian, orientasi positif dengan (1999) (output, perilaku, profesional dan tingkat kepuasan kerja. profesional), konflik peran serta 2. Sedangkan pada kepuasan kerja, menguji sejauh mana dokter mempunyai kinerja sub unit konflik peran dapat hubunganpositif dan konflik peran mempengaruhi kinerja terhadap kinerja. 2 Dwi Cahyono Dan Imam Ghozali (2002) Jabatan organisasi, budaya organisasi, konflik peran, kepuasan kerja dan komitmen organisasi sub unit. Untuk melihat pengaruh jabatan, budaya organisasi dan konflik peran terhadap hubungan kepuasan kerja dengan komitmen organisai 1. Jabatan organisasi berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi. 2. Budaya oerganisasi berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi. 3. Konflik peran 8

9 3 Cecilia Engko Dan Gudono (2007) Kompleksitas tugas, locus of control, gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja. Untuk melihat pengaruh kompleksitas tugas dan locus of control terhadap hubungan antar gaya kepemimpinan dan auditor yang berada di kantor akuntan publik. berpengaruh terhadap kepuasan kerja namun juga berpengaruh terhadap komitmen organisasi. 1. Bahwa hipotesis pertama tidak terdukung, dimana semakin tinggi kompleksitas tugas maka tidak akan berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja. 2. Bahwa semakin rendah kompleksitas tugas maka akan mempengaruhi gaya kepemimpinan suportifi akan meningkatkan kepuasan kerja. 3. Hipotesis ketiga tidak terdukung, dimana auditor yunior dengan locus of control eksternal tidak berpengaruh dengan gaya kepemimpinan direksi dan kepuasan kerja daripada audior yunior yang memiliki locus of control internal.

10 Tabel 2.2 PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DENGAN PENELITIAN TERDAHULU No Peneliti Persamaan Perbedaan 1 Dwi Fitri Puspa Dan Bambang Riyanto LS (1999) 2 Dwi Cahyono Dan Imam Ghozali (2002) 1. Menggunakan varibel yang sama yaitu kepusan kerja dan konflik peran. 2. Jenis datanya sama yaitu data primer. 3. Metode pengumpulan datanya sama yaitu metode survey dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. 1. Menggunakan varibel yang sama yaitu jabatan organisasi, budaya organisasi, konflik peran dan kepuasan kerja 2. Jenis datanya sama yaitu data primer. 3. Metode pengumpulan datanya sama yaitu metode survey dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. 1. Tujuan penelitian nya berbeda. 2. Responden yang digunakan oleh penelitian Dwi Fitri dan Bambang Riyanto (1999) adalah dokter dan akademis 1. Pada penelitian Dwi Cahyono Dan Imam Ghozali (2002) menggunakan komitmen organisasi sedangkan pada penelitian ini tidak. 2. Alat uji yang digunakan pada penelitian Dwi Cahyono Dan Imam Ghozali (2002) menggunakan alat uji SEM sedangkan penelitian ini menggunakan alat uji Regresi. 3. Pengambilan sampel pada penelitian Dwi Cahyono Dan Imam Ghozali (2002) dilakukan di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang dilihat meneganai perilaku karyawan KAP sedangkan pada penelitian ini dilakukan di perusahaan

11 3 Cecilia Engko Dan Gudono (2007) 1. Sama-sama menggunakan letak kendali diri sebagai variabel. 2. Dan kepuasan kerja sebagai variabel. 3. Metode pengumpulan data nya sama yaitu menggunakan survey dengan menggunakan kuisioner sebagai alat untuk pengumpulan data. manufaktur yang melihat perilaku auditor internalnya. 1. Variabel yang digunakan berbeda pada penelitian Cecilia Engko Dan Gudono (2007) menggunakan kompleksitas tugas dan gaya kepemimpinan sedangkan pada penelitian ini tidak mengunakan. 2. Responden yang digunakan pada penelitian Cecilia Engko Dan Gudono (2007) adalah auditor yunior di Kantor akuntan publik sedangkan pada penelitian ini adalah auditor internal di perusahaan manufaktur.

12 2.2 Landasan Teori Landasan teori digunakan sebagai dasar untuk menganalisis dan sebagai dasar dalam melakukan pembahasan untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian yang dilakukan. 2.2.1 Teori Dasar A. Teori Kepribadian Teori kepribandian mengacu pada berbagai karakteristik psikologi dalam diri seseorang yang menentukan dan mencerminkan bagaimana orang tersebut merespon lingkungannya. Kepribadian adalah inti sari dari perbedaan individu. Konsep kepribadian dan pengetahuan tentang komponennya dianggap penting karena memungkinkan untuk memprediksi perilaku. Aplikasi utama dari teori kepribandian dalam organisasi adalah memperediksi perilaku. Pengujian perilaku tersebut ditentukan oleh banyaknya ektivitas dalam tekanan pekerjaan, siapa yang akan menggapi kritikan dengan baik, siapa yang pertama kali harus dipuji terlebih dahulu sebelum berbicara mengenai perilaku tidak dingginkan. Dan semua itu adalah pemahaman matas kepribadian (Arfan Ikhsan Lubis, 2010:102) Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang yaitu dapat dilihat dari : 1) Keturunan 2) Lingkungan 3) Situasi

13 B. Teori Persepsi Gibson et al, (1995) dalam Soni (2008) mendefinisikan persepsi adalah sebagai proses dalam memahami lingkungannya yang melibatkan pengorganisasian dan penafsiran dalam suatu pengalaman psikologis. Teori ini menjelaskan mengenai perbedaan persepsi masing-masing individu mengenai situasi kerja yang akan berpengaruh pada produktivitas. Keberhasilan manajemen dalam mengelola, merencanakan dan mengorganisasi kerja karyawan agar lebih efektif akan menjadi tidak berarti ketika terjadi perbedaan persepsi para karyawan terhadap reward yang adil atas pekerjaan mereka. Penilaian kerja dan kondisi kerja yang memadai tidak menjamin kesamaan persepsi cara pandang dan tidak dapat menjamin penafsiran yang menguntungkan dari para karyawan atas kondisi kerja mereka. Oleh karena itu pihak manajemen perlu menilai cara karyawan tersebut mempersepsikan pekerjaan. C. Pengertian Auditor internal Auditor internal merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas utama nya ditunjukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat ia bekerja (Yusup, 2001). Ruang lingkup auditor internal meliputi tugas-tugas sebagai berikut: 1. Menelaah reliabilitas dan integritas keuangan dan operasi serta perangkat yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi dan melaporkan informasi.

14 2. Menelaah sistem yang ditetapkan untuk memastikan ketaatan terhadap kebijakan, pernacanaan, prosedur, hukum dan peraturan yang dapt memiliki pengaruh secara signifikan terhadap operasi dn laporan serta menentukan apakah organisasi telah mamatuhinya. 3. Menelaah perangkat perlindungan aktiva dan secara tepat memverivikasi keberadaan aktiva tersebut. Yusuf (2001:18) berpendapat bahwa tanggung jawab audiot internal pada berbagai perusahaan sangat beranekaragam tergantung pada kebutuhan perusahaan yang bersangkutan. Pada umumnya auditor internal wajib memberikan laporan langsung kepada pemimpin tertinggi perusahaan (direktur utama) atau melapor kapada pejabat tinggi tertentu lainnya dalam perusahaan (kapada kontroler). Agar dapat melakukan tugasnya secara efektif auditor internal harus independen terhadap fungsi-fungsi lini dalam organisasi tempat ia bekerja, namun demikian ia tidak bisa independen terhadap perusahaannya karena ia adalah pegawai dari perusahaan yang diaudit. Audit internal berkewajiban memberika informasi kepada manajemen yang berguna untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan efektifitas perusahaan.

15 2.2.2 Letak Kendali Diri, Jabatan Organisasi, Konflik Peran, Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja A. Letak kendali diri Konsep tentang letak kendali diri pertaman kali ditemukan oleh Rotter (1966), merupakan seorang ahli teori pembelajaran sosial. Letak kendali diri adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi pada dirinya. Sedangkan menurut Soni (2008) letak kendali diri merupakan salah satu bentuk atau atribut kepribadian yang sering digunakan untuk melihat perilaku individu dalam organisasi yang berkaitan dengan tingkat dimana individu tersebut percaya bahwa perilaku mempengaruhi apa yang terjadi pada dirinya. Menurut Hjele dan Ziegler (1981) dan Baron (1990) dalam Engko Dan Gudono (2007) menyatakan bahwa letak kendali diri dibedakan menjadi dua yaitu letak kendali diri internal dan letak kendali diri eksternal. Letak kendali diri internal mempunyai keyakinan bahwa suatu kejadian selalu berada dalam kendalinya dan akan selalu mengambil peran dan tanggung jawab dalam penentuan benar atau salah. Individu dengan tipe internal cenderung menganggap bahwa ketrampilan, kemampuan dan usaha lah yang lebih mementukan apa yang mereka peroleh dalam hidup mereka serta mempunyai keyakinan bahwa individu sendirilah yang bertanggung jawab atas kesuksesan atau kegagalan yang dialaminya. Sedangkan individu dengan letak kendali diri eksternal cenderung menganggap bahwa kejadian dalam hidup mereka terutama di tentukan oleh kekuatan

16 dari luar diri mereka. Seperti takdir, keberuntungan dan kesempatan serta lebih mempercayai kekuatan dari luar dirinya. Individu dengan letak kendali diri eksternal selalu menyalahkan keadaan lingkunganya untuk setiap kesalahan yang ada dan menganggap kegagalan merupakan suatu yang berada diluar batas kemampuan dirinya. B. Jabatan Organisasi Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, wewenang, tanggung jawab, kewajiban dan hak seorang pegawai dalam suatu satuan organisasi atau perusahaan yang terdiri dari jabatan struktural dan fungsional. Jabatan struktural yaitu suatu jabatan atau kedudukan seseorang pegawai dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi dalam perusahaan sedangkan jabatan fungsional adalah suatu jabatan atau kedudukan seorang pegawai dalam rangka menjalankan menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian atau keterampilan untuk memcapai tujuan perusahaan. Menurut Basset (1995) dalam Dwi Dan Imam (2002) menyatakan bahwa kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh fungsi dan kedudukan karyawan dalam organisasi. Karyawan dengan kedudukan lebih tinggi merasa lebih puasa karena memiliki otonomi yang lebih besar, pekerjaan yang lebih bervariasi dan lebih bebas dalam melakukan penilaian. Sedangkan karyawan pada level bawah lebih besar kemungkinanya mengalami ketida puasan dan kebosanan karena pekerjaan yang kurang menantang dan tanggung jawab yang kecil.

17 C. Konflik Peran Konflik peran didefinisikan sebagai adanya tekanan dua atau kelompok tekanan secara simultan sehingga kepatuhan pada kelompok yang satu akan menimbulkan kesulitan atau ketidak mungkinan untuk memenuhi yang lainnya (Wolfe dan Snoek 1962) dalam Lilik (2005). Sedangkan menurut Soni Agus (2008), konflik peran timbul karena adanya perintah yang berbeda yang diterima secara bebarengan dan pelaksanaan salah satu perintah saja akan mengakibatkan terabaikannya perintah yang lain. Banyak orang dan organisasi memandang konflik sebagai salah satu yang negatif dan hal tersebut harus dihindari, konflik tersebut merupakan hasil yang dialami oleh kelompok kerja orang yang saling bekerjasama baik secara tim atau organisasi. Menurut Puspa Dan Riyanto (1999) konflik peran merupakan suatu gejala psikologis yang dialami oleh anggota organisasi yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja dan secara potensial dapat menurunkan motivasi kerja, konflik peran mempunyai dampak yang negatif terhadap perilaku karyawan seperti timbulnya ketegangan kerja, peningkatan perputaran kerja (banyaknya terjadi perpindahan pekerja), penurunan kepuasan kerja, penurunaan komitmen pada organisasi dan penurunaan kinerja keseluruhan. D. Budaya Organisasi Budaya merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi (Luthan, 1998) dalam Cahyono dan Ghozali (2002). Penggunaan istilah budaya organisasi mengacu pada budaya yang berlaku didalam perusahaan,

18 karena pada umumnya perusahaan itu berada dalam bentuk organisasi yaitu saling bekerja sama antara beberapa orang yang membentuk kelompok atau satuan kerja sama tersendiri (Sutrisno 2010:2). Brahmasari (2004) mengemukakan bahwa organisasi sebagai suatu konsep yang dapat menjadi suatu sasaran untuk mengukur kesesuaian dari tujuan organisasi, stategis dan organisasi tugas serta dampak yang dihasilkan. Menurut Tika (2006) dalam menjelaskan mengenai tiga kekuatan untuk mempertahankan suatu budaya organisasi yaitu: (1) praktik seleksi sebagai proses seleksi yang bertujuan mengidentifikasi dan memperkerjakan individu-individu yang mempunyai kemampuan dan keterampilan, (2) manajemen puncak, tindakan manajemen puncak mempunyai dampak besar pada budaya organisasi dan (3) sosialisasi, agar para karyawan baru dapat menyesuaikan diri dengan budaya organisasi. E. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah sikap yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja. Sehingga dapat dikatakan bahwa karyawan yang puas lebih menyukai situasi kerjanya daripada tidak menyukainya. Menurut Robbins (2002), mendefinisikan kepuasan kerja adalah suatu reaksi seseorang terhadap pekerjaan seseorang sebagai perbedaan antara banyaknya ganjaran yang di terima pekerja dan banyaknya yang diyakini yang seharusnya di terima. Sedangkan menurut Pasolaran (2003), mendefinisikan kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seseorang individu terhadap pekerjaannya.

19 Feldman dan Arnold dalam Setiawan dan Ghozali (2001:159) menyimpulkan bahwa terdapat enam aspek yang dianggap paling dominan dalam studi kepuasan kerja yaitu : 1. Gaji Gaji merupakan uang atau yang sederajat dengan uang yang diberikan organisasi terhadap pegawainya. Gaji memainkan peranan penting dalam menetukan kepuasan kerja. Pertama uang merupakan instrument penting dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, kedua uang berfungsi sebagai simbol pencapaian dan pengakuan pegawai sering memandang bahwa gaji merupakan cerminan dari perhatian manajemen terhadap mereka. 2. Kondisi pekerjaan Terdapat tiga alasan bahwa kondisi pekerjaan merupakan sumber yang positif bagi kepuasan kerja. Pertama, pegawai menyukai kondisi pekerjaan yang menyenangkan karena mendorong timbulnya kenyamanan secara fisik. Kedua, kondisi yang menyenangkan mendorong memudahkan pelaksanaan pekerjaan secara efisien. Ketiga, kondisi pekerjaan dapat memudahkan aktivitas di luar pekerjaan. 3. Supervise Mempunyai peran penting dalam manajemen. Supervise berhubungan dengan karyawan secara langsung dan mempengaruhi karyawan dalam melakukan pekerjaanya dan umumnya karayawan lebih suka mempunyai supervise yang adil dan terbuka dan mau bekerjasama dengan bawahan.

20 4. Kelompok kerja Kelompok kerja juga merupakan sumber kepuasan kerja individual. Hal tersebut berasal dari adanya kesempatan untuk melakukan interaksi satu sama lain. 5. Pekerjaan itu sendiri Karyawan lebih cenderung lebih menyukai pekerjaan yang memberikan kesempatan untuk menggunkan kemampuan dan ketrampilannya serta lebih menyukai pekerjaan yang lebih menantang dan pekerjaan yang kurang menantang cenderung menciptakan kebosanan. 6. Promosi Promosi dilakukan biasanya pada saat seorang karyawan berpindah dari suatu pekerjaan ke posisi lainnya yang lebih tinggi dan tanggung jawab yang lebih tinggi. 2.2.3 Pengaruh Letak Kendali Diri Terhadap Kepuasan Kerja Manusia dalam melaksanakan berbagai kegiatan dalam hidupnya selalu berupaya untuk memberikan respon terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang ada dalam diri dan lingkungan disekitar. Aktivitas individu merupakan respon terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang di kontrol oleh letak kendali diri. Letak kendali diri internal dan eksternal bukanlah merupakan suatu konsep tipologi, melainkan berupa pengaruh dari faktor lingkungan. Rita Johan (2002) menjelaskan bahwa seorang karyawan akan memiliki kepuasan kerja, apabila mereka dapat menampilkan perilaku yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukannya sebagai hasil pengaruh dalam dirinya (internal)

21 maupun lingkungan luar dirinya (eksternal). Seseorang kayawan merasakan kontrol internal sebagai keperibadian karena merasakan hasil pekerjaan yang dilakukannya berada dibawah pengaruh control pribadinya sendiri. Hal tersebut akan tampak melalui kemampuan kerja dan tindakan kerja yang berhubungan dengan keberhasilan dan kegagalan karyawan pada saat melakukan pekerjaannya. Sedangkan ada karyawan yang merasa bahwa terdapat control eksternal diluar dirinya yang mendukung hasil pekerjaan yang dilakukannya. Hal tersebut terlihat melalui nasib, keburuntungan karyawan, kekuasaan atasan serta lingkungan tempat ia bekerja. Sehingga dengan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara letak kendali diri dengan kepuasan kerja karyawan. Hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : H 1 : Letak kendali diri berpengaruh terhadap kepuasan kerja. 2.2.4 Pengaruh Jabatan Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Basset (1995) dalam Dwi dan Imam (2002) berpendapat, bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh fungsi dan kedudukan karyawan dalam organisasi. Artinya karyawan dalam kedudukan yang lebih tinggi merasa lebih puas karena mereka memiliki otonomi yang lebih besar, pekerjaannya lebih bervariasi dan memiliki kebebasan dalam melakukan penilaian. Karyawan pada level bawah lebih besar kemungkinannya mengalami ketidakpuasan dan kebosanan karena pekerjaan yang kurang menantang dan

22 tanggung jawab. Hal itu biasa terjadi pada karyawan level bawah yang berpendidikan tinggi yang memperoleh pekerjaan yang tidak sepadan dengan kemampuan dan keahliannya sehingga hal-hal tersebut dapat berpengaruh terhadap kepuasan kerja seseorang. Ferris dan Aranya (1984) dalam Dwi Dan Imam (2002) menyimpulkan dalam kasus akuntan publik ynag bekerja di Kantor Akuntan publik, seorang manajer lebih berkomitmen terhadap tempatnya bekerja dan terhadap profesinya ketimbang stafnya. Bahwa semakin tinggi jabatan dalam tingkat organisasi, mereka akan memiliki lebih banyak tingkat aktualisasi diri yang lebih kuat. Hasil yang dilakukan oleh Harrell & Eickhoff (1988) dalam Lilik (2005) menunjukan bahwa menunjukan bahwa individu yang berorientasi menjadi pemimpin akan merasakan kepuasan kerja yang lebih tinggi. Jadi jabatan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja, sehingga dari penjelasan diatas hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : H 2 : Jabatan organisasi berpangaruh terhadap kepuasan kerja. 2.2.5 Pengaruh Konflik Peran Terhadap Kepuasan Kerja Konflik Peran merupakan suatu gejala psikologis yang dialami oleh anggota organisasi yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja dan secara potensial dapat menurunkan motivasi kerja. Pengaruh konflik peran tidak hanya menimbulakan konsekusi emosional individu misalnya meningkatnya ketegangan hubungan kerja dan menurunya kepuasa kerja tetapi juga dapat berpengaruh terhadap

23 organisasi misalnya kulitas prestasi yang lebih rendah dan semaikn tingginya perputaran karyawan. Jackson dan schule (1985) dalam Puspa dan Riyanto (1999) mengemukakan bahwa konflik peran mempunyai dampak yang negatif terhadap perilaku karyawan, seperti timbulnya ketegangan kerja, penurunan komitmen pada organisasi dan penurunan kinerja perusahaan. Sehingga konflik peran sangat berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Penelitian-penelitian tentang konflik peran ini banyak didapatkan hasil yang berlawanan separti pada penelitian yang dilakukan oleh Suwandi & Indriantoro 1999 (Pasewark dan Strawser 1996 dan Puspa dan Riyanto 1999) dalam lilik (2005) yang menyatakan bahwa tidak menunjukan adanya hubungan langsung antara konflik peran dan kepuasan kerja atau dengan kata lain konflik peran tidak mempunyai hubungan negative dengan kepuasan kerja. Sedangkan dalam penelitian Puspa dan Riyanto (1999) menyatakan hasil profesi dokter dan dosen menemukan dua hal yang berlawanan. Untuk kelompok profesi dosen, konflik peran berpengaruh secara negatif terhadap kepuasan kerja sedangkan dokter konflik peran berpengaruh terhadap kinerja sub unit. Sehingga hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : H 3 : Konflik peran berpengaruh terhadap kepuasan kerja.

24 2.2.6 Pengaruh Budaya organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Brahmasari (2004) mengemukakan bahwa budaya perusahaan merupakan aplikasi dari budaya organisasi terhadap badan usaha perusahaan, kedua istilah ini sering dipergunakan untuk maksud yang sama secara bergantian. Budaya organisasi merupakan suatu konsep yang dapat manjadi suatu sasan untuk mengukur kesesuaian dari tujuan organisasi, startegi dan organisasi tugas serta dampak yang dihasilkan. Hasil penelitian Dwi dan Imam (2002) menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi. Selain itu budaya organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa budaya organisasi dapat meningkatkan perilaku kerja karyawan. Dan hasil penelitian dari Brahmansari dan Suprayetno (2008) yang membuktikan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Sehingga hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : H 4 : Budaya organisai berpengaruh terhadap kepuasan kerja.

25 2.3 Kerangka Pemikiran Berdasarkan landasan teori dari hasil penelitian terdahulu dalam penelitian ini, maka kerangka pemikirannya adalah sebagai berikut : Letak kendali diri Jabatan organisasi Konflik peran Kepuasan kerja Budaya organisasi Sumber : dilakukan oleh peneliti Gambar 2.1 KERANGKA PEMIKIRAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Letak Kendali Diri, Jabatan Organisasi, Konflik Peran dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori yang telah dijelaskan di atas, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini di rumuskan sebagai berikut : H 1 : Letak Kendali Diri berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja.

26 H 2: H 3: H 4: Jabatan Organisasi berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja. Konflik Peran berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja. Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja