BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Siti Chalimatus Sa diyah (2009) melakukan penelitian tentang analisis Du

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Perusahaan Menggunakan Analisis Dupont pada PT. Hanjaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return on Assets, Return on Equity, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Rasio keuangan dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah. dalam industri. Dalam laporan keuangan, angka-angka yang berdiri sendiri sulit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atau keuntungan agar tersedia dana yang berkesinambungan yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. dalam menanam modalnya di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN DU PONT SYSTEM UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI KASUS : PT. METRODATA ELEKTRONICS, TBK PERIODE )

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS KEUANGAN. o o

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: AYU ASTREA NINGSIH B.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. laporan keuangan yang diterbitkan pada setiap periode tertentu.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di

ANALISIS RASIO KEUANGAN, ANALISA DUPONT, ANALISA MVA DAN EVA

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kinerja dari perusahaan itu

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat. Banyak perusahaan tumbuh dengan berbagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS KEUANGAN. 1) faktor kritis dalam analisis rasio keuangan, 2) mempelajari bagaimana analisis rasio keuangan tersebut dipergunakan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investasi (Kasmir, 2012:114). Profitabilitas adalah kemampuaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melaporkan posisi perusahaan pada suatu titik waktu dan kegiatan operasinya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

Volume 1 No 1 Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Rasio Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RASIO LAPORAN KEUANGAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Siti Chalimatus Sa diyah (2009) melakukan penelitian tentang analisis Du Pont System pada perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada keempat perusahaan yaitu PT Aqua Golden Missisipi Tbk, PT Davomas Abadi Tbk, PT Mayora Indah Tbk, dan PT Ultra Jaya Tbk, khususnya laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi selama tiga tahun (2005-2007). dapat disimpulkan bahwa dari analisis Du Pont System selama tiga tahun (2005-2007) maka dilihat dari nilai ROE perusahaan yang paling baik adalah PT Aqua Golden Mississipi. Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat beberapa perbedaan dan persamaan.persamaan penelitian tersebut adalah sama-sama menggunakan alat analisis yaitu Du Pont System dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan. Perbedaan antar peneliti terdahulu dengan peneliti yang sekarang adalah dalam penelitian sebelumnya objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan sektor food and beverage sedangkan dalam penelitian ini objek yang digunakan perusahaan pada Sub Sektor Jasa Telekomunikasi. 7

8 B. Tinjauan Teori 1. Kinerja Keuangan Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari suatu proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Salah satu ukuran kinerja adalah laba. Pertumbuhan laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun akan memberikan sinyal yang positif mengenai kinerja keuangan perusahaan. Pertumbuhan laba perusahaan yang terus meningkat mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik. Munawir (2010:30), kinerja keuangan perusahaan merupakan satu diantara dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisa terhadap rasio keuangan perusahaan. Pihak yang berkepentingan sangat memerlukan hasil dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan untuk dapat melihat kondisi perusahaan dan tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Sawir (2003:144), dalam menilai kinerja keuangan yang menggunakan analisis rasio keuangan perlu diketahui standar rasio keuangan tersebut.

9 Kinerja keuangan adalah pengukuran kinerja perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen karena menyangkut pemanfaatan modal, efisiensi dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan (Tampubolon, 2005:20). Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program / kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi (Bastian, 2006:274). Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan dengan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Fahmi, 2011:2). 2. Penilaian Kinerja Perusahaan Kinerja keuangan perusahaan salah satu dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis. Untuk melakukan analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan dibutuhkan suatu tolak ukur yang dapat menggambarkan bagaimana kondisi dan prestasi yang dicapai oleh perusahaan tersebut dengan cara melakukan perbandingan suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis atau rata-rata industrinya. Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.

10 Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan data keuangan yang dipublikasikan pada laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim maka dapat dilakukan analisis kinerja perusahaan. Mulyadi (2003:419) pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan, karena pengukuran tesebut antara lain dapat digunakan untuk menilai perusahaan. Pengukuran kinerja bisa didasarkan pada informasi keuangan maupun non keuangan, pengukuran kinerja dibedakan menjadi dua yaitu: a. Pengukuran kinerja manajerial Pengukuran kinerja manajerial ini bertujuan untuk : 1) Mengelola kegiatan operasi perusahaan secara maksimum 2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan. 3) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan. 4) Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. 5) Pengukuran kinerja dapat menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. b. Pengukuran kinerja keuangan Pengukuran kinerja keuangan mempunyai arti penting bagi pengambilan keputusan baik bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Laporan

11 keuangan merupakan alat yang dijadikan acuan penilaian untuk meramalkan kondisi keuangan, operasi dan hasil usaha perusahaan. Munawir (2010:31), pengukuran kinerja keuangan perusahaan mempunyai beberapa tujuan diantaranya : 1) Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi pada saat ditagih. 2) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. 3) Untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan rentabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu yang dibandingkan dengan penggunaan aset atau ekuitas secara produktif. 4) Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil, yang diukur dari kemampuan perusahaan dalam membayar pokok utang dan beban bunga tepat waktu, serta pembayaran dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami kesulitan atau krisis keuangan. Manfaat- manfaat yang diperoleh dari penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya.

12 2) Digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. 3) Digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang. 4) Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi pada khususnya. 5) Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan 3. Arti Penting Analisa Keuangan Pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan perlu mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan akan dapat diketahui melalui hasil analisis terhadap laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan keuangan lainnya. Pada garis besarnya analisis keuangan perusahaan merupakan kajian secara kritis, sistematis dan metodologi terhadap laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan baik pada waktu yang telah berlalu, kondisi tahun berjalan maupun prediksi waktu yang akan datang. Abdullah (2001:32) adapun pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil analisis keuangan perusahaan meliputi :

13 a. Pihak Pemilik Perusahaan Pihak pemilik berkepentingan terhadap hasil analisa keuangan guna mengetahui sejauh mana keberhasilan maupun kegagalan manajer perusahaan dalam memanage perusahaan yang terlihat melalui kinerja keuangan yang dicapai. Keberhasilan manajer dapat diukur berdasarkan pencapaian laba perusahaan secara efisien. b. Pihak Kreditur Kreditur dalam hal ini bank dan institusi pembiayaan lainnya berkepentingan terhadap hasil analisa keuangan guna mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutang, baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Dengan demikian bagi kreditur hasil analisa keuangan dijadikan dasar pertimbangan kebijakan kredit apabila perusahaan membutuhkan kredit. c. Pihak Investor Investor sebagai pihak yang menanamkan modalnya pada perusahaan. Maka investor mengharapkan adanya kemampuan perusahaan dalam hal tingkat pengendalian dari sejumlah investasi yang ditanamkan. Hasil analisa keuangan akan memberi pengembalian (return) dari sejumlah investasi. d. Pihak pekerja Hasil analisa keuangan perusahaan memberi informasi keuangan yang mencerminkan keuangan perusahaan dalam membayar kewajiban internal maupun eksternal. Termasuk kewajiban internal adalah berhubungan dengan pembiayaan rutin, termasuk kemampuan membayar gaji para pekerja.

14 e. Pihak Pemerintah Kebutuhan pemerintah terhadap hasil analisa keuangan berkaitan dengan kewenangan menetapkan pajak penghasilan badan (perusahaan). Hasil analisis keuangan memberi gambaran besarnya pajak yang akan dibayarkan. 4. Ukuran Manajemen Aset Atau Perputaran Aset Ukuran ukuran dalam bagian ini terkadang disebut rasio-rasio pemanfaatan aset (asset utilization ratios). Rasio-rasio spesifik diartikan sebagai ukuran dari tingkat perputaran, yang ingin diuraikan adalah seberapa efisien atau insentif sebuah perusahaan menggunakan asetnya untuk menciptakan penjualan (Ross, 2009:88). a. Rasio perputaran Aset Rasio ini mengukur berapa banyak kerja yang dapat kita lakukan dari modal kerja. Jika diasumsikan tidak ada penjualan yang hilang, maka nilai yang tinggi akan lebih disukai. Perputaran Aset Tetap = Penjualan Aset tetap bersih Dengan rasio ini, mungkin akan lebih masuk akal jika dikatakan bahwa untuk setiap rupiah dalam aset tetap akan menghasilkan penjualan. 5. Ukuran Ukuran Profitabilitas Ross (2009: 89) dalam setiap bentuknya, rasio ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa efisien sebuah perusahaan telah menggunakan aset dan

15 mengelola operasinya. Fokus dari kelompok ini adalah pada hasil akhir yaitu laba bersih. Rasio rasio tersebut adalah sebagai berikut : a. Margin laba Margin Laba = Laba bersih Penjualan Dari rumus diatas diketahui bahwa perusahaan dalam setiap rupiah dalam penjualannya mampu menghasilkan laba sebesar satu rupiah. b. Pengembalian Aset Pengembalian Aset / Return On Assets (ROA) adalah ukuran laba perusahaan per rupiah aset. Rasio ini dapat dinyatakan dengan beberapa cara, tetapi yang paling umum adalah sebagai berikut: c. Pengembalian ekuitas Pengembalian Aset = Laba bersih Total aset Pengembalian ekuitas (return on equity ROE) adalah ukuran dari hasil yang diperoleh para pemegang saham sepanjang tahun, karena memberikan keuntungan kepada pemegang saham adalah tujuan utama perusahaan. ROE biasanya dihitung dengan cara sebagai berikut: Pengembalian ekuitas = Laba bersih total ekuitas Karena ROA dan ROE adalah angka-angka yang paling sering, penting diingat bahwa angka-angka tersebut merupakan tingkat pengembalian akuntansi. Karena alasan itu, maka ukuran ukuran tersebut seharusnya akan lebih tepat jika diberi nama pengembalian aset buku dan pengembalian ekuitas buku. Bahkan pada kenyataannya, ROE kadang disebut pula pengembalian kekayaan bersih.

16 6. Du Pont System a. Analisis Du Pont System Analisis Du Pont System adalah salah satu analisis keuangan yang menggunakan rasio keuangan profitabilitas dengan ROE (Return On Equity) sebagai angka utamanya. Tujuan analisis Du Pont system ini adalah untuk memisahkan Return On Asset ke dalam dua bagian: perputaran total aset dan profit margin(hanafi, 2004: 51). Du pont System dirancang untuk menunjukan bagaimana margin laba atas penjualan dikalikan rasio perputaran total aktiva (Brigham dan Houston, 2006: 128 ). Du Pont System memperlihatkan bagaimana utang, perputaran aktiva dan profit margin dikombinasikan untuk menentukan Return On Equity (ROE). Du Pont System menjelaskan keterkaitan ROE dan ROA dengan berbagai rasio keuangan lainnya. Sistem yang dikembangkan oleh du pont ini sangat bermanfaat karena dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan, dan faktor-faktor yang memperngaruhi kinerja keuangan tersebut (Sudana,2011:24). Dari penjabaran di atas dapat ditarik kesimpulan sesuai gambar 1 bahwa analisis du pont system merupakan analisis yang mencakup rasio aktivitas dan margin keuntungan atas penjualan dan menunjukan bagaimana rasio ini saling mempengaruhi untuk menentukan profitabilitas aktiva yang dimiliki perusahaan, juga dapat diketahui efisiensi atas penggunaan aktiva perusahaan. Du Pont System dikenal juga dengan metode du Pont atau model du pont yang digunakan untuk memecah ROE (Return On Equity) menjadi tiga bagian

17 efisiensi operasi, efisiensi penggunaan aset, dan pengungkitan keuangan (Ross, 2008: 97). Analisis Du Pont adalah sistem keuangan yang dirancang untuk menyelidiki determinan rasio pengembangan ekuitas pemegang saham dan pengembalian aset. ROE = ROE = ROA ROE = Margin Laba Perputaran Total Aset Pengali (Multiplier) Ekuitas Hal diatas membagi ROA (Return On Asset) menjadi dua bagian komponen, yaitu margin laba dan perputaran total aset. Rumus terakhir yang diturunkan dari persamaan sebelumnya disebut identitas du pont (Du Pont Indentitiy), yang diambil dari Du Pont Corporation, yang mempopulerkan penggunaannya. Du pont System dirancang untuk menunjukan bagaimana margin laba atas penjualan dikalikan rasio perputaran total aktiva (Brigham dan Houston, 2006: 128). Analisis Du Pont merupakan pendekatan untuk mengevaluasi profitabilitas dan tingkat pengembalian ekuitas. Tujuan analisis Du Pont system ini adalah untuk memisahkan Return On Asset ke dalam dua bagian: perputaran total aset dan profit margin (Hanafi, 2004: 51). Berikut ini adalah gambar bagan Du Pont System dimana pada sisi kiri bagan Du Pont dalam gambar 2.1 menunjukan akun-akun yang berhubungan dengan profitabilitas, seperti yang ditekankan oleh bagan ini, laba bersih akan tergantung pada penjualan dan berbagai biaya, seperti harga pokok penjualan (HPP) serta beban penjualan,

18 administrasi, dan umum (sales, general, and administrative expense-sg&a). Pada sisi kanan bagan du pont menunjukan faktor-faktor utama yang mendasari perputaran total aset. Bagian kiri dari grafik menentukan profit margin atas penjualan yang dilakukan perusahaan. Berbagai biaya didaftar dan membentuk Total Cost. Jika penjualan dikurangi total cost akan menghasilkan net income. Jika net income dibagi sales maka akan didapatkan profit margin. Bagian kanan dari grafik adalah aktiva, akan diperoleh total asset turnover. Jika profit margin dikalikan total asset turnover maka akan menghasilkan Return On equity (ROE). Gambar 2. 1. Bagan Du pont System Return on equity Pengembalian aset Dikalikan dengan Multiplier ekuitas Margin laba Dikalikan dengan Perputaran total aset Laba bersih Dibagi dengan Penjualan Penjualan Dibagi dengan Total asset Total Biaya Dikurangkan dengan Penjualan Aset Tetap Ditambah Aset lancar Harga Pokok Penjualan Beban Lain-lain Kas Beban umum, dan admin Bunga Piutang Dagang Persediaan Beban Penjualan Pajak Sumber : Ross (2009: 100) Dengan menggunakan bagan Du Pont, analisis laporan keuangan bisa mengintegrasikan berbagai macam rasio keuangan dan mengetahui bagaimana keterkaitan masing-masing rasio keuangan perusahaan. Disamping itu, dari bagan

19 Du Pont juga dapat diperoleh informasi terperinci tentang rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi kinerja perusahaan sehingga pihak manajemen dapat melakukan pengendalian secara lebih akurat. b. Keunggulan dan Kelemahan Analisis Du Pont System Keunggulan analisis Du Pont System adalah sebagai berikut (Harahap, 2006: 341): 1) Sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang sifatnya menyeluruh dan manajemen bisa mengetahui tingkat efisiensi pendayagunaan aktiva. 2) Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga diketahui produk mana yang potensial. 3) Dalam menganalisis laporan keuangan menggunakan pendekatan yang integrative dan menggunakan laporan keuangan sebagai elemen analisisnya. 4) Perhitungan-perhitungan yang ada di dalam analisis Du pont System dapat berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian keuangan. c. Cara Meningkatkan Tingkat Pengembalian Dalam Analisis Du Pont system. Mamduh dan Halim (2009:91) menyebutkan beberapa alternatif untuk menaikkan ROE adalah sebagai berikut: 1) Menaikkan ROA, yang bisa dilakukan dengan cara menaikkan profit margin atau menaikkan perputaran aktiva, atau keduanya sambil mempertahankan tingkat hutang. 2) Menaikkan financial leverage, yang berarti menaikkan hutang. Dengan naiknya hutang, pembagi dalam persamaan diatas (denominator) akan

20 menjadi lebih kecil, dan dengan demikian ROE akan lebih besar sambil mempertahankan tingkat ROA. Menaikkan ROA dan hutang secara bersamaan menjelaskan cara meningkatkan tingkat pengembalian dalam analisis Du Pont adalah sebagai berikut: a) Meningkatkan penjualan tanpa peningkatan beban dan biaya secara proporsional. b) Mengurangi beban pokok penjualan atau beban operasi perusahaan. c) Meningkatkan penjualan secara relativ atas dasar nilai aktiva, baik dengan meningkatkan penjualan atau mengurangi jumlah investasi pada aktiva perusahaan sampai pada level yang dapat mengakibatkan meningkatnya tingkat pengembalian aktiva, hal ini disebabkan perusahaan mengalami kelebihan pada aktiva. d) Meningkatkan penggunaan hutang relative terhadap ekuitas sampai pada titik yang tidak membahayakan keuangan perusahaan. 7. Metode Tolak Ukur Kinerja Keuangan Perusahaan a. Teknik Analisis Time Series Fahmi (2011:222) Analisis Time Series adalah membandingkan secara antar waktu atau antar periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihat dalam bentuk angka-angka dan juga grafik. Angkat-angka yang diperoleh merupakan data-data yang bersumber dari berbagai sektor bisnis seperti data produktivitas, penjualan, perolehan keuntungan, kerugian dan lain sebagainya. Termasuk data-

21 data yang bersumber dari laporan keuangan (finanncial statement). Secara matematis terjadinya data tersebut merupakan fungsi dari pada waktu. b. Definisi Analisis Cross sectional Fahmi (2011:214) analisis cross sectional adalah melakukan suatu teknik analisis dengan melakukan perbandingan terhadap suatu hasil perhitungan, terutama hitungan dalam bentuk rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis. Kesamaan perusahaan yang sejenis juga dapat dilihat dari daftar perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia berdasarkan klasifikasinya. Seperti perusahaan kategori keuangan, pertambangan, dan sebagainya. Dimana kesamaan ini bisa terlihat seperti kesamaan bahan baku (material) yang dipergunakan. Lebih jauh kesamaan juga dapat dilihat dari segi sebagai berikut: 1) Kesamaan kapitalisasi pasar (market capitalization). Market capitalization (kesamaan pasar) adalah nilai sebuah perusahaan yang diindikasikan oleh harga saham yang beredar. 2) Kesamaan dalam persoalan risiko Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini. 3) Kesamaan dari segi konteks barang pengganti juga memungkinkan untuk dilakukan pengkajian.

22 C. Kerangka Pikir Berdasarkan teori yang dikemukakan maka dapat disajikan mengenai kerangka pikir penelitian, yang menggambarkan analisis kinerja dengan menggunakan Du Pont System. Kerangka pikir ini menjelaskan bahwa analisis kinerja perusahaan dengan menggunakan metode Du Pont System dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu menggunakan pendekatan time series dan pendekatan cross section. Dari pendekatan time series dan cross section dapat diketahui ROE perusahaan dari tahun ketahun dan ROE perusahaan dari rata-rata industri. Gambar.2.2 : Kerangka Pikir Analisis Kinerja Keuangan Perusahaaan Sub Sektor Jasa Telekomunikasi yang Tercatat di BEI Perusahaan jasa Telekomunikasi di BEI Laporan keuangan 2010-2012 Analisis DU Pont System Kinerja keuangan perusahaan Time series Cross section ROE t>roe t-1 (sehat) ROE t<roe t-1 (Tidak sehat) ROE>ROE rata-rata industri (sehat) ROE<ROE rata-rata industri (Tidak sehat) Berdasarkan karangka pikir analisis kinerja keuangan perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI dijelaskan diatas bahwa ukuran kinerja perusahaan dengan metode time series yaitu perusahaan dikatakan sehat apabila ROE tahun sekarang lebih besar dari nilai ROE tahun sebelumnya, dan dikatakan suatu kinerja perusahaan tidak sehat yaitu ROE tahun sekarang lebih kecil dari

23 ROE tahun sebelumnya. Ukuran kinerja menggunakan metode cross section yaitu nilai rata-rata ROE perusahaan lebih besar nilai ROE perusahaan tersebut maka perusahaan dapat dikatakan sehat dan sebaliknya apabila nilai rata-rata perusahaan lebih kecil dari ROE yang diperoleh maka perusahaan dikatakan tidak sehat