HUBUNGAN OBESITAS TERHADAP PENINGKATAN INDEKS RASIO KARDIOTORAKS

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN OBESITAS TERHADAP PENINGKATAN INDEKS RASIO KARDIOTORAKS LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

PROPORSI INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI RSUP HAJI ADAM MALIK, MEDAN

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

ABSTRAK PENGARUH DURASI TIDUR TERHADAP RISIKO OBESITAS PADA PRIA DEWASA. Mutiara Hermana, 2009 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr, MS, MM, MKes, AIF

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

BAB IV METODE PENELITIAN. kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, lima penyakit

HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI. Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

HUBUNGAN ANTARA GLAUKOMA DENGAN DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB IV METODE PENELITIAN

ABSTRAK HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA RUMAH SAKIT SUMBER KASIH CIREBON PERIODE JANUARI 2015 SEPTEMBER 2016

KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-nya penulis dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

KORELASI ANTARA BODY MASS INDEX DENGAN PLANTAR ARCH INDEX LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian. Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

HUBUNGAN MITRAL VALVE AREA (MVA) DENGAN HIPERTENSI PULMONAL PADA STENOSIS MITRAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

HUBUNGAN OBESITAS DAN KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN. Oleh : AYU YUSRIANI NASUTION

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013

KORELASI HBA1C DENGAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK PADA TAHUN Oleh: PAHYOKI WARDANA

Hubungan Derajat Obesitas dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat di Kelurahan Batung Taba dan Kelurahan Korong Gadang, Kota Padang

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK HUBUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIFITAS (GPPH) TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI KLINIK TUMBUH KEMBANG RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

BAB IV METODE PENELITIAN

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA BITUNG

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN WHR (WAIST HIP RATIO)

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG

PERBEDAAN SATURASI OKSIGEN AWAL MASUK TERHADAP LUARAN PNEUMONIA PADA ANAK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DAN NILAI VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO 2 MAKS) PADA MAHASISWA APIKES CITRA MEDIKA SURAKARTA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DAN LINGKAR PINGGANG MAHASISWA

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

HIPERTENSI SKRIPSI. Persyaratan. Diajukan Oleh J

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK GAMBARAN DEMOGRAFI DAN PENGETAHUAN MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA TENAGA EDUKATIF TETAP DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

HUBUNGAN OLAHRAGA DAN AKTIVITAS HARIAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2011, 2012 DAN

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI

PERBEDAAN PREVALENSI OBESITAS ANTARA ETNIS JAWA, ETNIS TIONGHOA, DAN ETNIS ARAB PADA ANAK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN SKOR APRI DENGAN DERAJAT VARISES ESOFAGUS PASIEN SIROSIS HATI KARENA HEPATITIS B

Perbedaan Cardiothoracic Ratio (CTR) Normal antara Proyeksi Standar Foto Toraks dengan Proyeksi Anterio- Posterior (AP) Supine Ekspirasi Maksimal

BAB IV METODE PENELITIAN. Semarang dalam kurun waktu Mei Juni pada tahun 2015.

ABSTRAK. PENGARUH DAN HUBUNGAN BMI (Body Mass Index) DENGAN TLK (TEBAL LIPATAN KULIT) TRICEPS DAN SUBSCAPULA

Efektifitas Edukasi Diabetes dalam Meningkatkan Kepatuhan Pengaturan Diet pada Diabetes Melitus Tipe 2

BAB I PENDAHULUAN. Scottish Health Survey pada anak usia 2-15 tahun didapatkan persentasi anak lakilaki

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN TEKANAN DARAH SISTOL DAN DISTOL

HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI- LAKI PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS X NASKAH PUBLIKASI

KORELASI LAMA DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN NEFROPATI DIABETIK : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT DOKTER KARIADI SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. RINGKASAN... vii. SUMMARY...

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

Skripsi ini telah diuji pada dan dinilai oleh panitia penguji pada. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Tanggal.

Hubungan Lokasi Lesi Stroke Non-Hemoragik dengan Tingkat Depresi Pasca. Stroke (Studi Kasus di Poli Saraf RSUP Dr.

SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI TERHADAP KEJADIAN OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK USU TAHUN Oleh: ZUHDINA KAMALIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

HUBUNGAN OBESITAS TERHADAP PENINGKATAN INDEKS RASIO KARDIOTORAKS Annisa Rizki Heryanti 1, RR Lydia Purna WSK 2, Kusmiyati Tjahjono 3 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 2 Staf Pengajar Ilmu Radiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 3 Staf Pengajar Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. 02476928010 ABSTRAK Latar Belakang : Indeks rasio kardiotoraks merupakan suatu indeks pembesaran jantung yang didapat dari perbandingan diameter jantung dan lebar dada yang didapat dari pemeriksan foto toraks. Peningkatan indeks rasio kardiotoraks disebabkan karena adanya pembesaran jantung. Salah satu penyebab pembesaran jantung adalah obesitas. Peningkatan berat badan pada penderita obesitas dapat memacu kerja jantung karena terjadi peningkatan kebutuhan metabolisme tubuh. Peningkatan kerja jantung ini dapat menyebabkan pembesaran jantung. Tujuan : Membuktikan adanya hubungan obesitas dengan peningkatan indeks rasio kardiotoraks. Metode : Data rekam medis yang dipilih berdasar kriteria inklusi yaitu pasien obesitas usia dewasa yang melakukan pemeriksaan foto toraks. Data disajikan deskriptif kemudian dianalisia dengan metode uji Fisher exact untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan peningkatan indeks rasio kardiotoraks. Hasil : Dari data yang didapatkan pada 33 sampel pasien obesitas yang melakukan pemeriksaan foto toraks di RSUP Dr Kariadi Semarang tercatat 29 (87,9%) pasien mengalami peningkatan indeks rasio kardiotoraks dan 4 (12,1%) pasien tidak mengalami peningkatan indeks rasio kardiotoraks. Selanjutnya tidak didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara obesitas dengan peningkatan indeks rasio kardiotoraks (p=1,000) Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan bermakna antara obesitas dengan peningkatan indeks rasio kardiotoraks. Kata Kunci : Obesitas, indeks massa tubuh, indeks rasio kardiotoraks ABSTRACT RELATION BETWEEN OBESITY AND INCREASE IN CARDIOTHORACIC RATIO INDEX Background: Cardiothoracic index ratio is the index of heart enlargement that is obtained from comparison of heart diameter and thorax width in thoracic imaging examination. Increase in cardiothoracic ratio index is caused by heart enlargement. One of the causes of heart enlargement is obesity. Body mass increase in obese patients can trigger more heart work because of the increasing body metabolism. Increase in heart work can cause heart enlargement. Aim: To prove the correlation between obesity and increase in cardiothoracic ratio index. Method: Medical record data were obtained based on inclusion criteria which are obese adult patients who had done thoracic imaging examination. Descriptive data were analyzed using Fisher exact test to study the correlation between obesity and increase in cardiothoracic ratio index. 312

Results: From 33 samples of obese patients who had done thoracic imaging examination in RSUP Dr Kariadi Semarang, cardiothoracic index ratio increased in 29 patients (87,9%) and did not increase in 4 patients (12,1/%). There was no significant correlation between obesity and increase in cardiothoracic ratio index (p=1,000). Conclusion: There is no correlation between obesity and increase in cardiothoracic ratio index. Keywords: Obesity, body mass index, cardiothoracic ratio index. PENDAHULUAN Obesitas merupakan suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan. Prevalensi obesitas saat ini mengalami peningkatan dua kali lipat dibandingkan dua-tiga dekade yang lalu dan telah menjadi perhatian utama di bidang kesehatan masyarakat. 1,2,3 World Health Organization (WHO) memaparkan data pada tahun 2011, satu dari sepuluh orang dewasa mengalami obesitas. Obesitas merupakan salah satu permasalahan gizi di Indonesia, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, pada laki-laki dewasa terjadi peningkatan dari 13,9% pada tahun 2007 menjadi 19,7 % pada tahun 2013. Sedangkan pada wanita dewasa terjadi kenaikan yang sangat ekstrim mencapai 18,1 %. Dari 14,8% pada tahun 2007 menjadi 32,9 % pada tahun 2013. 4,5 Obesitas dapat memacu berbagai penyakit seperti diabetes mellitus tipe 2, hipertensi, osteoarthritis, kanker, dan merupakan faktor risiko yang cukup sering terjadi pada penyakit kardiovaskular. 6,7 Penyakit kardiovaskuler menyebabkan perubahan yang beragam dan kompleks pada gambar foto rontgen dada, salah satunya adalah gambaran pembesaran jantung atau kardiomegali. Kardiomegali secara keseluruhan dapat ditentukan dengan mencatat apakah diameter jantung melebihi setengah diameter toraks atau tidak. Cara yang paling mudah adalah dengan membandingkan lebar jantung dan lebar dada menggunakan indeks rasio kardiotoraks. 8,9 Hasil penelitian Larasaty S pada tahun 2011 menggunakan pemeriksaan elektrokardiografi ditemukan bahwa terjadi hipertrofi ventrikel kanan pada remaja yang mengalami obesitas.. Terdapat penelitian lain yang menyebutkan hubungan antara obesitas dan kegemukan dengan faktor risiko terjadinya bahwa penderita obesitas mempunyai risiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular. 10,11 313

Beberapa penelitian diatas belum dijelaskan bagaimana gambaran indeks rasio kardiotoraks pada penderita obesitas dari indeks rasio kardiotoraks. Berdasar temuan dari beberapa penelitian tersebut dan meningkatnya prevalensi obesitas di Indonesia, maka peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan obesitas dengan pembesaran jantung ditinjau dari indeks rasio kardiotoraks yang diharapkan dapat menjadi sumbangan pustaka medis dan dapat menjadi dasar penelitian lebih lanjut serta dapat menjadi pertimbangan dalam edukasi dan pencegahan obesitas. METODE Penelitian observasional analitik dengan metode cross sectional menggunakan data rekam medis pasien obesitas yang melakukan pemeriksaan foto toraks di RSUP Dr Kariadi Semarang. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien obesitas (BMI 25kg/m 2 ) usia 20-60 tahun yang melakukan pemeriksaan foto toraks di RSUP dr Kariadi Semarang. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah pasien dengan kelainan paru kronik dan penyakit jantung bawaan. Sampel diambil dengan metode consecutive random sampling. Berdasarkan rumus besar sampel didapatkan minimal 33 sampel. Variabel bebas penelitian ini adalah obesitas. Variabel terikat penelitian ini adalah peningkatan indeks rasio kardiotoraks. Pada sampel penelitian dilakukan pengolahan dan analisis data secara studi analitik mengenai peningkatan indeks rasio kardiotoraks pada penderita obesitas. HASIL Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini menggunakan 33 sampel pasien obesitas. Berdasarkan data pasien obesitas yang diperoleh, terdapat pasien dengan obesitas tipe I sebanyak 20 orang dan pasien dengan obesitas tipe II sebanyak 13 orang. Dari 33 sampel pasien tersebut, terdapat peningkatan indeks rasio kardiotoraks sebanyak 87,9 % dengan jumlah 29 orang. Sedangkan pasien yang tidak mengalami peningkatan indeks rasio kardiotoraks sebanyak 12,1% dengan jumlah 4 orang. 314

Tabel 1. Distribusi sampel berdasar tipe obesitas dan peningkatan indeks rasio kardiotoraks Karakteristik Jumlah Persentase Obesitas Obesitas I 20 60,6% Indeks rasio kardiotoraks Obesitas II 13 39,4% >50% 29 87,9% <50% 4 12,1% Dari 33 sampel yang diteliti, didapatkan jumlah pasien laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan. Dengan jumlah pasien laki-laki adalah 19 (57,6%) orang dan pasienn perempuan sebanyak 14 (42,4%) orang. Sementara usia sampel yang digunakan dalam penelitian seluruhnya adalah usia dewasa dengan usia paling muda adalah 23 tahun dan paling tua adalah 60 tahun. Pada tabel menunjukan bahwa perbedaan usia (p=0,868) dan jenis kelamin (p=0,710) pada setiap tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap peningkatan indeks rasio kardiotoraks. Tabel 2 Distribusi sampel menurut jenis kelamin dan usia Karakteristik Median (min-maks) P Usia 53 (23-60) 0,868 Jenis Kelamin n (%) - Laki-laki 19 (57,6%) - Perempuan 14 (42,4%) Uji Mann whitney *Uji Chi-square 0,710* Hubungan obesitas dengan peningkatan indeks rasio kardiotoraks Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Fisher Exact karena syarat uji Chi square tidak terpenuhi. Dari hasil analisis data diperoleh nilai P=1.000 yang berarti tidak terdapat hubungan bermakna antara obesitas terhadap peningkatan indeks rasio kardiotoraks. Tabel 3. Hubungan obesitas terhadap peningkatan indeks rasio kardiotoraks Peningkatan indeks rasio kardiotoraks Obesitas Ya Tidak P N (%) N (%) Obesitas I 18 (62,1%) 2 (50,0%) 1,000* Obesitas II 11 (37,9%) 2 (50,0%) *Uji Fisher-Exact 315

Penelitian ini didapatkan hasil bahwa obesitas memiliki hubungan tidak bermakna dengan peningkatan indeks rasio kardiotoraks dengan nilai p sebesar 1,000. Hal ini sesuai dengan penelitian John E di Nigeria yang menyebutkan bahwa indeks massa tubuh memiliki hubungan tidak bermakna dengan indeks rasio kardiotoraks 12 Hasil yang tidak bermakna pada penelitian ini dapat dikarenakan pemeriksaan penunjang berupa foto toraks hanya pemeriksaan skrining sehingga belum dapat menggambarkan fungsi jantung dengan baik. 13 Selain itu pada penelitian ini tidak meninjau secara mendalam tentang faktor risiko lain yang dapat mempengruhi penelitian seperti lama menderita obesitas dan riwayat pengobatan dari obesitas. Penelitian yang dilakukan oleh JJ Kely (2010) menyebutkan bahwa obesitas yang terjadi sejak masa anak-anak sampai remaja dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas pada usia dewasa, khususnya pada penyakit kardiometabolik seperti penyakit jantung iskemik, hipertensi, dan diabetes mellitus. Tatalaksana pada penderita juga tidak ditinjau dalam penelitian ini, pada literatur disebutkan bahwa aktivitas fisik yang diiringi dengan diet dapat megurangi risiko penyakit kardiovaskular, hipertensi, dan vasodilatasi dari ruang jantung. 14,15 Keterbatasan penelitian ini adalah bias informasi yang mungkin didapatkan karena metode pengambilan data menggunakan data sekunder. Selain itu, sebagian besar dari sampel penelitian ini menggunakan pemeriksaan foto posteroanterior namun dikarenakan adanya keterbatasan waktu penelitian terdapat beberapa sampel menggunakan foto anteroposterior. Penggunaan foto anteroposterior dapat menyebabkan bayangan jantung termagnifikasi dan dan menutupi sebagian paru karena letak jantung jauh dari film. 16 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sebanyak 87,9% pasien obesitas mengalami peningkatan indeks rasio kardiotoraks dan12,1% pasien obesitas tidak mengalami peningkatan indeks rasio kardiotoraks. Pada penelitian ini tidak didapatkan adanya hubungan yang bermakna secara statistik antara obesitas dengan peningkatan indeks rasio kardiotoraks. 316

Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan data primer dan jumlah sampel yang lebih banyak. Selain itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mempertimbangkan faktor-faktor risiko seperti lama lama menderita obesitas dan riwayat pengobatan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian DAFTAR PUSTAKA 1. Sugondo S. Obesitas. Dalam: Sudoyo AW. Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M., Setiati S. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI Indonesia: 2006.h. 1941-7 2. Anderson PM, Butcher KE. Childhood obesity: trends and potential causes. The Future of Children / Center for the Future of Children, the David and Lucile Packard Foundation. 2006. 16(1), 19 45. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16532657 3. Sorof J, Daniels S. Obesity Hypertension in Children: A Problem of Epidemic Proportions. Hypertension. 2002. 40(4), 441 447. http://doi.org/10.1161/01.hyp.0000032940.33466.12 4. World Health Organization. Overweight and obesity. Departement of Sustainable Development and Healthy Environments. 2011. http://www.who.int/mediacentre/en/ 5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan; 2013. 4097-410 6. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Badan Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006.BN 7. Garret K, Lauer K, Christopher B. (2004). The Effects of Obesity on the Cardiopulmonary System. (n.d.). Retrieved January 6, 2016, from http://www.medscape.com/viewarticle/495041_6 8. Alwi Idrus. Radiologi Jantung. Dalam : Setiati S, Alwi I, Sudoyo aru. dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi VI jilid I. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. 2014. 321-325 9. Rasad S. Radiologi Diagnostik. Edisi II. Jakarta : Balai penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2010. 165-200 317

10. Bertsias G, Mammas I, Linardakis M, Kafatos. Overweight and obesity in relation to cardiovascular disease risk factors among medical students in Crete, Greece. BMC Public Health. BioMed Central. 2003. http://doi.org/10.1186/1471-2458-3-3 11. Hayati N. Faktor-faktor Perilaku yang Berhubungan dengan Kejadian Obesitas di Kelas 4 dan 5 SD pembangunan Jaya Bintaro Tangerang Selatan. Jakarta: FakultasKedokteranUI. 2009. 10-15. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124640-s-5871-faktor faktor%20perilaku- Literatur.pdf 12. John E, Stephen D, Peter O, et al. Cardiothoracic ratio and body mass index in nomal young adult Nigerians. Jourrnal of the medicine in the tropic.2014. 16 (2):47-51 13. Clark A, Coats A. Unreliability of cardiothoracic ratio as a marker of left ventricular impairment: comparison with radionuclide ventriculography and echocardiography. Postgraduate Medical Journal. 2000;76(895):289-291. doi:10.1136/pmj.76.895.2 14. JJ Reily, J Kellie. Long term impact of overweight and obesity in childhood and adolescence on morbidity and premature mortality in adulthood: systematic review. International Journal of Obesity (2011) 35, 891-898 15. James E, David J, Peter H. Duration of obesity increases the incidens of NIDDM.Diabetes 1992Feb; 41(2): 235240. http://dx.doi.org/10.2337/diab.41.2.235 16. Chon S Bin, Oh W.S, Cho JH, Kim SS, Lee SJ. Calculation of the cardiothoracic ratio from portable anteroposterior chest radiography. Journal of Korean Medical Science. 2011. 26(11), 1446 53. http://doi.org/10.3346/jkms.2011.26.11 318