STRATEGI MERENCANAKAN KARIR DENGAN MEMAHAMI TIGA PILAR PENGEMBANGAN KARIR PNS

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

MEMUTUSKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL.

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2014 T E N T A N G

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 073 TAHUN 2015

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. FORM PENGIMPUTAN 1. 1 DATA BASE PNS DATA UTAMA PNS Data Pribadi NIP Baru Nip Lama Nama Gelar Depan Gelar Belakang Tempat

Kenaikan Pangkat PNS. 1. Juru Muda, Ia. 2. Juru Muda Tingkat 1, Ib. 3. Juru, Ic. 4. Juru Tingkat 1, Id. 5. Pengatur Muda, IIa

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR

KABIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL (Persfektif UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN dan Peraturan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

- 1 - PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

KENAIKAN PANGKAT. Kenaikan pangkat bagi PNS secara umum dapat dibagi menjadi 5 (lima) jenis yaitu :

Keterwakilan Perempuan Di Lembaga Eksekutif

PENGANGKATAN PNS DALAM JABATAN FUNGSIONAL MELALUI PENYESUAIAN/ INPASSING (PERATURAN MENTERI PANRB NO. 26 TAHUN 2016 )

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN

XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

Kenaikan Pangkat PNS. No,Pangkat,Golongan Ruang :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-145/A/J.A/02/2003

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

2012, No

Badan Pusat Statistik

2017, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

SERI PANDUAN SDM KENAIKAN PANGKAT ATAU GOLONGAN PEGAWAI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 31 TAHUN 2012 TENTANG

2016, No Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata Nuklir dan Angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

by Opong-Sosialisasi Perka No. 2 Th 2017-Perpusnas 18 Juli 2017

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2014, No

-4- MEMUTUSKAN: Pasal 1

-2- Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Un

KATA PENGANTAR. BKDD Kab. Banyumas

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Kenaikan Pangkat. PNS. Administrasi. Pedoman.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SDM PENELITI SESUAI PERMENPANRB NO 26/2016 EKA YULIA WIDYANTI. Kepala Bidang Jabatan Fungsional SDM Aparatur

WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 10 TAHUN 2006 T E N T A N G JABATAN FUNGSIONAL PENGUJI KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

STANDAR PELAYANAN PADA JENIS PELAYANAN KENAIKAN PANGKAT PNS DI KABUPATEN BLORA

Badan Pusat Statistik

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KATA PENGANTAR. BKDD Kab. Banyumas

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENYESUAIAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

POLA PEMBINAAN. SOFYAN ANTONIUS, Ak. MM KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

MEMUTUSKAN : 2 Bagian Hukum Setda Kab. Banjar

XV. PRANATA KOMPUTER

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

PENYESUAIAN/INPASSING (PERATURAN MENTERI PANRB NO. 26 TAHUN 2016 )

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA,

KATA PENGANTAR Ketentuan yang mengatur tenaga fungsional penyuluh kehutanan adalah Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 130/KEP/M.PAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 1 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN KEMENTERIAN PERTANIAN-2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kep. MENPAN No. 7/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM

KENAIKAN PANGKAT PNS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.265, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Ujian Penyesuaian. Penyelenggaraan.

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Transkripsi:

Ulasan STRATEGI MERENCANAKAN KARIR DENGAN MEMAHAMI TIGA PILAR PENGEMBANGAN KARIR PNS Bayu N. Nugroho Widyaiswara Ahli Madya pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Banten, Jl. Raya Lintas Timur Km. 04, Karang Tanjung, Pandeglang, Banten (Diterima 5 Januari 2017; Direvisi 12 Pebruari 2017; Disetujui 20 Maret 2017; Diterbitkan 11 Agustus 2017) Abstrak: Pendidikan, pangkat, dan jabatan merupakan bagian dari manajemen PNS yang memiliki keterkaitan dalam pengembangan karir PNS. Namun banyak PNS yang belum memahami hubungan ketiganya sehingga mengalami kesulitan dalam merencanakan pengembangan karirnya. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara pendidikan, pangkat, dan jabatan dalam pengembangan karir PNS. Tulisan ini menggunakan teknik studi pustaka yaitu mempelajari berbagai peraturan perundang-undangan, dokumen kepegawaian, dan implementasi peraturan perundang-undangan tersebut dalam pelayanan kepegawaian. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa antara pendidikan, pangkat, dan jabatan dalam manajemen PNS terdapat keterkaitan yang sangat erat sehingga perlu dipahami dan direncanakan dengan baik oleh PNS maupun unit kerja yang mengelola kepegawaian pada instansi pemerintah. Penyebutan tiga pilar ditujukan kepada pendidikan, pangkat, dan jabatan yang merupakan istilah baru untuk menunjukkan pentingnya ketiga pilar tersebut dalam mengembangkan karir PNS. Keywords: pendidikan, pangkat, jabatan, manajemen PNS. Corresponding author: Bayu N. Nugroho, E-mail: bayu_wibanten@yahoo.co.id, Tel. 0821 1144 1122. Tiga Pilar Pengembangan Karir PNS Manajemen PNS mengatur hak dan kewajiban PNS agar PNS mampu memosisikan dirinya secara tepat dan berperan aktif dalam melaksanakan fungsinya sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa sesuai amanat Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Namun dalam praktik terdapat indikasi belum optimalnya implementasi berbagai kebijakan manajemen PNS, khususnya dalam pengembangan karir sebagai berikut: 1. Ada PNS yang sudah bekerja cukup lama dan berkinerja baik namun belum dapat dipromosikan karena belum memenuhi syarat pangkat terendah untuk diangkat dalam jabatan administrasi. 2. Ada PNS yang tidak dapat diangkat dalam jabatan administrasi karena pangkatnya sudah terlalu tinggi. 14

3. Ada PNS yang tidak dapat naik pangkat meskipun masa kerja menuju batas usia pensiunnya masih panjang, karena sudah mencapai pangkat puncak berdasarkan pendidikan dan jabatannya. 4. Ada PNS yang sudah memiliki jenjang pendidikan tinggi namun tidak kunjung dipromosikan/diangkat dalam jabatan karena jurusan yang diambil tidak mendukung pada pelaksanaan tugas jabatan tersebut. Kondisi di atas tentunya dapat disebabkan oleh berbagai faktor, karena manajemen PNS merupakan sistem yang kompleks. Tulisan ini akan membatasi pembahasan pada keterkaitan antara pendidikan, pangkat, dan jabatan dalam pengembangan karir PNS yang disebut sebagai tiga pilar pengembangan karir PNS. Disebut sebagai tiga pilar karena ketiganya saling terkait, dan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pengembangan karir PNS. Ada tiga peraturan perundang-undangan yang krusial terkait tiga pilar ini, yaitu: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS. 2. Keputusan Kepala BKN Nomor 12 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor 99 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 12 tahun 2002 tentang Kenaikan Pangkat PNS. 3. Keputusan Kepala BKN Nomor 13 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor 100 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 13 Tahun 2002 tentang Pengangkatan PNS Dalam Jabatan Struktural. Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan solusi agar PNS sebagai perseorangan memiliki pemahaman yang utuh tentang tiga pilar pengembangan karir PNS dan pada gilirannya mampu menyusun strategi perencanaan karirnya. Keterkaitan antara pendidikan, pangkat, dan jabatan dalam pengembangan karir PNS dapat dipelajari dari grafik sebagai berikut: Grafik 1. Keterkaitan Antara Pendidikan dan Pangkat/Golongan Ruang Pengangkatan Awal dan Pangkat/Golongan Ruang Tertinggi yang dapat dicapai PNS Gol.Ruang Pendidikan I/a I/b I/c I/d II/a II/b II/c II/d III/a III/c IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e SD SMP SMA/SMK/D-1 D-2 D-3 D-4/S-1 S-2 S-3 Keterangan : Pengangkatan awal Tertinggi (Sumber: Keputusan Kepala BKN Nomor 12 tahun 2002) Grafik di atas menggambarkan bahwa jenjang pendidikan formal menentukan jenjang pangkat awal seseorang diangkat menjadi PNS dan jenjang pangkat puncak yang dapat dicapai oleh seorang PNS 15

berdasarkan jenjang pendidikannya. Sebagai contoh seseorang yang diangkat menjadi PNS berdasarkan ijazah pendidikan formal SMA, maka pangkat pada pengangkatan awalnya sebagai PNS adalah Pengatur Muda (II/a), dan pangkat puncak yang bisa dicapainya adalah Penata Muda Tk. I (). Seseorang yang diangkat menjadi PNS berdasarkan ijazah pendidikan formal D.4/S.1, maka pangkat pada pengangkatan awalnya sebagai PNS adalah Penata Muda (III/a), dan pangkat puncak yang bisa dicapainya adalah Penata Tk. I (). Untuk pejabat fungsional, ketentuan tentang pangkat puncak yang bisa dicapainya diatur dalam Peraturan Menteri yang membidangi pendayagunaan aparatur negara tentang jabatan fungsional dan angka kreditnya. Sedangkan pejabat pimpinan tinggi, administrator, dan pengawas, ketentuan tentang pangkat puncak yang bisa dicapainya diatur dalam Keputusan Kepala BKN Nomor 13 tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor 100 tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 13 tahun 2002 tentang Pengangkatan PNS Dalam Jabatan Struktural. Keputusan Kepala BKN Nomor 12 tahun 2002 juga mengatur kenaikan pangkat bagi PNS yang memperoleh Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah atau Diploma. Mengacu pada grafik 1 di atas, dijelaskan bahwa PNS yang memperoleh STTB/ijazah atau diploma dapat dinaikkan pangkatnya sesuai dengan jenjang pendidikan terakhir yang dimiliki setelah memenuhi syarat diantaranya: a. Diangkat dalam jabatan/diberi tugas yang memerlukan pengetahuan/keahlian yang sesuai dengan ijazah yang diperoleh. b. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir. c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. d. Memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan bagi yang menduduki jabatan fungsional tertentu. e. Lulus ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah. 16

Grafik 2: Keterkaitan Antara Pendidikan, Pangkat, dan Jabatan Dalam Pengembangan Karir PNS Pada Jabatan Administrasi dan Jabatan Pimpinan Tinggi Jabatan Pelak sana Pengawas Administrator JPT Pratama JPT Madya JPT Utama Pendidikan V.A IV.B IV.A III.B III.A II.B II.A I.B I.A S-3 S-2/dokter/ apoteker S-1/D-4 III/a III/c IV/a IV/a IV/b IV/b IV/c IV/c IV/d IV/c IV/e IV/d IV/e D-3 III/a III/c D-2 III/a D-1/SMA/SMK III/a SMP SD (Sumber: Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 dan Keputusan Kepala BKN Nomor 13 Tahun 2002) Grafik di atas menunjukkan keterkaitan antara pangkat dan jabatan struktural. Bahwa setiap jenjang jabatan struktural (administrasi dan JPT) telah ditentukan syarat pangkat terendah dan pangkat tertinggi yang bisa dicapai oleh PNS yang duduk pada jabatan tersebut. Sebagai contoh seorang PNS yang akan diangkat pada jabatan setara eselon III.a (administrator) harus memenuhi syarat pangkat terendah yaitu Pembina (IV/a), dan pangkat tertinggi yang bisa dicapainya adalah Pembina Tingkat I (IV/b). PNS yang akan diangkat pada jabatan setara eselon IV.a (pengawas) harus memenuhi syarat pangkat terendah yaitu Penata (III/c), dan dapat mencapai pangkat tertinggi Penata Tingkat I (). Grafik di atas juga menunjukkan keterkaitan antara pendidikan dan jabatan struktural (administrasi dan JPT). Warna biru menunjukkan bahwa salah satu persyaratan untuk dapat diangkat dalam Jabatan Pelaksana harus memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah SLTA atau yang setara. Persyaratan untuk dapat diangkat dalam Jabatan Pengawas harus memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah diploma III atau yang setara ditunjukkan dengan warna krem. Warna kuning menunjukkan bahwa persyaratan 17

untuk dapat diangkat dalam Jabatan Administrator, JPT Pratama, JPT Madya, dan JPT Utama adalah memiliki kualifikasi pendidikan paling rendah sarjana atau diploma IV. Tanda panah menunjukkan pentingnya meningkatkan kualifikasi dan jenjang pendidikan untuk memenuhi syarat pengangkatan dalam jabatan administrasi dan JPT. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Manajemen ASN, terhadap jabatan PNS dilakukan penyetaraan sebagai berikut: a. jabatan eselon I.a kepala lembaga pemerintah nonkementerian setara dengan jabatan pimpinan tinggi utama; b. jabatan eselon I.a dan eselon I.b setara dengan jabatan pimpinan tinggi madya; c. jabatan eselon II setara dengan jabatan pimpinan tinggi pratama; d. jabatan eselon III setara dengan jabatan administrator; e. jabatan eselon IV setara dengan jabatan pengawas; f. jabatan eselon V dan fungsional umum setara dengan jabatan pelaksana Keputusan Kepala BKN Nomor 12 tahun 2002 juga mengatur kenaikan pangkat bagi PNS yang menduduki jabatan struktural. Mengacu pada grafik 2 di atas, dijelaskan bahwa PNS yang menduduki jabatan struktural dan pangkatnya masih 1 (satu) tingkat di bawah jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk jabatan itu, dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi, apabila: a. Telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir. b. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan struktural yang didudukinya. c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir. 18

Grafik 3: Keterkaitan Antara Pendidikan, Pangkat, dan Jabatan Dalam Pengembangan Karir PNS Pada Jabatan Fungsional Jabatan Keterampilan Keahlian Pendidikan Pemula Terampil Mahir Penyelia Pertama Muda Madya Utama S-3 S-2/dokter/ apoteker IV/a IV/c IV/d - IV/e S-1/D-4 III/a IV/a IV/c IV/d - IV/e D-3 II/c II/d III/a D-2 II/b II/c II/d III/a D-1/SMA/SMK II/a II/b II/d III/a SMP SD (Sumber: Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017) Grafik di atas menggambarkan keterkaitan antara pendidikan, pangkat, dan jabatan fungsional. Warna biru menunjukkan kelompok jenjang pendidikan SMA/SMK/D-1, D-2, dan D-3 sebagai syarat pengangkatan dalam jabatan fungsional keterampilan, sedangkan warna kuning menunjukkan kelompok jenjang pendidikan D-4/S-1, S-2, dan S-3 sebagai syarat pengangkatan dalam jabatan fungsional keahlian. PNS dengan pendidikan SMA/SMK/D-1 diangkat pada jabatan fungsional Pemula pada pangkat Pengatur Muda (II/a). PNS dengan pendidikan D-4/S-1 diangkat pada jabatan fungsional Pertama pada pangkat Penata Muda (III/a). Garis merah vertikal dan horizontal menunjukkan batas antara kelompok jabatan keterampilan dan keahlian. Batas tersebut hanya bisa ditembus melalui peningkatan jenjang pendidikan sebagaimana ditunjukkan oleh tanda panah. Dari penjelasan di atas dapat digambarkan secara umum keterkaitan antara pendidikan, pangkat, dan jabatan dalam perencanaan karir PNS sebagai berikut: 19

Keterangan: 1. Pendidikan memengaruhi pangkat. 2. Pendidikan memengaruhi jabatan. 3. Pangkat dan jabatan saling memengaruhi. Strategi Merencanakan Karir Tanpa perencanaan karir perseorangan yang baik, karir PNS akan cenderung statis karena hanya menunggu penempatan oleh organisasi. Oleh karena itu PNS perlu melakukan percepatan dengan caracara yang baik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan memahami keterkaitan antara pendidikan, pangkat, dan jabatan dalam pengembangan karir PNS, PNS bisa merencanakan karirnya agar harmonis dengan perencanaan karir organisasi. Dengan memperhatikan grafik dan penjelasan di atas, maka strategi perencanaan karir yang bisa dilakukan PNS diantaranya: 1. Melanjutkan pendidikan ke jenjang D-4/S-1. Melanjutkan pendidikan ke jenjang D-4/S-1 menjadi strategi pokok karena: a. Bagi pejabat fungsional, memiliki ijazah D-4/S-1 menjadi syarat untuk diangkat dalam jabatan fungsional keahlian. Jika tidak diangkat dalam jabatan fungsional keahlian, maka pangkat puncak yang bisa dicapai adalah Penata Tingkat I (). Jika batas usia pensiunnya masih panjang, pejabat tersebut akan mengalami kerugian karena berada pada pangkat dan jabatan yang sama dalam waktu lama sampai tiba waktu pensiun. b. Bagi pejabat administrasi, memiliki ijazah D-4/S-1 juga menjadi syarat untuk dapat diangkat dalam jabatan administrator dan JPT. Jika ijazah yang dimiliki SMA/SMK/D-1 atau D-2, maka jabatan administrasi tertinggi yang bisa diduduki adalah Pelaksana, dan pangkat tertinggi yang bisa dicapai adalah Penata Tingkat I (). Jika ijazah yang dimiliki D-3, maka jabatan administrasi tertinggi 20

yang bisa diduduki adalah Pengawas, dan pangkat tertinggi yang bisa dicapai adalah Penata Tingkat I (). Jika batas usia pensiunnya masih panjang, pejabat tersebut akan mengalami kerugian karena berada pada pangkat dan jabatan yang sama dalam waktu lama sampai tiba waktu pensiun. c. Melanjutkan pendidikan juga menguntungkan bagi PNS karena adanya kebijakan kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 33 Tahun 2011 tentang Kenaikan Pangkat Bagi PNS Yang Memperoleh Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah. Sebagai contoh seorang PNS berpendidikan SMA pada pangkat Pengatur Muda (II/a) berhasil memperoleh ijazah S-1 dan memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam Perka di atas, maka pada periode kenaikan pangkat berikutnya PNS tersebut dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda (III/a) yang berarti melompati jenjang pangkat Pengatur Muda Tk. I (II/b), Pengatur (II/c), dan Pengatur Tingkat I (II/d). Jenjang pangkat Penata Muda (III/a) yang apabila ditempuh secara reguler membutuhkan waktu 16 tahun (4 kali 4 tahun) dapat dipersingkat menjadi kurang dari 2 tahun saja. 2. Memilih pendidikan lanjutan dengan mempertimbangkan jabatan yang sedang diduduki atau diproyeksikan. Apabila PNS sudah nyaman dengan jabatan/rumpun jabatan yang didudukinya saat ini maka pendidikan lanjutan yang bisa dipilihnya adalah pendidikan yang menunjang pada pelaksanaan tugas jabatan/rumpun jabatannya. Sebagai contoh PNS pada jabatan pelaksana dengan latar pendidikan SMK bertugas mengelola data dan informasi pada sebuah unit kerja. PNS tersebut sudah merasa nyaman dengan pekerjaannya karena sesuai dengan passionnya, maka yang bersangkutan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang D-4/S-1 jurusan komputer untuk meningkatkan kompetensi sekaligus menyiapkan diri agar terpenuhi syarat pengembangan karir pada jabatan pengawas (eselon IV). PNS juga dapat melanjutkan pendidikan dengan mempertimbangkan jabatan yang diproyeksikan di masa yang akan datang. Sebagai contoh PNS pada jabatan Pelaksana dengan latar pendidikan SMK bertugas mengelola ketatausahaan pada sebuah unit kerja kesehatan. PNS tersebut tertarik untuk menjadi pejabat fungsional Perawat, maka yang bersangkutan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang D-4/S-1 jurusan keperawatan agar terpenuhi syarat pengangkatan dalam jabatan fungsional Perawat. 3. Alih jabatan struktural ke fungsional. Alih jabatan dari struktural ke fungsional menjadi strategi yang penting pada saat pejabat struktural sudah mencapai pangkat tertinggi sesuai jabatan dan/atau pendidikannya. Strategi ini bisa dilakukan oleh pejabat struktural yang berasal dari pejabat fungsional. Sebagai contoh seorang Dokter PNS yang sedang menjabat Kepala UPT Puskesmas (jenjang pengawas/eselon IV.a) sudah mencapai pangkat Pembina (IV/a). PNS tersebut tidak dapat naik pangkat ke jenjang yang lebih tinggi karena pangkat tertinggi sesuai pendidikan dokter adalah Pembina (IV/a) dan pangkat tertinggi sesuai jabatan Kepala UPT Puskesmas adalah Penata Tingkat I (). Agar bisa terus naik pangkat, maka PNS tersebut harus alih jabatan kembali ke jabatan fungsional Dokter, karena pangkat tertinggi yang bisa dicapai oleh jabatan fungsional Dokter jenjang keahlian adalah Pembina Utama (IV/e). 4. Merencanakan kenaikan jabatan dan/atau pangkat jabatan fungsional. 21

Bagi pejabat fungsional, kenaikan jabatan dan/atau pangkat perlu direncanakan dengan baik, karena kenaikan jabatan dan/atau pangkatnya tergantung pada pengusulan dan penilaian angka kredit. Pejabat fungsional dapat naik pangkat pada masa kerja sekurang-kurangnya dua tahun (lebih cepat 2 tahun dari pada kenaikan pangkat reguler), namun bila tidak mampu mengumpulkan angka kredit yang dipersyaratkan dalam masa kerja enam tahun PNS diberhentikan dari jabatan fungsionalnya. Pengusulan kenaikan jabatan fungsional dapat dilakukan pada masa kerja sekurang-kurangnya satu tahun. Namun bila tidak mampu mengumpulkan angka kredit yang dipersyaratkan PNS tidak dapat naik jabatan sekaligus naik pangkat karena sebelum naik pangkat harus naik jabatan terlebih dahulu. Oleh karena itu pejabat fungsional perlu menyiapkan strategi dalam mengelola angka kreditnya dengan mempelajari secara lebih mendalam ketentuan dari Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang pendayagunaan aparatur negara. Kesimpulan Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sangat penting bagi PNS untuk memahami keterkaitan antara pendidikan, pangkat, dan jabatan dalam merencanakan karir PNS. Tanpa perencanaan pendidikan yang tepat seorang PNS bisa terhambat kenaikan pangkatnya. Tanpa perencanaan pendidikan yang tepat seorang PNS tidak dapat dipromosikan dalam jabatan. Tanpa perencanaan pangkat yang tepat seorang PNS dapat terhambat promosi jabatannya. Oleh karena itu PNS sebagai perseorangan perlu terus mengikuti berbagai perkembangan kebijakan di bidang kepegawaian agar PNS tidak hanya menjadi objek dari sistem kepegawaian yang terus berubah mengikuti dinamika penyelenggaraan pemerintahan. Rekomendasi Keterkaitan antara pendidikan, pangkat, dan jabatan dalam manajemen PNS perlu dipahami oleh segenap PNS agar mampu merencanakan pengembangan karir perseorangannya. Tanpa pemahaman yang memadai PNS akan menjadi objek dari sistem kepegawaian yang masih terus berubah mengikuti dinamika penyelenggaraan pemerintahan. Dengan memahami keterkaitan tiga pilar tersebut, PNS dapat berkontribusi positif dalam mengembangkan karirnya sehingga terwujud keseimbangan dengan kebutuhan pengembangan karir oleh organisasi. Bentuk kontribusi tersebut diantaranya adalah: a. PNS dapat menentukan jurusan dan jenjang pendidikan lanjutan yang akan ditempuhnya agar sesuai dengan kebutuhan pangkat dan jabatan yang tersedia dalam organisasinya. b. PNS dapat merencanakan kapan harus mengusulkan kenaikan pangkat agar dapat memenuhi syarat pengangkatan dalam jabatan. c. PNS lebih mudah menerima keputusan pengembangan karir oleh organisasi karena memahami kualifikasi dan kompetensi yang dimilikinya. Pemerintah perlu memahami bahwa perubahan berbagai peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian tidak serta merta bisa diikuti oleh PNS yang sehari-hari disibukkan oleh tugas-tugas rutin jabatannya. Dengan demikian pemerintah perlu memberikan informasi tentang hak dan kewajiban PNS secara berkala agar PNS mampu menyesuaikan diri dengan berbagai ketentuan kepegawaian terkini. Terkait dengan pengembangan karir PNS, pemerintah perlu melembagakan hal-hal sebagai berikut: 22

a. Pemerintah mengumumkan secara terbuka formasi jabatan yang lowong berikut kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan (pendidikan, pengalaman kerja, pangkat, prestasi kerja, kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial kultural), agar PNS mampu menyiapkan diri untuk mengisi formasi yang tersedia. b. Pemerintah perlu selektif namun bukan mempersulit dalam memberikan izin belajar kepada PNS guna memastikan agar PNS yang telah selesai mengikuti pendidikan formal dapat ditempatkan pada jabatan-jabatan yang lowong dan berkontribusi positif sesuai keahliannya. c. Pemerintah perlu selektif dalam menerbitkan kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah dengan berpedoman pada formasi yang telah ditetapkan, agar komposisi pangkat dalam organisasi pemerintahan tetap mampu menciptakan tatakerja yang efektif dan efisien sekaligus berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan PNS. Daftar Pustaka Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 12 tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Kenaikan Pangkat PNS. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Pengangkatan PNS Dalam Jabatan Struktural. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 33 Tahun 2011 tentang Kenaikan Pangkat Bagi PNS Yang Memperoleh Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah. 23