Kebijakan Terkait Implementasi Percepatan Pelaksanaan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (PPBTSE / OSS) DIREKTORAT KERJASAMA PEMBINAAN TEKNIS PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PENANAMAN MODAL DAERAH Bojonegoro, 7 November 2018
GARIS BESAR POKOK-POKOK KEBIJAKAN PP NO. 24 TAHUN 2018 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA TERINTEGRASI SECARA ELEKTRONIK (PPBTSE / OSS) LANGKAH-LANGKAH BKPM, K/L PUSAT / GUBERNUR / BUPATI / WALIKOTA DALAM IMPLEMENTASI OSS PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM IMPLEMENTASI OSS PERAN SATGAS DAERAH DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI OSS INSENTIF ATAU DISINSENTIF PELAKSANAAN PERIZINAN BERUSAHA MELALUI OSS 2
POKOK-POKOK KEBIJAKAN PP NO. 24 TAHUN 2018 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA TERINTEGRASI SECARA ELEKTRONIK (PPBTSE / OSS) 3
Perubahan Pola Pikir (Mindset) Sebelum dan Setelah Implementasi OSS Sebelum Implementasi OSS Pasif Setelah Implementasi OSS Aktif Offline / dokumen hardcopy Online Tidak melakukan monitoring Pre-audit Wajib melakukan monitoring Post-audit 4
Jenis-Jenis Perizinan Berusaha Pendaftaran Auto-approval penerbitan identitas berusaha dalam bentuk Nomor Induk Berusaha (NIB) melalui OSS untuk yang juga berlaku sebagai Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Angka Pengenal Impor (API), Hak Akses Kepabeanan. Sekaligus terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Izin Usaha Izin yang diperoleh untuk memulai usaha dan/atau kegiatan sampai sebelum pelaksanaan komersial atau operasional dengan memenuhi persyaratan dan/atau Komitmen. Izin Operasional / Komersial Perizinan yang diperlukan dalam rangka memasarkan, mengekspor, mendistribusikan barang atau jasa yang dihasilkan, atau dalam rangka impor. Komitmen Izin Usaha / Izin Komersial Pernyataan Pelaku Usaha untuk memenuhi persyaratan Izin Usaha dan/atau Izin Komersial atau Operasional. 5
Komitmen Di Dalam KEK, KI, KPBPB Pasal 35 Ayat (1), (2), dan (3) Izin Lingkungan tidak dipersyaratkan untuk lokasi usaha dan/atau kegiatan berada dalam kawasan ekonomi khusus, kawasan industri, kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas. Pelaku Usaha yang lokasi usaha dan/atau kegiatan berada dalam kawasan ekonomi khusus, kawasan industri, atau kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas menyusun RKL-RPL rinci berdasarkan RKL-RPL kawasan disetujui oleh pengelola kawasan. 6
Kewajiban Pemda Memiliki RDTR Pasal 44 Ayat (1) Pemerintah Daerah kabupaten / kota yang belum memiliki RDTR, dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan wajib menetapkan RDTR untuk Kawasan Industri atau kawasan usaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 7
Pembayaran Biaya Perizinan Berusaha Pasal 77 Ayat (1) dan (2) Segala biaya Perizinan Berusaha yang merupakan: a. penerimaan negara bukan pajak b. bea masuk dan/atau bea keluar c. cukai d. pajak daerah atau retribusi daerah. wajib dibayar oleh Pelaku Usaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Biaya Perizinan Berusaha dibayarkan oleh Pelaku Usaha sebagai bagian dari pemenuhan Komitmen. 8
Fasilitasi Perizinan Berusaha Pasal 78 Lembaga OSS, K/L, Pemda memberikan fasilitasi Perizinan Berusaha kepada Pelaku Usaha terutama usaha mikro, kecil, dan menengah. Fasilitasi berupa: a. Pelayanan informasi Perizinan Berusaha b. Bantuan mengakses laman OSS untuk memperoleh Perizinan Berusaha. Lembaga OSS, K/L, Pemda menyediakan fasilitas tempat pelayanan dan petugas, yang tidak dikenakan biaya. 9
Masa Berlaku Perizinan Berusaha Pasal 79 Izin Usaha berlaku selama Pelaku Usaha menjalankan usaha dan/atau kegiatannya, kecuali diatur lain dalam undang-undang. Izin Komersial atau Operasional berlaku sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur masing-masing izin. 10
Pengawasan Atas Pelaksanaan Perizinan Berusaha Pasal 81 Ayat (1), (2), dan (3) K/L dan/atau Pemerintah Daerah wajib melakukan pengawasan atas: a. pemenuhan Komitmen b. pemenuhan standar, sertifikasi, lisensi dan/atau pendaftaran c. usaha dan/atau kegiatan. Dalam hal hasil pengawasan ditemukan ketidaksesuaian atau penyimpangan, K/L dan/atau Pemerintah Daerah mengambil tindakan berupa: a. peringatan b. penghentian sementara kegiatan berusaha c. pengenaan denda administratif d. pencabutan Perizinan Berusaha. 11
SISTEM OSS AUTO APPROVAL DJBC DJP BPJS PTSP Pusat PTSP Daerah SIMBG Perorangan NIB Izin Usaha Izin Komersial/ Operasional OSS Online Single Submission NPWP Komitmen Izin Usaha Komitmen Izin Operasional/ Komersial PELAKU USAHA Mendirikan: 1. Badan Hukum (PT, Yayasan, dan Koperasi) 2. Badan Usaha (Firma, CV) AHU (kumham) Notaris BPJS Ketenaga kerjaan BPJS Kesehatan NIB juga berlaku sebagai: 1. TDP 2. API 3. Akses Kepabeanan Komitmen Izin Usaha (bagi usaha yang memerlukan prasarana): 1. Izin Lokasi 2. Izin Lokasi Perairan 3. Izin Lingkungan 4. IMB 5. Sertifikat Laik Fungsi (SLF), dan/atau 6. Izin lainnya sesuai ketentuan Komitmen lisensi Pendaftaran barang/jasaizin Operasional/Komersial: 1. Standar, sertifikat, dan/atau
Ketentuan Peralihan dan Mulai Berlakunya PP No. 24 tahun 2018 Pasal 103 Dalam ketentuan peralihan disebutkan, Perizinan Berusaha yang telah diajukan oleh Pelaku Usaha sebelum berlakunya PP ini, diproses melalui sistem OSS sesuai dengan Ketentuan PP ini. Pasal 107 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 yang telah diundangkan oleh Menteri Hukum dan HAM pada 21 Juni 2018. 13
LANGKAH-LANGKAH BKPM, K/L PUSAT / GUBERNUR / BUPATI / WALIKOTA DALAM IMPLEMENTASI OSS 14
Langkah-Langkah PTSP PUSAT BKPM Dalam Menyikapi Terbitnya PP No. 24 Tahun 2018 BKPM baru memperoleh salinan PP No. 24/2018 pada tanggal 29 Juni 2018, yang ternyata tanggal diundangkannya PP tersebut adalah sama dengan tanggal ditandatanganinnya, yaitu 21 Juni 2018. BKPM langsung menghentikan penerbitan perizinan yang terkait investasi yang menjadi kewenangan BKPM sejak tanggal 29 Juni 2018 (sejak mengetahui dan menerima salinan PP 24/2018) Namun pada kurun waktu tanggal 21 Juni s/d 28 Juni 2018, BKPM masih menerbitkan perizinan terkait investasi yang menjadi kewenangan BKPM, kondisi yang sama kemungkinan juga terjadi pada K/L, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota. Hal ini berpotensi tidak sejalan dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 107 PP 24/2018 dan sesuai arahan Menko Perekonomian pada Rakor Menko pada 28 Juni 2018 dan Siaran Pers Menko Perekonomian tanggal 29 Juni 2018, yang pada intinya mewajibkan bukan hanya BKPM tetapi semua K/L, Pemerintah Daerah, BP KPBPB dan Administrator KEK untuk menghentikan proses dan penerbitan berusaha di luar sistem OSS. BKPM melalui surat No. 238/A.1/2018 tanggal 2 Juli 2018, telah meminta pendapat hukum Jaksa Agung atas legalitas berbagai perizinan terkait investasi yang dikeluarlkan oleh BKPM, semua K/L, Pemerintah Daerah, BP KPBPB dan Administrator KEK dari tanggal 21 Juni s/d 28 Juni 2018. BKPM melalui surat No. 239/A.1/2018 tanggal 2 Juli 2018, telah menyampaikan hasil identifikasi dan verifikasi terhadap sejumlah 24 jenis perizinan/persetujuan/surat usulan yang tidak termasuk dalam cakupan Pasal 85 PP 24/2018, sehingga tetap dapat diterbitkan oleh BKPM. 15
Mulai Senin, 9 Juli 2018 16
Peran Menteri / Kepala Lembaga / Gubernur / Bupati / Walikota Dalam Implementasi OSS Penetapan Peraturan Menteri / Pimpinan Lembaga yang mengatur NSPK Perizinan Sektor yang berdasarkan PP No. 24 Tahun 2018 Melakukan pengawasan pemenuhan komitmen pemohon dalam proses penerbitan Izin usaha dan Izin Komersial / Operasional Mencabut dan menyatakan tidak berlaku seluruh peraturan yang mengatur mengenai NSPK yang tidak sesuai dengan PP ini Menyiapkan perangkat / fasilitas untuk implementasi OSS (sarana dan prasarana, kesiapan SDM, dan sebagainya) Melakukan pengawasan terhadap ASN dalam implementasi OSS Menyelesaikan hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan Perizinan Berusaha melalui sistem OSS (termasuk diskresi) 17
Daftar K/L Pusat yang Telah Menerbitkan NSPK Pasca PP No. 24 Tahun 2018 1. Kementerian Perdagangan 2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 3. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 4. Kementerian Kesehatan 5. Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional 6. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 7. Kementerian Keuangan 8. Kementerian Pertanian 9. Kementerian Ketenagakerjaan 10. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 11. Kementerian Pariwisata 12. Kementerian Komunikasi dan Informatika 13. BKPM 14. Badan Pengawasan Obat dan Makanan 15. Kementerian Perhubungan 18
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM IMPLEMENTASI OSS 19
Peran dan Langkah Tindak Lanjut PTSP Daerah dan SKPD / OPD dalam Pelaksanaan OSS (1) Mengikuti Bimtek / Sosialisasi terkait OSS, SI CANTIK, SPIPISE Sharing knowledge bidang Perizinan PTSP Daerah dengan SKPD / OPD terkait lainnya Implementasi OSS di PTSP Daerah Fasilitasi Perizinan Berusaha kepada Pelaku Usaha berupa: a. Pelayanan informasi yang berkaitan dengan Perizinan Berusaha; dan b. Bantuan untuk mengakses laman OSS dalam rangka mendapatkan Perizinan Berusaha 20
Peran dan Langkah Tindak Lanjut PTSP Daerah dan SKPD / OPD dalam Pelaksanaan OSS (2) PTSP Daerah melakukan monitoring, pengawasan dan pengendalian terhadap pemenuhan komitmen pemohon dalam proses penerbitan Izin usaha dan Izin Komersial / Operasional PTSP melakukan koordinasi dengan SKPD / OPD terkait pemenuhan komitmen pemohon dalam proses penerbitan Izin usaha dan Izin Komersial / Operasional Jika koordinasi dengan SKPD / OPD terkait belum online, dapat dilakukan secara manual sampai sistem terkoneksi secara online OSS Untuk izin yang tidak tertuang dalam PP 24/2018, PTSP melakukan proses perizinan di luar sistem OSS 21
PERANAN SATGAS DAERAH UNTUK MENDUKUNG IMPLEMENTASI OSS 22
STRUKTUR Pembentukan SATUAN Satuan Tugas TUGAS Percepatan PERPRES Pelaksanaan NO. 91 TAHUN Berusaha 2017 STRUKTUR SATGAS (NASIONAL, K/L, PROVINSI, KABUPATEN / KOTA) PTSP/ BKPM DPMPTSP DPMPTSP DPMPTSP SATGAS K/L Pendukung SATGAS Leading Sector Presiden L SATGAS Nasional L SATGAS Provinsi Keterangan L Garis Komando Garis Koordinasi Garis Pendukung Garis Penugasan Laporan SATGAS Kab/Kota SATGAS Nasional bertanggung jawab terhadap pemantauan proses perizinan berusaha dan wajib melaporkannya kepada Presiden. SATGAS Leading Sector wajib: (1) mengawal dan membantu penyelesaian setiap perizinan berusaha; (2) mengidentifikasi perizinan yang perlu direformasi (dimudahkan atau distandarkan); dan (3) melaporkan semua kegiatan berusaha dan permasalahannya kepada SATGAS Nasional. SATGAS Provinsi, Kab/Kota adalah SATGAS yang bertanggung jawab terhadap pembinaan, pengembangan, dan pelayanan perizinan berusaha suatu kegiatan atau urusan. SATGAS Pendukung adalah SATGAS yang wajib menyelesaikan perizinan yang merupakan tanggung jawabnya. Sekjen Sekjen Sekretaris Daerah Sekretaris Daerah 23
Tugas Satgas Percepatan Pelaksanaan Berusaha (PPB) Sesuai dengan Perpres 91/2017 Tugas Satgas Provinsi / Kabupaten / Kota Tahap I: Melakukan inventarisasi (stock opname) atas seluruh perizinan berusaha yang menjadi kewenangannya Melakukan penyelesaian hambatan (debottlenecking) atas seluruh perizinan berusaha yang menjadi kewenangannya Melakukan penyederhanaan proses (debirokratisasi) Melakukan pelayanan perizinan berusaha yang baru dengan menerapkan penyederhanaan proses (debirokratisasi). Tugas Satgas Provinsi / Kabupaten / Kota Tahap II: Melakukan reformasi peraturan perizinan berusaha pada sektornya, seperti menyusun daftar peraturan Mengidentifikasi kesiapan dukungan teknologi dalam rangka penerapan perizinan melalui OSS Menyiapkan pembiayaan dan sumber daya dalam rangka penerapan perizinan melalui OSS 24
Ketua Satgas Provinsi Mekanisme Pelaporan Satgas PPB Provinsi Gubernur Menko Perekonomian Menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur Menyiapkan laporan Gubernur ke Menko Perekonomian paling kurang 1 kali dalam 1 bulan Ketua Satgas Kab / Kota Menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Bupati / Walikota Menyiapkan laporan Bupati / Walikota ke Menko Perekonomian paling kurang 1 kali dalam 1 bulan Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Satgas Provinsi ke Menko Perekonomian pada minggu pertama setiap bulan Kab / Kota Bupati / Walikota Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Satgas Kab / Kota ke Menko Perekonomian pada minggu pertama setiap bulan Menyampaikan laporan kepada Presiden mengenai Perizinan Berusaha yang tidak diselesaikan oleh Menteri / Kepala Lembaga, Gubernur, dan/atau Bupati / Walikota Menko Perekonomian Menyampaikan laporan kepada Presiden mengenai Perizinan Berusaha yang tidak diselesaikan oleh Menteri / Kepala Lembaga, Gubernur, dan/atau Bupati / Walikota 25
Rekapitulasi Satuan Tugas Provinsi dan Kabupaten / Kota Pemerintah SK Satgas Percepatan Pelaksanaan Berusaha Jumlah Sudah Disahkan % Dalam Proses % (1) (2) (3) (4) (5) (6) Provinsi 34 34 100 0 0 Kabupaten 416 366 87,98 50 12,02 Kota 98 94 95,92 4 4,08 TOTAL 548 494 90,15 54 9,85 Per 18 Oktober 2018 15.30 WIB Sumber data: informasi yang diperoleh BKPM dari DPMPTSP Provinsi dan Kabupaten/Kota 26
INSENTIF ATAU DISINSENTIF PELAKSANAAN PERIZINAN BERUSAHA MELALUI OSS 27
Insentif / Penghargaan dan/atau Disinsentif / Sanksi atas Kinerja PTSP dan Kinerja PPB Berdasarkan Rancangan Peraturan Presiden Pengganti Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2012 tentang Pemberian Penghargaan dan/atau Pengenaan Sanksi kepada Kementerian Negara / Lembaga dan Pemerintah Daerah Insentif / Penghargaan Piagam / tropi penghargaan Publikasi pada media massa nasional Dana Insentif Daerah (DID) untuk Pemerintah Daerah Bentuk lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan Disinsentif / Sanksi Sanksi administratif sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang pengawasan dan pembinaan Pemerintah Daerah; dan/atau Penundaan penyaluran Dana Alokasi Umum dan/atau Dana Bagi Hasil Penilaian Kinerja PTSP dan Kinerja Percepatan Pelaksanaan Berusaha Kedua nilai kinerja akan dipakai Pemerintah (Kemenkeu) sebagai salah satu instrumen pemberian insentif atau pengenaan disinsentif kepada K/L dan Pemda 28
Terima Kasih Thank You Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Jln. Jend. Gatot Subroto No. 44 Jakarta 12190 - Indonesia t. +62 21 525 2008 f. +62 21 525 4945 e. info@bkpm.go.id www.bkpm.go.id