Oleh : Mamat, S.Pd ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Bahasa Indonesia Pembelajaran Bahasa Indonesia Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/ MI secara eksplisit dinyatakan. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menuntut siswa

Ginanjar Fadli Prastowo Putra PGSD FKIP Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs DDI BASSEANG SUHAEBAH NUR* ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK UBAH CATATAN HARIAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN TEKNIK KONTES PADA SISWA KELAS V MIN MALANG I

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berperan dalam. menumbuhkembangkan kemampuan berfikir kritis dan logis pada peserta didik.

Susanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: pembelajaran bercerita, metode TSTS, hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rahmat Kartolo 1 Sutikno 2 Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi. Bahasa Indonesia berperan sebagai alat untuk

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA SISWA KELAS VII SMPN 2

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

PENINGKATAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN LESSON STUDY MAHASISWA SEMESTER 1B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

I. PENDAHULUAN. Kurikulum nasional untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi

Oleh: Marsini 2. Abstrak

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PAHLAWAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN KEMPAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT SISWA KELAS V SDN II KALIBATUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kegiatan

Oleh: Yekti Indriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

Oleh: Mame Bagja Melani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA

[JURNAL PENDIDIKAN UNSIKA] ISSN

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DI KELAS V SD NEGERI 2 KALITINGGAR PURBALINGGA

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

Ririn Budi U. K. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen... Halaman Volume 1, No. 2, September 2016

Transkripsi:

PENERAPAN METODE PERMAINAN BAHASA DENGAN KUIS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 BOJONG Oleh : Mamat, S.Pd ABSTRAK Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode permainan bahasa dengan kuis dalam meningkatkan hasil belajar dalam mengemukakan pendapat. Rekapitulasi peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar dapat ditunjukkan kemajuan-kemajuan yang dicapai dari seluruh kegiatan mulai dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Hasil belajar terjadi kenaikan dari siklus ke siklus prosentase keaktifan siswa sebesar 88,23% lebih besar dari target yang ditetapkan yakni 65%. Hal tersebut menunjukkan bahwa permainan bahasa dengan kuis mampu meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat. Permainan bahasa dengan kuis yang diterapkan pada siswa kelas VI SDN 2 Bojong mampu menciptakan suasana yang meriah dan menarik minat siswa sehingga mereka tidak takut dalam mengemukakan pendapat. Permainan Bahasa dapat membantu guru dalam menciptakan konteks komunikasi sehingga bahasa itu menjadi bermakna, bermanfaat dan komunikasi Metode permainan bahasa sangat efektif untuk meningkatkan keberanian siswa kelas VI SDN 2 Bojong Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Tahun Pelajaran 2013-2014 dalam mengemukakan pendapat. Hal ini dapat dilihat dari hasil setiap putaran yang menunjukkan peningkatan aktivitas siswa Kata Kunci: Metode Permainan, Kuis 154

Pendahuluan Pembelajaran bahasa di Sekolah mempunyai tujuan agar siswa terampil berbahasa, baik secara lisan maupun secara tulis. Dalam situasi formal maupun tidak formal. Kenyataan di lapangan khususnya yang bersangkut paut dengan siswa menunjukkan lain. Dalam situasi yang tidak formal, siswa dengan lancar dan baik berkomunikasinya, namun apabila dihadapkan pada situasi formal keberanian untuk berpendapat menjadi hilang. Proses belajar mengajar di Kelas seringkali lamban. Hal ini terjadi karena siswa tidak merespon apa yang disampaikan oleh pengajar, sehingga situasi kelas menjadi pasif dan tidak berkembang. Keberanian untuk mengemukakan pendapat menjadi hilang, dan sulit berkembang. Demikian pula dengan siswa kelas VI SD Negeri 2 Bojong kemampuan mengemukakan pendapatnya agak sulit, sehingga perlu merangsang siswa agar mau mengemukakan pendapat, hal ini terbukti dari hasil tes lisan untuk mengemukakan pendapat, hanya 4 siswa dari 17 siswa yang mampu mencapai nilai di atas KKM (75). Salah satu alternatif untuk menguasai masalah di atas, serta meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat siswa perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberanian mengemukakan pendapat siswa adalah terdiri dari faktor dalam diri siswa itu sendiri (minat baca) yang kurang, sehingga berpengaruh terhadap penguasaan kosa kata yang kurang, dan kesulitan untuk berpendapat. Dan faktor dari luar. Salah satu faktor dari luar yang dapat mempengaruhi keberanian mengemukakan pendapat adalah penggunaan metode. Selain itu agar tujuan pendidikan tercapai secara optimal perlu diupayakan system pengajaran yang mengutamakan keterlibatan intelektual, emosional, dan fisik dari diri siswa, sehingga proses belajar mengajar terdapat penekanan yang cukup tinggi terhadap peranan dan partisipasi siswa. Penelitian tindakan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh permainan bahasa terhadap keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut di atas, mendasari perlunya diadakan penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Metode Permainan Bahasa Dengan Kuis Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Mengemukakan Pendapat Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Bojong. 155

A. Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah peran serta siswa kelas VI SDN 2 Bojong Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Tahun Pelajaran 2013-2014 dalam proses belajar mengajar dalam metode permainan bahasa dengan kuis? 2. Bagaimanakah efektifitas metode permainan bahasa dengan kuis dalam meningkatkan keberanian siswa kelas VI SDN 2 Bojong Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Tahun Pelajaran 2013-2014 dalam mengemukakan pendapat? 3. Bagaimana kemampuan permainan bahasa dengan kuis meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat? B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui peran serta siswa kelas VI SDN 2 Bojong Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Tahun Pelajaran 2013-2014 dalam proses belajar mengajar dalam metode permainan bahasa dengan kuis 2. Mengetahui efektifitas metode permainan bahasa dengan kuis dalam meningkatkan keberanian siswa kelas VI SDN 2 Bojong Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Tahun Pelajaran 2013-2014 dalam mengemukakan pendapat 3. Mengetahui bagaimana kemampuan permainan bahasa dengan kuis dapat meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat C. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru : Penelitian tindakan kelas ini untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam praktik pembelajaran dan dapat dijadikan tolak ukur untuk mengadakan perbaikanperbaikan dalam praktik pembelajaran selanjutnya. 2. Bagi siswa : Penelitian tindakan kelas dengan metode permainan bahasa dengan kuis ini dapat menumbuhkembangkan aspek berbicara, terutama keberanian mengemukakan pendapat dalam proses belajar mengajar E. Asumsi Asumsi adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti, melalui data yang terkumpul (Suharsimi, 2001 : 62). Dengan demikian penelitian tindakan kelas ini membuktikan sesuatu 156

yang sudah diasumsikan. Adapun asumsi penelitian ini adalah : 1. Dengan metode permainan bahasa dengan kuis diperoleh peran serta yang baik dalam proses belajar mengajar. 2. Metode permainan bahasa dengan kuis sangat efektif dalam meningkatkan keberanian siswa kelas VI SDN 2 Bojong Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Tahun Pelajaran 2013-2014 mengemukakan pendapat. 3. Metode permainan bahasa dengan kuis mampu meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat siswa kelas VI 2 Bojong Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Tahun Pelajaran 2013-2014 dalam proses belajar mengajar. F. Landasan Teoretis 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Berdasarkan Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI (2006: 22) mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. 2) Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. 3) Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. 4) Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. 5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Berdasarkan teori tersebut, secara umum tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Akan tetapi tujuan yang lainnya juga sangat penting, baik itu yang berhubungan dengan identitas bangsa kita maupun dengan tujuan bahasa yang berkaitan dengan sastra dan budaya. 2. Metode Pengajaran Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000 : 652). Faktor metode mengajar memainkan peranan besar dan menentukan dalam usaha mencapai tujuan. Peranan metode mengajar dalam bidang studi bahasa Indonesia lebih besar lagi, mengingat sebagian besar siswa 157

menganggap dirinya sudah cukup berbahasa Indonesia walaupun dalam kenyataannya tidak. 3. Permainan Bahasa Permainan bahasa adalah suatu pengajaran bahasa yang dipola seperti bermain namun ada tujuan yang hendak dicapai. Diharapkan dengan permainan bahasa ini siswa dapat leluasa menuangkan atau menyampaikan pikiran-pikirannya tanpa merasa dipaksa dan ditekan, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik lancar dan mendapat respon yang positif dari siswa. Permainan Bahasa dapat membantu guru dalam menciptakan konteks komunikasi sehingga bahasa itu menjadi bermakna, bermanfaat dan komunikasi (Ardiyana, 2003). 4. Tujuan Kuis Permainan Bahasa merupakan salah satu dari berbagai macam metode pengajaran bahasa. Permainan bahasa menurut Atar Semi dalam bukunya Pengajaran Bahasa dan Sastra merupakan bagian dari metode simulasi, sedangkan permainan bahasa itu sendiri ada berbagai macam salah satunya yaitu permainan dengan kuis. Permainan bahasa digunakan harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam penelitian ini penulis memakai atau menggunakan permainan bahasa dengan kuis. Tentu saja ada sesuatu yang hendak dicapai dengan permainan bahasa dengan kuis ini. Adapun tujuannya sebagai berikut : a. Dengan kuis siswa dituntut untuk berpikir cepat dan tepat menanggapi suatu masalah atau pertanyaan. b. Mendorong siswa untuk berani berpendapat (menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, menanggapi suatu masalah dan sebagainya). c. Kecepatan serta ketepatan dalam menanggapi suatu masalah atau pertanyaan jelas akan berpengaruh terhadap diri siswa, siswa akan menjadi kritis, siswa akan cepat merespon terhadap suatu masalah dan secara langsung akan berpengaruh atau menimbulkan keberanian untuk berpendapat karena takut mendapat hukuman, hal ini tentu saja akan berdampak positif dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. d. Memotivasi siswa untuk berperan aktif. e. Dengan permainan bahasa ini secara langsung juga untuk mengetahui minat baca siswa. Siswa yang dapat berperan aktif menjawab pertanyaan dengan benar jelas bahwa siswa tersebut baik, menyimaknya maupun membaca. Tetapi siswa yang banyak melakukan kesalahan atau tidak merespon dengan baik pertanyaan yang diberikan sedikit banyak dapat dikatakan bahwa minat baca siswa tersebut kurang atau rendah. 158

Karena minimnya penguasaan kosa kata sehingga berpengaruh terhadap pengungkapan cara berpikirnya. G. Kerangka Pemikiran Keterampilan mengemukakan pendapat merupakan aspek berbicara. Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak yang dilalui oleh keterampilan menyimak. Keterampilan mengemukakan pendapat dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan, karena siswa dituntut untuk dapat mengutarakan pernyataanpernyataan, mengutarakan pertanyaanpertanyaan dan harus dapat pula mengutarakan kemampuannya dalam berbagai hal melalui berbagai cara pula, antara lain berbicara. Mengemukakan pendapat (berbicara) tidak bisa dilepaskan dengan keterampilan menyimak yang merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung, merupakan komunikasi tatap muka. Hal-hal yang dapat memperlihatkan eratnya hubungan antara berbicara dengan menyimak adalah : (1) Kata-kata yang dipakai serta dipelajari oleh siswa memberi bantuan pelayanan dalam menyampaikan ide-ide atau gagasan. (2) Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas berbicara siswa. Sementara keterampilan mengemukakan pendapat berkaitan erat pula dengan membaca. Membaca sangat berpengaruh terhadap aktivitas berbicara, karena dengan membaca siswa mempunyai atau memperoleh kemampuan-kemampuan yang mencakup ujaran yang jelas dan lancar, kosa kata yang luas dan beraneka ragam, penggunaan kalimat-kalimat lengkap serta sempurna bila diperlukan dan kemampuan mengikuti serta menelusuri perkembangan urutan suatu cerita. Hal-hal tersebut akan muncul apabila anak atau siswa berbicara. Jadi sangat jelas bahwa hubungan antara berbicara dengan membaca sangat erat. Demikian juga dengan mengemukakan pendapat, dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki dari membaca maka dalam mengemukakan pendapat akan lancar. Keterampilan mengemukakan pendapat (berbicara) berkaitan pula dengan menulis. Penguasaan Kosa kata, pola kalimat, serta organisme ide-ide yang telah dimiliki siswa merupakan dasar bagi ekspresi tulis.pembuatan bagan atau ide-ide yang akan disampaikan pada saat mengemukakan pendapat akan menolong siswa untuk mengutarakan ide-idenya kepada orang lain. Siswa belajar berbicara dari catatan dan membutuhkan latihan berbicara dari catatan 159

agar penyimpangan ide tidak terputus-putus atau tidak lancar. Pembelajaran berbicara berkaitan erat dengan menyimak, membaca maupun menulis. Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan salah satu segi tersebut diatas jelas akan berpengaruh terhadap segi yang lain H. Hipotesis Tindakan Dari paparan di atas, ditetapkan hipotesis sebagai berikut: metode permainan bahasa dengan kuis dapat meningkatkan keberanian siswa kelas VI SDN 2 Bojong Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Tahun Pelajaran 2013-2014 dalam mengemukakan pendapat. I. Rancangan Penelitian Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan didalam kelas dengan teknik putaran demi putaran. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk suatu perbaikan, sehingga diperoleh hasil yang maksimal dari suatu proses belajar mengajar bahasa Indonesia khususnya meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat pada saat proses belajar mengajar di dalam kelas. Penelitian ini di laksanakan dalam tiga putaran : (1) Putaran pertama, (2) Putaran kedua, (3) Putaran ketiga. Rancangan permainan bahasa dengan kuis ini masing-masing putaran secara garis besar memuat empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap implementasi, tahap observasi dan tahap refleksi. Perencanaan : rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Tindakan : yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Observasi : mengamati atas dasar hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Refleksi : peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbang-kan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kreteria. J. Subjek Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VI SDN 2 Bojong Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Tahun Pelajaran 2013-2014. Adapun subjek penelitian tindakan kelas ini adalah kelas VI SDN 2 Bojong Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Tahun Pelajaran 2013-2014 yang terdiri dari 17 siswa. 160

K. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : (1) pengamatan, (2) wawancara dan (3) dokumentasi. 1. Pengamatan Pengamatan atau observasi terhadap penelitian ini dilakukan dengan cermat dan teliti serta sungguh-sungguh, setiap putaran berlangsung. Pengamatan meliputi proses dan hasil pelaksanaan serta hal-hal yang menyebabkan kegagalan atau keberhasilan pelaksanaan permainan bahasan ini. 2. Wawancara Wawancara dilakukan secara klasikal kepada siswa, wawancara ini dimaksudkan agar terjadi interaksi dan komunikasi antara guru dan siswa. Kesan dan respon siswa terhadap pelaksanaan permainan bahasa dengan kuis ini akan dapat diketahui melalui wawancara. 3. Dokumentasi Dokumentasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini ialah cara memperoleh data dari dokumentasi, terutama dokumen resmi dari sekolah. Data dokumentasi dalam penelitian ini meliputi lembar observasi, lembar kerja siswa, agenda tiap putaran, daftar nilai, hasil penelitian. Tujuan pengamatan data dokumentasi ini untuk mempelajari informasi yang diperoleh. Adapun hasil pengumpulan data dari teknik tersebut disimpan dalam bentuk catatan atau tabel. Catatan dipergunakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan proses pelaksanaan permainan bahasa sedangkan tabel disusun untuk menyimpan perolehan data hasil permainan bahasa dengan kuis. L. Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi kualitatif. Dalam penganalisaan yang dipentingkan yaitu kualitas. Adapun penganalisaan melalui tahapan sebagai berikut : (1) reduksi, (2) klasifikasi, (3) interpretasi, (4) inferensi dan (5) tindak lanjut. 1. Reduksi Pada tahap ini yang dilakukan guru adalah mengecek dan mencatat kembali dengan cermat data yang terkumpul. Data yang berhubungan dengan proses dan hasil permainan bahasa dengan kuis yang dicatat. Pencatatan dilakukan secara obyektif dan netral. 2. Klasifikasi Pada tahap klasifikasi guru mengelompokkan data yang memenuhi kreteria dan bermanfaat. Data 161

dikelompokkan berdasarkan materi, proses, waktu dan hasil. 3. Interpretasi Berdasarkan data yang ada peneliti menafsirkan dan diwujudkan dalam kalimat pernyataan. Pernyataan tersebut merupakan pendapat peneliti dengan didukung data yang kualitatif maupun kuantitatif. Pada akhirnya diperoleh data yang ditafsirkan sebagai faktor penunjang keberhasilan dan penyebab kegagalan. 4. Inferensi Data yang sudah diinferensikan, dicari kaitannya dengan data lain kemudian disimpulkan. Penyimpulan kegagalan atau bentuk keberhasilan merupakan kegiatan pada tahap ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan bisa berasal dari guru dan siswa yang meliputi proses, waktu, materi dan hasil. 5. Tindak Lanjut Pada tahap ini dirumuskan langkahlangkah perbaikan untuk putaran berikutnya berdasarkan inferensi yang telah ditetapkan. Langkah-langkah yang mendukung sebagai faktor penunjang keberhasilan dipertahankan, sedangkan yang menghambat sebagai penyebab kegagalan diganti. Perbaikan tersebut bisa berupa proses dan materi. M. Indikator Keberhasilan Penelitian tindakan kelas ini lebih menitikberatkan pada keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat yang nantinya akan berpengaruh pada situasi proses belajar mengajar didalam kelas. Melalui pengamatan dapat diketahui kualitas pembelajaran dengan permainan bahasa dengan kuis. Kreteria efektivitas metode permainan bahasa dengan kuis ini ditentukan apabila 65% dari 17 siswa dapat mengemukakan pendapat dengan baik, maka permainan bahasa ini efektif. Dan apabila kurang dari 65% tidak efektif. Hal ini dapat ditentukan dengan rumus P = R/n x 100% Keterangan : P = adalah jumlah siswa yang dapat mengemukakan pendapat dengan baik (dalam proses). R = adalah jumlah siswa yang dapat mengemukakan pendapat dengan baik dalam permainan. n = adalah jumlah siswa secara keseluruhan. N. Tahap Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tahap-tahap sebagai berikut : 162

1. Tahap Persiapan Peneliti mengajukan proposal penelitian kepada kepala sekolah kemudian menyusun instrumen kegiatan. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pertama atau putaran pertama, dilaksanakan, tanggal 4 Oktober 2013 jam pelajaran ke 1 dan 2 permainan bahasa dengan kuis cepat tepat. Tahap kedua, atau putaran kedua, dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober jam pelajaran ke 1 dan 2 dengan kuis tokoh. Tahap ketiga atau putaran ketiga, dilaksanakan pada 8 Nopember 2013 dilanjutkan pada jam ke 1 dan 2 permainan bahasa dengan Kuis Siapa Dia 3. Tahap Penyesuaian Penyusunan laporan penelitian dan konsultasi dengan kepala sekolah. O. Hasil Penelitian Siklus I Siswa secara umum sudah menampakkan aktivitasnya, ini terbukti dari 17 siswa yang jawabannya benar 10, 5 siswa jawaban salah satu, 2 siswa jawabannya salah dua. Demikian juga ketika Lita Utami melirik jawaban teman sebelahnya salah seorang siswa berani memprotes, ada keberanian mengemukakan pendapat, hal ini menunjukkan sifat yang positif. Pada saat pelaksanaan hukuman dari pengamatan peneliti, 5 siswa melakukan dengan baik dan lancar, 2 siswa melakukan dengan sikap tidak tenang, gugup, tidak siap dan merasa tertekan. Keadaan ini menunjukkan bahwa secara umum memang siswa sudah cukup memberikan respon positif, tetapi masih ada beberapa siswa yang masih pasif. Hal ini didukung oleh pengakuan Mochamad Dimas Firdaus yang diwawancarai peneliti. Saya senang dengan permainan ini. Siklus II Hasil pengamatan terhadap praktik pada putaran kedua ini menunjukkan adanya perubahan ke arah yang positif, siswa sudah berperan secara aktif. Dari 17 siswa, yang pernyataannya benar 13 siswa, sedangkan yang pernyataannya salah 3 siswa dan 1 siswa tidak membuat pernyataan. Dimikian pula ketika ada temannya membuat pernyataan salah, teman yang lain berani angkat tangan untuk membetulkan pernyataan tersebut. Ini membuktikan bahwa respon terhadap pembelajaran dengan permainan kuis tokoh cukup baik. Siswa yang mendapat hukuman, 2 siswa memilih menceritakan pengalaman hari ini, 2 siswa menyanyi. Pada saat 163

melakukan hukuman setiap siswa begitu santai, tenang dan lancar dalam bercerita. P. Pembahasan Setelah melakukan Penelitian Rekapitulasi peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar dapat ditunjukkan kemajuan-kemajuan yang dicapai dari seluruh kegiatan mulai dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Hasil belajar terjadi kenaikan dari siklus ke siklus prosentase keaktifan siswa sebesar 88,23% lebih besar dari target yang ditetapkan yakni 65%. Hal tersebut menunjukkan bahwa permainan bahasa dengan kuis mampu meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat. Permainan bahasa dengan kuis yang diterapkan pada siswa kelas VI SDN 2 Bojong mampu menciptakan suasana yang meriah dan menarik minat siswa sehingga mereka tidak takut dalam mengemukakan pendapat. Permainan Bahasa dapat membantu guru dalam menciptakan konteks komunikasi sehingga bahasa itu menjadi bermakna, bermanfaat dan komunikasi (Ardiyana, 2003). Q. Kesimpulan Metode permainan bahasa dengan kuis cepat tepat, kuis tokoh maupun kuis Siapa Dia ternyata mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, peran serta siswa kelas VI SDN 2 Bojong Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Tahun Pelajaran 2013-2014 sangat menonjol. Metode permainan bahasa sangat efektif untuk meningkatkan keberanian siswa kelas VI SDN 2 Bojong Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Tahun Pelajaran 2013-2014 dalam mengemukakan pendapat. Hal ini dapat dilihat dari hasil setiap putaran yang menunjukkan peningkatan aktivitas siswa. Kemampuan metode permainan bahasa dengan kuis dalam meningkatkan keberanian dalam mengemukakan pendapat sangat baik, karena dapat terlihat secara aktif dalam proses belajar mengajar sehingga pembelajaran banyak dengan lancar dan hidup. R. Saran Beberapa saran-saran yang perlu penulis sampaikan berdasarkan hasil pengamatan kelas antara lain : 1. Dalam upaya mengoptimalkan hasil belajar siswa, diharapkan guru selalu 2. memperhatikan penggunaan metode yang lebih efektif dalam proses belajar mengajar. Efektivitas metode harus disesuaikan dengan materi pelajaran dan tujuan hendak dicapai. 3. Pentingnya guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berhubungan dalam proses belajar mengajar yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan 164

langkah-langkah selanjutnya guna meningkatkan mutu suatu pendidikan. 4. Untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar guru perlu mencari atau menemukan metode alternatif sebagai jalan keluarnya, misalnya metode permainan bahasa. 5. Diharapkan guru pernah mencoba atau perlu menerapkan metode permainan bahasa dengan kuis dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Daftar Pustaka Ardiana, Leo. 1998. Permainan Bahasa di SD. Makalah Seminar IKIP Surabaya. Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta Rineka Cipta. Ali, Lukman, dkk. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Kasuriyanto, dkk. 1999. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Surabaya UniPress, IKIP. Taringan, Henry Guntur. 1998. Pengajaran Kosa Kata. Bandung : Angkasa. Taringan, Henry Guntur. 2001. Berbicara Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa. Taringan, Henry Guntur. 2000. Metodologi Pengajaran Bahasa. Bandung : Angkasa. Takeda, Mansoer. 1999. Kosa Kata dan Pengajarannya. Ende Flores : Nusa Indah. Semi, Atar. 1984. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta. 165