III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ongole) berumur 1,5-2 tahun bagian paha yaitu silver side sebanyak 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur afkir yang digunakan pada penelitian ini berasal dari peternakan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. diperoleh dari sawah dengan spesies Pomacea canaliculata Lamarck. Keong mas

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1) Bahan utama adalah daging kelinci sebanyak 1 kilogram yang diperoleh

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tanaman singkong. Daun singkong sebanyak 4 kg segar diperoleh dari

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. diambil dari hasil penelitian oleh Balia, dkk. (2017) dengan judul Pemanfaatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Litter Broiler sebanyak 35 kilogram, diperoleh dari CV. ISMAYA PS. Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Pengambilan Sampel dan Data. kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o C selama 12 jam untuk

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan completely. rendomized posttest only control group design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

Laporan Tugas Akhir Inovasi Pembuatan Free Germs Hand sanitizer (Fertz) yang Praktis dan Ekonomis dari Ekstrak Daun Kersen BAB III METODOLOGI

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 4. Cacing tanah jenis Eisenia fetida berumur 1 bulan sebanyak 2 kg. a. 1 ml larutan sampel vermicompost

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tambahan. Bahan utama berupa daging sapi bagian sampil (chuck) dari sapi

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

METODE PENELITIAN. hingga Agustus 2016 di Laboratorium Teknobio-Pangan, Universitas Atma Jaya

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kadar air, total mikroba dan kesukaan telur

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Aktivitas Air, Total Bakteri Dan Drip Loss

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan yaitu meliputi : sekitar kebun di Sukabumi Jawa Barat.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang total koloni bakteri, nilai ph dan kadar air daging sapi di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

II. METODELOGI PENELITIAN

III BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini berupa ovarium domba lokal umur <1 tahun 3 tahun

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penambahan bentonit pada proses Pelleting

BAB III METODA PENELITIAN. Rancangan analisis data pada penelitian ini menggunakan faktorial dalam

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumedang sebanyak 60 ekor. Itik lokal berumur 35 hari dengan bobot badan 0,8-1,2

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bahan tambahan. Bahan utama yaitu daging sapi bagian paha belakang (silverside)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

Transkripsi:

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Daun kemangi (Ocimum sactum L) Daun kemangi yang digunakan dalam penelitian ini berupa daun segar dengan ciri-ciri warna daun hijau tua dan lebar daun kurang lebih 3 cm. 2. Fillet broiler 500 g sebagai sampel bahan yang akan diteliti. Sampel bahan yang akan digunakan yaitu daging fillet broiler yang diambil dari bagian dada. Fillet broiler didapatkan di pasar tradisional Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. 3. Aquades digunakan dalam prosedur pewarnaan gram sebagai pembilas larutan warna. 4. Etanol 96% sebagai pelarut/pengekstrak polar daun kemangi. 5. Lactose Broth sebagai media pembiakan bakteri dari sampel fillet dada ayam. 6. Media Nutrient Agar sebagai media tumbuh bakteri yang akan diamati. - Alkohol 96% 7. NaCl 0,9% sebagai kontrol negatif untuk memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam membuat konsentrasi dalam kertas cakram tidak mengandung zat anti bakteri. 8. Spirtus sebagai bahan bakar bunsen.

3.1.2. Peralatan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Autoclave, digunakan untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan uap air panas bertekanan tinggi pada 121 C atau lebih. 2. Batang pengaduk, terbuat dari gelas tahan panas yang digunakan untuk mengaduk larutan di dalam alat gelas hingga larutan homogen. 3. Bulb dan pipet ukur 10 ml, digunakan untuk menyedot larutan atau reagen dalam jumlah tertentu secara akurat. 4. Bunsen, digunakan untuk menciptakan kondisi yang steril saat pewarnaan bakteri. 5. Cawan petri, digunakan sebagai wadah untuk pembiakan bakteri. 6. Gelas ukur 250 ml, digunakan untuk mengukur volume cairan. 7. Inkubator, digunakan untuk inkubasi bakteri. (Suhu 37 C) 8. Penggaris, digunakan untuk mengukur diameter zona hambat. 9. Blender digunakan untuk menghaluskan daun kemangi. 10. Evaporator vacuum digunakan untuk mengevaporasi etanol dalam pembuatan ekstrak daun kemangi. 11. Magnetic stirrer digunakan untuk mengaduk larutan dengan kecepatan yang konstan dalam pembuatan ekstraksi daun kemangi. 12. Kertas label, digunakan untuk memudahkan penandaan suatu alat dan bahan. 13. Pisau, digunakan untuk memotong sampel. 14. Talenan, digunakan sebgai alas untuk memotong bahan dan sampel.

15. Mortal mortar, digunakan untuk menghaluskan sampel. 16. Tabung durham, digunakan untuk melubangi media nutrient agar dalam pembuatan sumur atau cakram. 17. Tabung Erlenmeyer 1000 ml, digunakan sebagai wadah pembuatan media nutrient agar dan Lactose Broth. 18. Timbangan digital, digunakan untuk menimbang suatu bahan atau sampel. 3.2. Prosedur Penelitian 3.2.1. Persiapan Alat Peralatan yang digunakan untuk penelitian, seperti batang pengaduk, pipet, cawan petri, gelas ukur, kertas saring, tabung durham, tabung reaksi, dan Erlenmeyer flask dicuci, kemudian dikeringkan dan disterilisasi kering dalam oven bersuhu 150 C selama 60 menit. 3.2.2. Persiapan Media Nutrien Agar 1. Nutrient agar ditimbang sebanyak 39 gram, kemudian disimpan dalam gelas Erlenmeyer. 2. Aquades ditambahkan ke dalam gelas Erlenmeyer yang telah berisi nutrient agar hingga 1000 ml. 3. Bahan dipanaskan pada api kecil dan diaduk hingga homogen. 4. Bahan yang sudah homogen dituangkan ke dalam cawan petri steril. 5. Cawan petri yang berisi nutrient agar tersebut disterilisasi dengan metode sterilisasi basah menggunakan autoclave pada suhu 121 C selama 15 menit.

3.2.3. Persiapan Larutan Ekstrak Daun Kemangi 1. Mencuci daun kemangi segar hingga bersih dari kotoran yang menempel, kemudian ditiriskan. 2. Menjemur daun kemangi yang telah dibersihkan di bawah sinar matahari. 3. Menimbang daun kemangi yang telah dikeringkan sebanyak 1000 gram kemudian dibagi menjadi dua bagian (masing-masing 500 gram). 4. Menghaluskan daun kemangi yang telah ditimbang menggunakan blender. 5. Melakukan maserasi, yaitu merendam serbuk daun kemangi menggunakan pelarut. Sebagian daun dilarutkan dengan menggunakan aquabides dan sebagian lagi dilarutkan menggunakan etanol 96% sebanyak 1000 ml, kemudian masing-masing diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 3 jam dengan kecepatan 400 rpm. Selanjutnya larutan didiamkan selama 3 24 jam. 6. Menyaring hasil maserasi daun kemangi menggunakan kertas saring, kemudian diperas. 7. Memisahkan debris (ampas) daun kemangi dari filtrat. 8. Melakukan maserasi ulang pada debris yang dihasilkan. Cara yang dilakukan sama seperti perendaman sebelumnya. 9. Memisahkan debris dan filtrat dari hasil maserasi kedua. 10. Mencampurkan filtrat yang dihasilkan dari maserasi pertama dan kedua. 11. Mengevaporasi filtrat daun kemangi yang dimaserasi menggunakan etanol menggunakan evaporator vacuum pada suhu 40 C dan tekanan 76 mmhg selama 3 jam untuk membebaskan etanol dari filtrat, sehingga diperoleh ekstrak kemangi warna hijau pekat.

3.2.4. Proses Pembuatan Konsentrasi Ekstrak Daun Kemangi Proses pembuatan konsentrasi esktrak daun kemangi menggunakan rumus dasar berdasarkan volume per volume (v/v). perhitungan volume larutan ekstrak daun kemangi menggunakan rumus sebagai berikut : V 1. C 1 = V₂. C₂ Keterangan : V1 = Volume larutan ekstrak daun kemangi murni (100%) C1 = Konsentrasi larutan ekstrak daun murni (100%) V2 = Volume larutan ekstrak daun kemangi yang diinginkan = Konsetrasi larutan ekstrak daun kemangi yang diinginkan C2 a. Pembuatan konsetrasi 8% diperoleh dengan cara mengambil 8 ml larutan ekstrak daun kemangi murni kemudian ditambahkan aquades sebanyak 100 ml. Hasil ini berdasarkan perhitungan sebagai berikut : V1.C1 =V2.C2 V1. 100% = 100ml. 8% V1 = 800/100 = 8 ml ekstrak daun kemangi b. Pembuatan konsentrasi 10% diperoleh dengan cara mengambil 10 ml larutan ekstrak daun kemangi murni kemudian ditambahkan aquades sebanyak 100 ml. hasil ini berdasarkan perhitungan sebagai berikut : V1.C1 =V2.C2 V1. 100% = 100ml. 10% V1 = 1000/100 = 10 ml ekstrak daun kemangi c. Pembuatan konsentrasi 12% diperoleh dengan cara mengambil 12 ml larutan ekstrak daun kemangi murni kemudian ditambahkan aquades sebanyak 100 ml. hasil ini berdasarkan perhitungan sebagai berikut :

V1.C1 =V2.C2 V1. 100% = 100ml. 12% V1 = 1200/100 = 12 ml ekstrak daun kemangi 3.2.5. Persiapan Fillet Broiler Fillet broiler dipotong dengan berat yang sama, masing masing seberat 100 gram dan dibuat menjadi 4 potongan, dengan bentuk dadu (potong dadu). Pemotongan dengan bentuk dadu dilakukan dengan tujuan agar seluruh permukaan sampel fillet broiler yang akan digunakan memiliki permukaan yang sama rata, sehingga proses perendaman menjadi efektif. 3.2.6. Perendaman Filler Broiler a. Fillet broiler diambil sebanyak 100 gram direndam larutan ekstrak daun kemangi dengan konsentrasi 8%, 10%, dan 12% selama 30 menit menggunakan metode Afrianti, 2013. b. Filler broiler ditiriskan, kemudian dilakukan pengujian bakteri total dan pengujian daya hambat bakteri. 3.2.7. Perhitungan Jumlah Bakteri Total pada Fillet Broiler Pengujian jumlah bakteri total pada daging menggunakan metode Total Plate Count dengan menghitung jumlah bakteri total (TPC) adalah jumlah mikroba aerob per millimeter sampel yang ditentukan melalui metode standar. Perlunya dilakukan pengujian jumlah bakteri total untuk mengetahui jumlah bakteri total pada sampel fillet broiler sebelum dan sesudah perendaman esktrak daun kemangi. Proses perhitungan bakteri total menggunakan metode Pour Plate Methode sebagai berikut : 1. Mengerjakan semua proses, peralatan dan bahan secara aseptik.

2. Menimbang sampel fillet broiler sebanyak 10 gram menggunakan timbangan digital. 3. Mencincang sampel hingga halus. 4. Menambahkan larutan NaCl fisiologi sebanyak 90 ml ke Erlenmeyer flask di aduk hingga homogen, sehingga didapat pengenceran -1. 5. Memindahkan 1 ml larutan yang berada di tabung Erlenmeyer pengenceran 10-1 menggunakan pipet ke dalam tabung reaksi pengenceran 10 yang telah diberi larutan NaCl sebanyak 9 ml, aduk hingga homogen, sehingga didapat pengenceran pengenceran 10-2. Pengenceran dilakukan hingga pengenceran 10-6. 6. Mengambil masing masing 1 ml larutan dari pengenceran -6 menggunakan pipet ke dalam masing masing cawan petri steril. 7. Memasukan Nutrient Agar (NA) pada suhu 45 C sebanyak 15ml. 8. Membungkus cawan petri dengan kertas sampul dan beri label. 9. Memasukan cawan petri dalam keadaan tebalik ke dalam inkubator pada suhu 37 C selama 1x24 jam. 10. Menghitung jumlah mikroorganisme yang tumbuh pada cawan petridish berkisar 25-250 koloni, dengan rumus: Jumlah Mikroorganisme ( cfu gram ) = Jumlah Koloni Cawan x ( 1 Faktor Pengenceran )

Ilustrasi 2. Diagram Alir Pengujian Bakteri Total 3.2.8. Pengukuran Zona Hambat yang Dihasilkan oleh Bakteri pada Fillet Broiler Pengukuran daya hambat bakteri terhadap suatu zat dilakukan dengan mengukur zona hambat yang dihasilkan oleh bakteri. Pembuatan kultur bakteri dan perhitungan zona hambat, adalah sebagai berikut: a. Persiapan Lactose Broth 1. Lactose Broth ditimbang sebanyak 13 gram dan disimpan dalam tabung Erlenmeyer. 2. Aquades sebanyak 1000 ml dimasukan dalam Erlenmeyer dengan perlahan dan dihomogenkan di atas nyala api kecil. 3. Setelah homogen, Erlenmeyer ditutup rapat dengan penutup dan disterilisasi dengan menggunakan autoclave dengan suhu 121 C 1 atm selama 15 menit.

b. Penanaman Kultur Bakteri 1. Kultur bakteri dari media pertumbuhan bakteri yang berasal dari fillet broiler diinkubasi, dimasukan ke Lactose Broth dan dibiakkan selama 24 jam pada suhu 37 C. 2. Kultur bakteri sebanyak 1 ml dituangkan dalam cawan petri dan sebanyak ±15 ml nutrient agar dengan suhu ± 40 C ditambahkan ke dalamnya. 3. Setelah nutrient agar membeku, buat sumur atau cakram dengan menggunakan tabung durham berdiameter 5 mm. 4. Sumur ditetesi larutan daun kemangi sesuai dengan perlakuan P1, P2, P3 dalam cawan petri yang berbeda sebanyak 1 tetes dan ditutupi dengan kertas saring steril berbentuk bulat. 5. Semua cawan petri diinkubasi dengan suhu 37 C selama 24jam. 6. Diameter zona bening yang terlihat di sekitar kertas saring diukur dengan menggunakan jangka sorong. 3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Peubah yang diamati Adapun peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Zona Hambat Mengidentifikasi daya hambat bakteri terhadap ekstrak daun kemangi melalui pengukuran zona hambat, yaitu zona bening yang terbentuk di sekeliling koloni bakteri (mm). 2. Penurunan Jumlah Bakteri Total Penurunan jumlah bakteri total dihitung melalui perhitungan jumlah bakteri total pada fillet broiler sebelum direndam ekstraksi daun kemangi dikurangi dengan jumlah bakteri total pada fillet broiler setelah dilakukan perendaman ekstrak daun

kemangi, kemudian dipersentasekan (%). Berdasarkan SNI 3924: 2009 (BSNI, 2009) bahwa cemaran mikroba karkas ayam maksimal adalah 1x10 6 cfu/gram. 3.3.2. Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik Penelitian ini dilakukan dengan metoda eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap/RAL (Completely Randomized Design) yang terdiri atas tiga perlakuan yaitu P1 = perendaman ekstrak daun kemangi dengan konsentrasi 8%, P2 = perendaman ekstrak daun kemangi dengan konsentrasi 10%, dan P3 = perendaman ekstrak daun kemangi dengan konsentrasi 12%, masing perlakuan diulang sebanyak enam kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragam (Gasperz,1991) dengan model matematika yang digunakan sebagai berikut : Yij = μ + α i + ε ij Keterangan : Yij : Respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j μ : Nilai tengah umum (rata-rata) α i : Pengaruh perendaman ke-i (8%, 10% dan 12%) ε ij : Galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j i : Percobaan ke-i (1,2,3) j : Ulangan ke-j (1,2,3,4,5,6) Hipotesis yang akan diuji adalah : H0: P2 P1 ; P2 P3, artinya persentase penurunan jumlah bakteri daya daya hambat pada P2 (10%) lebih kecil atau sama dengan P1 (8%) dan P3 (12%) H1: P2 > P1 ; P2 > P3, artinya persentase penurunan jumlah bakteri dan daya hambat lebih besar diberikan oleh P2 (10%), daripada P1 (8%) dan P3 (12%)

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan tabel sidik ragam seperti yang tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Daftar Sidik Ragam Sumber Keragaman Db JK KT Fhit F tabel 0,05 Perlakuan (P) (P-1) = 2 JKP KTP KTP KTG Galat (G) P(U-1) = 15 JKG KTG Total (U.P-1) = 17 JKT - Keterangan : DB : Derajat bebas JK : Jumlah kuadrat KT : Kuadrat tengah G : Galat P : Perlakuan (P1, P2, P3) U : Ulangan (U1, U2, U3, U4, U5,U6)

33 Kaidah keputusan Jika Fhitung Ftabel 0,05 artinya tidak berbeda nyata (non significant), terima H0 dan tolak H1. Jika Fhitung > Ftabel 0,05 artinya berbeda nyata (significant), tolak H0 dan terima H1. Selanjutnya untuk menentukan apakah selisih rata rata perlakuan berbeda atau tidak maka digunakan Uji Tukey (Honestly Significant Difference) dengan rumus sebagai berikut : HSD = qα (p,fe) Sȳ Keterangan : HSD qα p fe Sȳ KTG U d Kaidah keputusan : Sȳ = KTG U : Honestly Significant Difference : Nilai Tabel untuk Uji Tukey : Jumlah perlakuan : Derajat bebas galat : Galat baku nilai tengah : Kuadrat Tengah Galat : Banyaknya ulangan : selisih rata rata antar perlakuan Jika d HSD0,05, maka tidak berbeda nyata Jika d > HSD0,05, maka berbeda nyata Uji Polinomial Ortogonal dilakukan untuk mengetahui gambaran secara umum kecenderungan terjadinya peningkatan ataupun penurunan respon akibat

34 perlakuan yang diberikan, hubungan fungsional antara peragam (Variabel) bebas y dan peragam tak bebas x secara polinomial (Hanafiah, 2010), Dinyatakan dengan rumus : Keterangan : Y = α + β1x + β2x 2 + + βnx n α β1 y x : intersepsi : (i = 1,2,,n) = koefisien regresi parsial yang berasosiasi dengan derajat polinomial ke I sampai ke n : respon : perlakuan Koefisien pembanding (Guilford dan Frunchter, 1978) disusun untuk mengetahui apakah setiap perlakuan saling orthogonal atau tidak. Perhitungan dengan daftar sidik ragam dilakukan untuk melihat pola kecenderungan, apakah meningkat atau menurun serta untuk menentukan persamaan garis berbeda nyata.

35 Tabel 2. Daftar Sidik Ragam Polinomial Ortogonal Sumber Keragaman DB JK KT Fhit F tabel Perlakuan (P) (P-1) = 2 JKP KTP KTP/KTG 0,05 Linier - Kuadratik - Kubik 1 1 1 JKLinier JKKuadratik JKKubik KTLinier KTKuadratik KTKubik KT linier/ktg KT kuadratik/ktg KT kubik/ktg Galat (U.P1)=15 JKG KTG Total PU-1=17 JKT Sumber : Gaspersz (1991) Apabila hasil analisis menunjukan signifikan selanjutnya akan dicari model persamaan regresi yang terbaik, untuk kemudian dapat dibuat dalam bentuk kurva.

36 Tata letak percobaan dilakukan seperti ilustrasi sebagai berikut : 1 2 3 4 5 6 P2 P1 P3 P3 P2 P2 7 8 9 10 11 12 P1 P3 P2 P1 P3 P1 13 14 15 16 17 18 P2 P1 P2 P3 P1 P3 Ilustrasi 3. Tata Letak Percobaan Keterangan : P1 : Perendaman dalam ekstrak daun kemangi konsentrasi 8% P2 : Perendaman dalam ekstrak daun kemangi konsentrasi 10% P3 : Perendaman dalam ekstrak daun kemangi konsentrasi 12%