BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kejadian luar biasa dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara serta Pasifik Barat (Ginanjar, 2008). Berdasarkan catatan World

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

BAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan penyakit yang cepat, dan dapat menyebabkan. kematian dalam waktu yang singkat (Depkes R.I., 2005). Selama kurun waktu

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

BAB I PENDAHULUAN. dewasa (Widoyono, 2005). Berdasarkan catatan World Health Organization. diperkirakan meninggal dunia (Mufidah, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. lancarnya transportasi (darat, laut dan udara), perilaku masyarakat yang kurang sadar

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional karena upaya memajukan bangsa tidak akan efektif apabila tidak memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue, ditularkan

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), juta orang di seluruh dunia terinfeksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar belakang. Demam berdarah dengue merupakan masalah utama penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

Skripsi ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: DIAH NIA HERASWATI J

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. anak-anak.penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

Fajarina Lathu INTISARI

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIK)

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010), program pencegahan dan

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu diusahakan peningkatannya secara terus menerus. Menurut UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan, dalam pasal 152

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. World Health

INFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung jumlah pasien serta semakin luas. epidemik. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SURVEY KEPADATAN LARVA AEDES AEGYPTI DI KECAMATAN MAMUJU KABUPATEN MAMUJU

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengue, keduanya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit. chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya.

Penyakit DBD merupakan masalah serius di Provinsi Jawa Tengah, daerah yang sudah pernah terjangkit penyakit DBD yaitu 35 Kabupaten/Kota.

Peran Faktor Lingkungan Terhadap Penyakit dan Penularan Demam Berdarah Dengue

Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman

PENDAHULUAN. Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) disebut juga dengue hemorrhagic fever

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat Indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan

BAB I PENDAHULUAN. serotype virus dengue adalah penyebab dari penyakit dengue. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah tropis yang banyak berkembang nyamuk Aedes. kepadatan penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Demam berdarah dengue adalah penyakit dengan tanda-tanda klinis

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditularkan melalui gigitan nyamuk yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis di

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dan dalam waktu yang relatif singkat. Penyakit jenis ini masih

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia dan sering menimbulkan suatu kejadian luar biasa dengan kematian yang besar, hal ini tampak dari kenyataan yang sedang terjadi sekarang ini. Seluruh wilayah di Indonesia mempunyai risiko untuk terjangkit penyakit DBD, sebab baik virus penyebab maupun nyamuk penularnya sudah tersebar luas diperumahan penduduk maupun fasilitas umum di seluruh Indonesia (Widoyono, 2005). Kejadian luar biasa akibat serangan nyamuk Ae. aegypti ini masih menjadi fenomena di Asia Tenggara khususnya Indonesia (Shafitri, 2010). Thailand merupakan negara peringkat pertama yang melaporkan banyak kasus DBD yang dirawat dirumah sakit. Sedangkan Indonesia termasuk peringkat kedua berdasarkan jumlah kasus DBD di wilayah Asia Tenggara (Soegijanto, 2008). Permasalahan yang dihadapi pemerintah Indonesia dari tahun ke tahun sejak pertama kali berjangkitnya wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD) pada tahun 1968, sampai sekarang belum ada titik terangnya. Dari tahun ketahun penderita DBD makin meningkat dengan penyebaran yang semakin luas (Shafitri, 2010). Fakta di lapangan, dari sekian penyakit yang perlu diwaspadai seiring datangnya musim penghujan, penyakit DBD inilah yang harus menjadi fokus

masyarakat. Di Indonesia sepanjang tahun 2010 ini kasus DBD sudah mencapai ± 12.639. Apalagi pascabencana, baik gempa bumi, tanah longsor, banjir maupun tsunami yang melanda beberapa kota di Indonesia beberapa waktu lalu (Shafitri, 2010). DBD dilaporkan untuk pertama kalinya di Indonesia yaitu berupa kejadian luar biasa dengan insiden DBD tertinggi dilaporkan tahun 1987 dengan jumlah kasus 22.760 dengan 1.039 kasus meninggal (CFR= 4,6%), tahun 2009 di Indonesia tercatat jumlah kasus DBD 154.855 dengan 1.384 kasus meninggal, sedangkan di kota Surabaya mencatat 58 kasus DBD dengan 24 kematian (CFR=41,5%) (Soegijanto, 2008). Di Indonesia, dari rentang tahun 1996 sampai dengan 2000 angka kesakitan DBD terendah terjadi pada tahun 1999 dan tertinggi terjadi pada tahun 1996. Tahun 2000 terjadi kejadian luar biasa (KLB) di 4 Kabupaten dan 3 kota. Kabupaten yang mengalami KLB adalah kabupaten Gresik, Kediri, Pacitan dan Madiun. Sedangkan kota yang mengalami KLB adalah kota Madiun, Mojokerto dan Probolinggo (Soegijanto, 2008). Penyakit DBD sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dengan jumlah pasien yang cenderung meningkat serta daerah penyebaran yang meluas. DBD terutama menyerang anak-anak namun dalam beberapa tahun terakhir cenderung semakin banyak dilaporkan kasus DBD pada orang dewasa (Depkes RI, 2004).

Awal kejadian luar biasa penyakit virus dengue setiap lima tahun selanjutnya mengalami perubahan menjadi tiga tahun, dua tahun dan akhirnya setiap tahun diikuti dengan adanya kecenderungan peningkatan infeksi virus dengue pada bulan-bulan tertentu. Hal ini terjadi, kemungkinan berhubungan erat dengan a) perubahan iklim dan kelembaban nisbi; b) terjadinya migrasi penduduk dari daerah yang belum ditemukan infeksi virus dengue ke daerah endemis penyakit virus dengue atau dari pedesaan keperkotaan; c) meningkatnya kantung-kantung jentik nyamuk Ae. aegypti di perkotaan terutama daerah yang kumuh pada bulan-bulan tertentu (Soegijanto, 2008). Angka kejadian DBD di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam menurut data dari Badan Pusat Statistik, dari tahun 2002 sampai 2004 terjadi peningkatan. Pada tahun 2002 terdapat 92 kasus, tahun 2003 terdapat 128 kasus dan tahun 2004 menjadi 252 kasus (BPS NAD, 2005). Sedangkan pada tahun 2007 terdapat 777 kasus DBD dan tahun 2008 meningkat menjadi 890 kasus dengan angka kematian mencapai 14 pasien (Dinkes NAD, 2009). Data dari Dinas Kesehatan Nanggroe Aceh Darussalam pada tahun 2008 pasien penderita DBD tercatat 1.573 kasus (IR=35,36) dengan angka kematian 20 pasien (CFR=1,27%) (Dinkes NAD, 2009). Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Datu Beru Takengon dari bulan Januari Desember 2010 tercatat 132 kasus dan belum terdapat angka kematian (RSU Datu Beru Takengon, Aceh Tengah, 2010).

Sedangkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah dari bulan Januari-Desember 2010 tercatat 128 kasus dan belum ada terdapat angka kematian (Dinkes. Kab. Aceh Tengah, 2010). Berdasarkan teori yang ada, nyamuk Ae. aegypti yang merupakan nyamuk penular DBD tidak dapat hidup dan tinggal pada daerah dengan ketinggian 1000 meter dari permukaan air laut, sedangkan daerah kabupaten Aceh Tengah merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian 1.500 meter dari permukaan air laut. Terjangkitnya DBD di Kabupaten Aceh Tengah dimulai setelah terjadi Tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam. Tempat potensial untuk perindukan nyamuk Ae. aegypti adalah tempat penampungan air (TPA) yang digunakan sehari-hari, yaitu drum, bak mandi, bak WC, gentong, ember dan lain-lain. Tempat perindukan lainnya yang non TPA adalah vas bunga, ban bekas, botol bekas, tempat minum burung, tempat sampah dan lain-lain, serta TPA alamiah, yaitu lubang pohon, daun pisang, pelepah daun keladi, lubang batu dan lain-lain. Adanya kontainer di tempat ibadah, pasar dan saluran air hujan yang tidak lancar di sekitar rumah juga merupakan tempat perkembangbiakan yang baik (Soegijanto, 2008). Perilaku masyarakat tentang pencegahan pada umumnya masih kurang. Menurut pengertian dasar, perilaku masyarakat bisa dijelaskan merupakan suatu respon seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Respon atau reaksi

manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap), maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice) (Notoatmodjo, 2007). Secara teoritis munculnya KLB/Wabah DBD antara lain disebabkan karena adanya pertumbuhan penduduk yang yang tidak memiliki pola tertentu, urbanisasi yang tidak terencana dan terkontrol, mobilitas penduduk yang tinggi, sistem pengelolaan limbah padat berupa wadah yang dapat menjadi tempat penampungan air seperti kaleng bekas, kulit buah dan lain-lain yang tidak saniter dan sarana penyediaan air bersih yang tidak memadai, berkembangnya penyebaran nyamuk yang efektif, meningkatnya pergerakan dan penyebaran virus dengue, perkembangan hiperendemisitas dan melemahnya infrastruktur kesehataan masyarakat (Depkes RI, 2003). Faktor mobilitas penduduk, kepadatan penduduk maupun perilaku masyarakat yang berhubungan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) juga berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa/wabah. Himbauan tentang pencegahan DBD baik dari media massa dan media elektronik masih terus disosialisasikan dan sloganslogan/spanduk telah dipasang dengan tujuan menggugah perilaku masyarakat agar berpartisipasi mencegah meningkatnya kasus DBD (Depkes RI, 2004). Di Kabupaten Aceh Tengah, pada bulan Mei 2008 terdapat 2 kasus DBD dan pada bulan Desember tahun 2008 terdapat 1 kasus DBD. Semua kasus dijumpai pada wilayah kerja Puskesmas Bebesen. Tempat tinggal penderita umumnya berada di wilayah yang lokasinya di daerah perkotaan (Dinkes Aceh Tengah, 2009).

Jumlah kasus DBD pada tahun 2009 di Kabupaten Aceh Tengah sebanyak 43 kasus, dengan kasus terbanyak dijumpai pada wilayah kerja puskesmas Kota, Bebesen dan Kebayakan. Tempat tinggal penderita umumnya berada di wilayah yang lokasinya di daerah perkotaan (Dinkes Aceh Tengah, 2010). Jumlah kasus DBD yang ditemukan di Kabupaten Aceh Tengah dari bulan Januari sampai dengan bulan Oktober 2011 adalah bulan Januari 2 kasus, Februari 12 kasus, Maret 8 kasus, April 4 kasus, Mai 7 kasus, Juni tidak ada kasus DBD, Juli 1 kasus, Agustus 2 kasus, September 6 kasus dan oktotober terdapat 13 kasus DBD (Dinkes Aceh Tengah, 2011) Jumlah kasus DBD di Aceh Tengah pada tahun 2010 ditemukan sebanyak 128 kasus, dengan kasus DBD terbanyak dijumpai pada wilayah kerja Puskesmas Kota, Bebesen dan Kebayakan. Sama seperti tahun 2008 dan 2009, tempat tinggal kasus juga umumnya berada di wilayah yang lokasinya di daerah perkotaan (Dinkes Aceh Tengah, 2011). Penderita DBD yang ada di Kabupaten Aceh Tengah, awalnya tertular penyakit DBD setelah berpergian keluar kota yaitu Kota Banda Aceh pada tahun 2007. Pada tahun selanjutnya penderita DBD dikarenakan mobilisasi dan nyamuk Ae. albopictus (Dinkes Aceh Tengah, 2010) Kabupaten Aceh Tengah memiliki iklim tropis, dimana musim kemarau biasanya jatuh pada bulan Januari sampai dengan Juli. Musim hujan berlangsung dari bulan Agustus sampai bulan Desember. Rata-rata curah hujan berkisar antara 1.082 sampai dengan 2.409 milimeter per tahun dengan jumlah hari hujan antara 113

sampai dengan 160 hari per tahun. Suhu udara lumayan sejuk yaitu 20,10 o C, bulan terpanas adalah bulan April dan Mei yaitu 20,6 0 C dan terdingin pada bulan September yaitu 19,70 0 C. Keadaan udara tidak terlalu lembab dengan rata-rata kelembaban nisbi 80% (Dinkes Aceh Tengah, 2009). Di Kabupaten Aceh Tengah rumah penduduk yang satu dengan lainnya mempunyai jarak yang dekat yaitu ±1,5 m, ada juga yang letak rumahnya berdampingan antara satu rumah dengan rumah yang lainnya khususnya di daerah perkotaannya. Serta masih adanya perilaku masyarakat Aceh Tengah yang menampung air hujan menggunakan drum, bak air dan tempayan untuk keperluan sehari-hari tanpa melakukan pengurasan tempat penampungan air tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah pada tahun 2007 ditemukannya nyamuk Ae. albopictus yang merupakan nyamuk penyebab terjadinya DBD di daerah Kabupaten Aceh Tengah. Teori penyebab kejadian DBD di Kabupaten Aceh Tengah karena perilaku individu dan pengaruh lingkungan fisik yang salah satunya adalah mobilitas penduduk dari kabupaten ke ibukota provinsi, dan juga perubahan iklim yang terjadi di daerah dataran tinggi gayo (Dinkes Aceh Tengah, 2010). Uraian di atas mengidentifikasikan, bahwa ada pengaruh yang bermakna antara perilaku individu (pengetahuan, sikap dan tindakan) dan lingkungan fisik (jarak rumah, TPA dan keberadaan jentik) terhadap kejadian demam berdarah dengue. Dengan demikian ingin mengetahui lebih dalam tentang perilaku individu (pengetahuan, sikap dan tindakan) dan lingkungan fisik (jarak rumah, TPA dan

keberadaan jentik) terhadap kejadian demam berdarah dengue di daerah dataran tinggi Gayo Kabupaten Aceh Tengah. 1.2 Permasalahan Melihat adanya angka kejadian demam berdarah dengue di Kabupaten Aceh Tengah yang merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 1500 meter di atas permukaan laut yang tercatat data di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah dari bulan Januari Desember 2010 sebanyak 128 kasus DBD, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1.2.1 Belum diketahuinya bagaimana pengaruh perilaku individu terhadap kejadian penyakit DBD di Kabupaten Aceh Tengah tahun 2010 1.2.2 Belum diketahuinya bagaimana pengaruh lingkungan fisik terhadap kejadian penyakit DBD di Kabupaten Aceh Tengah tahun 2010 1.3 Tujuan Penelitian Untuk menganalisis pengaruh perilaku individu dan lingkungan fisik terhadap kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Aceh Tengah. 1.4 Hipotesis Ada pengaruh perilaku individu dan lingkungan fisik terhadap kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Aceh Tengah

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu khususnya ilmu kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan pengaruh perilaku individu dan lingkungan fisik terhadap kejadian penyakit DBD. 1.5.2 Masyarakat Sebagai sumber informasi bagi masyarakat untuk dapat berperilaku lebih baik dan memperhatikan lingkungan fisik di sekitarnya sehingga dapat mencegah dan mengurangi kejadian penyakit DBD. 1.5.3 Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah Sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah dalam rangka pelaksanaan kegiatan penanggulangan DBD dan sebagai masukan dalam menentukan kebijakan operasional dan strategi yang efisien dan komprehensif dalam pelaksanaan penanggulangan DBD yang terjadi pada masyarakat Kabupaten Aceh Tengah.