LAPORAN EKSPLORASI PT GOLDEN EAGLE ENERGY TBK PERIODE 30 JUNI 2014

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE OKTOBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JULI 2014

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE AGUSTUS TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK

Exploration Is The Key of Efficiency

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi. PT Toba Bara Sejahtra Tbk

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JUNI 2014

Laporan Kegiatan Pengeboran Eksplorasi dan Geotech periode April 2018

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE NOVEMBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk MEI 2014

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk MARET 2014

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk FEBRUARI 2014

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk SEPTEMBER 2013

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JULI 2013

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE NOVEMBER TAHUN 2013 PT ADARO ENERGY, tbk

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE SEPTEMBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi. PT Toba Bara Sejahtra Tbk

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE DESEMBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk MEI 2013

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk MEI 2012

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk FEBRUARI 2013

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk AGUSTUS 2013

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk MARET 2013

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE DESEMBER TAHUN 2013 PT ADARO ENERGY, tbk

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk APRIL 2014

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JUNI 2012

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JUNI 2013

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE JANUARY 2014 PT ADARO ENERGY Tbk

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JULI 2012

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JANUARI 2013

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk SEPTEMBER 2012

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk AGUSTUS 2012

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk DESEMBER 2012

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk APRIL 2013

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk NOVEMBER 2012

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk OKTOBER 2012

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk

Parapatan. Binungan blok 1-4. $(13) Selisih kurs. Binungan blok 7 $

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT TRISULA KENCANA SAKTI (PT DIAN SWASTATIKA SENTOSA Tbk) MEI 2011

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan memahami kondisi geologi daerah penelitian.

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berhubungan dengan ilmu Geologi. terhadap infrastruktur, morfologi, kesampaian daerah, dan hal hal lainnya yang

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE )

BAB I TAHAPAN EKSPLORASI BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE)

POTENSI BATUBARA DI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa

BAB I PENDAHULUAN. Energi Nasional (KEN) melalui PP No.5 Tahun 2006 yang memiliki tujuan utama

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN

FORMULIR ISIAN DATABASE SUMBER DAYA BATUBARA

DAFTAR ISI. SARI... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk

*Corresponding Author :

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

Kartion 1, Juli Chandra Teruna 2 dan Program Studi Teknik Pertambangan, Politeknik Muara Teweh

BAB II TINJAUAN UMUM

GEOPHYSICAL WELL LOGGING (PENLOGAN SUMUR GEOFISIK )

PENGKAJIAN CEKUNGAN BATUBARA DI DAERAH BAYUNG LINCIR, KABUPATEN MUSI BANYUASIN, PROPINSI SUMATERA SELATAN

INVENTARISASI BATUBARA PEMBORAN DALAM DAERAH SUNGAI SANTAN-BONTANG KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

A. JUDUL KAJIAN TEKNIS TERHADAP SISTEM PENIMBUNAN BATUBARA PADA STOCKPILE DI TAMBANG TERBUKA BATUBARA PT. GLOBALINDO INTI ENERGI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV PEMODELAN DAN PENGHITUNGAN CADANGAN ENDAPAN BATUBARA

Oleh : Diyah Ayu Purwaningsih 1 dan Surya Dharma 2 ABSTRAK

EVALUASI SUMBER DAYA BATUBARA BANKO TENGAH, BLOK NIRU, KABUPATEN MUARA ENIM, PROPINSI SUMATRA SELATAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I.1

Oleh: Uyu Saismana 1 ABSTRAK. Kata Kunci : Cadangan Terbukti, Batugamping, Blok Model, Olistolit, Formasi.

BAB I PENDAHULUAN. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Penyusunan Basis Data Assay

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 14 PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA TERBUKTI DENGAN METODE CROSS SECTION. Oleh Diyah Ayu Purwaningsih 1 dan Riyanto 2

Agar pelatihan efektif, buku petunjuk ini dibuat dengan asumsi sebagai berikut:

BAB IV ANALISA SUMBER DAYA BATUBARA

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Salah satu sumberdaya alam Indonesia dengan jumlah yang

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : RAAFIUD DENNY PUTRA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PEMODELAN GEOLOGI BATUBARA DAERAH MARANGKAYU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA MENGGUNAKAN COAL RESOURCES AND RESERVES EVALUATION SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. di Kalimantan Timur yang melakukan penambangan dengan sistem penambangan

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan) 50

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL ANALISIS SAMPEL BATUBARA

PEMODELAN SEAM BATUBARA BLOK 13 BERDASARKAN DATA BAWAH PERMUKAAN PT. RIMAU ENERGY MINING PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Hal 1

PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN (Studi Kasus: Bara 14 Seam C PT. Fajar Bumi Sakti, Kalimantan Timur)

BAB V PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS STATISTIK UNIVARIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ESTIMASI SUMBERDAYA BATUBARA BERDASARKAN DATA WELL LOGGING

PENENTUAN POLA PENYEBARAN BATUBARA BERDASARKAN DATA SINAR GAMMA DAN RESISTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOGGING GEOFISIKA

Transkripsi:

` LAPORAN EKSPLORASI PT GOLDEN EAGLE ENERGY TBK PERIODE 30 JUNI 2014 PT Golden Eagle Energy Tbk. Menara Rajawali, Lantai 7 Jl. DR Ide Anak Agung Gde Agung Lot#5.1, Kawasan Mega Kuningan Jakarat Selatan 12950 Indonesia 1

KATA PENGANTAR PT Golden Eagle Energy Tbk ( SMMT ) adalah perusahaan induk yang secara tidak langsung memiliki konsesi tambang batu bara di 2 (dua) wilayah, yaitu di Kalimantan Timur yang beroperasi di bawah PT Internasional Prima Coal ( IPC ) dan di Sumatera Selatan yang beroperasi dibawah PT Triaryani ( TRA ). IPC merupakan pemilik konsesi batu bara di Kecamatan Palaran, Kotamadya Samarinda, Kalimantan Timur dengan luas area konsesi lebih dari 3.000 Ha. IPC telah mengantongi Izin Usaha Penambangan (IUP) Operasi Produksi sejak 2010. IPC telah berproduksi secara komersial sejak tahun 2012 dan sampai saat ini belum ada kegiatan Eksplorasi tambahan. Sedangkan TRA adalah perusahaan pertambangan batu bara yang melakukan kegiatan penambangan di Desa Beringin Makmur II, Kecamatan Rawas Ilir dan Nibung, Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan. TRA telah mengantongi Izin Usaha Penambangan (IUP) Operasi Produksi sampai dengan 2031 dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing masing 10 tahun; dengan total luas area konsesi lebih dari 2.000 Ha. Dalam rangka memenuhi ketentuan III.3.1 dan III.3.2, Peraturan nomor I E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi, Lampiran Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep 306/BEJ/07 2004 tanggal 19 Juli 2004, bersama dengan ini kami sampaikan Laporan Kegiatan Eksplorasi pada PT Triaryani. 2

BAB I LATAR BELAKANG Kegiatan Eksplorasi SMMT banyak difokuskan pada TRA, yang terletak di Desa Beringin Makmur II, Kecamatan Rawas Ilir dan Nibung, Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan. Wilayah konsesi TRA dapat dibagi menjadi 3 area, yaitu blok Malam 1, blok Malam 2 dan Blok Betung. Eksplorasi di Blok Malam 1 dan blok Malam 2 telah selesai dilakukan. Saat ini TRA sedang melakukan kegiatan pemboran di blok Betung yang merupakan kelanjutan aktivitas Eksplorasi TRA. TRA telah melakukan produksi batu bara sejak Februari 2013. Pada saat ini PT Triaryani menerapkan sistem penambangan terbuka (surface open cut mining). Produk batu bara Triaryani dipasarkan dengan merek dagang TRA 4000 karena memiliki karakteristik kandungan abu, nitrogen dan sulfur yang sangat rendah dengan nilai kalori berkisar antara GAR 3800 kkal sampai dengan GAR 4200 kkal. Keuntungan kompetitif batu bara TRA terletak pada rendahnya kandungan abu dan kandungan sulfurnya. Rata rata kandungan abu TRA 4000 adalah sekitar 5%, jauh lebih rendah dibandingkan dengan kandungan abu batu bara dari tambang lain yang dapat mencapai 20%. Selain itu rata rata kandungan sulfur TRA 4000 kurang dari 0,3% dibandingkan dengan kandungan sulfur batu bara lain yang dapat mencapai 2,0%. Rendahnya kandungan abu dan sulfur membuat proses pembakaran TRA 4000 praktis tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Batu bara PT Triaryani sudah bersih secara alamiah sehingga tidak memerlukan proses pencucian lagi. Berdasarkan hasil Eksplorasi sebelumnya, maka besaran sumber daya dan cadangan Perseroan adalah sebagai berikut: Sumber Daya : Measured : 236 juta ton Indicated : 56 juta ton Inferred : 92 juta ton Total : 384 juta ton Cadangan: Proven : 222 juta ton Probable : 20 juta ton Total : 242 juta ton 3

Gambar 1. Lokasi Konsesi PT Triaryani Blok Malam 1 Blok Malam 2 Blok Betung Gambar 2. Peta Geologi Regional 4

BAB II KEGIATAN EKSPLORASI 2.1. Daerah Eksplorasi Kegiatan eksplorasi diprioritaskan pada daerah daerah yang memerlukan pengeboran detail (terinci) untuk mendapatkan data data geologi, geo hidrologi dan geotech. Kegiatan eksplorasi yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pengeboran Eksplorasi lubang inti untuk pengambilan sampel uji kualitas batu bara daerah konsesi PT Triaryani Blok Betung; 2. Melakukan pengeboran infill daerah Blok Betung untuk memastikan arah penyebaran dan kemiringan Batu bara; dan 3. Proses pengeboran geotech dan hydrology daerah prospek. 2.2. Metode Pengeboran 1. Pengeboran geologi dilakukan dengan metode touch coring, pengeboran lubang terbuka (open hole) pada litologi non batu bara dan pengeboran inti (core hole) pada litologi batu bara. Pengeboran dilakukan untuk mendapatkan data kedalaman atau elevasi batu bara, ketebalan litologi batu bara dan non batu bara, pengambilan sampel batu bara untuk dilakukan analisa kualitas, serta urutan batuan (stratigrafi). 2. Pengeboran geoteknik dilakukan untuk mendapatkan properti batuan pada lereng rencana pit dan untuk mendapatkan properti material lunak (endapan rawa) di sekitar area rencana pit dan waste dump. Untuk mendapatkan properti lereng rencana pit dilakukan pengeboran dengan metode full coring untuk selanjutnya dilakukan geotechnical core logging dan pengambilan rock core sample untuk diuji di laboratorium. Properti material lunak yang didapatkan dengan melakukan pengeboran dikombinasikan dengan Standart Penetration Test (SPT) dan pengambilan Undisturbed Sampel (UDS) untuk diuji lebih lanjut di di laboratorium. 3. Geofisika logging dengan 5 parameter Gamma Ray, Long Density, Short Density, Caliper dan Spontaneous Resistivity. Pengukuran dilakukan pada setiap lubang pengeboran untuk memastikan (verifikasi) kedalaman atau elevasi batu bara, ketebalan litologi batu bara dan non batu bara, urutan batuan (stratigrafi), serta informasi level muka air tanah. 4. Analisa kualitas pada sampel core batu bara dan sampel singkapan batu bara dilakukan dengan 11 parameter, parameter analisa disesuaikan dengan kebutuhan data kualitas pada tahapan eksplorasinya: 5

Total Moisture % ar; Inherent Moisture % adb; Ash Content % adb; Volatile Matter % adb; Fixed Carbon; Total Sulphur % adb; Caloric Value % ar, % adb, % daf; Hardgrove Grindability Index; Relative Density; Equilibrium Moisture; Ultimate analysis. Analisa sampel geoteknik dilakukan pada material batuan dan material tanah untuk mendapatkan nilai properti fisik berupa ukuran butiran, berat jenis tanah (γ) dan kadar air (w) beserta properti mekanikanya berupa nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam (φ). 2.3. Pengawasan Pengeboran Kegiatan pengeboran dilakukan oleh PT Quantus Consultants Indonesia dengan menggunakan mesin bor jenis Jacro yang beroperasi di Desa Beringin Makmur II yang merupakan daerah konsesi PT Triaryani Blok Betung. Eksplorasi dilakukan dengan menggunakan 3 rig yaitu jenis Jacro 225D (1 unit) dan Jacro 300 (2 Unit). Kegiatan logging geofisika dilakukan oleh PT Minelog Service Indonesia. Seluruh kegiatan pengeboran disupervisi langsung oleh para geoligis dari PT Triaryani dibawah tanggung jawab Departemen Mining & Hauling (MHAU). Gambar 3. Kegiatan Pengeboran di Blok Betung 6

2.4. Kemajuan Pengeboran (Drilling) Kegiatan pengeboran eksplorasi dilakukan 2 tahap yaitu fase 1 dan fase 2. Pada fase 1, terdapat 39 titik bor yang dikerjakan dengan total pencapaian meter 3,682.70 meter. Metode perhitungan meter dilakukan dengan 2 motede perhitungan yaitu total meter open hole: 3.456,55 meter dan total meter coring sampel: 226,15 meter. Fase 2 dilakukan dengan tujuan mencari kemenerusan batu bara dan sumber daya batu bara terukur yang belum berhasil diperoleh pada fase 1. Pada fase 1 ditemukan bahwa kondisi geologis berupa struktrur geologis Sinklin yang menyebabkan pengeboran fase 1 belum optimal dilakukan. Diperlukan pengeboran fase 2 dengan menambah titik bor dan kapasitas kemampuan mesin bor yang mampu menembus kedalaman hingga 200 meter. Kegiatan pengeboran Eksplorasi fase 2 adalah sebagai berikut: Pengeboran dengan menggunakan metode open hole, sebanyak 20 lubang bor yang dikerjakan, dengan total pencapaian meter 3.295,45 meter; Pengeboran dengan menggunakan coring sampel, sebanyak 15 lubang bor yang dikerjakan, dengan total pencapaian meter 303,85 meter; dan Pengeboran geotech, sebanyak 4 lubang bor yang dikerjakan dengan total pencapaian meter 525,00 meter. Secara keseluruhan pada kegiatan eksplorasi pengeboran fase ke 2, telah mengerjakan sebanyak 39 lubang bor dengan total kedalaman 4.124,30 meter dan total kedalaman geophysical logging 4.018,60 meter. 2.5. Hasil Kegiatan Eksplorasi Ringkasan hasil kegiatan Eksplorasi TRA adalah sebagai berikut: Open Hole Corring Total Keterangan Total Total Drill Total Total Drill Total Total depth Meter (holes) (depth (holes (depth (Holes) Drill Logging Phase 1 27 3456.55 12 226.15 39 3682.70 3345.24 Phase 2 20 3295.45 15 303.85 35 3599.30 Geotech 4 525.00 4 525.00 4018.60 Grand Total 6752.00 1055.00 78 7807.00 7363.84 Total Biaya Eksplorasi Rp 48,230,867,120 Tabel 1. Summary Aktifitas Pengeboran Eksplorasi 7

Pengiriman sampel batu bara dari seam potensial hasil kegiatan pengeboran ekplorasi dilakukan oleh PT Sucofindo untuk kemudian dianalisa ASTM Standard yaitu analisa proximate, Total Moisture, Total Sulphur, Calorific Value, dan pengujian Relative Density. Sebelum pengambilan contoh atau sampling pada seam, terlebih dahulu dilakukan pemotretan core. Sample batu bara yang akan dipotret dipilih dengan menggunakan metode ply by ply untuk kemudian dikirim ke PT Sucofindo, Palembang. Pada fase 1, total pengiriman sampel berjumlah 248 kantong, sedangkan pada fase kedua, pengiriman sampel berjumlah 274 sampel. Selanjutnya setelah hasil analisa sampel diperoleh, maka Perseroan akan melakukan perhitungan tambahan sumberdaya dan cadangan. Gambar 4. Kegiatan Pengambilan Sample 8