` LAPORAN EKSPLORASI PT GOLDEN EAGLE ENERGY TBK PERIODE 30 JUNI 2014 PT Golden Eagle Energy Tbk. Menara Rajawali, Lantai 7 Jl. DR Ide Anak Agung Gde Agung Lot#5.1, Kawasan Mega Kuningan Jakarat Selatan 12950 Indonesia 1
KATA PENGANTAR PT Golden Eagle Energy Tbk ( SMMT ) adalah perusahaan induk yang secara tidak langsung memiliki konsesi tambang batu bara di 2 (dua) wilayah, yaitu di Kalimantan Timur yang beroperasi di bawah PT Internasional Prima Coal ( IPC ) dan di Sumatera Selatan yang beroperasi dibawah PT Triaryani ( TRA ). IPC merupakan pemilik konsesi batu bara di Kecamatan Palaran, Kotamadya Samarinda, Kalimantan Timur dengan luas area konsesi lebih dari 3.000 Ha. IPC telah mengantongi Izin Usaha Penambangan (IUP) Operasi Produksi sejak 2010. IPC telah berproduksi secara komersial sejak tahun 2012 dan sampai saat ini belum ada kegiatan Eksplorasi tambahan. Sedangkan TRA adalah perusahaan pertambangan batu bara yang melakukan kegiatan penambangan di Desa Beringin Makmur II, Kecamatan Rawas Ilir dan Nibung, Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan. TRA telah mengantongi Izin Usaha Penambangan (IUP) Operasi Produksi sampai dengan 2031 dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing masing 10 tahun; dengan total luas area konsesi lebih dari 2.000 Ha. Dalam rangka memenuhi ketentuan III.3.1 dan III.3.2, Peraturan nomor I E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi, Lampiran Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep 306/BEJ/07 2004 tanggal 19 Juli 2004, bersama dengan ini kami sampaikan Laporan Kegiatan Eksplorasi pada PT Triaryani. 2
BAB I LATAR BELAKANG Kegiatan Eksplorasi SMMT banyak difokuskan pada TRA, yang terletak di Desa Beringin Makmur II, Kecamatan Rawas Ilir dan Nibung, Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan. Wilayah konsesi TRA dapat dibagi menjadi 3 area, yaitu blok Malam 1, blok Malam 2 dan Blok Betung. Eksplorasi di Blok Malam 1 dan blok Malam 2 telah selesai dilakukan. Saat ini TRA sedang melakukan kegiatan pemboran di blok Betung yang merupakan kelanjutan aktivitas Eksplorasi TRA. TRA telah melakukan produksi batu bara sejak Februari 2013. Pada saat ini PT Triaryani menerapkan sistem penambangan terbuka (surface open cut mining). Produk batu bara Triaryani dipasarkan dengan merek dagang TRA 4000 karena memiliki karakteristik kandungan abu, nitrogen dan sulfur yang sangat rendah dengan nilai kalori berkisar antara GAR 3800 kkal sampai dengan GAR 4200 kkal. Keuntungan kompetitif batu bara TRA terletak pada rendahnya kandungan abu dan kandungan sulfurnya. Rata rata kandungan abu TRA 4000 adalah sekitar 5%, jauh lebih rendah dibandingkan dengan kandungan abu batu bara dari tambang lain yang dapat mencapai 20%. Selain itu rata rata kandungan sulfur TRA 4000 kurang dari 0,3% dibandingkan dengan kandungan sulfur batu bara lain yang dapat mencapai 2,0%. Rendahnya kandungan abu dan sulfur membuat proses pembakaran TRA 4000 praktis tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Batu bara PT Triaryani sudah bersih secara alamiah sehingga tidak memerlukan proses pencucian lagi. Berdasarkan hasil Eksplorasi sebelumnya, maka besaran sumber daya dan cadangan Perseroan adalah sebagai berikut: Sumber Daya : Measured : 236 juta ton Indicated : 56 juta ton Inferred : 92 juta ton Total : 384 juta ton Cadangan: Proven : 222 juta ton Probable : 20 juta ton Total : 242 juta ton 3
Gambar 1. Lokasi Konsesi PT Triaryani Blok Malam 1 Blok Malam 2 Blok Betung Gambar 2. Peta Geologi Regional 4
BAB II KEGIATAN EKSPLORASI 2.1. Daerah Eksplorasi Kegiatan eksplorasi diprioritaskan pada daerah daerah yang memerlukan pengeboran detail (terinci) untuk mendapatkan data data geologi, geo hidrologi dan geotech. Kegiatan eksplorasi yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pengeboran Eksplorasi lubang inti untuk pengambilan sampel uji kualitas batu bara daerah konsesi PT Triaryani Blok Betung; 2. Melakukan pengeboran infill daerah Blok Betung untuk memastikan arah penyebaran dan kemiringan Batu bara; dan 3. Proses pengeboran geotech dan hydrology daerah prospek. 2.2. Metode Pengeboran 1. Pengeboran geologi dilakukan dengan metode touch coring, pengeboran lubang terbuka (open hole) pada litologi non batu bara dan pengeboran inti (core hole) pada litologi batu bara. Pengeboran dilakukan untuk mendapatkan data kedalaman atau elevasi batu bara, ketebalan litologi batu bara dan non batu bara, pengambilan sampel batu bara untuk dilakukan analisa kualitas, serta urutan batuan (stratigrafi). 2. Pengeboran geoteknik dilakukan untuk mendapatkan properti batuan pada lereng rencana pit dan untuk mendapatkan properti material lunak (endapan rawa) di sekitar area rencana pit dan waste dump. Untuk mendapatkan properti lereng rencana pit dilakukan pengeboran dengan metode full coring untuk selanjutnya dilakukan geotechnical core logging dan pengambilan rock core sample untuk diuji di laboratorium. Properti material lunak yang didapatkan dengan melakukan pengeboran dikombinasikan dengan Standart Penetration Test (SPT) dan pengambilan Undisturbed Sampel (UDS) untuk diuji lebih lanjut di di laboratorium. 3. Geofisika logging dengan 5 parameter Gamma Ray, Long Density, Short Density, Caliper dan Spontaneous Resistivity. Pengukuran dilakukan pada setiap lubang pengeboran untuk memastikan (verifikasi) kedalaman atau elevasi batu bara, ketebalan litologi batu bara dan non batu bara, urutan batuan (stratigrafi), serta informasi level muka air tanah. 4. Analisa kualitas pada sampel core batu bara dan sampel singkapan batu bara dilakukan dengan 11 parameter, parameter analisa disesuaikan dengan kebutuhan data kualitas pada tahapan eksplorasinya: 5
Total Moisture % ar; Inherent Moisture % adb; Ash Content % adb; Volatile Matter % adb; Fixed Carbon; Total Sulphur % adb; Caloric Value % ar, % adb, % daf; Hardgrove Grindability Index; Relative Density; Equilibrium Moisture; Ultimate analysis. Analisa sampel geoteknik dilakukan pada material batuan dan material tanah untuk mendapatkan nilai properti fisik berupa ukuran butiran, berat jenis tanah (γ) dan kadar air (w) beserta properti mekanikanya berupa nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam (φ). 2.3. Pengawasan Pengeboran Kegiatan pengeboran dilakukan oleh PT Quantus Consultants Indonesia dengan menggunakan mesin bor jenis Jacro yang beroperasi di Desa Beringin Makmur II yang merupakan daerah konsesi PT Triaryani Blok Betung. Eksplorasi dilakukan dengan menggunakan 3 rig yaitu jenis Jacro 225D (1 unit) dan Jacro 300 (2 Unit). Kegiatan logging geofisika dilakukan oleh PT Minelog Service Indonesia. Seluruh kegiatan pengeboran disupervisi langsung oleh para geoligis dari PT Triaryani dibawah tanggung jawab Departemen Mining & Hauling (MHAU). Gambar 3. Kegiatan Pengeboran di Blok Betung 6
2.4. Kemajuan Pengeboran (Drilling) Kegiatan pengeboran eksplorasi dilakukan 2 tahap yaitu fase 1 dan fase 2. Pada fase 1, terdapat 39 titik bor yang dikerjakan dengan total pencapaian meter 3,682.70 meter. Metode perhitungan meter dilakukan dengan 2 motede perhitungan yaitu total meter open hole: 3.456,55 meter dan total meter coring sampel: 226,15 meter. Fase 2 dilakukan dengan tujuan mencari kemenerusan batu bara dan sumber daya batu bara terukur yang belum berhasil diperoleh pada fase 1. Pada fase 1 ditemukan bahwa kondisi geologis berupa struktrur geologis Sinklin yang menyebabkan pengeboran fase 1 belum optimal dilakukan. Diperlukan pengeboran fase 2 dengan menambah titik bor dan kapasitas kemampuan mesin bor yang mampu menembus kedalaman hingga 200 meter. Kegiatan pengeboran Eksplorasi fase 2 adalah sebagai berikut: Pengeboran dengan menggunakan metode open hole, sebanyak 20 lubang bor yang dikerjakan, dengan total pencapaian meter 3.295,45 meter; Pengeboran dengan menggunakan coring sampel, sebanyak 15 lubang bor yang dikerjakan, dengan total pencapaian meter 303,85 meter; dan Pengeboran geotech, sebanyak 4 lubang bor yang dikerjakan dengan total pencapaian meter 525,00 meter. Secara keseluruhan pada kegiatan eksplorasi pengeboran fase ke 2, telah mengerjakan sebanyak 39 lubang bor dengan total kedalaman 4.124,30 meter dan total kedalaman geophysical logging 4.018,60 meter. 2.5. Hasil Kegiatan Eksplorasi Ringkasan hasil kegiatan Eksplorasi TRA adalah sebagai berikut: Open Hole Corring Total Keterangan Total Total Drill Total Total Drill Total Total depth Meter (holes) (depth (holes (depth (Holes) Drill Logging Phase 1 27 3456.55 12 226.15 39 3682.70 3345.24 Phase 2 20 3295.45 15 303.85 35 3599.30 Geotech 4 525.00 4 525.00 4018.60 Grand Total 6752.00 1055.00 78 7807.00 7363.84 Total Biaya Eksplorasi Rp 48,230,867,120 Tabel 1. Summary Aktifitas Pengeboran Eksplorasi 7
Pengiriman sampel batu bara dari seam potensial hasil kegiatan pengeboran ekplorasi dilakukan oleh PT Sucofindo untuk kemudian dianalisa ASTM Standard yaitu analisa proximate, Total Moisture, Total Sulphur, Calorific Value, dan pengujian Relative Density. Sebelum pengambilan contoh atau sampling pada seam, terlebih dahulu dilakukan pemotretan core. Sample batu bara yang akan dipotret dipilih dengan menggunakan metode ply by ply untuk kemudian dikirim ke PT Sucofindo, Palembang. Pada fase 1, total pengiriman sampel berjumlah 248 kantong, sedangkan pada fase kedua, pengiriman sampel berjumlah 274 sampel. Selanjutnya setelah hasil analisa sampel diperoleh, maka Perseroan akan melakukan perhitungan tambahan sumberdaya dan cadangan. Gambar 4. Kegiatan Pengambilan Sample 8