PENGARUH PEWARNA SINTETIS MINUMAN RINGAN TERHADAP KADAR KREATININ DARAH MENCIT (Mus musculus) NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
KADAR KREATININ DARAH MENCIT (Mus musculus) AKIBAT PEMBERIAN MINUMAN KEMASAN GELAS NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH MINUMAN KEMASAN SACHET (M) DENGAN FREKUENSI BERBEDA TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH MENCIT (Mus musculus) NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH MINUMAN BERKARBONASI TERHADAP KADARUREUM DARAH MENCIT (Mus musculus) galur Swiss Webster

PENGARUH KONSUMSI MINUMAN INSTAN DENGAN FREKUENSI BERBEDA TERHADAP KADAR UREUM DARAH MENCIT (Mus musculus) NASKAH PUBLIKASI

Pengaruh Konsumsi Minuman Instan Dengan Frekuensi Berbeda Terhadap Kadar Ureum Darah Mencit (Mus musculus)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN WHAT IS MY LINE

KADAR KOLESTEROL DARAH PADA MENCIT (Mus musculus) DENGAN PEMBERIAN MINUMAN BERKARBONASI NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Lampiran 1. Pembuatan Suspensi Zat Uji

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi

PENGARUH MINUMAN KEMASAN SACHET (M) DENGAN FREKUENSI BERBEDA TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH MENCIT (Mus musculus) SKRIPSI

KADAR ASAM URAT DARAH PADA MENCIT (Mus Musculus) DENGAN PEMBERIAN MINUMAN BERKARBONASI NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh: DEWI KUSMIYATI A

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengkonsumsi produk

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB III METODE PENELITIAN

Interpretasi: Output Test of Homogenity of Variance Dari hasil output diatas dapat diketahui nilai probabilitas untuk hasil belajar dengan nilai

PENGARUH JUS DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) TERHADAP KADAR KREATININ DARAH MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KONSUMSI MINUMAN INSTAN (M) DENGAN FREKUENSI BERBEDA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus musculus)

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA TAHUN 2013/2014

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG GANYONG TERHADAP KUALITAS CAKE GANYONG WORTEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

PENGARUH KONSUMSI MINUMAN INSTAN (M) DENGAN FREKUENSI BERBEDA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus musculus) NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karena penelitian ini dilakukan dengan membuat manipulasi yang diatur

PENGARUH MINUMAN RINGAN KEMASAN GELAS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT ( Mus musculus )

PENGARUH MINUMAN BERKARBONASI TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus musculus)

NASKAH PUBLIKASI DISUSUN OLEH : IIS SUGIARTI A

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KONSUMSI MINUMAN INSTAN DENGAN FREKUENSI BERBEDA TERHADAP KADAR UREUM DARAH MENCIT (Mus musculus)

NIK MATUL FATKHAH A.420

BAB 1 PENDAHULUAN. jus sayuran. Sehingga masyarakat lebih banyak mengkonsumsi minuman

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

keterangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi

Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data Kadar Estrogen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1: Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan. Marmot. Kelinci. 400 g. 1,5 kg 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN READING GUIDE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur prosedur kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengaruh Minuman Kemasan Gelas Terhadap Kadar Glukosa dan Ureum Darah Mencit (Mus musculus) Galur Swiss Webster

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari hasil tes awal maupun tes akhir merupakan data

III. METODE PENELITIAN. menggunakan pre dan post-test design. Pre-test pada penelitian ini adalah

, KECEPATAN MELELEH DAN ORGANOLEPTIK) ES KRIM UMBI GADUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan pewarna saat ini memang sudah tidak bisa dipisahkan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

Lampiran 1. Protokol Hypobaric Chamber untuk Bedah Tikus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR...

EFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS)

Lampiran 1. Data dan Analisis Statistik Berat Paru-paru Mencit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri

Lampiran A. Dokumentasi Gambar Pengukuran Diameter Tubulus Seminiferus Testis Mencit

EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KREATININ SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK

LAMPIRAN 1. ONE WAY ANOVA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi.

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

POPULASI BAKTERI PADA TELUR AYAM LEGHORN SETELAH PENAMBAHAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. SNI Selai Buah Syarat Mutu Selai Buah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MINUMAN INSTAN DENGAN FREKUENSI BERBEDA TERHADAP KADAR KREATININ DARAH MENCIT (Mus musculus) SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan pola post testonly

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 12 No. 2 Desember 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diperuntukkan sebagai makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia,

Daftar Komposisi Buah dan Sayur (per 100 gram)

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan

SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS)

PENGARUH JUS BUAH KERSEN ( Muntingia calabura L ) TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH MENCIT ( Mus musculus ) NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN A.

SUSI ARYATI A

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang terkandung di dalamnya dalam jangka panjang.

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian dari Laboratorium Parasitologi, Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Pakan Br2 Gambar Obat Streptozotosin. Gambar Kandang Tikus. dan Nikotinamid

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya

BAB III METODE PENELITIAN

SURAT PERMOHONAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN Kepada Yth. Orangtua/Wali. Di Tempat

Efektivitas Pelaksanaan Praktikum Anatomi Hewan Pendidikan Biologi FKIP UMS Tahun 2011/2012 dan 2012/2013 Ditinjau dari Nilai Akhir Praktikum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kecenderungan pola makan yang serba praktis dan instant seperti makanan cepat

Transkripsi:

PENGARUH PEWARNA SINTETIS MINUMAN RINGAN TERHADAP KADAR KREATININ DARAH MENCIT (Mus musculus) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Diajukan oleh : FIBI AYU TRIWINDA U A420 100 106 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

UNIYERSITAS MUIIAMMADTYAII SI,IRAKARTA FAKULTAS KEGLIRUAN DAN ILMU PENDTDIKAN Jl. A. Yani Trcxnol Pos I - Pabclarl, Kartasua Teh. (0271)717417,Fax. 7151448 Swakarta 57102 Surat Persetuiuan Artikel Publikasi Ilmiah Yaag bertarda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama : Dra. Flariyatmi, M.Si MPNIK : 19621,2161988032001 Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa: Nama : Fibi Ayu Triwinda U NIM : A420 100 106 Program Studi : Pendidikan Biologi Judul Skripsi : PENGARUH PEWARNA SINTETIS MIIIUMAN RINGAN TB,RHADAP KADAR KREATINII{ DARAH MENCIT (Mas musculus) Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui mtuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Surakarta, 5 Mei 2014 Pembimbing 161988032001

UNI}'ERSITAS MUHAMMADIYAII STIRAKARTA FAKI]LTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. A. Yani Troool P(x I- Pabela!, Kattasura Telp (0271)717417,Fax :1151448 Surskaita 57102 SURATPERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAtr B is m i I I ah in ahman ir ro h im Yang bertandatangan dibawah ini, saya: Nama NIM : A420 100 106 :FIBIAYUTRIWINDAU Fakultas/ Prodi : FKIP / BIOLOGI Jenis : Skripsi Judul : "PENGARUE PEWARNA SINTETIS MINUMAN RINGAN TERHADAP KADAR KREATININ DARAH MENCM (Mus musculwl" Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk : 1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan {JMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Memberikan hak menyimpa4 mengalih mediakon/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan serta menampillrannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UW tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta, 3. Bersedia dan menjamin untuk merumggmg secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UlulS, dari semua bentuk ttmt*an hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya. Surakarta, 5 Mei 2014 Yang menyatakan qtfl* Fibi Avu Triwinda U

PENGARUH PEWARNA SINTETIS MINUMAN RINGAN TERHADAP KADAR KREATININ DARAH MENCIT (Mus musculus) Fibi Ayu Triwinda U(*), Hariyatmi(**), Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Biologi, 2014. ABSTRAK Berbagai macam minuman ringan berkarbonasi banyak dikonsumsi oleh para masyarakat tanpa mempertimbangkan kandungan dan efek didalamnya. Minuman ringan berkarbonasi pada dasarnya telah ditambahkan pemanis, pewarna, kandungan soda, dan kandungan kimia lainnya. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pewarna sintetis minuman ringan berkarbonasi terhadap kadar kreatinin darah mencit (Mus musculus). Penelitian eksperimen ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan sampel 20 ekor mencit jantan (Mus musculus) galur Swiss Webster, berumur 3-4 bulan dengan BB 20-40 g. Minuman ringan berkarbonasi yang diberikan pada mencit secara oral dengan dosis 0,6 ml/29 g BB selama 14 hari. Dua puluh ekor mencit dibagi dalam 4 kelompok, yaitu P0 kontrol placebo; P1 kelompok yang diberi minuman 1 kali/hari; P2 kelompok yang diberi minuman 2 kali/hari; dan P3 kelompok yang diberi minuman 3 kali/hari. Hasil analisis one way anova kadar kreatinin darah mencit dengan pemberian minuman ringan berkarbonasi dengan dosis 0,6ml/29 g BB selama 14 hari menunjukkan selisih rata-rata kadar kreatinin darah mencit tertinggi pada kelompok P0 (0,50 mg/dl), sedangkan selisih rata-rata terendah pada kelompok P1 (0,16mg/dl). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pewarna sintetis minuman ringan dengan pemberian minuman ringan berkarbonasi secara peroral dengan dosis 0,6 ml/29 g BB frekuensi sampai 3 kali/hari selama 14 hari tidak berpengaruh terhadap kadar kreatinin darah mencit (Mus musculus) galur Swiss Webster. kata kunci: minuman ringan, pewarna karmoisin, kreatinin,mencit. (*) : Mahasiswa (**) : Staff Pengajar/Dosen Pembimbing A. PENDAHULUAN Berbagai macam minuman berkarbonasi banyak dikonsumsi oleh para mahasiswa tanpa mempertimbangkan kandungan dan efek didalamnya. Menurut Arisman (2012), minuman ringan berkarbonasi terdapat berbagai macam bahan tambahan pangan atau zat aditif yang dapat membahayakan kesehatan tubuh. Keburukan zat aditif dapat dijumpai pada tiga golongan yaitu penguat rasa, pewarna dan pengawet. Banyak makanan dan minuman ringan yang diproduksi hanya memperhatikan aspek selera dan tidak memperhatikan akibat adanya bahan tambahan pangan (Khomson, 2003). Pewarna makanan adalah bahan tambahan 1

2 makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan. Pewarna makanan akan menaikkan selera meskipun tidak menaikkan kualitas gizi dan bahkan bila salah dalam penggunaannya dapat merugikan kesehatan (Sugiyatmi, 2006). Zat warna sintetik digunakan secara luas dalam bahan makanan yang sesuai dengan arahan Uni Eropa No 94/36/WE yang diperbolehkan penggunaannya salah satunya adalah Carmoisine (Rohman, 2011). Karmoisin dapat memberikan pengaruh negatif dan mengubah beberapa penanda biokimia pada organ-organ penting seperti hati dan ginjal pada dosis tinggi (Aroni, 2011). Ginjal memiliki peran penting dalam mempertahankan keseimbangan cairan elektrolit dan mempertahankan ph darah (Green, 2010). Laju filtrasi glomerulus (LFG) telah diterima secara luas sebagai indeks terbaik untuk menilai fungsi ginjal. Pengukuran LFG untuk mendeteksi awal adanya gangguan ginjal dan mencegah gangguan ginjal lebih lanjut (Yaswir, 2012). Penurunan fungsi ginjal dapat ditandai dengan kenaikan kadar kreatinin yang tinggi (Martin, 2005). Kadar kreatinin dalam darah dapat digunakan untuk mendiagnosis adanya kegagalan ginjal yaitu dengan mengukur laju filtrasi glomerulus (Sumarny, 2006). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dilakukan penelitian dengan minuman ringan berkarbonasi dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pewarna sintetis minuman ringan terhadap kadar kreatinin darah mencit (Mus musculus). Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh pewarna sintetis minuman ringan terhadap kadar kreatinin darah mencit setelah pemberian minuman ringan berkarbonasi. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, karena memakai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali (Sugiyono, 2011) dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan memakai pola satu faktor yaitu pemberian minuman ringan berkarbonasi. Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan (Mus musculus) galur Swiss Webster berumur 3-4 bulan dengan

3 berat badan 20-40 g sebanyak 20 ekor. Hewan uji dibagi dalam 4 kelompok dengan 5 kali ulangan, yaitu: P0 sebagai kontrol placebo; P1 sebagai kelompok 1 kali/hari; P2 sebagai kelompok 2 kali/hari; P3 sebagai kelompok 3 kali/hari. Tabel 1. Rancangan Percobaan No Perlakuan Ulangan ke- 1 2 3 4 5 1 P0 P0.1 P0.2 P0.3 P0.4 P0.5 2 P1 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 3 P2 P2.1 P2.2 P2.3 P2.4 P2.5 4 P3 P3.1 P3.2 P3.3 P3.4 P3.5 Keterangan: P0 : kelompok kontrol placebo dengan pemberian air sumur sebanyak 0,6 ml/29 g BB 1 kali/hari pada pagi hari pukul 07.00-08.00 WIB selama 14 hari. P1 : kelompok perlakuan yang diberi minuman ringan berkarbonasi sebanyak 0,6 ml/29 g BB 1 kali/hari pada pagi hari pukul 07.00-08.00 WIB selama 14 hari. P2 : kelompok perlakuan yang diberi minuman ringan berkarbonasi sebanyak 0,6 ml /29 g BB 2 kali/hari pada pagi hari pukul 07.00-08.00 WIB dan siang hari pukul 12.00-13.00 WIB selama 14 hari. P3 : kelompok perlakuan yang diberi minuman ringan berkarbonasi sebanyak 0,6 ml /29 g BB 3 kali/hari pada pagi hari pukul 07.00-08.00 WIB, siang hari pukul 12.00-13.00 WIB dan sore pukul 17.00-18.00 WIB selama 14 hari. Penentuan dosisnya berdasarkan dosis manusia dengan berat badan manusia 70 kg dikonversikan pada mencit dengan berat rata-rata 20 g. Menggunakan table konversi Laurence-Bacarch (1964) dengan factor konversi 0,0026 (Ngatidjan, 1991 dalam Ginanjar, 2012). Dosis minuman ringan berkarbonasi yang digunakan pada botol dengan ukuran 535 ml yang dikonsumsi manusia maka konversi dosis minuman ringan berkarbonasi pada mencit dengan berat badan 29 g adalah = 29 g/70 kg x 0,0026 x 535 ml/hari = 0,6 ml/hari. Jadi minuman ringan berkarbonasi yang diberikan sebanyak 0,6 ml/29 g BB dalam satu kali injeksi per oral pada mencit. Berdasarkan konversi dosis minuman, perlakuan yang diberikan pada mencit yaitu 1 kali/hari, 2 kali/hari, dan 3 kali/hari masing-masing sebanyak 0,6 ml/29 g BB. Pada penelitian Wismaji (2012), perlakuan dengan pemberian jus daun binahong yang dilakukan selama 10 hari, sedangkan penelitian Sofiati (2013) yaitu pemberian minuman kemasan Ale-ale pada mencit selama 14 hari dengan menggunakan 4 taraf perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan tersebut yaitu: P0 sebagai kelompok kontrol placebo, P1 sebagai kelompok perlakuan 1

4 kali/hari, P2 sebagai kelompok perlakuan 2 kali/hari, P3 sebagai kelompok perlakuan 3 kali/hari. Berdasarkan penelitian Wismaji dan Sofiati, maka akan dilakukan penelitian tentang pengaruh pewarna sintetis minuman ringan dengan pemberian minuman ringan berkarbonasi selama 14 hari untuk mengetahui kadar kreatinin darahnya. Mencit akan diaklimasi terlebih dahulu selama 1 minggu sebelum pemberian perlakuan (Winarno, 2010) di Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penimbangan berat badan mencit dilakukan sebelum dan sesudah pemberian perlakuan untuk mengetahui dosis yang diberikan. Pemberian perlakuan pada mencit dilaksanakan selama 14 hari untuk mengetahui kadar kreatinin darah. Data yang diperoleh akan dianalisis secara statistik dengan menggunakan program SPSS for Windows Release 15 dengan menggunakan uji one way anova. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar kreatinin darah mencit dengan pemberian minuman ringan berkarbonasi per oral selama 14 hari dapat dilihat pada tabel 2. Berdasarkan tabel 2, ditunjukkan selisih rata-rata kadar kreatinin darah mencit yang tertinggi setelah pemberian perlakuan selama 14 hari adalah kelompok P0 (0,50 mg/dl), sedangkan selisih rata-rata yang terendah pada kelompok P1 (0,16 mg/dl). Untuk analisis statistik, selisih hasil pengukuran kadar kreatinin darah mencit pada masingmasing kelompok perlakuan ditransformasikan ke arc sin. Transformasi data digunakan apabila data dinyatakan dalam bentuk persentase. Syarat penggunaan transformasi arc sin yaitu, apabila data asli menunjukkan sebaran nilai antara 0%- 30% dan 70%-100% (Hidayat, 2014). Untuk mengetahui pengaruh pewarna sintetis minuman ringan dengan pemberian minuman berkarbonasi dosis 0,6 ml/29 g BB selama 14 hari terhadap kadar kreatinin darah mencit, dilakukan uji one way anova. Syarat sebelum dilakukan uji one way anova, terlebih dahulu akan dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.

5 Untuk mengetahui sebaran data kadar kreatinin darah mencit berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk dengan memakai taraf signifikasi 5% sebagai prasyarat untuk menentukan analisis parametrik atau non parametrik. Uji normalitas data kadar kreatinin darah mencit disajikan pada tabel 3. Berdasarkan tabel 3, diperlihatkan bahwa semua data selisih kadar kreatinin darah mencit sebelum dan sesudah perlakuan menunjukkkan nilai signifikasi lebih dari 5% (p>0,05), jadi data kadar kreatinin darah mencit berdistribusi normal. Selanjutnya akan dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui data tersebar secara homogen atau tidak (tabel 4). Berdasarkan tabel 4 ditunjukkan bahwa selisih kadar kreatinin darah mencit sebelum dan sesudah perlakuan mempunyai nilai signifikasi 0,054 (p>0,05), maka data kadar kreatinin darah mencit berdistribusi normal atau sama. Data kadar kreatinin darah mencit berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilakukan uji hipotesis one way anova untuk mengetahui pengaruh pewarna sintetis minuman ringan berkarbonasi (tabel 5). terhadap kadar kreatinin darah mencit Hasil analisis data menggunakan one way anova menunjukkan bahwa nilai F hit(5%) =2,05 sedangkan nilai F tab(5%) =3,24. Hal tersebut menunjukkan bahwa F hit(5%) <F tab(5%) (2,05<3,24), maka artinya pewarna sintetis minuman ringan berkarbonasi tidak berpengaruh yang bermakna terhadap kadar kreatinin darah mencit. Posisi nilai F hit(5%) dan F tab(5%) disajikan pada gambar 1. Tabel 2. Rata-rata Kadar Kreatinin Darah mencit dengan Pemberian Minuman Berkarbonasi dengan Dosis 0,6 ml/29 g BB Selama 14 Hari. Kelompok Rata-rata Kadar Kreatinin Darah Mencit (mg/dl) Selisih (mg/dl) % Awal Akhir P0 (Placebo) 0,89±0,22 1,41±0,21 0,50 4,01 P1 (0,6 ml/29 g BB 1 0,86±0,27 1,03±0,29 0,16 2,32 kali/hari) P2 (0,6 ml/29 g BB 2 0,81±0,27 1,18±0,16 0,37 3,46 kali/hari) P3 (0,6 ml/29 g BB 3 kali/hari 0,79±0,34 1,19±0,19 0,40 3,47 Tiap nilai menunjukkan rata-rata ± SD dari 5 hewan uji

6 Tabel 3. Uji Normalitas Kadar Kreatinin Darah Mencit dengan Pemberian Minuman Berkarbonasi dengan Dosis 0,6 ml/29 g BB Selama 14 Hari Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Perlakuan Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. selisih kadar P0,233 5,200(*),910 5,465 P1,300 5,161,901 5,417 P2,151 5,200(*),993 5,988 P3,202 5,200(*),933 5,614 * This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction Tabel 4. Uji Homogenitas Kadar Kreatinin Darah Mencit dengan Pemberian Minuman Berkarbonasi dengan Dosis 0,6 ml/29 g BB Selama 14 Hari Levene Statistic df1 df2 Sig. selisih kadar Based on Mean 3,477 3 16,054 Based on Median 2,552 3 16,092 Based on Median and with adjusted df 2,552 3 10,150,114 Based on trimmed mean 3,604 3 16,057 Taraf signifikasi 5% Tabel 5. Uji Homogenitas Kadar Kreatinin Darah Mencit dengan Pemberian Minuman Berkarbonasi dengan Dosis 0,6 ml/29 g BB Selama 14 Hari Levene Statistic df1 df2 Sig. selisih kadar Based on Mean 3,477 3 16,054 Based on Median 2,552 3 16,092 Based on Median and with adjusted df 2,552 3 10,150,114 Based on trimmed mean 3,604 3 16,057 Taraf signifikasi 5% Tabel 6. Uji Analisis One Way Anova Kadar Kreatinin Darah Mencit dengan Pemberian Minuman Berkarbonasi dengan Dosis 0,6 ml/29 g BB Selama 14 Hari Sum of Squares Df Mean Square F Sig. selisih kadar Between Groups,249 3,083 2,052,147 Within Groups,647 16,040 Total,895 19 Taraf signifikasi 5%

7 Ho diterima Ho ditolak F hit (5%) = 2,05 F tab(5%) = 3,24 Gambar 1. Kurva Analisis Sebaran Antara F hit dan F tab Untuk mengetahui hipotesis mana yang akan diterima dan ditolak, maka perlu melihat kurva sigmoid dari analisis nilai sebaran antara F hit(5%) dan F tab(5%) (gambar 1). Pada gambar 1 menunjukkan F hit terletak pada daerah kurva H 0 diterima. Maka hipotesis yang diterima adalah tidak ada pengaruh pewarna sintetis minuman ringan berkarbonasi terhadap kadar kreatinin darah pada mencit. Kreatinin adalah hasil akhir metabolisme dari protein yang harus dikeluarkan tubuh. Peningkatan konsentrasi kreatinin sebanding dengan penurunan jumlah nefron fungsional, maka digunakan sebagai alat ukur kegagalan ginjal (Guyton, 2007). Kreatinin darah akan meningkat jika fungsi ginjal pengalami penurunan. Manusia memiliki kadar kreatinin normal sebesar 0,7-1,5 mg/dl (Listiana, 2010), sedangkan pada mencit kadar kreatinin normal sebesar 0,3-1,0 mg/dl (Mitruka, 1981 dan Loeb, 1989 dalam Doloksaribu, 2008). Kadar kreatinin darah dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya ditunjukkan pada tabel 7. Pengukuran kreatinin serum/plasma darah merupakan cara yang cepat, murah dan tepat untuk mengetahui informasi tentang LFG (Laju Filtrasi Glomerulus), tetapi kreatinin memiliki beberapa kekurangan diantaranya rendahnya sensitivitas pengukuran kerusakan pada ginjal dan tidak dapat mendeteksi secara cepat adanya perubahan LFG (Pusparini, 2005). Kadar kreatinin baru akan mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat dari jumlah normal apabila sudah terjadi penurunan LFG sampai 50 % (Yaswir, 2012).

8 Tabel 7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Kreatinin Darah (National Kidney Foundation, 2002 dalam Laboratorium Amerind Bio-Clinic, 2010) Faktor Pengaruh terhadap Kadar Kreatinin Mekanisme dan Catatan Usia tua Merendahkan Massa otot berkurang Perempuan Merendahkan Massa otot lebih rendah daripada laik-laki Ras Amerika Afrika Meningkatkan Massa otot lebih banyak daripada Kaukasia Diet Diet Vegetarian Makan Daging masak Habitus badan Berotot Malnutrisi Otot berkurang Amputasi Obesitas Merendahkan Meningkatkan Meningkatkan Merendahkan Tiada perubahan Kurang menghasilkan kreatinin Peningkatan sementara produksi kreatinin, tapi dapat tertutupi oleh peningkatan sementara GFR Peningkatan produksi kreatinin karena peningkatan massa otot dan peningkatan asupan protein Penurunan produksi kreatinin disebabkan pengurangan massa otot dan pengurangan asupan protein Massa lemak tidak mempengaruhi kreatinin Pada minuman ringan berkarbonasi ini terdapat bahan tambahan pangan pewarna karmoisin CI 1470. Akan tetapi tidak tertera berapa kadar yang terkandung didalam minuman tersebut. Carmoisine merupakan zat pewarna sintetis yang diperbolehkan penggunaannya dalam bahan makanan sesuai dengan arahan Uni Eropa No. 94/36/WE (Rohman, 2011). Namun, penggunaan pewarna sintetis harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku karena dapat merugikan kesehatan (Sumarlin, 2010). Karmoisin merupakan pewarna makanan sintetis yang diizinkan di Uni Eropa dengan level maksimal penggunaan yang diizinkan sebesar 50-500 mg/kg pangan untuk berbagai jenis bahan pangan dengan nilai (ADI) sebesar 0-4 mg/kg BB/hari (Aroni, 2011). Karmoisin dapat memberikan pengaruh negatif dan mengubah beberapa penanda biokimia pada organ-organ penting seperti hati dan ginjal pada dosis tinggi (Aroni, 2011). Ginjal merupakan organ yang rawan terhadap zat-zat kimia sehingga zat kimia yang terlalu banyak berada di dalam ginjal akan

9 mengakibatkan kerusakan sel (Suhenti, 2007 dalam Mayori, 2013). Efek samping zat pewarna sintesis tergantung pada dosis yang dimakan setiap harinya, lama mengkonsumsi, dan kepekaan/alergisitas manusia yang bersifat individual (Sumarlin, 2010). Pemberian minuman ringan berkarbonasi per oral pada mencit dilakukan selama 14 hari. Lifespan pada mencit berkisar antara 1,3 hingga 3 tahun (Russel, 1996 dalam Sofiati, 2013), sedangkan life expectancy pada manusia Indonesia tahun 2011 adalah 71 tahun (BKKBN, 2012 dalam Sofiati, 2013). Jadi selama 14 hari perlakuan pada mencit setara dengan 331,35 hari pada manusia. Berdasarkan penelitian selama 14 hari pewarna sintetis minuman ringan dengan pemberian minuman ringan berkarbonasi secara per-oral dengan dosis 0,6 ml/29 g BB sampai tiga kali sehari tidak berpengaruh terhadap kadar kreatinin darah mencit (Mus musculus) galur Swiss Webster meskipun rata-rata kadar kreatinin darah mencit tiap kelompok setelah perlakuan pemberian minuman ringan berkarbonasi berada diatas nilai normal. Jadi minuman ringan berkarbonasi ini masih aman untuk dikonsumsi. D. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian pewarna sintetis karmoisin minuman ringan berkarbonasi dengan pemberian minuman ringan berkarbonasi secara per-oral dengan dosis 0,6 ml/29 g BB frekuensi sampai 3 kali/hari selama 14 hari tidak berpengaruh terhadap kadar kreatinin darah mencit (Mus musculus) galur Swiss Webster. Saran Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya pada kelompok placebo dilakukan pemberian dengan air aquades serta dari keempat perlakuan dilakukan per-oral sebanyak 3 kali/hari, tetapi untuk P1 oral ke-2 dan ke-3 menggunakan aquades dan pada perlakuan P2 untuk oral ke-3 menggunakan aquades. Selain itu,

10 pemberian dosis minuman lebih bervariasi dengan waktu penelitian lebih dari 14 hari. DAFTAR PUSTAKA Aroni, R. 2011. Kajian Penghambatan Efek Toksik Karmoisin dan Rhodamin terhadap Proliferasi Sel Limfosit Tikus oleh Ekstrak Daun Jelatang (Urtica dioica l). Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Arisman. 2012. Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta: EGC. Doloksaribu, B. 2008. Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Kadar Ureum, Kreatinin dan Gambaran Histopatologis Ginjal Mencit yang Dipapar Plumbum. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara. Green, H. J. 2010. Fisiologi Kedokteran. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher. Guyton, A. C, Hall, J. E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hidayat, A. 2014. Transformasi Data. Tersedia: http://statistikian.blogspot.com/ 2013/01/transformasi-data.html. diakses 25 April 2014. Pukul 11.04 WIB. Khomson, A. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Listiana, L dan Anggi M. P. 2010. Hubungan Antara Kadar Serum Kreatinin dengan Kadar Hemoglobin Darah pada Penderita Gagal Ginjal. Journal UM Surabaya, Vol. 6. No. 2. Laboratorium Amerind Bio-Clinic. 2010. Uji Fungsi Ginjal. Tersedia: http://www.abclab.co.id/?p=944. Diakses: 3 April 2014. Pukul 10.12 WIB. Martin, W. A. L. Rodrigues N. 2005. Dietary Protein Intake and Renal Function. Journal of the International Society of Sport Nutritio,Vol. 2 No. 25. Mayori, R. Netty M. Djong Hong Tjong. 2013. Pengaruh Pemberian Rhodamin B Terhadap Struktur Histologis Ginjal Mencit Putih (Mus musculus L.). Jurnal Biologi Universitas Andalas. Vol 2. No. 1

11 Pusparini. 2005. Cystacin C Sebagai Parameter Alternatif Uji Fungsi Ginjal. Jurnal Universa Medicina, Vol. 24. No. 2. Rohman, A. 2011. Analisis Bahan Pangan. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Sofiati, A. W. 2013. Kadar Kreatinin Darah Mencit (Mus musculus) Akibat Pemberian Minuman Kemasan Gelas. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sugiyatmi, S. 2006. Analisis Faktor-faktor Resiko Pencemaran Bahan Toksik Boraks dan Pewarna pada Makanan Jajanan Tradisional yang Dijual di Pasar-pasar Kota Semarang Tahun 2006. Tesis. Semarang. Universitas Diponegoro Sumarlin, L. O. 2010. Identifikasi Pewarna Sintetis pada Produk Pangan yang Beredar di Jakarta dan Ciputat. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Sumarny R, Parodi D, Darmono. 2006. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kering Rimpang Temu Putih (Curcuma zedoria. Rosc.) Per Oral Terhadap Beberapa Parameter Gangguan Ginjal pada Tikus Putih Jantan. Majalah Farmasi Indonesia. 17(1) : 19-24. Winarno, W. M dan Dian S. 2010. Uji Toksisitas Sub Kronik Ekstrak Daun Kembang Sungsang (Gloriosa superba L.) terhadap Fungsi Ginjal Tikus Putih. Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 38 No. 4 Wismaji, G. 2012. Pengaruh Jus Daun Binahong (Andredera Cardifolia (Ten) Steenis) Terhadap Kadar Kreatinin Darah Mencit (Mus musculus) Swis Webster. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Yaswir, R dan Afrida M. 2012. Pemeriksaan Laboratorium Cystatin C untuk Uji Fungsi Ginjal. Jurnal Kesehatan Andalas, Vol. 1 No. 1.